• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Remaja usia pertengahan di SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Remaja usia pertengahan di SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER PENELITIAN I. Bagian A

Umur : kelas : II. Bagian B

Pilihan jawaban dengan ketentuan sebagai berikut

a. Sangat Setuju (SS) = Apabila Anda sangat setuju dengan pertanyaan tersebut.

b. Setuju (S) = Apabila Anda setuju dengan pertanyaan tersebut.

c. Netral / ragu-ragu (N) = Apabila Anda ragu-ragu/netral dengan pertanyaan tersebut.

d. Tidak Setuju (TS) = Apabila Anda tidak setuju dengan pertanyaan tersebut.

e. Sangat Tidak Setuju (STS) = Apabila Anda sangat tidak setuju dengan pertanyaan tersebut.

No Pernyataan STS TS N S SS

1 Saya merokok karena orang tua saya merokok 2 Orang tua saya melarang saya merokok

3 Orang tua tidak peduli saya merokok

4 Orang tua membiarkan saya merokok didalam rumah

5 Saya merokok karena teman saya merokok 6 Teman saya yang mengajak saya merokok

peratama kali

(2)

merokok

8 Menurut saya, saya merokok karena pengaruh teman

9 Saya merokok karena ingin tahu rasa rokok 10 Saya merasa tenang ketika merokok

11 Saya merasa rileks ketika merokok

12 Saya merasa lebih percaya diri ketika merokok 13 Saya merokok ketika saya bosan

14 Saya merokok ketika marah

15 Saya merokok untuk menghilangkan stress 16 Saya merokok setelah makan

17 Saya merokok sambil minum kopi 18 Merokok itu sangat nikmat

19 Jika merasa belum nikmat, saya menambah dosis rokok saya

20 Merokok sudah menjadi kebiasaan saya 21 Menurut saya, iklan rokok sangat menarik 22 Awalnya saya meroko melihat iklan rokok 23 Iklan rokok mencitrakan hal yang positif

(3)

Lampiran 2

Lembar Persetujuan menjadi Responden Penelitian No. Res

Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Merokok Pada Usia Pertengahan

Di SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat

Saya yang bernama Riska Susanti/ 141121108 adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai “Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Merokok Pada Usia Pertengahan Di SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner dengan jujur tanpa dipengaruh oleh orang lain. Jika Bapak/Ibu bersedia, dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti.

Partisipasi Bapak/Ibu menjadi responden dlam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Saya juga menjamin kerahasiaan identitas Bapak/Ibu. Informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan pendidikan keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lainnya.

Medan, 2015

(4)

Umur

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

1. PROPOSAL

a. Biaya buku sumber tinjauan pustaka Rp. 150.000

b. Penyusunan Proposal Rp. 100.000

c. Fotocopy Perbanyak Proposal Rp. 50.000

2. PENGUMPULAN DATA

a. Izin Penelitian Rp. 100.000

b. Transportasi Rp. 150.000

c. Fotocopy Kuesioner dan persetujuan penelitian Rp. 120.000

3. ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

a. Biaya Print Rp. 100.000

b. CD Rp. 50.000

c. Penjilidan Rp. 100.000

d. Fotocopy Laporan Penelitian : Rp. 150.000

4. BIAYA TAK TERDUGA Rp. 200.000_

Total Rp. 1.270.000

(16)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Riska Susanti 2. Jenis Kelamin : Perempuan 3. Agama : Islam

4. Tempat/Tgl Lahir : Sidodadi, 12 Desember 1993

5. Alamat : Sumatra Barat, Kab. Pasaman Barat, Kec. Kinali, Kejorongan Sidodadi

6. Status Perkawinan : Belum Menikah 7. Kewarganegaraan : Indonesia 8. Orang tua

Ayah : Darman

Ibu : Suratik

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 1999-2005 : SD Negeri 75 Sidodadi, Kec. Kinali 2. 2005-2008 : SMP Negeri 1 Kinali

3. 2008-2011 : SMA Negeri 1 Kinali

4. 2011-2014 : DIII Keperawatan Akper Malahayati Medan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Yoga, T. (2014). Rokok Dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Afriani, Pengaruh Lingkungan Terhadap Pergaulan Remaja. http://afriyaniremaja.blogspot.com/.Diakseses pada tanggal 15 februari 2016.

Arikunto, Suharsimi. (2013). prosedur Penelitian suatu pendidikan praktik. jakarta: Rineka Cipta

Atkinson, dkk. 1999. Pengantar Psikologi . Diterjemahkan Dr. Widjaja Kusuman Batam: Interaksara

Depkes. (2003). Konsumsi Tembakau Dan Prevalensinya Diindonesia Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Depertemen Keseharan RI, Jakarta

Dimyati, V (2011). Perokok Aktif Terus Meningkat. Diunduh Pada 14 mei 2015

dari

Fuadah, Maziyyatul. (2011). Gambaran Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan. Depok

Harlock, Elizabeth, B. (2000). Psikologi perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga

Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologi Pada Remaja. Diunduh pada 17 mei 2015 dari

Naiggolan, R. 1998. Anda Mau Berhenti Merokok?. Indonesia Publishing House. Bandung.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta

(18)

Oktavia, Dewi. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Merokok Siswa Laki-Laki Di Sma Negeri Kota Padang. Skripsi. Padang: Fakultas Kedokteran Andalas

Rasti. (2008). Bahaya Rokok. http://knoey.dag dig dug.com/2008/05/05/bahaya rokok. Diaakses Pada Tangal 14 Mei 2015

Sentika, Rahmat, 2008. Perlindungan dan Pencegahan Merokok pada Anak.

