A. Analisis Struktural
Analisis struktural merupakan bangunan kerangka pokok yang ada dalam sebuah karya sastra yang tidak dapat berdiri sendiri secara terpisahkan, melainkan saling berkaitan erat dalam sebuah bentuk kesatuan yang utuh. Analisis struktural karya sastra bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail, dan mendalam mungkin keterkaitan serta keterjalinan semua unsur karya sastra yang secara sastra yang terdiri dari (judul, sudut pandang (point of view), gaya dan tone) serta keterkaitan antar unsur.
Pembentuk karya sastra yang bersifat insrinsik. Unsur-unsur tersebut mewakili analisis struktural karya sastra, selanjutnya akan diuraikan satu demi satu unsur-unsur intrinsik tersebut secara berururtan dalam rangka pembahasan segi struktur karya sastra cerita bersambung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo.
Struktur faktual bukanlah bagian terpisahkan dari sebuah cerita. Fakta- fakta cerita atau struktur faktual terdiri dari karakter, alur, latar, dan tema. Struktur faktual merupakan salah satu aspek cerita.
1. Karakter
Terma penokohan (karakter) merupakan biasanya dipakai dalam dua konteks. Konteks pertama, karakter merujuk pada individu-individu yang muncul dalam cerita, konteks yang kedua yaitu karakter yang merujuk pada percampuran
35
dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individu- individu tersebut.
Karakter dibagi menjadi tiga konteks yang pertama klasifikasi yang meliputi karakter utama atau mayor dan karakter bawahan atau minor, kedua motivasi meliputi motivasi spesifik dan motivasi dasar, yang ketiga karakterisasi yang dapat dilihat dalam bukti-bukti penafsifan nama, deskripsi ekspresif, komentar pengarang dan komentar tokoh lain.
a. Klasifikasi
Klasifikasi dibagi menjadi dua terdiri dari karakter utama atau mayor dan karakter bawahan atau minor.
1) Karakter Utama
Karakter utama ini hanya ada satu, yaitu karakter yang terkait dalam semua peristiwa dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo dari awal sampai akhir.
1. Nurcahya
Nurcahya adalah karakter utama dari awal sampai akhir yang terkait dalam semua peristiwa. Tokoh Nurcahya digambarkan sebagai pemuda yang halus dan sopan dalam berbicara. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :
Nurcahya nyopiri sedhan tleser-tleser mlebu latar amba ngarep omah joglo kuwi. Di parkir ing ngisor wit maja ing sisih kiwa gapura. Terus mundhun dhisik, banjur mbukakke lawang mburi sisih kiwa. Pak, menika leres Griya Wening,tembunge Nurcahya alus lan sopan marang juragane.... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Nurcahya mengemudi mobil sedan perlahan-lahan mulai masuk ke halaman luas di depan rumah joglo itu. Mobil di parkir di bawah pohon maja di bagian
kiri gapura. Turun dahulu setelah itu membukakan pintu belakang bagian kiri.
Pak, apakah benar ini rumah Wening, kata Nurcahya dengan halus dan sopan pada majikannya.... (JB. No 06 Epsd. 01)
Tokoh Nurcahya dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo digambarkan sebagai laki-laki yang masih muda yang berkerja sebagai sopir seorang pengusaha. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Terus ana sedhan anyar mandheg ngarep gapura. Sopire, wong lanang enom mbukak lawang njur mudhun. Mlaku nyedhak lawang gapura, ngunakake klinthing gedhe kang minangka bel, kanthi nggeret rante wesi kang di sambung karo bandhul klinthing mau Kloneng! Kloneng! Kloneng! .... (JB. No 06 Epsd.
01)
Terjemahan
Lalu ada mobil sedan baru berhenti depan gapura. Sopirnya, laki-laki muda membuka pintu lalu turun. Berjalan mendekati pintu gapura, membunyikan lonceng besar yang digunakan untuk bel, serta menarik rantai besi yang dihubungkan dengan gantungan lonceng besar tadi Kloneng! Kloneng!
Kloneng! .... (JB. No 06 Epsd. 01)
Nurcahya juga mempunyai sifat yang disukai oleh majikannya Gunar Sudigdo yang bersifat jujur yang digambarkan oleh pengarang dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Gunar Sudigdo sing maune rada sekel pikirane dadi cemeplong rasane. Bab kuwi bisa klakon jalaran Nurcahya wis kandha apa anane kanthi jujur.
Hehehe... dakkira yen kowe bakal kandha apa anane. Yakuwi sing tak senengi saka awakmu, Nur. Aku ora apa-apa...nanging sing ngati-ati... (JB. No 23 Epsd. 18)
Terjemahan
Gunar Sudigdo yang tadinya agak marah pikirannya menjadi lega rasanya. Hal itu bisa terlaksana karena Nurcahya sudah bilang apa adanya dengan jujur.
Hehehe... saya kira jika kamu akan bilang apa adanya. Ya itu yang saya sukai dari dirimu, Nur. Aku tidak apa-apa.. namun hati-hati. .... (JB. No 23 Epsd. 18)
Nurcahya juga mempunyai perasaan yang ragu-ragu dari perbuatan Dirga Swandaru, karena Nurcahya memiliki sifat peduli kepada Gunar Sudigdo. hal tersebut dapat terbukti dari kutipan berikut ini :
Nanging yen kowe rangu-rangu, kuwi ya malah meneri, ateges kowe bisa menehi panemu marang aku ngenani bab-bab sing miturut kowe nyleneh lan nyalawadi. Apa aku kleru ngenani bab iki? Panjenengan mboten lepat, kula malah maturnuwun dene anggen kula rangu-rangu malah panjenengan paringi panjurung. Dados kula nggih malah sekeca anggen kula nglajengaken rangu- rangu kula kalawau... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
Namun jika kamu ragu-ragu, itu malah kebetulan, berarati kamu bisa memberikan saran kepadaku pada hal-hal yang menurut kamu aneh dan mengandung rahasia. Apakah aku salah tentang hal ini? Anda tidak salah, saya malah berterimakasih karena dari saya ragu-ragu malah anda berikan petunjuk.
Jadi saya juga malah setuju ketika saya meneruskan keragu-raguan saya tadi....
(JB. No 07 Epsd. 02)
Cerita cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini juga diceritakan bahwa tokoh Nurcahya merupakan sosok yang patuh akan atasannya, peduli sesama serta cekatan. Selain itu Nurcahya merupakan sosok yang rendah hati. Hal tersebut digambarkan pada kutipan;
....Inggih, Nurcahya ngendhegake mobile mbukak lawang njur mlayu nangekake pit montor sing tiba ngglasar. Ora ana sing rusak, mung beret- beret. Pit motor dijagang. Sampeyan boten napa-napa? takone Nurcahya marang wong sing mau numpaki pit motor sing isih nganggo helm brukut. ....
Nyuwun ngapunten yen jenengan dhawah, Nurcahya ngejak salaman... (JB.
No 08 Epsd. 03) Terjemahan
....Iya, Nurcahya memberhentikan mobilnya membuka pintu kemudian lari mendirikan sepeda motor yang jatuh tersungkur. Tidak ada yang rusak, hanya baret-baret. Sepeda motor distandartkan. Kamu tidak apa-apa? Tanya Nurcahya pada pengendara sepeda motor yang memakai helm tertutup... Minta maaf kalau anda jatuh, Nurcahya mengajak berjabat tangan... (JB. No 08 Epsd. 03)
Kutipan ini menggambarkan bahwa sosok Nurcahya yang patuh pada atasannya, saat dia langsung menghentikan mobil. Selain itu Nurcahya sosok yang
peduli dan cekatan, hal ini digambarkan ketika Nurcahya langsung membantu mendirikan motor yang jatuh kemudian menanyakan keadaan pengendaranya serta sosok Nurcahya yang rendah hati, ketika Nurcahya tetap meminta maaf walaupun peristiwa yang terjadi bukan salahnya. Di samping itu Nurcahya mempunyai sikap yang teliti serta pintar dalam menyikapi segala sesuatu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Gunar nyritakake kabeh kang nembe kedadean. Nurcahya ngrungokne kanthi premati. Pikirane nglambrang golek wangsulan. Kedadean-kedadean kang dumadi dina kuwi kaya ana sambung rapete. Nurcahya durung bisa aweh dudutan marang bab kuwi... Hp ditampani, Nurcahya nggagapi apa kang nembe dumadi. Adhedhasar nalar lumrah, durung bisa nerangke apa-apa.
Nurcahya nyoba nggunakake pikir liya sing sumbere saka rasa sujana... (JB.
No 10 Epsd. 05) Terjemahan
Gunar menceritakan semua yang baru terjadi. Nurcahya mendengarkan dengan penuh perhatian. Pikirannya kemana-mana mencari jawaban. Kejadian- kejadian yang terjadi hari itu seperti ada hubungannya. Nurcahya belum bisa memberikan kesimpulan dari hal tersebut... Telpon genggam di terima, Nurcahya mencoba mengerti apa yang sedang terjadi. Berdasarkan akal biasa, belum bisa menerangkan apa-apa. Nurcahya mencoba mengunakan pikiran lain yang bersumber dari rasa curiga (JB. No 10 Epsd. 05)
Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bahwa Nurcahya mempunyai sikap yang teliti terhadap segala sesuatu dan berwatak pintar dalam menyikapi kendala-kendala serta kejadian yang terjadi saat itu. Selain itu, Nurcahya juga digambarkan oleh pengarang mempunyai sikap baik. Hal ini terbukti dalam kutipan berikut ini :
Sesambungan antarane juragan lan sopir kuwi pancen katon sumadulur.
