• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Pengarsipan tabungan dan deposito

4.1.8 Karakteristik Mitra KBMT Wihdatul Ummah

Berikut ini adalah karakteristik dari mitra yang diberikan pembiayaan oleh KBMT Wihdatul Ummah. Mitra disini merupakan sampel dari populasi keseluruhan mitra sehingga terdapat 88 mitra. Berikut ini akan dijelaskan karakteristik-karakteristik dari mitra KBMT Wihdatul Ummah.

a. Berdasarkan Umur

Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa mitra KBMT Wihdatul Ummah didominasi oleh mitra yang berumur 36-45 tahun sebanyak 29 mitra (31%). Hal ini disebabkan umur sekitar 36-45 tahun merupakan usia produktif untuk memiliki usaha. Selain itu, seseorang juga dianggap sudah cukup berpengalaman dalam menjalankan bisnisnya.

Gambar 7. Karakteristik mitra berdasarkan umur

b. Berdasarkan Pendidikan

Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa mitra KBMT Wihdatul Ummah didominasi oleh mitra yang memiliki pendidikan terakhir SD sebanyak 34 mitra (36%). Hal ini disebabkan mitra KBMT Wihdatul Ummah bersegmentasikan masyarakat miskin, hampir

2% 12% 31% 25% 22% 7% 1% <26 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun 46-55 tahun 56-65 tahun 66-75 tahun >75 tahun

miskin, dan menengah sehingga mereka tergolong masyarakat yang kurang mendapatkan pendidikan tinggi.

Gambar 8. Karakteristik mitra berdasarkan pendidikan

c. Berdasarkan Pendapatan dan Pengeluaran

Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa pendapatan mitra KBMT Wihdatul Ummah didominasi pada kisaran Rp 1.000.000,00-Rp 1.999.999,00 sebanyak 36 mitra. Mitra KBMT Wihdatul Ummah kebanyakan adalah mitra yang tergolong miskin dan hampir miskin dengan pendapatan di bawah Rp 2.000.000,-00

Pada Gambar 9 juga dapat dilihat bahwa sebanyak 44 mitra KBMT Wihdatul Ummah memiliki pengeluaran sebesar Rp 1.000.000-1.999.999. Hal ini sebanding dengan pendapatannya yang kebanyakan sebesar Rp 1.000.000,00-Rp 1.999.999,00 juga.

Gambar 9. Karakteristik mitra berdasarkan pendapatan dan pengeluaran 2% 36% 19% 39% 4% tidak sekolah SD SLTP SLTA Kuliah - 10 20 30 40 50 <1.000.000 2.000.000-2.999.999 4.000.000-4.999.999 6.000.000-6.999.999 8.000.000-8.999.999 >10.000.000 7 36 19 10 7 2 2 1 2 1 7 21 44 13 3 4 3 0 1 0 3 2 pengeluaran pendapatan

d. Berdasarkan Sektor Usaha

Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa mayoritas mitra KBMT Wihdatul Ummah memiliki usaha di bidang perdagangan sebesar 52 mitra (55%). Sebagian besar dari mereka berdagang di sekitar Pasar Gunung Batu, Taman Topi, dan Pasar Anyar.

Gambar 10. Karakteristik mitra berdasarkan sektor usaha

e. Peruntukan Pembiayaan

Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa sebanyak 68 mitra (73%) KBMT Wihdatul Ummah menggunakan pembiayaan untuk modal kerja. Karakteristik sebelumnya yaitu sektor usaha mitra adalah perdagangan sehingga pembiayaan yang diajukannya digunakan untuk menambah modal usahanya, atau ada juga yang digunakan untuk mendirikan usaha yang akan dimulai.

Gambar 11. Karakteristik mitra berdasarkan peruntukkan pembiayaan 55% 15% 17% 13% perdagangan produksi jasa lain-lain 3% 73% 17% 5% 2%

tidak ada data modal usaha konsumtif

pembayaran hutang investasi

f. Berdasarkan Jumlah Plafond

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa mayoritas plafond yang diberikan sebesar Rp 500.000,00 sebanyak 18 mitra. Sebagai lembaga keuangan mikro tentunya jumlah pembiayaan yang diberikan kecil karena usaha yang dilakukan oleh mitra pun tergolong usaha mikro dan kecil.