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto

Soetjiningsih. (2000). Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto

(19)

BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konseptual pada penelitian ini terdapat variabel independennya faktor eksternal yang mempengaruhi merokok yang terdiri dari orang tua, pengaruh teman, kepribadian, pengaruh iklan. Selain faktor ekternal ada juga faktor yang mempengaruhi merokok dari dalam dirinya seperti stres, gelisah, takut, kecewa, dan putus asa sering mendorong orang untuk menghisapa asap rokok. variabel dependen adalah perilaku merokok merupakan hal biasa dijumpai perokok berasal dari berbagai kelas sosial dan kelompok umur yang berbeda. hal ini mungkin mungkin disebabkan karena rokok dengan mudah dan dapat diperoleh dimanapun dan kapanpun, faktor internal darinperilaku merokok remaja tidak diteliti oleh peneliti.

(Fuadah, 2011)

Faktor yang mempengaruhi 1 Orang tua

2 Teman sebaya 3 Faktor kepribadian 4 Faktor iklan 5 Iklan

(20)

3.2. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

(21)

rumah tangga

yang bahagia

2. Teman sebaya Sekelompok teman sebaya yang bergabung dalam kelompok. Remaja yang mempunyai teman-teman yang merokok akan lebih mudah terpengaruh untuk merokok karena mereka meresa lebih diterima oleh banyak orang. 3. Faktor kepribadian

Seseorang yang mencoba untuk merokok karana alasan ingin tahu

atau ingin melepaskan diri

(22)

dari rasa sakit dan kebosanan.

4. Faktor iklan

Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menarik para konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan

(23)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Peneletian ini menggunakan metode deskritif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional, dimana pengamatan penelitian (pengumpulan data) dilakukan

sekaligus dalam waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan pendataan selama penelitian.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013). Populasi pada penelitian ini adalah remaja merokok di SMP Negeri 1 Kinalai Kabupaten Pasaman Barat berjumlah 150 siswa, terdiri (kelas VII dan VIII).

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah remaja usia pertengahan yang merokok di SMP Negri 1 Kinalai, Pasaman Barat.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.

(24)

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli samapi november 2015 di SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

4.4 Etika Penelitian

Penelitian ini memperhatikan pertimbangangan etik dalam melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan setelah proposal disetujui oleh institusi pendidikan Fakultas Kperawatan Universitas Sumatra Utara dan izin dari pihah kepala sekolah.

Pertimbangan etik yang perlu diperhatikan menurut Nursalam (2013) yaitu peneliti memberi kebebasan kepada responden untuk menentukan apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti penelitian (self determination), peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden setelah peniliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, dan manfaat penelitian, jika responden bersedia menjadi peserta penelitian maka responden diminta menandatangani lembar persetujuan (infrom concent), peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar persetujuan (anonimity), dan peneliti menjamin kerahasiaan informasi responden dan kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil peneliti (confidentiality).

4.5 Isntrumen Penelitian

(25)

4.5.1 Kuesioner

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti dari Mazziyatul Fuadah (2012) dengan judul skripsi “gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki Fakultas Tekni UNJ. kuesioner ini terdiri dari 2 bagian. pada kuesioner bagian pertama yaitu perilaku merokok responden yang yang terdiri dari tipe perokok, tempat merokok, dan waktu mulai merokok. Setiap pertanyaan disediakan empat pilihan jawaban yaitu “Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) . Untuk pertanyaan positif Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4, Setuju (S) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Untuk pertanyaan negativ Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1, Setuju (S) diberi nilai 2, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 3, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 4.

(26)

Setuju S= 2; Netral/Ragu-ragu N= 3; Tidak Setuju TS= 4; Sangat Tidak Setuju STS= 5.

4.6 Uji Validitas dan Reabilitas

4.6.1 Uji Validitas

Validitas (kesahihan) adalah menyatakan apa yang seharusnya diukur. Uji coba kuesioner dilakukan untuk menguji validitas dan relibilitas sebagai alat pengumpulan data. Validitas pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam pengumpulan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur. Uji valditas telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Maziyyatul Fuadah didaptkan lebih besar dari 0,361 (Nursalam, 2013).

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabiltas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama memegang peranan yang penting dalam waktu yang bersamaan. Perlu diperhatikan bahwa reliabel belum tentu akurat.

Dari Hasil uji reliabilitas didaptkan nilai cronbach’s alpha 0,814 pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok remaja.

4.7 Pengumpulan Data

(27)

pelakasanaan penelitian. calon responden yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani informed concent dan jawaban pertanyaan dalam kuesioner yang disediakan.

Peneliti membagikan kuesioner per kelas, setiap kelas peneliti memberikan waktu 15-20 menit untuk mengisi kuesioner, yang telah dibagikan kepada responden. Peneliti tidak mendampingi responden selama pengisian kuesioner. Setalah dikumpulkan oleh responden, peneliti tidak memeriksa kuesioner yang telah diisi oleh responden karena keterbatasan waktu. Penelitian dilakukan pada saat jam pelajaran dan telah diizinkan oleh guru yang sedang mengajar di kelas.

4.8 Analisa Data

(28)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian setelah pengumpulan data yang dilakukan. Pengumpulan data dialakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 75 responden yang terpilih pada bulan november 2015. Responden pada penelitian ini adalah siswa SMP N I Kinali Kabupaten Pasaman barat. Hasil penelitian akan disajikan dalam analisis deskriptif.