Nurcahya bisa ngladeni juragane kanthi becik... (JB. No 11 Epsd. 06) Terjemahan
Hubungan antara majikan dengan sopir itu memang terlihat seperti saudara.
Nurcahya bisa melayani majikannya dengan baik... (JB. No 11 Epsd. 06) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan sikap baik Nurcahya terhadap majikannya sudah seperti sodara. Selain hal itu Nurcahya juga mempunyai rasa kasih sayang terhadap Tyas Widuri sebagai lawan jenis. Hal tersebut terdapat dalam kutipan :
Nurcahya dadi kelingan kedadean wingi nalika Tyas Widuri tiba amarga kaget. Nurcahya masem dhewe. Ngapa mesam-mesem, Nur? Kelingan kenya wingi kae, ya? hehehe inggih, Nurcahya ora selak. Padatan yen kelingan wae tandha-tandha lho, Nur. Tandha-tandha punapa, pak?halah.. reka-reka ora ngerti tenan ngerti. Yen ora ngerti tenan ya entenana wae, mengko apa sing bakal dumadi. hehehe... (JB. No 12 Epsd. 07)
Terjemahan
Nurcahya menjadi ingat dengan kejadian kemarin ketika Tyas Widuri jatuh karena kaget. Nurcahya tersenyum sendiri. Mengapa tersenyum-senyum, Nur?
Teringat perempuan kemaren ya? hehehe iya, Nurcahya tidak memungkiri.
Bisa jadi jika teringat itu menjadi tanda-tanda lho, Nur? Tanda-tanda apa, Pak?
Halah.. pura-pura nggak tahu tenan. Jika tidak mengerti tunggu saja nanti apa yang akan terjadi. hehehe... (JB. No 12 Epsd. 07)
Berdasarkan kutipan di atas Nurcahya juga memiliki rasa kasih sayang dan ketertarikan terhadap perempuan, perempuan itu bernama Tyas Widuri.
Hingga saat teringat pasti melakukan hal-hal seperti senyum sendiri, menandakan bahwa ada rasa ketertarikan pada perempuan yang bernama Tyas Wuduri. Tokoh Nurcahya juga digambarkan oleh pengarang juga memiliki kemampuan untuk beladiri. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Wah, Mas Nur prayata hebat tenan. Dikroyok wong telu kok anteng wae.
Tembung Dyah isih karo ngusapi kringete Nurcahya. Ahhh.. ya ora hebat.
Kebenaran wae wong-wong mau padha nyepelekake, mula banjur kelangan kepercayaan dhiri. Upama padha nekad ngroyok genah aku sing kalah. Halah ora usah merendah aku ngerti dengan mata kepalak, yen Mas Nur pancen hebat kaya aktor Jet Li... (JB. No 17 Epsd. 12)
Terjemahan
Wah, Mas Nur ternyata hebat sekali. Dikeroyok tiga orang hanya tenang saja.
Kata Dyah yang masih mengusapi keringat Nurcahya. Ahh, tidak hebat ya.
kebetulan saja orang-orang tadi hanya menyepelekan, lalu kehilangan kepercayaan diri. Seumpama mereka nekad mengkroyok pasti aku sing kalah.
Halah tidak usah merendahkan aku mengerti dengan mata kepala, jika Mas Nur memang hebat seperti aktor Jet Li... (JB. No 17 Epsd. 12)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan sosok Nurcahya bahwa memiliki bakat keahlian beladiri yang bisa menjaga Dyah Pramesthi dari tiga orang jahat yang akan mencelakai, Nurcahya dan dyah Pramesthi. Di samping itu juga Nurcahya memiliki sebuah sifat yang teguh atau mempunyai cita-cita yang tinggi serta harapanuntuk lebih baik di masa depan sebelum memikirkan pendamping hidup. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Nurcahya enggal mbusak wewayangane kenya loro kuwi. Kabeh banjur ditableg ngganggo pikiran kang ngonceki kasunyatan uripe kang dirasa durung mapan. Isih akeh bab kang kudu ditindakake ing uripe. Dadi sopir amung kanggo pancadan, Nurcahya duwe gegayuhan sing luweh dhuwur.
Gegayuhan kuwi disimpen minangka jimat kanggo menehi kekuwatan jangkah teruse. Mikir kuwi kabeh, pikirane kanoman kuwi krasa lungkrah, banjur lungguh sedhela, tangane ngapurancang, mripate rem-rem ayam, kalbune ngumbulke donga marang Gusti. Sawise unjal napas landhung, nggletak maneh, pikirane luwih pasrah, wusanane bisa turu direnggani impen endah...
(JB. No 17 Epsd. 12) Terjemahan
Nurcahya segera menghapus gambaran dua perempuan itu. Semua di jawab dengan mengunakan pikiran yang mengupas kenyataan hidup yang dirasa belum mapan. Masih banyak hal yang harus dilakukan di hidup ini. Menjadi sopir hanya sebagai batu lompatan yang digunakan sebagai batu loncatan.
Nurcahya mempunyai impian yang lebih tinggi. Impian tersebut disimpan untuk memberikan kekuatan melangkah terus. Memikirkan itu semua, pikirannya pemuda itu terasa lelah, lalu duduk sebentar tangannya sapu ranjang, matanya memejamkan mata, dari harapan yang memanjatkan doa dari Tuhan. Sesudah mengambil napas dalam, tiduran lagi, pikirannya lebih pasrah, sehingga bisa tidur dengan dihiasi mimpi indah... (JB. No 17 Epsd. 12)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Nurcahya memiliki sebuah harapan besar di masa depan agar mapan dalam hal kehidupan masa depan sebelum menyukai perempuan yang sedang dekat dengannya. Tokoh
Nurcahya mempunyai tekad yang besar dalam mencapai apa yang diinginkan sekarang. Tokoh Nurcahya juga digambarkan memiliki sifat yang sopan santun dan mentaati atura serta suka menolong orang juga membutuhkan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Kabeh karyawan banjur tepung kanthi becik karo Nurcahya, awit saka anggone Nurcahya lembah manah lan kebak tatakrama. Nurcahya uga ora wigah-wigah aweh pambiyantu marang sapa wae sing mbutuhke tenangane...
(JB. No 18 Epsd. 13) Terjemahan
Semua Karyawan tahu kenal baik dengan Nurcahya, dimulai dari sifatnya Nurcahya yang sopan santun dan mentaati aturan. Nurcahya juga tidak segan- segan memberikan bantuan kepada siapapun yang membutuhkan tenaganya...
(JB. No 18 Epsd. 13)
Berdasarkan kutiapan di atas menggambarkan tokoh Nurcahya memiliki sifat yang dimana orang sekitar Nurcahya merasa nyaman karena perbuatannya yang bersifat sopan santun serta mentaati aturan. Selain itu tokoh Nurcahya juga mempunyai kepercayaan Sang Penguasa dan Sang Pencipa. Hal tersebut terdapat di dalam kutipan berikut ini :
Menawi panjenengan pitados kaliyan kedadosan-kedadosan aneh ingkang sesambetan kalih pusaka-pusaka kalawau ateges ugi pitados bilih pusaka- pusaka kalawau gadhah daya linuwih ingkang saged ndayani dhateng gesangipun manungsa? Nyuwun pangapunten. Kula sampun nate matur..
punapa boten ateges mangro tinggal kaliyan kapitadosan penjengengan bab panguwaosipun Gusti Ingkang Maha Agung... (JB. No 18 Epsd. 13)
Terjemahan
Jika anda mengatakan dengan kejadian-kejadian aneh yang berhubungan dengan pusaka-pusaka tadi seperti juga mengatakan apa pusaka-pusaka tersebut mempunyai daya yang lebih yang bisa mengkuatkan dari kehidupan
manusia? Minta maaf. Saya sudah bilang. Kenapa saya tidak sependapat dengan pendapat anda dalam hal penguasa Tuhan yang Maha Agung?... (JB.
