• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Prosa Fiks

Dalam dokumen 126 156 pendan materi bahasa indonesia (Halaman 102-104)

geleng kepala dan tertawa-tawa sendiri Diamati-amatinya teman temannya satu persatu sambil tersenyum-senyum)

SEPENUHNYA KARENA IA ANAKKU Darmanto Jatman

1) Karakteristik Prosa Fiks

Fiksi, seperti halnya esai, drama, sajak, khotbah, atau uraian yang bersifat filosofis, adalah penyajian cara seorang pengarang memandang hidup ini. Penulis memiliki pandangan-pandangan tertentu tentang hidup. Penulis fiksi akan mengutarakan pendapat-pendapat dan perasaanya tentang hidup ini dalam bentuk penyajian aksion (berasal dari: action), bukan dalam pernyataan yang bersifat umum. Tujuan penulis fiksi ialah membuat pembaca melihat dan ikut serta merasakan cuplikan-cuplikan tertentu pengalaman manusia yang terpilih dan terarah, sehingga ia dapat ikut merasakan pendapat serta perasaan yang ada pada penulis tentang hidup ini pada umumnya, yaitu ikut merasakan apa yang dinamakan “vision” dari penulis itu.

Kita telah mengatakan bahwa fiksi, seperti halnya genre sastra yang lain, timbul dari keinginan penulis untuk memberikan bentuk kepada pikiran-pikiran dan perasaannya sendiri tentang hidup ini sebagaimana ia memandang atau mengalaminya. Dapat ditambahkan bahwa dorongan yang mendororng orang untuk membaca fiksi itu pada hakikatnya sama dengan dorongan yang mendorong diciptakaannya bentuk sastra ini. Dengan kata lain, pembaca ingin memahami pikiran-pikiran ini dan ikut merasakan perasaannya yang di sampaikan oleh pengarang. Para penulis fiksi itu tidak selalu harus mengutarakan pendapat-pendapatnya secara langsung dan selalu menyajikannya dalam bentuk action .

Dalam khasanah sastra Indonesia, prosa fiksi memiliki beragam bentuk, antara lain: novel, roman, novelet, dan cerpen. Pembagian ini berdasarkan atas, lamanya waktu cerita berlangsung. Di dalam cerpen, cerita berlangsung tidak lama, hanya sebentar. Di

dalam novel, waktu cerita agak panjang. Sedangkan di dalam roman waktunya lama sekali. Bahkan di dalam roman, sang tokoh diceritakan semenjak ia kecil sampai dengan remaja, dewasa, bahkan tua dan meninggal. Meskipun terdapat perbedaan yang nyata tentang waktu cerita berlangsung, terdapat pula persamaannya, semuanya mengungkap kehidupan manusia dengan segala permasalahannya dalam bentuk cerita.

Dewasa ini perbedaan antara novel dan roman sudah tidak lagi dipersoalkan, karena keduanya memiliki hakikat yang sama, yaitu lukisan kehidupan manusia. Kedua istilah itu disatukan saja dengan istilah novel. Kedua istilah itu novel dan roman, sebenarnya satu pengertian hanya berbeda pemakaiannya. Novel dipergunakan dalam kesusastraan Inggris dan Amerika yang berarti cerita. Sedangkan roman berasal dari kesusastraan Perancis dan Belanda yang juga berarti cerita.

Cerita Pendek (Cerpen)

Cerita pendek adalah salah satu bentk karya fiksi. Cerita pendek, sesuai dengan namanya, memperlihatkan sifat yang serba pendek, baik perisitwa yang diungkapkan, isi cerita, jumlah pelaku dan jumlah kata yang digunakan. Perbandingan ini jika dikaitkan dengan bentuk prosa yang lain, misalnya novel.

Untuk menentukan panjang pendeknya cerpen, khususnya berkaitan dengan jumlah kata yang digunakan, berikut ini dikemukakan beberapa pendapat. Menurut Staton (1965:37), cerpen biasanya menggunakan 15.000 kata atau 50 halaman. Sedangkan Nugroho Notosusanto menyatakan bahwa jumlah kata yang digunakan dalam cerpen sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap (Zufahnur, 1985).