Tabel 9. Karakteristik mitra berdasarkan jumlah plafond

No. Jumlah Plafond Jumlah

Mitra 1 Rp 150.000, 00 1 2 Rp 300.000, 00 2 3 Rp 400.000, 00 2 4 Rp 500.000, 00 18 5 Rp 600.000, 00 1 6 Rp 700.000, 00 8 7 Rp 750.000, 00 1 8 Rp 800.000, 00 1 9 Rp 900.000, 00 1 10 Rp 1.000.000, 00 15 11 Rp 1.500.000, 00 7 12 Rp 1.600.000, 00 1 13 Rp 1.700.000, 00 2 14 Rp 1.800.000, 00 1 15 Rp 2.000.000, 00 4 16 Rp 3.000.000, 00 3 17 Rp 3.500.000, 00 1 18 Rp 3.700.000, 00 1 19 Rp 4.000.000, 00 5 20 Rp 5.000.000, 00 5 21 Rp 6.000.000, 00 1 22 Rp 7.500.000, 00 1 23 Rp 8.000.000, 00 2 24 Rp 10.000.000, 00 4 25 Rp 15.000.000, 00 1 26 Rp 20.000.000, 00 1 27 Rp 25.000.000, 00 2 28 Rp 50.000.000, 00 2

g. Akad

Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa mayoritas mitra KBMT Wihdatul Ummah menggunakan akad Murabahah sebanyak 76 mitra (83%). Murabahah merupakan jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati (Antonio, 2001).

Gambar 12. Karakteristik mitra berdasarkan akad 4.1.9 Prosedur Pemberian Pembiayaan di KBMT Wihdatul Ummah

Mitra yang melakukan pengajuan ke KBMT Wihdatul Ummah terbagi dua, yaitu mitra anggota dan mitra biasa.

a. Mitra Anggota

Merupakan mitra BMT yang berasal dari mitra biasa yang telah mendapatkan pelatihan dari KBMT Wihdatul Ummah dan bersedia menjadi anggota KBMT Wihdatul Ummah. Proses yang harus dilewati oleh mitra ini adalah PCAG (Pelatihan Calon Anggota) dan PAG (Pelatihan Anggota). KBMT Wihdatul Ummah memberikan tawaran kepada anggota yang dipandang berprestasi untuk mengikuti pelatihan dalam rangka seleksi untuk menjadi anggota. Proses yang harus ditempuh adalah sebagai berikut : 1. Pelatihan Tahap 1 (bulan Januari)

Pada pelatihan ini mitra diberikan materi mengenai koperasi dan BMT baik yang menyangkut anggaran dasar koperasi, hak dan kewajiban anggota serta mengenai SHU (Sisa Hasil Usaha).

83% 11% 6%

Murabahah Ijarah Al-Hiwalah

2. Pendalaman Materi 1

Pendalaman materi dalam pelatihan 1 yang dilakukan pada bulan Februari, Maret, April, dan Mei setiap 1 bulan sekali di KBMT Wihdatul Ummah selama 2 jam.

3. Pelatihan Tahap 2

Pada pelatihan ini mitra diberikan pembekalan untuk menghitung Beban Pokok Penjualan, pengaturan ekonomi rumah tangga, pembukuan sederhana, analisis kebutuhan modal. Pelatihan dilakukan pada bulan Juni/Juli.

4. Pendalaman Materi 2

Pendalaman materi dalam pelatihan 2 yang dilakukan pada bulan Juli, Agustus, September, Oktober, dan November setiap 1 bulan sekali KBMT Wihdatul Ummah selama 2 jam.

5. Penerimaan Anggota

Pelatihan yang diselenggarakan pada bulan Desember untuk menentukan penerimaan anggota.

b. Mitra Biasa

Merupakan mitra KBMT Wihdatul Ummah yang tidak menjadi anggota.

Proses pengajuan pembiayaan pada KBMT Wihdatul Ummah meliputi proses sebagai berikut.

1. Pengajuan Pembiayaan

Untuk memperoleh fasilitas pembiayaan maka tahap pertama mitra mengajukan permohonan pembiayaan kepada KBMT Wihdatul Ummah. Mitra dapat melakukan pengajuan pembiayaan secara langsung datang ke BMT atau secara tidak langsung (hal ini berlaku untuk mitra lama). Untuk pengajuan pembiayaan dilakukan oleh bagian Janas (Jasa Nasabah), di mana mitra pengaju akan diwawancara untuk pengisian APP (Aplikasi Permohonan Pembiayaan).

a. Identitas diri mitra pengaju.

b. Tujuan penggunaan dana, jumlah yang diajukan, aqad pembiayaan, rencana pembayaran, jaminan.

c. Pendekatan syarat BMT yaitu menyangkut: lama usaha minimal 1 tahun, plafond di bawah BMPK, jangka waktu di bawah 18 bulan, persetujuan istri/suami dan pembiayaan diangsur dari modal kerja.

d. Gambaran aktiva keluarga. e. Profil keuangan rumah tangga. f. Profil usaha.

g. Denah lokasi rumah dan lokasi usaha.

Apabila pendekatan syarat BMT tidak dipenuhi maka Janas dapat menyampaikan langsung penolakan pembiayaan kepada mitra pengaju. Setelah data lengkap dan mitra telah melampirkan salinan identitas diri beserta kartu keluarga, maka Janas mendistribusikan APP kepada Kepala Bagian Marketing untuk kemudian diproses selanjutnya. Kepala Bagian Marketing bertugas untuk menunjuk AO yang akan memproses pembiayaan yang diajukan tersebut.