No 18 Epsd. 13)
Berdasarkan kutipan di atas Nurcahya tidak mempercayai hal-hal yang aneh jika benda pusaka itu dapat memberi kekuatan kepada manusia, Nurcahya hanya percaya kekuatan serta penguasa alam semesta adalah Tuhan yang Maha Agung. Tokoh Nurcahya juga digambarkan oleh pengarang memiliki hati baik dan tidak meminta imbalan dalam menolong segala sesuatu. Hal itu terbukti terdapat dalam kutipan berikut ini :
Gunar Sudigdo mongkong Nurcahya. Pawongan cendhek lemu kuwi prajanji yen ora bakal nglalekake Nurcahya. Gunar Sudigdo sakulawargane rumangsa kepotangan karo Nurcahya. Nanging Nurcahya ora rumangsa motangke, kabeh ditindakake minangka manungsa kang duwe ati nurani, awit ing ati nurani kuwi mau swarane Gusti keprungu cetha... (JB. No 28 Epsd. 23) Terjemahan
Gunar Sudigdo bilang kepada Nurcahya, seorang yang pendek gemuk itu berjanji jika tidak akan melupakan Nurcahya. Gunar Sudigdo sekeluarga merasa berhutang dengan Nurcahya. Namun Nurcahya tidak merasa menghutangkan, semua tindakan yang dilakukan seperti manusia yang mempunyai hati nurani, mulai dari hati nurani itu dari suaranya Tuhan yang terdengar jelas... (JB. No 28 Epsd. 23)
2. Gunar Sudigdo
Gunar Sudigdo merupakan tokoh utama kedua yang berada dalam cerita dari awal sampai akhir. Tokoh Gunar Sudigdo adalah seorang pengusaha yang memiliki bentuk tubuh pendek dan gemuk. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :
Pak, menika leres Griya Wening, tembunge Nurcahya alus lan sopan marang juragane. wong iku, Gunar Sudigdo wonge cendhek lemu genah awit sandhang panggone bergas, setelan jas biru dhongker, hem njero biru maya-maya, dhasine uga biru, pas banget karo werna setelan jas sing dienggo... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Pak, apakah benar disitu tempat rumah Wening, kata Nurcahya yang halus dan sopan kepada majikannya. Orang itu, Gunar Sudigdo orangnya pendek gemuk benar dari pakaiannya yang mapan, berpakaian dengan memakai jas warna biru tua, kemeja yang menggunakan biru muda serta dasinya memakai warna biru juga cocok sekali dengan menggunakan pasangan jas yang dipakai... (JB. No 06 Epsd. 01)
Berdasarkan kutipan di atas, pengarang menggambarkan Gunar Sudigdo mempunyai bentuk tubuh yang pendek dan gemuk. Disamping itu Gunar Sudigdo juga seseorang yang ambisius dalam mencari pasangan pusaka-pusaka yang dimilikinya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Wonten Pundi pasanganipun niku? Mbok dipun padosi. Menapa kemawon syarat lan uparampenipun kula cawisaken, ugi pinten kemawon ragadipun, Gunar Sudigdo sajak kedereng banget. Wis mantep tenan ta kersa Njenengan kuwi? Ragede iki ora sithik lan kudu nganggo laku batin kang ora gampang.
Kula sampun mantep! Pinten kemawon ragadipun lan kados pundi kemawon lakunipun badhe kula lampahi .... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
Dimana pasangannya itu? Ya dicarikan. Apa saja syarat dan peralatan yang harus saya siapkan, juga berapa saja habisnya, Gunar Sudigdo sudah berambisius sekali. Sudah mantap sekali ya, anda itu? Tidak besar ini tidak sedikit dan harus menggunakan tindakan kebatinan yang tidak gampang. Saya sudah mantap! Berapa saja habisnya dan dari mana saja tindakan itu pasti saya lakukan .... (JB. No 07 Epsd. 02)
Gunar Sudigdo selain itu, juga mempunyai karakter ambisius, Gunar Sudigdo diceritakan dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo juga mempunyai prinsip yang dipegang teguh oleh Gunar Sudigdo. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut ini :
Gunar Sudigdo duwe prinsip yen kesenangane keturutan bakal bisa njaga awak tetep waras. Lan kasunyatan pancen mengkono, Gunar Sudigdo sebatih ora nate lara yen mung kadhangkala, ora mesthi setaun pisan... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
Gunar Sudigdo mempunyai prinsip jika mempunyai hobi kegemaran akan membuat bisa menjaga badan tetap sehat dan kenyataannya memang begitu, Gunar Sudigdo jarang tidak pernah sakit hanya terkadang, tidak pasti setahun sekali... (JB. No 09 Epsd. 04)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Gunar Sudigdo mempunyai prinsip yang masih dipegang teguh olehnya. Selain itu Gunar sudigdo mempunyai sifat yang ramah tamah kepada orang lain sehingga tidak menandakan bahwa dirinya mempunyai kedudukan tinggi. Hal tersebut dapat digambarkan dalam kutipan berikut :
....Sanes wekdal kemawon, wangsulane Gunar Sudigdo grapyak, ora nuduhake yen dheweke kuwi wong mbrewu sing padatan angkuh sikepe.
Inggih, sumangga... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
....lain kali saja, jawab Gunar Sudigdo yang ramah tamah, tidak menandakan jika dirinya itu orang yang mempunyai derajat yang banyak sikap angkuh. Iya mari... (JB. No 07 Epsd. 02)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Gunar Sudigdo mempunyai sikap ramah tamah terhadap orang lain. Selain ramah tamah Gunar Sudigdo mempunyai sifat rendah hati yang ditandakan dengan senyum kepada Nurcahya yang hanya bekerja hanya sebagai seorang sopirnya. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan berikut ini :
Kepiye, Nur? Gunar Sudigdo mbaleni pitakone. Nurcahya nglirik kaca sing ngarep, katon juragane mesem marang dheweke. Nurcahya dadi klincutan. Tak
kandhani ya Nur. Aku banget percaya maranganane Gusti lan uga panguwasane....(JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
Bagaimana Nur? Gunar Sudigdo mengulangi pertanyaannya. Nurcahya melirik kaca yang berada didepannya, terlihat majikannya sedang tersenyum padanya.
Nurcahya menjadi salah tingkah. Saya beritahu ya Nur, Saya percaya sekali kepada Gusti dan juga penguasanya...(JB. No 07 Epsd. 02)
Berdasarkan kutipan diatas menggambarkan Gunar Sudigdo mempunyai sifat rendah hati yag ditandai dengan murah senyum kepada orang lain. Gunar Sudigdo memiliki rasa simpati atau peduli terhadap sesama, hal ini digambarkan pada kutipan:
.... Mandheg sik, Nur! Delengen sing tiba kuwi mau. Katone tiba merga kaget weruh awake dhewe bakal menggok ngulon, tembunge Gunar Sudigdo... (JB.
No 08 Epsd. 03) Terjemahan
.... Berhenti dulu, Nur! Lihatlah yang jatuh itu tadi. Kelihatanya jatuh karena kaget melihat kita yang mau belok ke barat, katanya Gunar Sudigdo... (JB.
No 08 Epsd. 03)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan sosok Gunar Sudigdo mempunyai karakter peduli, meskipun dia adalah seseorang yang kaya raya tetapi tidak angkuh dengan sesama. Gunar Sudigdo digambarkan pengarang adalah tipe orang yang mudah percaya suatu informasi yang tertera di media maya dan terhadap benda pusaka dan orang yang jahat yaitu Dirga Swandaru. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Gunar Sudigdo maju lungguhe nalika ana gambar patungmemper karo patung kang nembe ditemu iku. Patung kuwi kaya dene bebungah saka narendra marang para juru bedhag utawa para pemburu kang duwe kaluwihan mirungan. Patung kuwi digawe ing jaman Mataram Kuna. Arane patung cilik kuwi patung Nirvashura. Patung kuwi dipercaya duwe daya magis tumprap kang kanggonan mula kalebu pusaka sing pengaji. Mengkono kang tinulis ing intrenet ora akeh informasi bab patung kuwi. .... (JB. No 09 Epsd. 04)
Beda maneh karo Gunar Sudigdo. Wong sugih sing pawakane cendhek lemu kuwi percaya banget karo keris Kyai Branti pancen duwe daya linuweh. Apa maneh yen wis bisa disandhingke karo pasangan pusaka kuwi, yakuwi keris Kyai Sengkali... (JB. No 11 Epsd. 06)
Gunar Sudigdo katon ayem wae, pikiranne rumangsa marem lan banget percaya marang Dirga Swandaru... (JB. No 14 Epsd. 09)
Aku percaya yen wujud panguasane Gusti kuwi maneka warna. Salah sawijine yakuwi. Lumantar anane pusaka-pusaka kang duwe daya linuwih kuwi mau...
(JB. No 18 Epsd. 13) Terjemahan
Gunar Sudigdo maju tempat duduknya ketika ada gambar patung yang hampir mirip dengan patung yang baru ditemukan itu. Patung itu seperti mempunyai kesenengan dari seseorang kepada para ahli atau para pemburu yang mempunyai kelebihan yang luar biasa. Patung itu dibuat di jaman Mataram Kuna. Sebutan patung kecil itu patung Nivashura. Patung itu dipercaya mempunyai kekuatan ghaib yang termasuk pusaka mahal. Seperti itu yang tertulis di internet tidak banyak informasi patung itu. .... (JB. No 09 Epsd. 04) Beda lagi dengan Gunar Sudigdo. Orang kaya yang bentuk tubuhnya pendek itu sangat percaya sekali dengan keris Kyai Branti memang mempunyai kekuatan yang lebih. Apalagi jika sudah disandingkan dengan pasangannnya mempunyai kekuatan yang lebih yaitu Keris Kyai Sengkali... (JB. No 11 Epsd. 06)
Gunar Sudigdo sudah merasa tentram saja, pikirannya merasa puas dan percaya sekali kepada Dirga Swandaru... (JB. No 14 Epsd. 09)
Berdasarkan kutipan di atas pengarang menggambarkan bahwa Gunar Sudigdo itu mempunyai sikap yang mudah percaya kepada sesuatu hal di dunia maya dan terhadap benda pusaka. Tokoh Gunar Sudigdo juga mempunyai rasa kuatir terhadap sesuatu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Hp-ne Gunar Sudigdo muni lan geter. Gunar Sudigdo nampa telpun lumantar hp-ne. Katone ana bab kang wigati. Kanthi gupuh enggal ngajak Nurcahya supaya ngeter mulih. Praupane Gunar Sudigdo owah, sing maune sumeh, wektu kuwi dadi kaya wong kuwatir... (JB. No 18 Epsd. 13)
Terjemahan
Hpnya Gunar Sudigdo berbunyi dan bergetar. Gunar Sudigdo menerima telepon dari hpnya. Seperti ada hal yang gawat. Dengan tergesa-gesa mengajak Nurcahya supaya mengantarkan pulang. Raut muka Gunar Sudigdo sudah berbeda yang tadinya tersenyum, waktu itu seperti orang resah... (JB. No 18 Epsd. 13)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Gunar Sudigdo setelah mengangkat telpon lalu berubah menjadi kuatir kepada keadaan rumah, karena di dalam kutipan di atas disuruh menghantarkan pulang.
