• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisis Struktural Cerbung KT

3. Karakterisasi

i. Ribut

Ribut termasuk kosa kata bahasa Jawa. Kata ini dalam bahasa Indonesia sama dengan „bertengkar” yang artinya terjadi ketidakcocokan antara dua individu lebih. Sehingga terkadang menimbulkan efek buruk atau suasana tidak nyaman bagi sekitarnya.

Dalam cerbung Kembang Tayub, Ribut adalah nama seorang juragan kayu. Ia sering membuat keributan setiap ada pertunjukkan tayub. Masalah utamanya adalah wanita. Tentu saja hal itu membuat ketidaknyamanan bagi orang – orang yang berada disekitarnya. Bahkan tidak jarang juga pertunjukkan tayub diakhiri dan dibubarkan sebelum waktunya. Berikut kutipannya :

“Ribut ngamuk maneh?” kandhane nalika sepedha motor wis mlaku adoh. “Biyasa.” Jinten amung ngegongi sakcukupe, “yen ora nganggo padudon dudu Ribut jenenge.” (epsd 1:29)

Terjemahan:

“Ribut mengamuk lagi?” omongannya ketika sepeda motor sudah berjalan jauh.

commit to user

“Biasa.” Jinten hanya menjawab se-cukupnya, “kalau tidak memakai pertengakaran bukan Ribut namanya.”

b) Deskripsi eksplisit

Deskripsi eksplisit adalah pendeskripsian tokoh yang menceritakan tindakan-tindakan yang dilakukan. Pendeskripsian seperti ini dapat membantu pembaca dalam memvisualisasikan sekaligus memahami karakter yang ada dalam cerita. Berikut kutipan dari para tokoh :

i. Jinten

Jinten digambarkan sebagai perempuan yang rendah hati, banyak disukai para lelaki, tidak plih kasih, ramah namun juga terkadang bisa menjadi cerewet dan galak. Selain itu Jinten juga tokoh yang selalu bersyukur, mudah putus asa, terkadang juga pasrah, pintar menari yang kemudian menjadi ledhek paling kondhang atau si kembang tayub. Berikut kutipannya :

Ora pisan pindho dheweke kudu misah wong lanang – lanang sing bengkerengan amarga rebut kawigaten saka dheweke. Ora pisan pindho, perkara ngono mau kedadeyan nalika pasugatan tayub durung rampung. Kaya sing sakbanjure dibubarake sakdurunge wancine (epsd 1:29).

Terjemahan:

Tidak sekali dua kali ia melerai para pria yang bertengkar karena berebut perehatian dari ia. Tidak sekali dua kali, masalah seperti itu tadi terjadi ketika acara tayub belum selesai. Seperti setelah itu dibubarkan sebelum waktunya.

Kutipan :

Nanging Jinten wis kebacut aras – arasen mlebu sekolah maneh. Luwih – luwih nalika krungu klesak – klesik yen dheweke bakal ora munggah amarga wulangane keri banget (epsd 3:28).

Terjemahan:

Tetapi Jinten sudah terlanjur tidak tidak bersemangat masuk sekolah lagi. Lebih – lebih ketika mendengar desas – desus kalau ia bakal tidak naik karena ulangannya ketinggalan sekali.

ii. Surti

Surti adalah orang yang perhatian atau peduli terhadap oarng – orang terdekatnya. Suka mengingatkan teman juka ada sesuatu yang rasanya kurang pas tanpa menyalahkan sepenuhnya. Berikut kutipannya :

“Aku tenanan Ten, minagka kanca raket, aku wajib ngelikake yen ana bab – bab sing ora beres ngenani awakmu.” (epsd 2:29)

Terjemahan:

“Aku serius Ten, sebagai teman dekat, aku wajib mengingatkan jika ada bab – bab yang tidak beres mengenai dirimu.”

c) Komentar pengarang

Komentar pengarang merupakan penggambaran yang dilakukan pengarang terhadap para tokoh itu sendiri dalam sebuah cerita.

i. Jinten si kembang tayub

Pengarang menggambarkan sosok si kembang tayub itu sebagai orang yang spesial atau berbeda dari umumnya tentunya dari berbagai hal. Misalnya saja Jinten mempunyai harga yang tinggi untuk setiap kali tampil. Selain itu, ia juga merupakan ledhek yang terkenal. Berikut kutipannya :

Ya, Jinten. Dheweke kembange. Kembang ing antarane kembang lan kumbang. The star of the “Tayub”.

Jinten ora kok ora ngerteni bab iki. Malah dheweke banget ngrasakake kahanane minangka Si Kembang Tayub sing lagi mekar. Uga ngrumangsani pitukune sing ora murah kanggo sakabehing kang ditampa iku (epsd 1:29).

Terjemahan:

Ya, Jinten. Ia adalah bunganya. Bunga diantara bunga dan kumbang. The star of the “Tayub”.