5.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Selain menjawab pertanyaan penelitian bagaimana faktor yang mempengaruhi perilaku merokok remaja, dalam paragraf ini juga dideskripsikan karakteristik responden, yaitu umur dan kelas.

Tabel 5.1. Distribusi & Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

(29)

yang merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak menuju kemasa dewasa.

Tabel 5.2. Distribusi & Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas

Tabel 5.2 menunjukkan bahw sebagian besar responden berada pada kelompok kelas IX-2 sebanyak 19 orang (25.3%), sedangkan kelas yang terendah kelas IX-1 sebanyak 11 orang (14.7%).

Dalam penelitian ini pengambilan data dari responden di peroleh dari tiap-tiap kelas yang dipilih secara sengaja. Pengambilan sampel setiap-tiap kelas berbeda karena pembgambilan sampel di ambil secara acak.

Tabel 5.3. Distribusi & Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Sisw SMP Negeri 1 Kinali Pasaman Barat

(30)

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden yang di pengaruhi oleh orang tua sebanyak 16 orang (21.3%), faktor yang dipengaruhi oleh teman sebayak sebanyak 25 orang (33.3%), faktor yang dipengaruhi oleh kepribadian sebanyak 21orang (28.0%), faktor yang dipengaruhi oleh iklan sebanyak 13 orang (17.3%). Jadi, semua faktor yang dapat mempengaruhi perilaku merokok remaja di SMP Negeri I Kinali Kabupaten Pasaman Barat, tetapi yang paling tinggi yang mempengaruhi perilaku merokok remaja di SMP Negeri I Kinali adalah faktor teman sebayak.

5.2 Pembahasan

5.2.2. Pembahasan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

pada siswa SMP Negri I Kinali

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 sampai 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda. Tahap remaja adalah adalah masa transisi antara anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tubuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fasilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologis serta kognitif. Berdasarkan teori yang menyatakan bahwa dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikologis dan seksual, semua remaja akan melewati tahap berikut : masa remaja awal (Early Adolescence) umur 11-13 tahun, masa remaja pertengahan (Middle Adolescence) umur 14-16 tahun, masa remaja lanjut (Late Adolescence) umur 17-20 tahun. Remaj mempunyai tugas-tugas perkembangan

(31)

efektif, memperoleh kebebasan emosional dari orang tua, mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri (soetjiningsih, 2004).

Perilaku merokok siswa SMP Negri I Kinali dipengaruhi oleh orang tua, keluarga mempunyai pengaruh besar bagi perkembangan remaja karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama, yang meletakkan dasar-dasar kepribadian remaja. Selain orang tua, saudara kandung dan posisi anak dalam keluarga juga berpengaruh bagi remaja. Pola asuh otoriter, demokratik ataupun permisif memberikan dampak yang berbeda bagi remaja. Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter dimana orang tua menerapkan disiplin yang kaku dan menuntut anak untuk mematuhi aturan-aturanya, membuat remaja menjadi frustasi dan akan mengakibatkan remaja menjadi anak yang mempunyai perilaku yang salah seperti merokok (Soetjiningsih, 2004).

(32)

1Kinali Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 21.3% yang dipengaruhi oleh faktor orang tua yang mempengaruhi remaja merokok. Sebagian besar orang tua responden tidak tahu bahwa anak mereka merokok, karena kebudayaan timur yang masih kuat yang menganggap bahwa merokok diusia terlalu dini merupakan perilaku remaja nakal, sehingga remaja cenderung menutupi perilaku mereka termasuk perilaku merokok agar tidak diketahui orang tua.

Menurut Afriyani (2009) bahwa dalam mengatasi kenakalan remaja yang paling dominan adalah dari keluarga yang merupakan lingkungan yang pertama ditemui seorang anak. Didalam menghadapi kenakalan anak pihak orang tua hendaknya mengambil dua sikap bicara yaitu, sikap atau cara yang sifat prefentif dan cara yang bersifat represif.

(33)

berani ambil resiko, karena bosan dan tidak ada yang sedang dilakukan, dan kelihatan seperti orang dewasa (naiggolan, 1998). Monks (1999) mengatakan bahwa bagi remaja akhir kelompok teman sebaya tidak lagi dianggap penting dalam hubungan individu. Walaupun demikian, banyak orang terdorong menjadi perokok pemula untuk menyesuaikan diri pada sebuah komunitas pergaulan, rokok membuat mereka merasa lebih diterima oleh banyak orang (Mu’Tadin, 2002)

(34)

Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).

(35)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penyajian analisis dan pembahasan hasil penelitian serta beberapa faktor kesimpulan yang telah dikemukakan maka dapat disimpilkan sebagai berikiut:

6.1.1 Faktor yang mempengaruhi perilaku remaja merokok yang paling banyak

adalah teman sebaya sebanyak 33.3% yang mempengaruhi perilaku merokok remaja. Hal ini karena remaja memiliki hasrat berkelompok dengan teman sebaya, dorongan sosial dari lingkungan yang mendesak remaja untuk merokok atau kalau tidak merokok dianggap tidak solidaritas dengan lingkungan sosial. Pengaruh orang tua, kepribadian dan iklan juga mempengaruhi perilaku remaja merokok di SMP Negeri I Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi beberapa pihak, yaitu :

1. Bagi Siswa SMP Negeri I Kinali

Siswa perlu pembinaan bagi remaja tentang moral dan agama dalam rangka penciptaan pola kepribadian dikalangan remaja

2. Bagi Institusi Pendidikan

(36)

pada remaja khususnya sikap dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merok remaja.

3. Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkat pemahaman informasi mengenai perilaku merokok remaja khususnya tentang faktor yang mempengaruhi peilaku merokok remaja.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar dan informasi bagi peneliti selanjutnya dan disarankan agar melakukan wawancara lebih mendalam kepada responden untuk mengetahui bagamana perilaku remaja merokok.

(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok

2.1.1 Pengertian rokok

Rokok adalah slinder dari kertas berukuran panjang antra 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah (Triswanto, 2007).

Rokok adalah hasil olahan tembakau berbungkus termasuk cerutu atau bahan lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotin Tobacum, Nicotiana Rustica lainya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau bahan tambahan (Tendra, 2003).

2.1.2 Bahan baku rokok

Rokok terbuat dari tembakau yang diperoleh dari tanaman Nicotiana Tabacum L. Tembakau dipergunakan sebagai bahan untuk sigaret, cerutu,

temabakau untuk pipa serta pemakaian oral. Di Indonesia temabakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, temabakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, pokok pipa, dan tembakau tanpa asapa atau tembakau kunyah (Triswanto, 2007).

2.1.3 Bahan-bahan Kimia yang Terkandung dalam Rokok

(38)

2.1.3.1 Nikotin

Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porilidin yang terdapat dalam Nicotoana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya yang sintesisnya

bersifat adiktif dan dapat mengakibatkan ketergantungan. Nikotin yang tergantung didalam asap rokok antara 0,5-3 mg, dan semuanya diserap , sehingga didalam cairan ndarah atau plasma antara 40-50 mg/ml. Nikotin juga memiliki karakteristik efek ediktif dan psikoaktif. dalam jangka panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dan ketagihannya. Nikotin ini dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh perifer dan menyebabkan ketagihan atau serta ketergantungan pada pemakainnya.

2.1.3.2. Karbon Monoksida (CO)

Gas kabon Monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Gas ini bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor maupun penggunaannya dan menyebabkan kadar oksigen dalam darah berkurang. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3-6%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm (Paris per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%.

2.1.3.3 Tar

(39)

paru-paru sehingga menimbulkan iritasi pada saluran nafas, menyebabkan bronchitis, kanker nasofaring dan kanker paru. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok. setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg perbatang rokok, sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45 mg.

2.1.3.4 Amoniak

Amoniak adlah gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen zat ini merupakan salah satu bahan pembuat cairan pembersih toilet. Karena kerasnya racun yang ada pada amoniak sehingga jika masuk kedalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

2.1.3.4 Hidrogen sianida (HCN)

Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar. Jika masuk kedalam tubuh, HCN akan menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan.

2.1.3.6 Fenol

(40)

2.1.3.7 Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini mengahalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).

2.1.3.8 Kadmium

Radmium adalah salah satu bahan beracun pembuat batu baterai. Jika masuk kedalam tubuh manusia, Zat ini dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.

2.1.3.9 Formaldehida

Formaldehida adalah sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan membasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua organisme hidup.

2.2 Perilaku Merokok

2.2.1 Perilaku

Perilaku adalah segala tindakan yang dilakukan oleh manusia yang mencakup kegiatan motoris dan juga aktifitas atau kegiatan yang bersifat praktis atau jiwani.

Kalangie (1994: 87) mengatakan bahwa perilaku merupakan tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk kepentingan atau pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan pengetahuan, kepercayaan, nilai, dan norma kelompok yang bersangkutan.

(41)

dimengerti dengan menggunakan alat atau metode tertentu misalnya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut.

Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku dikatakan wajar apabila ada penyesuaian diri yang harus diselaraskan peran manusia sebagai makhluk individu, sosial dan berketuhanan.

Sehubungan dengan perilaku manuasia ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu :

2.2.1.1 Faktor genetik

Keturunan diartikan sebagai pembawaan yang merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Teori tentang keturunan disampaikan oleh Gragor Mendel yang dikenal dengan hipotesa genetik. Teori Mendel menyatakan bahwa :

a. Tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh faktor keturunan. b. Tiap pasangan merupakan penentu alternatif bagi keturunannya.

c. Pada waktu pembentukan sel kelamin, pasangan keturunan memisah dan menerima pasangan faktor terbuka.

Dalam keturunan terdapat empat azas yaitu :

a. Azas reproduksi yaitu kecakapan dari ayah atau ibu tidak dapat diturunkan kepada anakn ya karena kecakapan merupakan hasil belajar tiap individu. b. Azas variasi yang penurunan sifat dari orang tua pada keturunanya terdapat

variasi baik kualitas maupun kuantitas.

(42)

d. Azas jenis menyilang yaitu apa yang diturunkan yaitu apa yang diturunkan kepada anak mempunyai sasaran menyolang.

e. Azas konfromitas yaitu setiap individu akan menyerupai ciri-ciri yang diturunkan oleh kelompok rasnya.

2.2.1.2 Faktor lingkungan

Lingkungan dalam pengertian psikologi adalah segala apa yang berpengaruh pada diri individu dalam perilaku. Lingkungan turut berpengaruh terhadap perkembangan pembawaan dan kehidupan manusia. Lingkungan dapat digolongkan :

a. Lingkungan manusia. Yang termasuk dalam lingkungan ini adalah keluarga, sekolah dan masyarakat, termasuk didalamnya kebudayaan, agama, taraf kehidupan dan sebagainya.

b. Lingkungan benda yaitu benda yang terdapat dijiwa manusia yang turut memberi warna pada jiwa manusia yang berbeda disekitarnya.

c. Lingkungan geografis. Latar geografis turut mepengaruhi corak kehidupan manusia.