3. Dirga Swandaru
Dirga Swandaru merupakan tokoh utama ketiga yang diceritakan dari awal cerita hingga akhir cerita. Tokoh Dirga Swandaru adalah seorang yang dikenal sebagai orang yang pintar yang dapat melacak keberadaan pusaka-pusaka.
Hal tersebut dapat terlihat dari kutipan berikut ini ;
Yen Bapa Dirga Swandaru nggadahi kesagedan sanes, inggih menika saged nglacak papanipun pusaka-pusaka tilaranipun para sekti jaman kawuri... (JB.
No 06 Epsd. 01) Terjemahan
Jika Bapak Dirga Swandaru mempunyai bakat lain, yaitu bisa melacak tempat- tempat pusaka-pusaka tinggalan para leluhur jaman dahulu.... (JB. No 06 Epsd.
01)
Berdasarkan kutipan di atas Dirga Swandaru dikenal orang mempunyai kemampuan melacak benda-benda pusaka seperti pusaka, atau barang-barang
peninggalan leluhur jaman dahulu. Dirga Swandaru juga digambarkan gagah dan berumur lima puluh lima tahun serta tidak mempunyai seorang istri. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut ini :
Niki Nurcahya, sopir kula. Nur, iki bapa Dirga Swandaru, Pak Gunar Sudigdo aweh keterangan. Dirga Swandaru umure seket lima taun. Pawakane gagah, gedhe dhuwur, ghodeg lan jenggot ngrenggani payuryane kang nggantheng.
Dirga Swandaru ora duwe bojo... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemaham
Ini Nurcahya, sopir saya. Nur, ini bapak Dirga Swandaru, Pak Gunar Sudigdo yang memberikan keterangan. Dirga Swandaru yang berumur lima puluh lima tahun serta memiliki bentuk badan yang gagah, besar dan tinggi, memiliki rambut tipis yang menghubungkan rambut dengan jenggot dan berjenggot yang menggambarkan dari wajahnya yang memiliki bentuk wajah tampan. Dirga Swandaru juga tidak mempunyai istri... (JB. No 07 Epsd. 02)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tokoh Dirga Swandaru mempunyai bentuk tubuh yang gagah besar dan tinggi serta memiliki rambut yang tipis yang menghubungkan rambut ke jenggot. Disamping itu Dirga Swandaru juga mempunyai watak jahat yang ingin mengancam Nurcahya yang sedang mencari kebenaran dari perbuatan Dirga Swandaru. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Panyawange Dirga Swandaru sing mung sakeplasan kuwi kaya dene tumbak kang ditlorongke ngener dhadhane Nurcahya. Dirga Swandaru kaya dene aweh sasmita marang Nurcahya , aja gegojengan karo aku! Mangkono batine Nurcahya... (JB. No 22 Epsd. 17)
Terjemahan
Terlihat tatapan Dirga Sawandaru yang hanya sekilas itu seperti tombak yang di acungkan tepat di dadanya Nurcahya. Dirga Swandaru seperti mempunyai pesan kepada Nurcahya, jangan main-main dengan Aku! Begitu batinnya Nurcahya... (JB. No 22 Epsd. 17)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan Dirga Swandaru memang mempunyai watak jahat, yang selalu berusaha untuk menjaga tindakannya untuk diketahui kebenarannya. Seperti halnya dalam cerbung Mburu Pusaka, pengarang menggambarkan bahwa Dirga Swandaru berwatak pintar dan licik dalam menyikapi kendala apabila akan dipertanyakan barang-barang pusaka lainnya. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini :
Nembe sesasi sabanjure, gagasane Nurcahya kasembadan. Kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo ditakokake marang Dirga Swandaru.
Nanging Gunar Sudigdo rumangsa kuciwa, awit miturut Dirga Swandaru, kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo kuwi amung barang pasren, barang lumrah sing ora duwe daya mirungan. Nanging Dirga Swandaru ngakoni menawa barang-barang duweke Gunar Sudigdo duwe pengaji seni dhuwur, mula bisa katelah barang-barang antik lan langka...
(JB. No 24 Epsd. 19) Terjemahan
Baru sebulan setelahnya, ide Nurcahya kesampaian. Semua barang pusaka yang di miliki oleh Gunar Sudigdo ditanyakan kepada Dirga Swandaru. Namun Gunar Sudigdo merasa kecewa, menurut dari Dirga Swandaru, semua barang pusaka yang di miliki Gunar Sudigdo itu hanya barang pasaran, barang biasa yang tidak mempunyai kekuatan yang lebih. Namun Dirga Swandaru mengakui bahwa barang-barang punyanya Gunar Sudigdo itu memiliki nilai seni yang tinggi, maka bisa dikatakan sebagai barang-barang antik dan langka... (JB. No 24 Epsd. 19)
Berdasarkan kutipan di atas, Dirga Swandaru mencari alasan dan jawaban agar kejahatannya tetap belum terbongkar. Pengarang menggambarkan Dirga Swandaru adalah orang yang sangat licik sekali. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut :
Dirga Swandaru waringuten, wiwit nggunakakke cara-cara licik. Saka ali- aline dienggo ana peluk tipis, pranyata kuwi racun sing bisa sumebar ing hawa kanthi cepet... Nalika kahanan isih semrawut kuwi, kanthi licik Dirga Swandaru kasil nylintut lunga liwat dalan rahasia... (JB. No 27 Epsd. 22)
Terjemahan
Dirga Swandaru dari dahulu menggunakan cara-cara licik. Dari cincin yang dipakai ada asap tipis, ternyata itu racun yang bisa menyebar di udara dengan cepat... ketika pertahanan masih tak terkendali, dengan licik Dirga Swandaru berhasil kabur melewati jalan rahasia... (JB. No 27 Epsd. 22)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Dirga Swandaru merupakan tokoh yang sangat licik dan jahat.
4. Tyas Widuri
Tokoh Tyas Widuri merupakan tokoh yang memiliki rendah hati, jujur serta berani mengakui kesalahannya sendiri. Ketiga sikap tersebut dapat dilihat pada kutipan:
...Nyuwun ngapunten yen njenengan dhawah, Nurcahya ngajak salaman.
Boten, Njenengan boten lepat. Kula sing lepat, wong radi ngalamun, wanita kuwi nampani salamane Nurcahya... (JB. No 08 Epsd. 03)
.... Boten sisah, panjenengan boten lepat. Kula boten saged nampi punika, Tyas Widuri kipa-kipa. Gunar Sudigdo gumun, ing jaman saiki pranyata isih ana bocah enom sing perwira, wani ngakoni lupute....(JB. No 08 Epsd. 03) Terjemahan
.... Mohon maaf kalau anda jatuh, Nurcahya mengajak bersalaman. Tidak, anda tidak salah. Saya yang salah. Lha tadi agak melamun, wanita itu menerima salamannya Nurcahya... (JB. No 08 Epsd. 03)
Tidak usah, anda tidak salah. Saya tidak bisa menerima ini, Tyas Widuri menolak. Gunar Sudigdo heran, di zaman sekarang ternyata masih ada anak muda yang berani, berani mengakui kesalahannya...(JB. No 08 Epsd. 03)
Kutipan tersebut menggambarkan tokoh Tyas Widuri yang rendah hati, jujur serta berani malalui pengakuannya bahwa dia yang salah sehingga dia terjatuh, serta menolak pemberian Gunar Sudigdo karena merasa dialah yang salah atas peristiwa yang mengakibatkan dia terjatuh beserta motornya. Tyas
Widuri juga memiliki paras wajah yang cantik. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Sawentara wektu sabanjure, ana kenya ayu merak ati nyedhak meja resepsionis. Nurcahya ketungkul nyemak koran, mula ora nggatekake sapa kang teka. Mintari lan Beta repot nampa telpun. Kenya kuwi mesem lan manthuk marang Beta. Beta manthuk karo mesem sasmita supaya kenya kuwi lungguh dhisik. Kenya kuwi banjur lungguh. .... Lho....njenengan rak mbak Tyas Widuri ta? Nurcahya ngadeg. Inggih...(JB. No 10 Epsd. 05)
Terjemahan
Sementara waktu seterusnya, ada perempuan cantik yang terpesona hati mendekati meja resepsionis. Nurcahya terfokus membaca koran, jadi tidak memperhatikan siapa yang datang. Mintari dan Beta sedang sibuk menerima telpon. Perempuan itu senyum dan menundukan kepala kepada Beta. Beta menundukan kepala dengan senyuman dikarenakan agar perempuan itu duduk dahulu. Perempuan itu lalu duduk.... lho...anda itu mbak Tyas Widuri ya?
