• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Kurikulum 2013

3. Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan serangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 dengan berbasis kompetensi kemudian diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Namun, kurikulum 2013 memiliki ciri tersendiri. Ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut kemampuan guru dalam mencari informasi atau pengetahuan sebanyak-banyaknya karena saat ini siswa mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memiliki tanggungjawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antar personal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis.15

Hal tersebut dapat dilihat dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang terdiri dari lima langkah pembelajaran yaitu mengamati (observasi), menanya, mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasikan atau mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.16 Dalam pembelajaran saintifik guru dituntut keratif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa dapat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan jika merujuk salinan lampiran Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah,kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.

b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

15 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, op. cit, h.7 16 Ibid, h. 53-56

e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran.

f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).17

Berdasarkan karekteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 berupaya untuk mengembangkan kompetensi peserta didik mulai dari kompetensi sikap, pengetahuan, hingga keterampilan secara proporsional. Pencapaian kompetensi ini dinyatakan dalam kompetensi inti yang dijabarkan ke dalam kompetensi dasar. Dalam hal ini, semua mata pelajaran saling terkait satu sama lain karena diikat oleh kompetensi inti di tiap jenjang pendidikan. Untuk tercapainya kompetensi tersebut secara seimbang dibutuhkan waktu belajar yang lebih banyak, oleh karena itu dalam penerapan kurikulum 2013 ada penambahan jam belajar untuk para siswa. Selain itu, karakteristik di atas juga menggambarkan kurikulum 2013 berusaha memberikan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik dalam konteks dunia nyata sehingga peserta didik mampu memanfaatkan ilmu yang mereka dapatkan dalam kesehariannya baik di sekolah maupun di masyarakat.

Setelah melihat ciri dan karakteristik kurikulum 2013, dapat diketahui bahwa kurikulum ini memiliki sejumlah keunggulan. Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani keunggulan kurikulum 2013 yaitu:

a. Siswa dituntut lebih aktif, kreatif, dan inovatif.

b. Standar penilaian mengarah pada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara proporsional. Dengan demikian, penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap, dan lainnya sehingga adanya penilaian dari semua aspek.

17 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

c. Munculnya pendidikan karakter dan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran.

d. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi tersebut menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

e. Mengharuskan adanya remediasai secara berkala. f. Sifat pembelajaran yang sangat kontekstual.

g. Meningkatkan motivasi megajar dengan meningkatkan kompetensi professional, pedagogi, sosial, dan personal.

h. Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman pembehasan sudah tersedia. Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi, serta membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP dan menerapkan pendekatan saintifik secara benar.

i. Hal menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Mulai dari perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. Terlihat jika di tingkat SD penerapan sikap masih dalam ruang lingkup lingkungan sekitar, sedangkan untuk tingkat SMP penerapan sikap dituntut untuk diterapkan pada lingkungan pergaulannya di manapun ia berada. Sementara untuk tingkat SMA/SMK, dituntut untuk memiliki sikap kepribadian yang mencerminkan kepribadian bangsa dalam pergaulan dunia.18

Dari sejumlah keunggulan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diharapkan mampu mengembangkan potensi peserta didik dari berbagai kompetensi baik kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara terpadu sehingga tidak hanya mencapai kemampuan kognitif peserta didik saja. Selain itu, kurikulum 2013 ini diharapkan mampu membentuk karakter yang kuat pada peserta didik. Agar penerapan kurikulum ini berjalan dengan baik pemerintah membantu para guru dengan menyiapkan buku guru dan buku siswa sehingga guru tidak kerepotan untuk menyiapkan dokumen kurikulum. Maka melalui penerapan kurikulum 2013 diharapkan mencapai peningkatan mutu pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dapat berjalan dengan baik.

Namun dalam penerapan kurikulum 2013 ini terdapat sejumlah kendala, seperti banyaknya guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif. Pada kenyataannya sangat sedikit guru yang seperti itu. Selain itu, tidak semua guru memiliki kemampuan untuk berperan secara aktif sebagai motivator dan fasilitator. Guru juga kurang memahami pendekatan saintifik dan penilaian autentik, serta kurangnya keterampilan guru merancang RPP sehingga belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru dan banyak guru yang menjadi plagiat dalam hal ini.

Ditambah lagi pemerintah belum mampu melatih penerapan kurikulum 2013 untuk semua guru sehingga membutuhkan waktu yang panjang untuk membentuk guru yang ideal dalam kurikulum 2013 ini. Selain itu, dukungan buku pegangan guru dan buku siswa yang disiapkan pemerintah belum didistribusikan dengan baik ke seluruh sekolah di Indonesia. Sejumlah kendala tersebut merupakan bagian dari kelemahan kurikulum ini sehingga perlu diatasi sedini mungkin agar kedepannya tidak menjadi masalah dalam penerapan kurikulum 2013 ini.

B. Implementasi Kurikulum 2013

Dokumen terkait