(43)

2.2.2 Alat Ukur Perilaku

2.2.2.1 Pengetahuan

pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang:

a. Faktor Internal : faktor dari dalam dari sendiri, misalnyaintelegensi, minat, kondisi fisik.

b. Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana.

c. Faktor pendekatan belajar: faktor upaya belajar, misalnya strategidan metode dalam pembelajaran.

2.2.2.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Ada tiga komponen pokok:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. kecenderungan untuk bertindak.

sikap terdiri dari berbagai tingkatan: a. Menerima

(44)

b. Merespon

memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai

Megngajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tga.

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.2.2.3 Praktik atau Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan praktik ini mempunyai beberapa tingkatan:

a. Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek sepengaruh dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

b. Respon terpimpin

(45)

c. Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

2.2.3 Perilaku Merokok

Perilaku merokok merupakan hal biasa dijumpai perokok berasal dari berbagai kelas sosial dan kelompok umur yang berbeda. hal ini mungkin mungkin disebabkan karena rokok dengan mudah dan dapat diperoleh dimanapun dan kapanpun.

2.2.4 Tipe Perilaku Merokok

Menurut Smet (1994) ada 3 tipe perokok yang diklasifikasikan berdasarkan banyaknya rokok yang dihisap. tiga tipe tersebut adalah perokok berat, perokok sedang dan perokok ringan. Dikatakan perokok berat ketika seseorang menghisap rokok 15 batang rokok dalam sehari. Perokok sedang ringan merupakan perokok yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.

Mu’tadin (2002) menggolongkan tipe perilaku merokok berdasarkan tempat dimana seseorang menghisap rokok menjadi dua golongan.

a Merokok di tempat-tempat umum/ruang publik

(46)

b Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi

tempat yang bersifat pribadi contohnya kantor dan kamar tidur pribadi. Perokok memilih tempat-tempat seperti ini digolongkan sebagai individu yang kurang menjaga kebersihan diri dan slalu gelisah. Selain itu, toilet yang menjadi salah satu tempat merokok. perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.

Silvan dan tomkins dalam Mu’tadin (2002) menambahkan terdapat empat tipe perilaku merokok yang berdasarkan pada managemen of affect theory, yaitu :

2.2.4.1 Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif

1. Pleasure relaxation. Perilaku merokok hanya menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.

2. Simulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenagkan perasaan.

3. Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dari memegang rokok.

2.2.4.2 Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif

(47)

2.2.4.3 Perilaku merokok yang adiktif

Perokok yang sudah adiksi akan menambah dosis rokok yang dihisap setiap efek rokok yang telah dihisapnya berkurang.

2.2.4.4 Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.

Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena merokok sudah menjadi kebiasaan.

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

Menurut Lewin dalam komasari dan Helmi (2000) mengatakan bahwa perilaku merokok disebabkan oleh faktor diri sendiri dan faktor lingkungan. sedangkan Mu’tadin (2002) mengemukakan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang merokok, yaitu:

2.2.5.1 Pengaruh Orang tua

Seseorang yang bersal dari keluarga yang konservatif (keluarga yang menjaga dan memperhatikan anak-anaknya) lebih sulit untuk terlibat dengan rokok. Sedangkan seseorang yang berasal dari keluarga yang premitif (keluarga yang tidak terlalu menjaga anknya dan menerima perilaku anak ) cenderung akan mudah untuk terlibat dengan rokok.

2.2.5.2 Pengaruh Teman Sebaya

(48)

2.2.5.3 Faktor Kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Secara kepribadian, kondisi mental yang sedang menurun seperti stres, gelisah, takut, kecewa, dan putus asa sering mendorong orang untuk menghisap asap rokok. Mereka merasa lebih tenang dan lebih mudah melewati masa-masa sulit setalh merokok. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada 2 hal dari rokok yang memberi efek tenang, yaitu nikotin dan isapan rokok.

2.2.5.4. Pengaruh Iklan

Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menarik para konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang diiinginkan pengiklanan. Banyaknya iklan rokok di media cetak, elektronik dan media luar ruang telah mendorong rasa ingin tahu penonton termasuk remaja tentang produk rokok.

2.3. Dampak resiko remaja merokok

Kerugian yang ditimbulkan dari perilaku merokok sangat banyak bagi kesehatan tapi sayangnya masi saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsiogenik.

(49)

dampak positifnya. Meskipun demikian, jumlah perokok tiap tahunnya semakin meningkat.

2.3.1 Dampak Negatif

Sebenarnya jika kita mengetahui apa yang dihasilkan dari merokok adalah suatu hal yang belum jelas ada manfaatnya bahkan tidak ada manfaatnya terlebih lagi dari segi kesehatan, merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Dalam bungkus rokok itu sendiri dicantumkan peringatan pemerintah bahwa merokok dapat menyebabkan serangan jantung, paru-paru, kanker, impotensi serta gangguan kehamilan dan janin. Dibawah ini akan disampaikan kerugian dari merokok antara lain:

a Rokok mengandung 4000 jenis bahan racun yang berbahaya bagi kesehatan, antara lain yang telah dikenal baik adalah karbon monoksida (co) yang bisa mematikan, nikotin yang mendorong pengapuran jantung dan pembuluh darah, tar yang dapat menyumbat dan mengurangi fungsi saluran nafas dan menyebabkan kanker, serta berbagai racun pada hati, otak dan pembentuk kanker.

b Rokok menurunkan konsentrasi, misalnya sewaktu mengemudi dan berpikir. c Rokok menurunkan kebugaran.

d Rrokok bukan hanya meracuni para perokok sendiri, namun juga orang disekitarnya (sebagai perokok pasif) dengan bahaya yang sama.

