Karakter yang mendukung kehadiran karakter utama dan tidak sering muncul, hanya muncul saat peristiwa-peristiwa tertentu.
1. Karmidi
Karmidi merupakan karakter bawahan, yang hanya digunakan oleh pengarang sebagai pelengkap dan membantu dalam jalannya cerita dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo, Karmidi adalah seorang yang bertugas sebagai pembantu rumah tangga yang membersihkan tempat Griya Wening. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :
Leres, Nakmas. Kula Karmidi, ing kapatah reresik ing Griya Wening ngriki.
Nakmas badhe kagungan kersa punapa? Kula ndherekaken juragan kula, ingkang badhe sowan Bapa Dirga Swandaru. Menapa kepareng?... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Benar, Nak. Saya Karmidi yang diutus untuk bersih-bersih di Griya Wening sini. Nakmas ada keperluan apa ya? Saya ikut bersama majikan saya, yang ingin bertemu dengan Bapak Dirga Swandaru. Apakah dibolehkan?... (JB. No 06 Epsd. 01)
Berdasarkan kutipan di atas bahwa menggambarkan seorang pembantu rumah di tempat Griya Wening tersebut. Selain itu, Karmidi digambarkan oleh pengarang sesosok orang yang sudah tua. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Pak Karmidi mbukak lawang gapura. Wong setengah tuwa kuwi mesem semanak, menehi sasmita supaya enggal mlebu... (JB. No 12 Epsd. 07)
Terjemahan
Pak Karmidi membukakan pintu gapura. Orang setengah tuwa itu senyum sebentar, memberi pertanda supaya cepat masuk... (JB. No 12 Epsd. 07)
Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bahwa tokoh Karmidi seorang yang sudah tua. Selain itu juga mempunyai sifat yang santun dalam berbahasa.
Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut:
Inggih Nakmas, sumangga. Miyos mriki, Karmidi disiki laku, sapu sada disendhekke maneh ing wit uni maneh... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Iya nak, mari. Lewat sini, Karmidi mendahului jalannya, sapu lidi yang ditaruh lagi di pohon uni lagi... (JB. No 06 Epsd. 01)
Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan jika Karmidi mempunyai sifat santun dalam berbicara pada orang, disamping itu Karmidi adalah seorang yang sangat ramah kepada orang. Ramah dalam artian murah senyum, Hal ini terbukti dalam kutipan berikut ini:
legane perasaane Gunar Sudigdo sawise salaman, Gunar Sudigdo lan Nurcahya metu saka ruwangan kuwi. Tekan latar, dipethuk eseme Karmidi kang semanak. Menapa lajeng kondur kemawon?.... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan
Merasa lega perasaannya Gunar Sudigdo setelah berjabat tangan, Gunar Sudigdo dan Nurcahya keluar dari ruangan itu. Sampai halaman, disambut senyumnya Karmidi yang senang. Apakah langsung akan pergi saja?... (JB.
No 07 Epsd. 02)
Berdasarkan kutipan di atas Karmidi di gambarkan ramah serta murah senyum, namun di balik itu semua ternyata Karmidi juga ikut menipu bersama Dirga Swandaru. Dari hal tersebut maka Karmidi dalam menyakinkan korbannya Gunar Sudigdo dan Nurcahya dengan cerita bahwa Dirga Swandaru mempunyai keahlian melacak benda pusaka. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini :
Saleresipun nggih mboten awit Bapa Wegig Swandaru menika pinitados janma ingkang limpad ing pambudi, semanten ugi Ibu Wening Dewanti. Kathah para sanak kadang ingkang nembe nandhang reruwet saged ngudhar reruwet
punika awit saking pitedahipun Bapa Wegig Swandaru. Yen Bapa Dirga Swandaru nggadhahi kesagedan sanes, inggih menika saged nglacak papanipun pusaka-pusaka tilaranipun para sekti jaman kawuri... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Sebenarnya itu tidak mulai dari Bapak Wegig Swandaru dulu juga mencari sesuatu yang berlipat kebaikan, itu juga Ibu Wening Dewanti. Banyak para teman yang ingin mempunyai masalah bisa menyelesaikan masalah itu dari tindakan Bapa Wegig Swandaru. Jika Bapak Dirga Swandaru mempunyai kemahiran lain, yaitu bisa melacak tempat pusaka-pusaka tinggalan para leluhur jaman dahulu... (JB. No 06 Epsd. 01)
2. Trianasti
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini menceritakan tokoh yang sebagai istrinya Gunar Sudigdo yaitu Trianasti. Tokoh Trianastri diceritakan mempunyai peduli sosial yang tinggi serta tindak menuntut banyak dari Gunar Sudigdo dalam hobinya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Kulawargane ora ana sing protes karo kesenengane Gunar Sudigdo kuwi.
Trianastri repot karo urusan sosial... (JB. No 09 Epsd. 04) Terjemahan
Keluarganya tidak ada yang melarang dengan kesenangan Gunar Sudigdo itu.
Trianastri repot dengan urusan Sosial... (JB. No 09 Epsd. 04)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tokoh Trianasti merupakan tokoh yang peduli sosial, di samping itu tokoh Trianastri juga meliliki sikap yang mudah panik, takut dan resah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Pak Gunar enggal mlayu mlebu ngomah. Dipapag Trianastri, bojone Pak Gunar sing terus ngomong Aku ora wani ngowahi, Pak. Kahanane isih kaya sekawit... Trianastri miwiti crita Gunar Sudigdo lan Nurcahya nyemak kanthi premah .... Aku sarujuk panjenengan wae ngoleksi pusaka-pusaka kuwi mau, ning sing dak suwun aja nganti pusaka-pusaka kuwi malah ora gawe tentrem ing omah iki. Menawa nganti kedadean kaya mengkono, apa ora muspra nggon panjenegan ngupaya pusaka-pusaka kuwi mau? Ateges rak nalah ora ana paedahe, malah kepara gawe rugi kelangan katentreman. Awit miturut
panemuku sing buku kuwi urip kanthi tentrem. Nyuwun pangapunten, ora ateges aku nduwe kersa panjenengan lho pak?... (JB. No 19 Epsd. 14)
Terjemahan
Pak Gunar segera berlari masuk rumah. Ditemui Trianastri, istri Pak Gunar yang terus berkata Saya tidak berani merubah, Pak. Keadaan masih seperti semula.... Trianastri memulai cerita dengan Gunar Sudigdo dan Nurcahya yang mengamati dengan teliti.... saya setuju saja anda mengkoleksi pusaka-pusaka itu tadi, tapi yang yang saya minta jangan sampai pusaka –pusaka itu malah tidak membuat tenang di rumah ini. Misalnya ada kejadian seperti itu, apa tidak bingung pada anda merawat pusaka-pusaka itu tadi? Seperti tidak ada ada kebaikannya malah membuat kerusakan membuat rugi kehilangan ketenangan.
Menurut dari buku yang hidup dengan tentram. Minta maaf, tidak bermaksud saya ingin mengatur anda lho Pak?... (JB. No 19 Epsd. 14)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Tokoh Trianastri sedang resah ketika ada masalah yang berhubungan dengan benda-benda pusaka milik Gunar Sudigdo yang berada di rumah.