Nurcahya berdiri. Iya...(JB. No 10 Epsd. 05)
Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan bahwa Tyas Widuri adalah perempuan yang cantik dan murah senyum kepada orang lain. Tidak hanya canti dan murah senyum, Tyas Widuri juga mempunyai sikap yang peduli dan rasa sopan dengan lingkungan untuk kebersihan serta kepada orang lain, Tyas Widuri menjaga lingkungan sosial agar tidak tecemari dengan sampah agar orang lain tidak terganggu. Hal tersebut tergambar dalam kutipan berikut ini:
Tyas Widuri satemene isih penasaran, nanging dheweke ora bisa apa-apa.
Mula banjur pamitan, lan kanthi sopan njupuk gelas plastik kang wis kothong.
Gelas platik dilebokake ing tempat sampah... test pungkasan sing dikarepke dening Gunar Sudigdo yakuwi bab sikepe Tyas Widuri nalika metu saka ruwangan. Prinsipe Gunar Sudigdo, menawa Tyas Widuri nggawa gelas sing wis kothong banjur dibuwang ing tempat sampah, kuwi ateges Tyas Widuri duwe pangrasa kang alus lan lembah manah. Awit ora gelem gawe reged ing papan kang dudu papane...(JB. No 10 Epsd. 05)
Terjemahan
Tyas Widuri sebenarnya masih penasaran, namun dirinya tidak bisa apa-apa.
Lalu langsung pamitan, dan dengan sopan mengambil gelas plastik yang sudah kosong. Gelas plastik yang dimasukan ditempat sampah.... ujian terakhir yang diharapkan dari Gunar Sudigdo yaitu hal yang sikapnya Tyas Widuri jika
keluar dari ruangan. Prinsipnya Gunar Sudigdo, jika Tyas Widuri membawa gelas yang sudah kosong lalu dibuang di tempat sampah, itu menandakan Tyas Widuri mempunyai perasaan yang halus dan cinta lingkungan. Mulai tidak mau membuat kotor di tempat yang bukan tempatnya...(JB. No 10 Epsd. 05)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Tyas Widuri sangatlah menjaga lingkungan di tempat orang lain, dan berperilaku sopan terhadap orang lain.
5. Dyah Pramesthi
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini menceritakan bahwa tokoh Dyah Pramesthi merupakan anak dari Gunar Sudigdo yang sekarang masih kuliah di perguruan tinggi di kota Yogyakarta. Hal ini terdapat dalam kutipan :
Palgunadi, anake mbarep Gunar Sudigdo kuliah ing Australia, malah katone bakal bukak usaha ana kana sawise lulus mengkone. Dyah Pramesthi isih kuliah ing pawiyatan luhur kondhang ing kutha Yogyakarta... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
Palgunadi, anaknya yang pertama Gunar Sudigdo kuliah di Australia, malah katanya akan membuka usaha ada disana sehabis lulus nanti. Dyah Pramesthi masih kuliah di universitas negeri yang terkenal di kota Yogyakarta .... (JB. No 09 Epsd. 04)
Berdasarkan kutipan di atas digambarkan bahwa Dyah Pramesthi adalah anak kedua dari Gunar Sudigdo. Dyah Pramesthi juga diceritakan mempunyai watak manja, cantik dan bertubuh tinggi. Terbukti dari caranya dia merayu Gunar Sudigdo untuk segera berlatih mengemudikan mobil. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Ana bocah wadon mlayu saka tingkat ndhuwur. Bocah wadon ayu lencir kuwi banjur ngggandheng tangane Gunar Sudigdo. Pareng nggih, Pak? Pak?
Pareng nggih? Tembunge Dyah Pramesthi semune ngrayu bapake. Durung entuk. Kowe durung rong puluh taun! Wangsulane Gunar Sudigdo... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
Ada gadis yang lari dari lantai atas. Gadis cantik tinggi itu lalu menggandeng tangannya Gunar Sudigdo. Boleh ya, Pak? Pak? Boleh ya? Kata Dyah Pramesthi dengan nada merayu bapaknya. Belum boleh kamu belum berumur dua puluh tahun! Jawab Gunar Sudigdo.... (JB. No 09 Epsd. 04)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Dyah Pramesthi memiliki sifat manja kepada kedua orang tuanya. Selain itu Pegarang Al Aris Purnomo juga menggambarkan Dyah Pramesthi berwatak cerdas, saat itu mudah menerima arahan dan ajaran dari Nurcahya waktu mengajarkan mobil di lapangan.
Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Dyah Pramesthi kalebu gathekan, ora suwe anggone ajar wis katon trampil nyopir. Kaya-kaya wis nate nyopir sadurunge... (JB. No 16 Epsd. 11)
Terjemahan
Dyah Pramesthi termasuk cerdas, tidak lama yang belajar sudah terlihat mahir menyetir. Seperti terlihat sudah pernah menyetir sebelumnya.... (JB. No 16 Epsd. 11)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tokoh Dyah Pramesthi adalah berwatak cerdas yang mudah menerima ajaran yang diberikan kepada Nurcahya untuk belajar mengemudi. Di samping itu Dyah Pramesthi mempunyai bentuk bola mata yang indah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Dyah Pramesthi sing maune ora nggagas bab kuwi dadi krasa lucu krungu tembunge Nurcahya. Kenya sulistya kuwi nyawang Nurcahya gemes, mripate
bunder blalak-blalak, endah. Kenya kuwi ngantem lengene Nurcahya.... (JB.
No 16 Epsd. 11) Terjemahan
Dyah Pramesthi yang tadinya tidak menghiraukan hal itu menjadi terasa lucu terdengar Nurcahya. Perempuan cantik itu melihat Nurcahya gemas matanya bundar blalak-blalak indah. Perempuan itu menghantam bahu Nurcahya.... (JB.
No 16 Epsd. 11)
Tokoh Dyah Pramesthi selain cantik juga mempunyai sifat yang tidak angkuh dan ramah tamah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Tyas Widuri ngrasakake kalamun anake juragane kuwi ora angkuh, malah kepara duwe sikep lembah manah. Ndhadekake pangrasa Tyas Widuri krasa kepenak... (JB. No 20 Epsd. 15)
Terjemahan
Tyas Widuri merasakan jika anak dari majikannya itu tidak angkuh malah mempunyai sikap ramah tamah. Menjadikan perasaan Tyas Widuri terasa enak... (JB. No 20 Epsd. 15)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan Dyah Pramesthi mempunyai sifat ramah-tamah dan tidak angkuh dari penilaian Tyas Widuri saat berkenalan dengan Dyah Pramesthi.
2) Karakter Bawahan
Karakter yang mendukung kehadiran karakter utama dan tidak sering muncul, hanya muncul saat peristiwa-peristiwa tertentu.
1. Karmidi
Karmidi merupakan karakter bawahan, yang hanya digunakan oleh pengarang sebagai pelengkap dan membantu dalam jalannya cerita dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo, Karmidi adalah seorang yang bertugas sebagai pembantu rumah tangga yang membersihkan tempat Griya Wening. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :
Leres, Nakmas. Kula Karmidi, ing kapatah reresik ing Griya Wening ngriki.
Nakmas badhe kagungan kersa punapa? Kula ndherekaken juragan kula, ingkang badhe sowan Bapa Dirga Swandaru. Menapa kepareng?... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Benar, Nak. Saya Karmidi yang diutus untuk bersih-bersih di Griya Wening sini. Nakmas ada keperluan apa ya? Saya ikut bersama majikan saya, yang ingin bertemu dengan Bapak Dirga Swandaru. Apakah dibolehkan?... (JB. No 06 Epsd. 01)
Berdasarkan kutipan di atas bahwa menggambarkan seorang pembantu rumah di tempat Griya Wening tersebut. Selain itu, Karmidi digambarkan oleh pengarang sesosok orang yang sudah tua. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Pak Karmidi mbukak lawang gapura. Wong setengah tuwa kuwi mesem semanak, menehi sasmita supaya enggal mlebu... (JB. No 12 Epsd. 07)
Terjemahan
Pak Karmidi membukakan pintu gapura. Orang setengah tuwa itu senyum sebentar, memberi pertanda supaya cepat masuk... (JB. No 12 Epsd. 07)
Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bahwa tokoh Karmidi seorang yang sudah tua. Selain itu juga mempunyai sifat yang santun dalam berbahasa.
Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut:
Inggih Nakmas, sumangga. Miyos mriki, Karmidi disiki laku, sapu sada disendhekke maneh ing wit uni maneh... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Iya nak, mari. Lewat sini, Karmidi mendahului jalannya, sapu lidi yang ditaruh lagi di pohon uni lagi... (JB. No 06 Epsd. 01)
Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan jika Karmidi mempunyai sifat santun dalam berbicara pada orang, disamping itu Karmidi adalah seorang yang sangat ramah kepada orang. Ramah dalam artian murah senyum, Hal ini terbukti dalam kutipan berikut ini:
legane perasaane Gunar Sudigdo sawise salaman, Gunar Sudigdo lan Nurcahya metu saka ruwangan kuwi. Tekan latar, dipethuk eseme Karmidi kang semanak. Menapa lajeng kondur kemawon?.... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan
Merasa lega perasaannya Gunar Sudigdo setelah berjabat tangan, Gunar Sudigdo dan Nurcahya keluar dari ruangan itu. Sampai halaman, disambut senyumnya Karmidi yang senang. Apakah langsung akan pergi saja?... (JB.
No 07 Epsd. 02)
Berdasarkan kutipan di atas Karmidi di gambarkan ramah serta murah senyum, namun di balik itu semua ternyata Karmidi juga ikut menipu bersama Dirga Swandaru. Dari hal tersebut maka Karmidi dalam menyakinkan korbannya Gunar Sudigdo dan Nurcahya dengan cerita bahwa Dirga Swandaru mempunyai keahlian melacak benda pusaka. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini :
Saleresipun nggih mboten awit Bapa Wegig Swandaru menika pinitados janma ingkang limpad ing pambudi, semanten ugi Ibu Wening Dewanti. Kathah para sanak kadang ingkang nembe nandhang reruwet saged ngudhar reruwet
punika awit saking pitedahipun Bapa Wegig Swandaru. Yen Bapa Dirga Swandaru nggadhahi kesagedan sanes, inggih menika saged nglacak papanipun pusaka-pusaka tilaranipun para sekti jaman kawuri... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Sebenarnya itu tidak mulai dari Bapak Wegig Swandaru dulu juga mencari sesuatu yang berlipat kebaikan, itu juga Ibu Wening Dewanti. Banyak para teman yang ingin mempunyai masalah bisa menyelesaikan masalah itu dari tindakan Bapa Wegig Swandaru. Jika Bapak Dirga Swandaru mempunyai kemahiran lain, yaitu bisa melacak tempat pusaka-pusaka tinggalan para leluhur jaman dahulu... (JB. No 06 Epsd. 01)
2. Trianasti
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini menceritakan tokoh yang sebagai istrinya Gunar Sudigdo yaitu Trianasti. Tokoh Trianastri diceritakan mempunyai peduli sosial yang tinggi serta tindak menuntut banyak dari Gunar Sudigdo dalam hobinya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Kulawargane ora ana sing protes karo kesenengane Gunar Sudigdo kuwi.
Trianastri repot karo urusan sosial... (JB. No 09 Epsd. 04) Terjemahan
Keluarganya tidak ada yang melarang dengan kesenangan Gunar Sudigdo itu.
Trianastri repot dengan urusan Sosial... (JB. No 09 Epsd. 04)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tokoh Trianasti merupakan tokoh yang peduli sosial, di samping itu tokoh Trianastri juga meliliki sikap yang mudah panik, takut dan resah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Pak Gunar enggal mlayu mlebu ngomah. Dipapag Trianastri, bojone Pak Gunar sing terus ngomong Aku ora wani ngowahi, Pak. Kahanane isih kaya sekawit... Trianastri miwiti crita Gunar Sudigdo lan Nurcahya nyemak kanthi premah .... Aku sarujuk panjenengan wae ngoleksi pusaka-pusaka kuwi mau, ning sing dak suwun aja nganti pusaka-pusaka kuwi malah ora gawe tentrem ing omah iki. Menawa nganti kedadean kaya mengkono, apa ora muspra nggon panjenegan ngupaya pusaka-pusaka kuwi mau? Ateges rak nalah ora ana paedahe, malah kepara gawe rugi kelangan katentreman. Awit miturut
panemuku sing buku kuwi urip kanthi tentrem. Nyuwun pangapunten, ora ateges aku nduwe kersa panjenengan lho pak?... (JB. No 19 Epsd. 14)
Terjemahan
Pak Gunar segera berlari masuk rumah. Ditemui Trianastri, istri Pak Gunar yang terus berkata Saya tidak berani merubah, Pak. Keadaan masih seperti semula.... Trianastri memulai cerita dengan Gunar Sudigdo dan Nurcahya yang mengamati dengan teliti.... saya setuju saja anda mengkoleksi pusaka-pusaka itu tadi, tapi yang yang saya minta jangan sampai pusaka –pusaka itu malah tidak membuat tenang di rumah ini. Misalnya ada kejadian seperti itu, apa tidak bingung pada anda merawat pusaka-pusaka itu tadi? Seperti tidak ada ada kebaikannya malah membuat kerusakan membuat rugi kehilangan ketenangan.
Menurut dari buku yang hidup dengan tentram. Minta maaf, tidak bermaksud saya ingin mengatur anda lho Pak?... (JB. No 19 Epsd. 14)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Tokoh Trianastri sedang resah ketika ada masalah yang berhubungan dengan benda-benda pusaka milik Gunar Sudigdo yang berada di rumah.
3. Bapa Wegig Swandaru dan Ibu Wening Dewanti
Tokoh Bapa Wegig Swandaru dan Ibu Wening Dewanti merupakan salah satu tokoh penggambaran jika kedua orang dari Dirga Swandaru dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo diceritakan bahwa orang tua Dirga Swandaru sudah meninggal, dan meraka juga mempunyai keahlian memecahkan masalah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Ramanipun Bapa Dirga Swandaru, ingkang asma Bapa Wegig Swandaru.
Eman dene sampun kapundhut ing pangayunaning Gusti, margi kacilakan lalulintas sareng kalian garwa, inggih Ibu Wening Dewanti.... Saleresipun nggih mboten awit Bapa Wegig Swandaru menika pinitados janma ingkang limpad ing pambudi, semanten ugi Ibu Wening Dewanti. Kathah para sanak kadang ingkang nembe nandhang reruwet saged ngudhar reruwet punika awit saking pitedahipun Bapa Wegig Swandaru... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Ayahnya Bapak Dirga Swandaru itu dengan nama Bapak Wegig Swandaru. Ini sudah diambil di samping Tuhan, karena kecelakaan lalu lintas bersama istrinya yaitu Ibu Wening Dewanti.... Sebenarnya itu tidak mulai dari Bapak Wegig Swandaru dulu juga mencari sesuatu yang berlipat kebaikan, itu juga Ibu Wening Dewanti. Banyak para teman yang ingin mempunyai masalah bisa
menyelesaikan masalah itu dari tindakan Bapa Wegig Swandaru. Jika Bapak Dirga Swandaru mempunyai kemahiran lain, yaitu bisa melacak tempat pusaka-pusaka tinggalan para leluhur jaman dahulu... (JB. No 06 Epsd. 01)
4. Lik Man
Tokoh Lik Man ini bekerja sebagai pembantu di rumah Gunar Sudigdo yang di dalam cerita hanya muncul sekali saat membukakan gerbang dari kedatangan Gunar Sudigdo dan Nurcahya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Saka njero perkarangan katon ana wong mlayu banjur mbukak lawanng gapura. Wong kuwi nganggo kathok gojag-gajeg lan kaos kuning gulone biru.
Lik Man, kowe mau nggatekake ora yen ana wong wira-wiri ngarep gerbang iki? Pitakone Gunar Sudigdo marang wong kang prayata jenenge Lik Man kuwi... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
Dari dalam perkarangan terlihat ada orang yang sedang lari lalu segera membuka pintu gapura. Orang itu hanya menggunakan celana sepertiga kaki dan kaos kuning yang kerahnya berwarna biru. Lik Man, kamu tadi memperhatikam tidak jika ada orang yang mondar-mandir didepan gerbang ini? Tanya Gunar Sudigdo pada orang yang ternyata namanya Lik Man itu...
(JB. No 09 Epsd. 04) 5. Palgunadi
Tokoh Palgunadi merupakan anak dari Gunar Sudigdo namun tokoh Palgunadi itu tidak ikut dalam alur cerita yang diceritakan oleh pengarang, hanya sebatas pengenalan. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini :
Kulawargane ora ana kang protes karo kesenengane Gunar Sudigdo kuwi.
Trianastri repot karo urusan sosial. Palgunadi, anake mbarep Gunar Sudigdo kuliah ing Australia, malah katone bakal bukak usaha ana kana sawise lulus mengkone. Dyah Pramesthi isih kuliah ing pawiyatan luhur kondhang ing kutha Yogyakarta... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
Keluarganya tidak ada yang melarang dengan kesenangan Gunar Sudigdo itu.