(50)

f Rokok memboroskan

g Rokok dapat menyulut kebakaran (PMI, 1996: 40)

Selain beberapa hal di atas juga ada bebrapa kerugian lainnya dari merokok yaitu:

a Merokok dapat menyebabkan penyakit pada alat pencernaan. b Merokok meningkatkan tekanan darah.

c Merokok meningkatkan prevalensi gondok.

d Merokok dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah. e Merokok dapat memperpendek usia.

f Merokok menghambat buang air kecil.

g Merokok menimbulkan amblyopia atau penglihatan menjadi kabur. h Merokok bersifat adiksi (ketagihan)

i Merokok membuat lebih cepat tua dan memperburuk wajah.

j Rokok penyebab polusi udara dalam ruangan.(Sitepoe, 2000: 38-41)

Beberapa kerugian atau dampak negatif tentang merokok yang telah disampaikan di atas sebenarnya lebih memperjelas bahwa merokok itu banyak sekali kerugiannya. Sering kita dengar istilah merokok dapat menyebabkan kematian, sebenarnya merokok bukan penyebab kematian melainkan merokok dapat memicu suatu penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Begitu banyaknya kerugian yang ditimbulkan akibat merokok semoga saja para perokok menyadari akan kerugian-kerugian itu dan meninggalkan aktivitas merokok.

2.4. Pencegahan Merokok

(51)

pemberian informasi tentang bahaya merokok bagi kesehatan. program tersebut berdasarkan asumsi bahwa jika kaum muda tahu mengapa merokok itu tidak sehat, maka mereka tidak akan memilih menjadi perokok. program pencegahan yang menekankan resiko kesehatan jangka panjang yang dihubungkan dengan merokok lebih efektif pada dewasa, sedangkan remaja lebih cenderung berorientasi saat ini daripada yang akan datang. Ada dua pendekatan psikososial untuk pencegahan merokok yaitu :

a Pendekatan pengaruh sosial ( social influences approach )

Pendekatan pengaruh sosial didasarkan pada asumsi bahwa model tersebut adalah faktor yang utama dalam memulai perilaku merokok dan bahwa anak-anak dan remaja perlu diajari cara menahan tekanan sosial terhadap merokok. Kebanyaan tekanan sosial terhadap merokok datang dari orang tua, saudara kandung, teman dan media.

b Pendekatan melatih cara menghadapi kehidupan ( life skills training approach )

Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa yang menyebabkan merokok dan bentuk lain penggunaan zat-zat tertentu adalah kurangnya intelegensi personal dan sosial. Beberapa defisit personal yang bisa membuat seseorang lebih peka terhadap penggunaan zat-zat tertentu adalah rendah diri, kurangnya komunikasi dan sosialisasi, kurangnya motivasi untuk berprestasi, dan kurangnya strategi yang kuat mengahadapi stres.

2.5 Remaja

(52)

gampang orang mendefinisikan remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau disebut juga usia belasan. Hurlock (1999: 206) menyatakan bahwa “secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa”.

Remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak dan orang dewasa. Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (pardede, 2002).

Berdasarkan kronologi dan berbagai kepentingan, terdapat beberapa defenisi tentang remaja (Soetjiningsih, 2004) yaitu:

a Pada buku -buku pediatric, pada umumnya mendefeniasikan remaja adalah apabila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki.

b Menurut Undang-Undang no. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. c Menurut Undang-Undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah

mencapai umur 16-18 tahun dan sudah menikah dan mempunyai tempat untuk tingga

(53)

e Menurut Diknas anak dianggap remaja apabila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai saat lulus sekolah menengah.

f Menurut WHO, remaja bila anak mencapai umur 10-18 tahun.

Remaja dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial sosial, akan melewati tahap berikut: masa remaja awal/dini (early adolescence) umur 12-15 tahun, masa remaja pertengahan (middle adolescence) umur 15-18 tahun, masa remaja lanjut (Late adolescence) umur 19-22 tahun (Soetijiningsih, 2004).

(54)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merokok merupakan masalah yang belum bisa terselesaikan hingga saat ini merokok sudah melanda berbagai kalangan, dari anak-anak sampai orang tua, laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdea) 2010, sekitar 34 persen atau sebanyak 80 juta penduduk Indonesia adalah perokok (Dimyati, 2011).

Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang disekitarnya. Pada waktu merokok, seseorang menghisap kurang lebih 4000 bahan kimia yang berbahaya. Bahan berbaya tersebut adalah nikotin, tar, karbonmonoksida, serta bahan kimia beracun lainya (Aditama, 2014).

Merokok juga menimbulkan dampak negatif bagi perokok pasif. Perokok pasif menghisap zat yang terkandung dalam asap rokok lebih banyak daripada perokok aktif. Perokok pasif menghisap 2 kali lebih banyak nikotin, 5 kali lebih banyak karbonmonoksida, 3 kali lebih banyak tar, dan 50 kalai lebih zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan (Mulansi, 2012).

(55)

dunia. Angka kejadin pada remaja di Amerika Serikat pada tahun 2000 melebihi 2000 sekitar 25% dari angka kejadian merokok pada orang dewasa, dan dikatakan terdapat peningkatan sekitar 50% dari tahun 1988. lebih dari 80% perokok mulai sebelum umur 18 tahun serta diperkirakan sekitar 3000 remaja mulai merokok setiap hari. Angka kejadian merokok pada remaja lebih tinggi dipedesaan dari pada perkotaan. Variasi etnis dan budaya dalam hal merokok mencerminkan interaksi yang majemuk antara pendapatan, harga rokok, budaya, stres, keturunan, umur, jenis kelamin, dan reklame rokok (Soetjiningsih,2000).