Cerita pendek, selain kependekaannya ditunjukkan oleh jumlah kata yang digunakan, ternyata peristiwa dan isi cerita yang disajikan juga sangat pendek. Peristiwa yang disajikan memang singkat, tetapi mengandung kesan yang dalam. Isi cerita memang pendek karena mengutamakan kepadatan ide. Oleh karena itu peristiwa dan isi cerita dalam cerpen singkat, maka pelaku-pelaku dalam cerpen pun relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan roman/novel.

Berdasar atas uraian tersebut dapat dikatakan bahwa cerpen adalah cerita yang panjangnya kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap, isinya padat, lengkap, memiliki kesatuan dan mengandung efek kesan yang mendalam. Sedangkan unsur-unsur pengembangnya pada dasarnya sama dengan novel.

Beberapa ciri berikut mungkin dapat sedikit memperjelas apa yang dimaksud dengan cerpen. Sebuah cerpen umumnya memiliki alur tunggal, jumlah pelaku yang terbatas (berjumlah kecil, dan mencakup peristiwa yang terbatas pula). Kualitas watak tokoh dalam cerpen jarang dikembangkan secara penuh. Watak tokoh cenderung dibatasi. Umumnya, tokoh dalam cerpen langsung ditunjukkan karakternya, maksudnya ialah karakter tokoh dalam cerpen langsung ditunjukkan oleh pengarangnya melalui narasi, deskripsi, komentar. Ciri lainnya ialah rentang waktu cerita yang terbatas, misalnya semalam, sehari, seminggu, sebulan, dan yang lain.

Novel

Kata novel berasal dari bahasa Latin novellus. Kata novellus dibentuk dari kata novus yang berarti baru atau new dalam bahasa Inggris. Dikatakan baru karena bentuk novel adalah bentuk karya sastra yang datang kemudian dari bentuk karya sastra lainnya, yaitu puisi dan drama.

Hakikat novel diungkapkan oleh beberapa pengamat sastra antara lain sebagai berikut.

1) Novel ialah cerita dalam bentuk prosa yang cukup panjang dan meninjau kehidupan sehari-hari ( Ensiklopedi Americana)

2) Novel adalah suatu cerita dengan suatu alur yang cukup panjang mengisi satu buku atau lebih, yang menggarap kehidupan manusia yang bersifat imajinatif (The Advanced Learner of Current English, 1960:853)

3) Novel adalah suatu cerita dalam bentuk prosa yang agak panjang. Panjangnya tidak kurang dari 50000 kata. Mengenai jumlah kata dalam novel adalah relatif.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya novel adalah cerita, karena fungsi novel adalah bercerita. Aspek penting bagi novel adalah menyampaikan cerita.

Novel memberi kemungkinan kepada pembaca untuk menangkap perkembangan kejiwaan tokoh secara lebih menyeluruh. Novel juga sangat memungkinkan adanya penyajian secara panjang lebar mengenai persoalan manusia. Itulah sebabnya, persoalan-persoalan yang diangkat sebagai tema sebuah novel cenderung kompleks dan rumit bila dibandingkan dengan cerpen. Persoalan hidup manusia yang kompleks tersebut dapat memuat hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam semesta, hubungan manusia dengan masyarakat, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Peranan manusia yang digambarkan dalam novel tidaklah statis, melainkan selalu bergerak dalam perjalanan waktu. Novel memungkinkan untuk merekam seluruh perkembangan itu secara utuh dan menyeluruh. Selain itu, novel lebih leluasa mengeksplorasi detil-detil peristiwa, suasana, dan karakter tokoh untuk menghidupkan cerita. Keutuhan sebuah novel tidak ditopang oleh kepadatan cerita seperti cerpen, namun ditopang oleh tema karyanya.

Dalam dokumen 126 156 pendan materi bahasa indonesia (Halaman 102-104)