Trianastri sudah sibuk dengan kegiatan sosial. Palgunadi, anaknya yang pertama Gunar Sudigdo kuliah di Australia, malah katanya akan membuka
usaha ada disana sehabis lulus nanti. Dyah Pramesthi masih kuliah di universitas negeri yang terkenal di kota Yogyakarta.... (JB. No 09 Epsd. 04)
6. Mintari dan Beta
Tokoh Mintari dan Beta adalah seorang repsepsionis, pegawai dari kantornya Gunar Sudigdo. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Nurcahya sing entuk jejibahan mirunggan ngenteni Tyas Widuri wis samekta ing meja resepsionis ngancani Mintari lan Beta... kenya loro lan jejaka sing umure sepantaran kuwi bisa omongan kanthi kepenak. Kenya loro kuwi kanda kalamun Nurcahya ora pantes dadi sopir, pantese dadi manager, Nurcahya mung nggleges wae.... (JB. No 10 Epsd. 05)
Terjemahan
Nurcahya yang mendapat perintah untuk menunggu Tyas Widuri sudah menunggu di meja resepsionis menemani Mintari dan Beta.... dua wanita dan jejaka yang umurnya sepantaran itu bisa ngobrol dengan enak. Kedua wanita itu bilang kalau Nurcahya tidak pantas menjadi Sopir, pantasmya menjadi manager. Nurcahya hanya senyum saja... (JB. No 10 Epsd. 05)
7. Dardono
Tokoh Dardono merupakan tokoh pembantu Dirga Swandaru, tokoh ini ikut ketika ada misi untuk mencari pasangan benda pusaka. Dardono diceritakan mempunyai badan besar dan berotot, terlihat kuat tenaganya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Pak Gunar lan Nurcahya nyawang pawongan kang nembe teka iku. Dedege sedhengan. Awake gempal, katon cetha otot-otote gedhe, genah yen rosa tenagane. Nalika pawongan kuwi wis napaki jogan pendhapa, Dirga Swandaru metu saka njero omah mburi. Pak Gunar, iki Darmono, rewangku sing bakal ngewangi, Dirga Swandaru nepungke wong iku... (JB. No 13 Epsd. 08)
Terjemahan
Pak Gunar dan Nurcahya melihat seseorang yang baru datang itu. Bentuknya tubuh standar. Badannya besar, terlihat otot-ototnya besar, benar jika tenaganya kuat. Ketika seseorang itu sudah memasuki di halaman pendapa, Dirga Swandaru keluar dari dalam rumah belakang. Pak Gunar, ini Dardono, temanku yang akan membantu, Dirga Swandaru memperkenalkan orang itu...
(JB. No 13 Epsd. 08)
8. Waldinata dan Istrinya Sumilah
Tokoh Waldinata dan istrinya Sumilah merupakan korban dari kejahatan Dirga Swandaru, selain Gunar Sudigdo. saat itu Gunar Sudigdo tidak segaja waktu akan meninggalkan Griya Wening bertemu dengan Waldinata dan Sumilah di pendhapa joglo untuk menayakan mahar yang diberikan kepada Dirga Swandaru. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Tekan pendhapa joglo Gunar Sudigdo lan Nurcahya ketemu karo pawongan lanang wadon kang wingi uga ana ing kono. Nurcahya bablas ngener mobil, dene Gunar Sudigdo diaruh-aruhi dening tamu lanang-wadon kuwi. Gunar Sudigdo mandheg banjur padha salaman, tertepungan. Tamu sakloron kuwi nayuhke pusaka sak tinggalane simbah-simbahe, wujud wilah tumbak. Miturut tamu sakloron jenenge Waldinata lan garwane Sumilah kuwi, pusaka kasebut duwe daya linuwih. Sawise ngopeni pusaka kuwi panguripane kulawargane mundhak kepenak kaya disengkakke... (JB. No 15 Epsd. 10)
Terjemahan
Sampai pendhapa joglo Gunar Sudigdo dan Nurcahya bertemu dengan seseorang laki-laki dan perempuan yang kemaren kesini. Nurcahya langsung menuju mobil, jika Gunar Sudigdo berhenti menyapa kepada tamu laki-laki dan perempuan itu. Gunar Sudigdo berhenti lalu saling berjabat tangan. Tamu berdua itu membawa pusaka yang diwariskan oleh nenek moyangnya, berwujud sebuah tombak. Menurut tamu berdua namanya Waldinata dan istrinya Sumilah itu, pusaka tersebut mempunyai kekuatan yang lebih. Setelah merawat pusaka itu dalam kehidupannya keluarganya menjadi lebih enak seperti sekarang... (JB. No 15 Epsd. 10)
9. Bapak dan Simbok Nurcahya
Tokoh Bapak dan Simbok Nurcahya merupakan salah satu tokoh penggambaran jika kedua orang dari Nurcahya dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Asris Purnomo diceritakan bahwa orang tua Nurcahya sudah meninggal saat ditanya oleh Dyah Pramesthi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Bapak-ibune Mas Nur apa ora kagungan pusaka? Padatan wong Jawa kuwi nyimpen keris minangka pusaka. Panyawangane Nurcahya nrabas mega-mega kang arak-arakan mengalor. Nurcahya nyoba nggoleki wewayangane wong tuwane. Aku wis ora duwe bapak-simbok. Bapak-simbok seda kacilakan nalika
isih cilik, wangsulane Nurcahya dibarengi unjal napas landhung... (JB. No 16 Epsd. 11)
Terjemahan
Bapak-ibunya Mas Nurcahya apa tidak punya benda pusaka? Kebanyakan orang Jawa itu menyimpan keris sebagai pusaka. Raut Nurcahya melalui langit sore yang sedang menuju ke utara. Nurcahya mencoba mencari bentukan orang tuannya. Saya sudah tidak mempunyai bapak-simbok. Bapak-simbok sudah meninggal karena kecelakaan ketika masih kecil, jawab Nurcahya bersamaan menghempas nafas panjang... (JB. No 16 Epsd. 11)
10. Ristiana
Tokoh Ristiana ini merupakan teman dari tokoh Dyah Pramesthi, Ristiana ini di gambarkan pengarang hanya seorang teman Dyah, yang keluar berdua untuk makan bersama. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Wanita mudha kang ngawaske kuwi Dyah Pamesthi. Ndilalah dheweke nembe mangan karo Ristiana, kancane. Kok weruh Nur mlebu ing warung gadho- gadho sabrang dalan. Pangrasane Dyah dadi ora kepenak... (JB. No 20 Epsd.
15)
Terjemahan
Wanita muda yang mengawasi itu Dyah Pamesthi. Kebetulan dirinya sedang makan dengan Ristiana, temannya. Kok lihat Nur masuk di dalam warung gado-gado seberang jalan. Perasaannya Dyah menjadi tidak nyaman... (JB. No 20 Epsd. 15)
11. Dwi Wulansari dan Bu Samiyani
Tokoh Dwi Wulansari dan Ibu Samiyani merupakan ibu dari orang tua Tyas Widuri dan adik dari Tyas Widuri yang duduk di SMA kelas dua. Tokoh ini
dimunculkan saat Nurcahya dan Dyah Pramesthi main kerumah Tyas Widuri. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Tyas Widurin nampa tekane Nurcahya lan Dyah Pramesthi kanthi gumyak- gumyak. Ing omahe Tyas Widuri ana ibune jenenge Samiyani. Uga ana adhine sing isih sekolah SMA kelas loro, jenenge Dwi Wulansari, wektu kuwi durung bali saka sekolah. Bapake Tyas Widuri wis seda. Bu Samiyani nyambut gawe minangka bakul sembako lan sayuran ing pasar-pasar, uga duwe kios gedhe ing Baturetno. Keluwargane Tyas Widuri katon prasaja, nanging krasa menawa nduweni sesambungan kang raket... (JB. No 25 Epsd. 20)
Terjemahan
Tyas Widuri menerima kedatangan Nurcahya dan Dyah Pramesthi dengan sambutan senang sekali. Di rumahnya Tyas Widuri ada ibunya bernama Samiyani. Juga ada adiknya yang masih sekolah SMA kelas dua, bernama Dwi Wulansari, waktu itu belum kembali dari sekolahan. Bapaknya Tyas Widuri sudah meninggal. Bu Samiyani bekerja menjadi pendagang sembako dan sayuran di pasar-pasar, juga mempunyai kios besar di Baturetno. Keluarganya Tyas Widuri terlihat sederhana namun terasa memiliki hubungan yang harmonis... (JB. No 25 Epsd. 20)
12. Pawongan nganggo sarwa ireng
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo juga menceritakan seseorang yang mencurigakan yang berpakaian serba hitam yang sedang diikuti oleh Nurcahya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Nurcahya sujana, awit pawongan sing menganggo sarwa ireng kuwi katon mindhik-mindhik lan kadhangkala mlaku rikat. Pawongan kuwi nggendhong tas rangsel cilik, wernane uga ireng. Nurcahya ngetutke lakune wong nyalawadi kuwi. Jangkahe Nurcahya prasasat ora bis dirungu, kuwi bisa kelakon awit Nurcahya nguwasani beladhiri sing tatarane ora baen-baen...