Faktor dari dalam daat dilihat dari kajian erkembangan remaja. Remaja mulai merokok dikatakan oleh Erikson dalam Komalasari (2007) berkaitan dengan adanya krisis Psikososial yang dialami dalam masa Perkembangannya, yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya. Dalam masa remaja ini, sering dilukiskan sebagai masa badai dan masa topan karena tidak sesuai antara perkembanagan ppsikis dan sosial. Upaya-upaya untuk menentukan jati diri tersebut, tidak semua dapat berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Beberapa remaja melakukan perilaku merokok sebagai cara kompensatoris. Perilaku merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolisasi. Simbol dari kematangan, kekuatan, keemimpinan dan daya tarik lawan jenis (Komalasri,2007).

Berdasarkan data dari badan kesehatan Dunia WHO (world healt organization), menyebutkan 1 dari 10 kematian pada orang dewasa disebabkan

(56)

terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Pada tahun 2005 terdapat 5,4 juta kematian akibat merokok atau rata-rata satu kematian setiap 6 detik. Bahkan pada tahun 2030 diperkirakan jumlah kematian mencapai angka 8 juta. Merokok juga merupakan jalur yang sangat berbahaya menuju hilangnya produktivitas dan hilangnya kesehatan. Menurut tobacco atlas yang diterbitkan oleh WHO, merokok adalah penyebab bagi hampir 90% kanker paru, 75% penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan juga menjadi 25% penyebab dari serangan jantung (Rasti, 2008).

(57)

Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia diamana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah. Pada remaja Amerika untuk melambangkan status hampir dewasa dan untuk mengidentifikasi diri dengan kelompok sebaya adalah hubungan seks sebelum menikah, merokok, minum-minuman keras, dan menggunkan berbagai macam obat-obatan (Harlock, 2000).

Merokok seringkali dimulai disekolah menegah pertama, bahkan sebelumnya. Pada saat anak duduk disekolah menengah atas, merokok merupakan kegiatan yang meluas dalam berbagai kegiatan yang meluas dalam berbagai kegiatan sosial dan juga didaerah-daerah terlarang, seperti dihalaman sekolah. Remaja merasa dirinya harus lebih banyak menyesuaikan dirir dengan norma kelompok sebaya dari pada norma-norma orang dewasa atau penguasa lembaga bila memang ingin mengidentifikasikan dengan kelompok sebaya dan tidak mau lagi dianggap anak-anak melaikan hampir dewasa (Harlock, 2000).

(58)

0,7% (10-14 tahun) ke 24,2% (15-19 tahun), melonjak ke 60,1% (20-24 tahun). Remaja pria umur 15-19 tahun mengalami peningkatan konsumsi sebesar 65% lebih tinggi dari kelompok lain manapun (Depkes, 2003).

Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007 menyebutkan data remaja perokok di provinsi Sumatra Barat saat ini sebesar 61,2% lebih tinggi dari pada rata-rata nasioanal yakni sebesar 56,9% selain itu berdasarkan dari Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) provinsi Sumatra Barat tahun 2007 lebih separuh penduduk laki-laki usia 10 tahun keatas meruapakan setiap hari yaitu sebesar 52,4%. Dari hasil penelitian Akmal ( 2008) di SMA 14 Padang diperoleh 68,7% siswa laki-laki merokok (Oktavia, 2011).

Mengingat banyaknya dampak yang ditimbulkan dari perilaku merokok, seharusnya konsumsi rokok pada remaja semakin menurun, tetapi tidak begitu pada kenyataannya. Dalam kondisi di lapangan peneliti masih menjumpai banyak siswa SMP Negri 1 Kinali, Kab. Pasan Barat merokok bahkan dilingkungan sekolah dan pada jam sekolah.

Berdasarkan data diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja Usia Pertengahan Di SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman

1.2 Pertnyaan Masalah

Berdasarkan uraiaan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

(59)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktisi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan akibat perilaku merokok pada remaja khususnya pada SMP Negeri 1 Kinali.

(60)
(61)

Judul : Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Remaja usia pertengahan di SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat

Peneliti : Riska Susanti

NIM : 141121108

Jurusan : S1 Keperawatan Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara

Tahun Akademik : 2016

---

Abstrak

Salah satu perilaku paling berisiko pada remaja ialah perilaku merokok yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya masa perkembangan mencari identitas diri dan keinginan mencoba hal yang baru. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 sekitar 34% atau sebanyak 80 juta penduduk indonesia adalah perokok. Survai Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007 menyebutkan data remaja perokok di provinsi Sumatra Barat saat ini sebesar 61.2% lebih tinggi dari pada rata-rata nasional yakni sebesar 56.9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Jumlah sampel pada penelitian adalah 75 responden dengan mengunakan metode deskritif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku remaja merokok adalah faktor orang tua 21.3%, faktor temas sebaya 33.3%, faktor kepribadian 28%, dan faktor iklan 17.3%. Faktor yang mempengaruhi perilaku remaja merokok adlah faktor teman sebaya yang paling banyak.