Jinten bukannya tidak tahu mengenai masalah ini. Justru ia sangat merasakan keadaan sebagai. Ia juga merasa bayarannya yang tidak murah untuk semua yang diterimanya itu.

commit to user Kutipan :

…sakdurunge tekan kalungguhan sing saiki, minangka ledhek paling kondhang utawa si kembang tayub (epsd 3:29).

Terjemahan :

…sebelum sampai kedudukan yang sekarang, sebagai ledhek paling terkenal atau si kembang tayub.

ii. Penghormatan yang lebih kepada Guru Marjuki

Karena berprofesi sebagai guru, Marjuki dalam cerbung ini sangatlah dihormati. Berikut kutipannya :

“Oo. Mangga pinarak, Mas Guru.” kandhane Mbok Parni gupuh. Mesthi ngono kuwi. Sakjane iki ora mung sepisanan utawa kang kapindho Marjuki ngeterke Juminten.

Pakurmatan kang ajeg.

Malah luwih tinimbang upamane mantri Damin utawa Carik Suroto sing padha – padha duwe ati marang Jinten. Embuh apa sababe. Mbok menawa wae wong loro sing kerep nekani warunge Mbok Parni kuwi wis duwe bojo. Utawa pancen status guru rasane luwih kinurmat ana laladan kono. Luwih kinurmatan (epsd 2:28-29).

Terjemahan:

“Oo. Mari masuk, Mas Guru.” kata Mbok Parni sopan. Pasti seperti itu. Sebenarnya ini tidak yang pertama kali atau yang kedua kalinya Marjuki mengantarkan Juminten.

Kehormatan yang selalu.

Justru lebih dibandingkan seandainya Mantri Damin atau Carik Suroto yang sama – sama mempunyai rasa dengan Jinten. Entah apa sebabnya. Mungkin saja dua orang yang sering mendatangi warung Mbok Parni itu sudah punya istri. Atau memang status guru rasanya lebih terhormat di daerah itu. Lebih dihormati.

iii. Kusdi digambarkan sebagai juragan yang kaya

Kusdi, yakni calon suami dari Jinten adalah juragan kayu yang paling terkenal di daerah Kedunggalar. Berikut kutipannya :

Dheweke bebarengan karo Kusdi, juragan kayu paling kondhang sak laladan Kedunggalar (epsd 5:29).

Terjemahan:

Dia bersamaan dengan Kusdi, juragan kayu paling terkenal se-daerah Kedunggalar.

iv. Jinten digambarkan sebagai wanita yang cantik

Jinten yang berprofesi sebagai ledhek itu mempunyai wajah cantik. Setiap orang pasti akan tertarik jika melihat dia, terutama kaum pria. Berikut kutipannya:

Apa Kusdi lila bojone sing ayu menik – menik kuwi dadi sawangane wong akeh ?(epsd 10:29)

Terjemahan:

Apa Kusdi rela istrinya yang cantik imut – imut itu jadi perhatian orang banyak ?

d) Komentar tokoh lain

Komentar tokoh lain merupakan komentar yang dilakukan oleh tokoh yang ada dalam cerita tersebut terhadap lawan main atau tokoh lain. Dapat berupa penggambaran fisik ataupun sifat-sifatnya.

i. Juragan Ribut digambarkan senang membuat keributan

Dalam pertunjukkan tayub, juragan Ribut pasti sering membuat keributan. Terutama masalah perebutan wanita. Wanita itu adalah ledhek- ledhek yang ikut tampil dalam pertunjukkan tayub tersebut. Berikut kutipannya :

“Ribut ngamuk maneh?” kandhane nalika sepedha motor wis mlaku adoh. “Biyasa.” Jinten amung ngegongi sakcukupe, “yen ora nganggo padudon dudu Ribut jenenge.” (epsd 1:29)

Terjemahan:

“Ribut mengamuk lagi?” omongannya ketika sepeda motor sudah berjalan jauh.

“Biasa.” Jinten hanya menjawab se-cukupnya, “kalau tidak memakai pertengakaran bukan Ribut namanya.”

commit to user

ii. Guru Marjuki digambarkan cukup baik, bertanggung jawab dan rupawan

Ternyata bukan hanya Jinten sebagai kekasih Marjuki yang menganggap bahwa Marjuki adalah orang yang baik dan rupawan pula, tetapi juga teman dekat Jinten sendiri, yakni Surti. Bahkan ia mengakuinya di depan Jinten. Hanya saja tidak jatuh hati seperti Jinten, hanya sebatas kagum.