(JB. No 25 Epsd. 20) Terjemahan
Nurcahya curiga, mulai orang yang menggunakan serba hitam itu yang terlihat mengendap-ngendap dan terkadang berjalan pelan-pelan. Seseorang itu menggendong tas rangsel kecil, juga berwarna hitam. Nurcahya juga mengikuti berjalannya orang yang mencurigakan itu. Langkahnya Nurcahya memang tidak bisa didengarkan, itu bisa dilakukan oleh Nurcahya dari menguasai beladiri yang tidak main-main... (JB. No 25 Epsd. 20)
13. Mustadi dan Banarto
Tokoh Mustadi dan Banarto merupakan anggota dari kejahatan Dirga Swandaru. Nurcahya sedang mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mengungkap kejahatan Dirga Swandaru lewat tokoh Mustadi dan Banarto. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Nurcahya wasis tenan, kanthi pinter nggunakake kabeh kalodhangan kuwi kanggo golek keterangan saakeh-akehe. Kabeh sing diucapne wong loro kuwi direkam dening Nurcahya nganggo hp. Nurcahya pancen duwe panggraita sing latip. Rasa sujanane dadi kanyatan. Maune dheweke sujana kalamun wong loro kuwi sing mau bengi dedreg udreg karo dheweke. Lan iya pancen bener. Wong loro kuwi sing siji jenenge Mustadi sijine Banarto. Alamate wong loro kuwi uga wis dingerteni dening Nurcahya... (JB. No 26 Epsd. 21)
Terjemahan
Nurcahya mahir sekali, dengan pintar mengunakan semua kelonggaran itu untuk mencari keterangan sebanyak-banyaknya. Semua yang diucapkan dua orang itu direkam oleh Nurcahya menggunakan hp. Nurcahya memang mempunyai pemikiran tajam. Rasa curiganya menjadi kenyataan. Tadinya dirinya memang curiga karena dua orang itu semalam berkelahi dengan saya.
Dan iya ternyata memang benar. Dua orang tetrsebut yang satu bernama Mustadi satunya Banarto. Alamat dua orang itu juga sudah diketahui oleh Nurcahya... (JB. No 26 Epsd. 21)
14. Jarmadi
Tokoh Jarmadi sebagai seorang polisi dan tokoh yang membantu Nurcahya untuk mengungkap kejahatan Dirga Swandaru. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Wong loro banjur padha omong-omongan kanthi kepenak. Polisi kang jenenge Jarmadi kuwi prayata kepenak bareng diajak rembungan. Jarmadi kandha kalamun dheweke pancen golek sisik melik bab trajange Dirga Swandaru. Bab kuwi dilakoni awit saka pelapurane sawijining masyarakat kang rumangsa diapusi. Nanging durung bisa mikut durjane, awit pancen durung ora ana bukti babarpisan... (JB. No 27 Epsd. 22)
Terjemahan
Dua orang lalu pada bercakap-cakap dengan enak. Polisi yang namanya Jarmadi itu ternyata mudah akrab setelah diajak berdiskusi. Jarmadi bilang jika dirinya memang mencari sisi buruk dari hal yang pelakunya Dirga Swandaru.
Hal tersebut dilakukan ketika mulai dari pelaporan seseorang masyarakat yang merasa ditipu. namun belum bisa mengungkap kejahatan, karena belum mempunyai bukti sama sekali... (JB. No 27 Epsd. 22)
2. Alur
Alur merupakan sebuah rangkaian-rangkaian dalam cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa dalam peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal tersebut merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan sangat berpengaruh pada keseluruhan karya.
Peristiwa tidak terbatas pada hal-hal fisik seperti halnya ujaran dan tindakan tetapi juga mencakup perubahan sikap karakter, kilasan-kilasan pandanngannya, keputusan-keputusannya dan segala yang menjadi variable pengubah dirinya. Semakin sedikit karakter dalam sebuah cerita maka semakin rekat dan padat pula alur yang mengalir di dalamnya.
Dua elemen dasar yang membangun alur adalah konflik dan klimaks.
Setiap karya fiksi setidak-tidaknya memiliki konflik internal (yang tampak jelas) yang hadir melalui hasrat dua orang karakter atau hasrat seorang karakter dengan lingkungannya.
a. Situation (tahap pengambaran suatu keadaan)
Tahap situasi ini merupakan yang berisi berbagai pelukisan dan pengalaman situasi atau tokoh-tokoh dalam cerita. Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini membuka cerita dengan menceritakan tentang kehidupan seorang pengusaha yang memiliki kegemaran yang sangat unik, kegemaran
tersebut adalah mengkoleksi barang antik seperti pusaka-pusaka yang sudah mulai langka, dari kegemaran tersebut tokoh tersebut menghabiskan uang hanya untuk benda langka yang berwujud seperti pusaka benda kuno jaman dahulu. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :
Rampung nunggoni anak-bojone mangan, Gunar Sudigdo mlebu ruwang kerja pribadine. Ing ruwangan kuwi akeh dipajang barang-barang langka.
Saperangan kalebu pusaka-pusaka kang jare pegaji banget. Seneng kuwi pancen larang regane. Embuh wis pirang milyar wae diwetokake kanggo nuruti kesenengane kuwi. Gunar Sudigdo duwe prinsip yen kesenengane keturutan bakal bisa njaga awak tetep waras. Lan kasunyatane pancen mengkono, Gunar Sudigdo sebatih ora nate lara. Yen masuk angin ya mung kadhangkala, ora mesti setaun pisan. Kulawargane ora ana kang protes karo kesenengane Gunar Sudigdo kuwi... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
Selesai menemani anak dan istrinya makan, Gunar Sudigdo masuk ruangan kerja pribadinya. Di ruangan tersebut banyak yang diperlihatkan barang-barang langka. Sebagian termasuk pusaka-pusaka yang katanya sangat bernilai.
Senang itu memang sangat mahal harganya. Tidak tahu sudah berapa miliyar yang sudah dikeluarkan untuk menuruti kegemaran tersebut. Gunar Sudigdo mempunyai prinsip jika kegemaraannya sudah terpenuhi maka bisa menjaga tubuhnya tetap sehat. Dan kenyataannya memang begitu, Gunar Sudigdo terbukti tidak pernah sakit. Hanya saja sakit kurang enak badan itu hanya kadang-kadang, tidak pasti setahun sekali. Keluarganya tidak ada yang melarang dengan kegemarannya Gunar Sudigdo itu... (JB. No 09 Epsd. 04)
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo tersebut juga diceritakan seorang sopir yang nantinya akan membantu juragan tersebut yang akan menyelesaikan konflik dalam jalannya cerita ini, namun dalam bekerja si tokoh ini menyembunyikan identitasnya sebagai sarjana karena agar tokoh tersebut mendapat perlakuan yang sama dengan setara ijazah SMA. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :
Walah, kula kok malah kados dados bodyguard. Kamangka kula boten saged jotosan, Nurcahya mesem karo nglirik juragane. Tenane, Nur. Aku iki golek sopir ya ora mung sembarangan sopir. Aku ngerti kok yen kowe kuwi jago beladhiri. Aku uga ngerti yen kowe ki wis kerep menang ing turnamen- turnamen beladhiri. Hehehe, arep ngomong apa kowe saiki? Nurcahya pancen
kaget, nanging kagete enggal ditutupi kanthi esem. Lha kok panjenengan priksa? Aku ora sembarangan golek pagawe, Nur. Mesthi wae aku ya duwe cara kanggo ngerteni kabeh kuwi. Aku uga ngerti yen kowe sarjana. Boten kula sanes sarjana. Ora usah ngapusi aku, Nur. Kowe kuwi sarjana tehnik mesin, iya ta? Lho kok priksa? Lha pak Bagyo dhosenmu biyen kae rak kancaku.
Hayo arep mukir piye maneh? Nurcahya wis ora bisa apa-apa maneh. Kabeh kuwi pancen bener. Anggone golek gaweyan pancen mung nganggo ijasah SMA, nanging prayata Gunar Sudigdo malah wis ngerti satenane .... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
Walah, saya kok malah seperti jadi bodyguard. Sedangkan saya tidak bisa berkelahi, Nurcahya senyum sambil melihat majikannya. Yang benar, Nur.
Aku ini mencari sopir yang tidak hanya sembarangan sopir. Aku tahu jika kamu itu punya keahlian beladiri. Hehehe, mau ngomong apa kamu sekarang?
Nurcahya memang terkejut, namun terkejutnya ditutupi dengan senyum. Lha kok anda tahu? Aku tidak sembarangan mencari pegawai, Nur. Pasti saja Aku juga punya cara tersendiri untuk mencari tahu semua itu. Aku juga tahu jika kamu itu seorang sarjana. Tidak, saya bukan sarjana. Tidak perlu berbohong dengan Aku, Nur. Kamu itu seorang sarjana teknik mesin, iya kan? Loh kok anda tahu? Lha pak Bagyo dosenmu dulu itu adalah temanku. Hayo mau mengelak apa lagi? Nurcahya tidak bisa apa-apa lagi. Semua itu memang benar. Mencari pekerjaan memang hanya menggunakan ijazah SMA, tetapi kenyataan itu Gunar Sudigdo malah sudah tahu yang sebenarnya... (JB. No 07 Epsd. 02)
b. Generatting (tahap pemunculan konflik)
Pada tahapan ini pengarang melanjutkan kepada suatu peristiwa yang lebih kompleks, pengarang memunculkan masalah dan peristiwa yang menyulut terjadinya konflik. Ketika Gunar Sudigdo mempunyai sebuah benda pusaka yang bentuk keris, setelah itu ditanyakan kepada Dirga Swandaru yang dikenal sebagai orang pintar tentang benda pusaka seperti melacak tempat pusaka-pusaka peninggalan para leluhur jaman dahulu. Setelah ditanyakan kepada Dirga Swandaru bahwa keris yang dimiliki oleh Gunar Sudigdo itu memiliki pasangan.
Disitu mulailah permunculan masalah. Hal tersebut dapat ditunjukan dari kutipan berikut :