• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisis Struktural Cerbung KT

2. Waktu – Waktu Tertentu

Latar waktu adalah waktu (masa) tertentu ketika peristiwa dalam cerita itu terjadi. Seperti kutipan berikut:

a) Empat tahun yang lalu

Empat tahun yang lalu adalah untuk pertama kalinya Jiinten bertemu dengan Marjuki. Jauh sebelum Jinten menjadi ledhek seperti saat ini. Waktu itu Jinten adalah murid dari Marjuki. Namun tanpa disadari semakin lama timbul rasa suka pada keduanya. Rasa simpati yang bukan hanya sebatas guru dan murid, namun lebih dari itu. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Eling pocapane Surti dadi eling patemone pisanan karo Guru Marjuki, patang taun kepungkur. Papane during neng pagelaran tayub, nanging isih ana ing lingkungan sekolahan. Ana kelas. Jinten murid kelas enem sing sedhela maneh bakal ujian EBTA. Lan Marjuki guru enom sing lagi karotengah taun ana SD iku. Uga dadi wali kelase (epsd 2:29).

Terjemahan:

Ingat ucapan Surti jadi ingat pertemuan pertama kalinya dengan Guru Marjuki empat tahunyang lalu. Tempatnya belum di pergelaran tayub, tapi masih di lingkungan sekolah. Di kelas. Jinten murid kelas enam yang sebentar lagi akan ujian EBTA. Dan Marjuki guru muda yang baru satu setengah tahun di SD itu. Juga menjadi wali kelasnya.

commit to user

Sore itu Marjuki telah berjanji pada Jinten untuk mengajak jalan – jalan sekaligus melepas rindu. Mungkin karena Marjuki seorang guru yang tertib, sore itu ia dating lebih awal. Jinten pun tidak merasa keberatan. Justru ia senang bisa pergi jalan – jalan dengan Marjuki, yang memang jarang dilakukan karena kesibukan masing – masing. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Sore sing dijanjekake wis teka.

Marjuki teka luwih cepet saka wektu sing dijanjekake. Isih jam telu luwih sepuluh menit. Jinten cepet – cepet menyang sumur ana mburi omah. Marjuki ngenteni kanthii sabar. Dhewekan (epsd 3:29).

Terjemahan :

Sore yang dijanjikan telah datang

Marjuki datang lebih cepat dari waktu yang dijanjikan. Masih jam tiga lebih sepuluh menit. Jinten cepat – cepat menuju sumur di belakang rumah. Marjuki menunggu dengan sabar. Sendirian.

c) Pagi hari

Pagi itu ketika akan pergi ke Pasar Kricak, Kencur tidak sengaja melihat Marjuki jatuh dari sepeda motornya yang diduga karena dipaksa. Bukan karena jatuh sendiri. Dengan segera Kencur pun menolongnya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Maneh – maneh Kencur sing nemoakake esuk – esuk nalika arep nyang Pasar Kricak. Marjuki sambat kelaran ora adoh saka sepedha montore kang katone dirubuhake kanthi peksan (epsd 5:29).

Terjemahan:

Lagi – lagi Kencur yang menemukan pagi – pagi ketika akan ke Pasar Kricak. Marjuki meronta kesakitan tidak jauh dari sepeda motornya yang kelihatannya dijatuhkan secara paksa.

commit to user

Ditengah – tengah keruwetan menghadapi masalah dengan Marjuki dan Kusdi, ketika sampai rumah tepatnya jam sebelas siang, ibunya langsung memberi kabar yang menambah pusing kepala Jinten. Kabar itu mengenai Kusdi.Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Jam sewelas awan, nalika tekan omah, simboke langsung nyegat kanthi kabar kang ndadekake sirahe sansaya puyeng (epsd 6:28).

Terjemahan:

Jam sebelas siang, ketika sampai rumah, ibunya langsung menghampiri dengan kabar yang menambah semakin menambah kepalanya pusing.

e) Sepuluh hari sebelumnya

Sepuluh hari sebelum resepsi berlangsung. Suasana begitu ramai. Bukan karena sesuatu yang menyenangkan namun sebaliknya. Hari itu kedua calon pengantin, yakni Jinten dan Kusdi mengalami kecelakaan. Dan lebih tragis lagi kecelakaan itu mengakibatkan Kusdi meninggal. Sedangkan Jinten mengalami cacat permanen. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Bener, pancen rame.

Luwih rame tinimbang sakabehing panduga.

Dudu pas resepsi, nanging sepuluh dina sadurunge…

Tabrakan kang nggegirisi. Panther monting – monting mengiwa watara nem meter sadurunge pungkasan nabrak thukulan klungsu sing wis umur telung puluh taun (epsd 11:28).

Terjemahan:

Benar, memang ramai.

Lebih ramai dibanding seluruh dugaan

Bukan saat resepsi, tetapi sepuluh hari sebelumya…

Kecelakaan yang tragis. Panther berputar – putar kekiri sekitar enam meter sebelum akhirnya menabrak pohon asam yang sudah berumur tiga puluh tahun.

Semenjak Jinten kembali tinggal di rumah kakeknya, yang kebetulan juga tetangga dari Kencur. Baru dua kali Kencur menjenguknya, padahal sudah hampir empat bulan ia tinggal disana. Jauh dilubuk hati, sebenarnya Jinten ingin kencur menengoknya sesering mungkin. Namun itu sepertinya hanya sia – sia saja.Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Wiwit Jinten manggon neng omahe simbahe, bocah jaka kuwi lagi kaping pindho niliki. Kamangka Jinten bali dadi tanggane maneh wis meh patang sasi.

Jinten banget ngarep – ngarep tekane Kencur. Nanging kayadene pengarep – arep kang ora kelakon. Kencur ora tau teka. Luwih saka ping pindho mau (epsd 11:29).

Terjemahan:

Semenjak Jinten tinggal di rumah simbahnya, jejaka itu baru dua kali menjenguk. Padahal Jinten kembali menjadi tetangganya lagi sudah hampir empat bulan.

Jinten sangat mengharap datangnya Kencur. Tapi seperti harapan yang tidak akan terlaksana. Kencur tidak pernah datang. Lebih dari dua kali tadi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa cerita bersambung Kembang Tayub ini terjadi pada jaman modern. Sekitar tahun 90an sampai awal 2000an. Meski sebenarnya kesenian tayub sendiri sudah banyak yang mati. Namun tidak semua, termasuk di Ngawi, latar utama dalam cerita ini. Dari tokoh pendukung dan latar tempat juga menggambarkan bahwa cerita ini berlangsung belum begitu lama. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut

Ana pinggir dalan, sawetara meter saka omahe Kartolegowo, wis nunggu guru Marjuki kanthi Astrea Grand kreditane (epsd 1: 29).

Terjemahan :

Di tepi jalan, beberapa meter dari rumah Kartolegowo, sudah menunggu guru Marjuki dengan Astrea Grand kreditannya.

commit to user

Tabrakan kang nggegirisi. Panther monting – monting mengiwa watara nem meter sadurunge pungkasan nabrak thukulan klungsu sing wis umur telung puluh taun (epsd 11:28).

Terjemahan :

Kecelakaan yang tragis. Panther berputar – putar kekiri sekitar enam meter sebelum akhirnya menabrak pohon asam yang sudah berumur tiga puluh tahun

Dokumen terkait