Kutipan :

“Aja kleru tampa, Ten. Aku amung ngelikake. Pikiren tenanan sakdurunge kebacut. Ora kok aku ndakwa elek marang Pak gurumu kuwi. Yen uwonge, aku sakpanemu karo awakmu, cukup apik lan tanggung jawab. Iki ora dakselaki. Minangka kanca padha wedoke. Aku utawa bisa wae Giyah, Lastri, Narsih uga naksir. Amarga guru marjuki kuwi pancen nggantheng. Nanging kanggo dadi bojone, apa gampang ngono kuwi?”(epsd 2:29) Terjemahan :

“Jangan salah mengartikan, Ten. Aku hanya mengingatkan. Pikirkan benar – benar sebelum terlanjur. Bukannya aku mendakwa buruk pada Pak gurumu itu. Kalau orangnya, aku sependapat denganmu, cukup baik dan bertanggung jawab. Ini aku akui. Sebagai teman, sesama perempuan. Aku atau bisa saja Giyah, Lastri, Narsih juga suka. Karena guru Marjuki itu memang tampan. Tapi untuk menjadi istri, apakah segampang itu?”

iii. Sebagai guru, Marjuki dituntut untuk selalu berhati – hati dalam melakukan sesuatu

Marjuki tidak bisa mengontrol emosinya ketika berhadapan dengan Kusdi. Namun Jinten selalu mengingatkan bahwa ia adalah seorang guru. Untuk itu lebih baiknya tindakan yang akan dilakukan perlu dipikir secara masak – masak. Berikut kutipannya :

“Mas arep balas dhendham? Marang pak Kusdi? Arep gelut? Eling, Mas. Mas kuwi guru. Apa ora isin? Aku wae isin yen nganti kadadeyan apa – apa. Terus apa aloke uwong mengko? Guru Marjuki gelut karo Juragan Kusdi gara – gara rebutan ledhek. Sapa sing isin? Aku lan Mas dhewe ta?” (epsd 5:29)

commit to user Terjemahan:

“Mas mau balas dendam? Pada Pak Kusdi? Mau bertengkar? Ingat, Mas. Mas itu guru. Apa tidak malu? Saya saja malu jika sampai kejadian apa – apa. Terus apa kata orang nanti? Guru Marjuki bertengkar dengan Juragan Kusdi gara – gara rebutan ledhek. Siapa yang malu? Saya dan Mas sendiri kan?”

iv. Jinten digambarkan sebagai wanita yang cantik

Kusdi tentu saja sangat senang mempunyai istri yang cantik. Bukan hanya Kusdi yang mengakui kecantikan Jinten, namun juga banyak orang. Berikut kutipannya :

Jinten pancen ayu, iki uga miturut pengakuane wong akeh (epsd 10:29). Terjemahan:

Jinten memang cantik, ini juga menurut pengakuan orang banyak.

c. Tema

Dalam cerbung KT ini bertemakan sosok wanita Jawa yang tidak mengenal putus asa. Selalu berusaha mengubah kelemahannya menjadi kekuatan. Cerbung ini menceritakan tentang perjalanan hidup wanita Jawa yang harus hidup mandiri dan kuat menerima berbagai cobaan. Sosok wanita Jawa dalam cerbung ini digambarkan sebagai seorang ledhek tayub.

Kehidupan Jinten merupakan gambaran dari pengarang mengenai seorang wanita yang mencoba tegar dalam menghadapi permasalahan yang tengah melanda hidupnya. Kesabaran dan kegigihan Jinten pada akhirnya memperoleh hasil yang menyenangkan. Meski banyak sekali cobaan-cobaan yang harus dilewati. Hidup sebagai seorang ledhek memang bukan keinginan setiap orang, namun itu adalah takdir yang harus dijalani. Banyak orang yang bilang Jinten

itu. Dengan ketabahan dan keikhlasan hati serta senantiasa berserah diri kepada Yang Maha Kuasa adalah kunci dari kesuksesan dan ketentraman hati untuk menjalani hidup ini.

Pada kenyataannya ledhek yang keseluruhan pelakunya didominasi oleh wanita, memang dipandang rendah dalam masyarakat. Bercermin dari itu, secara otomatis akan menimbulkan banyak kontroversi yang lambat laun akan menciptakan suatu masalah. Itulah sebabnya seorang pelaku seni, dalam hal ini khususnya ledhek mau tidak mau dituntut untuk menjadi wanita yang kuat dan mandiri. Agar suatu saat terdapat perubahan dalam masyarakat, bahwa pekerja seni seperti halnya ledhek mempunyai harga seperti halnya profesi lain.

Salah satu esensi penting dalam kemajuan wanita adalah adanya kemandirian yang dimaksud bukan berarti berdiri sendiri tanpa ada campur tangan dari pihak lain, sedangkan segalanya bisa berjalan baik, selaras dan seimbang apabila terjalin kebersamaan. Perjuangan tidak harus dicapai melalui bantuan suami atau orang lain, melainkan wanita juga harus memiliki kemampuan, motivasi tujuan dan keyakinan terhadap cita-cita yang harus atau ingin dicapai.

d. Latar

Latar atau setting adalah tempat dan waktu (dimana dan kapan) suatu cerita terjadi. Latar sebenarnya memberikan informasi yang sangat penting tentang keadaan masyarakat dimana cerita itu terjadi pada waktu itu.

Menurut Robert Stanton, dalam Teori Fiksi, latar terdiri dari latar dekor, dan latar waktu-waktu tertentu seperti yang akan diterapkan dalam cerbung

Dokumen terkait