(62)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK

REMAJA PADA USIA PERTENGAHAN DI SMP NEGERI 1

KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2016

SKRIPSI

OLEH :

Riska Susanti 141121108

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(63)

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Riska Susanti Nim : 141121108

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul : faktor yang mempengaruhi perilaku merokok remaja pada usia pertengahan di smp negeri 1 kinali kabupaten pasaman barat adalah benar-benar hasil karya sendiri , kecuali jika dalam pengutipan subtansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan kepada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiyah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, 02 maret 2016 Yang menyatakan

(64)
(65)
(66)

Judul : Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Remaja usia pertengahan di SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat

Peneliti : Riska Susanti

NIM : 141121108

Jurusan : S1 Keperawatan Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara

Tahun Akademik : 2016

---

Abstrak

Salah satu perilaku paling berisiko pada remaja ialah perilaku merokok yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya masa perkembangan mencari identitas diri dan keinginan mencoba hal yang baru. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 sekitar 34% atau sebanyak 80 juta penduduk indonesia adalah perokok. Survai Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007 menyebutkan data remaja perokok di provinsi Sumatra Barat saat ini sebesar 61.2% lebih tinggi dari pada rata-rata nasional yakni sebesar 56.9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Jumlah sampel pada penelitian adalah 75 responden dengan mengunakan metode deskritif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku remaja merokok adalah faktor orang tua 21.3%, faktor temas sebaya 33.3%, faktor kepribadian 28%, dan faktor iklan 17.3%. Faktor yang mempengaruhi perilaku remaja merokok adlah faktor teman sebaya yang paling banyak.

(67)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas kasih dan berkatnya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Remaja Pada Usia Pertengahan Di SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat, untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pada saat penyelesaian proposal ini peneliti mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta dorongan kepada peneliti sehingga proposal ini terselesaikan.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp., MNS selaku pembantu Dekan III Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS selaku pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp., MNS selaku pembantu Dekan III Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(68)

6. Ibu Nur Afi Darti S.Kp, M.Kep selaku Penguji I 7. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS Penguji II

8. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat yang telah memberikan izin penelitian terima kasih atas ijinya.

Peneliti menyadari dalam pembuatan proposal ini masih ada yang kurang sempurna, maka dari itu peneliti menerima kritik dan saran demi perbaikan proposal ini.

Medan, Februari 2015 Peneliti

(69)

DAFTARISI LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

PRAKATA ... ii

2.2.2 Alat ukur perilaku ... 13

2.2.2.1 Pengetahuan ... 13

2.2.2.2 Sikap ... 13

2.2.2.3 Praktik atau Tindakan ... 14

2.2.3 Perilaku Merokok ... 15

2.2.4 Tipe perilaku Merokok ... 15

2.2.4.1 Tipe merokok yang dipengaruhi perasaan positif ... 16

2.2.4.2 Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif 16 2.2.4.3 Perilaku merokok yang adiktif ... 16

2.2.5.4 perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan ... 17

2.2.5 Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok ... 17

2.2.5.1 Pengaruh Orang tua ... 17

2.2.5.2 Pengaruh teman sebaya ... 17

2.2.5.3 Pengaruh kepribadian ... 18

2.2.5.4 Pengaruh iklan ... 18

(70)

2.3.1 Dampak negativ ... 19

2.4 Pencegahan merokok ... 20

2.5 Remaja ... 21

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 24

3.1 Kerangka konseptual ... 24

3.2 Definisi operasional ... 25

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 28

4.1 Desain penelitian ... 28

4.2 Populasi, Sampel, dan Tehnik sampling ... 28

4.2.1 Populasi ... 28

4.2.2 Sampel ... 28

4.3 Lokasi dan Waktu penelitian ... 29

4.4 Pertimbangan etik ... 29

4.5 Instrumen penelitian ... 29

4.6 Uji validitas dan reabilitas ... 31

4.6.1 Uji Validitas ... 31

4.6.2 Uji reabilitas ... 31

4.7 Pengumpulan data ... 31

4.8 Analisa data ... 32

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

5.1 Hasil penelitian... 33

5.2 Pembahasan ... 35

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

6.1 Kesimpulan ... 40

6.2 Saran ... 40

(71)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Master Tabel Lampiran 2 Inform Consent

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Lampiran 4 Kuesioner

Lampiran 5 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 6 Surat Balasan Studi Pendahuluan dari SMP N.1 Kinali Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 10 Surat Balasan Penelitian dari SMP N.1 Kinali Lampiran 11 Jadwal Kegiatan Penelitian

(72)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

berdasarkan umur ………. 33 Tabel 2 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

berdasarkan kelas …...………... 34 Tabel 3 Distribusi dan Frekuensi faktor yang mempengaruhi

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi & Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.3.  Distribusi & Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Game The New Adventurer yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Python ini merupakan game sederhana yang mengambil konsep perpaduan antara permainan yang menyerupai

Dalam tulisan ini yang akan dibahas adalah pembuatan konsep dan storyboard, pembuatan objek mobil dan lingkungan, pembuatan animasi, pengujian sampai dengan kompilasi program,

The qualification of pharmacist was viewed from several aspects like the main focus of pharmacy service and practice in a community pharmacy, the role of pharmacist in management

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Menteri ini semua pengunaan nama Departemen Pendidikan Nasional pada kepala surat, cap dinas/cap jabatan, papan nama, tanda pengenal,

Dari pengamatan cawan berisi agar yang mengandung sampel biakan mikroorganisme permukaan tangan yang telah diinkubasi selama 3x24 jam di dapatkan hasil bahwa jumlah

Epstein, Relationships between perceived parental involvement in homework, student homework behaviors, and academic achievement: differences among elementary,

Likuiditas Terhadap Struktur Modal dan Kebijakan Dividen yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2010-2014 ” bertujuan sebagai salah satu persyaratan yang harus