2. Analisis Pengajuan Pembiayaan

Sementara usulan pembiayaan diproses oleh AO, AO mengajukan permohonan investigasi pembiayaan, seperti taksasi (penilaian jaminan), permohonan informasi calon peminjam melalui analisis yuridis ke bagian administrasi pembiayaan. Investigasi informasi yang berkaitan dengan calon peminjam juga dapat dilakukan dengan wawancara informal kepada pihak-pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha atau calon peminjam seperti tetangga, supplier bahan baku, rekanan usaha, karyawan, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk memastikan

capacity (kemampuan) calon peminjam untuk mengembalikan

pinjamannya dan nilai peminjam yang harus diberikan oleh BMT. Proses ini merupakan proses yang paling penting bagi

pihak pemberi dana (BMT), untuk memastikan keamanan dana yang diberikan serta meminimalkan risiko yang mungkin terjadi di waktu-waktu yang akan datang.

AO yang memproses pembiayaan melakukan investigasi usulan pembiayaan. Langkah awal yang dilakukan adalah analisis data pada APP untuk bahan dalam melakukan survei usaha dan rumah atau biasa disebut dengan On The Spot (OTS). Hal ini dilakukan untuk penyelidikan data yang ada pada APP apakah sesuai dengan di lapangan untuk selanjutnya akan dibuat MAP. Apabila ternyata tidak terdapat kesesuaian antara data pada APP dengan hasil survey maka pembiayaan yang diajukan akan ditolak.

Hasil survey digunakan untuk menyusun MAP, di mana terdapat informasi-informasi berupa :

a. Profil keluarga b. Profil usaha c. Pengajuan

d. Analisis dan rekomendasi

Dalam bagian ini terdapat pendekatan syarat BMT, pendekatan karakter, pendekatan kelayakan usaha, pendekatan jaminan, pendekatan saving power, pendekatan titik-titik kritis, rekomendasi dari AO proses untuk menentukan plafond dan jumlah angsuran.

e. Keputusan akhir rapat komite

Secara umum dalam MAP terdapat penilaian 5 C (character, capacity, collateral, capital, dan condition).

3. Persetujuan Komite Sirkuler BMT

Berkas MAP yang telah diproses oleh AO selanjutnya diajukan ke komite sirkuler. Dalam hal ini disebut komite sirkuler yang terdiri dari pejabat 1 yaitu kepala bagian marketing dan pejabat 2 manajer. Berkas MAP didistribusikan kepada komite 1 dan 2 untuk selanjutnya ada RTL (Rencana Tindak Lanjut) apabila ada

pertanyaan dari komite 1 dan 2 tentang hasil MAP, dan kemudian dikembalikan kepada AO untuk dijawab. Jika pembiayaan telah mendapat persetujuan dari komite maka AO melakukan negosiasi dengan mitra untuk memberitahu besarnya plafond, jumlah angsuran dan cara pembayaran. Apabila mitra menyetujui maka mitra menandatangani lembar persetujuan negosiasi untuk selanjutnya dibuat Surat Persetujuan Pembiayaan (SPP) dan semua berkas pembiayaan diserahkan kepada bagian Administrasi pembiayaan untuk selanjutnya dimintakan tanda tangan komite pembiayaan.

4. Pengikatan Pembiayaan dan Dropping Dana

Setelah usulan pembiayaan tersebut mendapat persetujuan dari Komite Pembiayaan, tahap selanjutnya bagian administrasi pembiayaan mempersiapkan pengikatan pembiayaan (akad pembiayaan). Sebelum dilakukan pengikatan, semua dokumen hasil dan dokumen jaminan harus telah diterima. Setelah dilakukan pengikatan pembiayaan, proses dropping (realisasi) dana dapat dilakukan. Dropping dana dilakukan oleh Kepala Bagian Operasional, apabila yang bersangkutan tidak ada maka diganti oleh Kepala Bagian Marketing, apabila yang bersangkutan juga tidak ada maka dilakukan oleh ADMP (Administrasi Pembiayaan) dan apabila tidak ada juga maka diganti oleh AO tetapi bukan AO yang memproses pembiayaannya. Pada waktu dropping dibacakan akadnya dan dilakukan verifikasi tanda tangan calon peminjam.

5. Monitoring

Kegiatan ini dilakukan setiap hari Selasa dengan tujuan untuk melihat prestasi angsuran dari mitra dalam satu minggunya khususnya untuk mitra dengan sistem angsuran harian. Selain itu tujuan kegiatan ini adalah menentukan tindakan yang seharusnya dilakukan untuk menangani pembiayaan yang bermasalah dari mitra yang angsuran prestasinya kurang bagus.

4.1.10 Faktor-Faktor yang Dijadikan Pertimbangan dalam Pemberian

Dokumen terkait