• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

IV.3. Analisis Tabel Tunggal

IV.3.1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar belakang responden. Karakter yang dipakai adalah jenis kelamin, agama, pekerjaan, usia, dan pendidikan masyarakat di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Deli Serdang Sumatera Utara.

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Pria 57 57.6 57.6 57.6

Wanita 42 42.4 42.4 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.01/FC.03

Tabel 4.1 menunjukkan data jenis kelamin responden. Jumlah responden laki – laki sebanyak 57 orang (57,6%) dan jumlah responden perempuan sebanyak 42 orang (42,4%). Dengan demikian, jenis kelamin responden yang lebih banyak adalah laki – laki dibandingkan perempuan. Namun demikian, perbandingan diantara keduanya tidak terlalu jauh, bahkan dapat dikatakan hampir seimbang.

Hal ini mungkin disebabkan karena baik laki – laki maupun perempuan sama – sama kuatir dan perlu mendapatkan informasi tentang bahaya dari virus H1N1 (flu babi). Baik laki – laki maupun perempuan sama – sama menyadari tentang bahaya atau dampak yang dapat ditimbulkan penyakit tersebut.

Tabel 4.2 Agama

Agama Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid Islam 33 33.3 33.3 33.3 Kristen Protestan 42 42.4 42.4 75.8 Kristen Katolik 18 18.2 18.2 93.9 Budha 4 4.0 4.0 98.0 Hindu 2 2.0 2.0 100.0 Total 99 100.0 100.0 Sumber : P.02/FC.04

Tabel 4.2 diatas menunjukkan data tentang jenis agama responden. Jumlah responden yang beragama Islam sebanyak 33 orang (33,3%), kemudian responden yang beragama Kristen Protestan sebanyak 42 orang (42,4%), responden yang beragama Kristen Katolik sebanyak 18 orang (18,2%), yang beragama Budha 4 orang (4,0%) dan sisanya sebanyak 2 orang (2,0%) yang beragama Hindu.

Dari data diatas tersebut diketahui bahwa responden terbesar (lebih dari setengah jumlah responden) yaitu 60 orang responden (60,0%) adalah responden yang beragama Nasrani yaitu Kristen Protestan dan Katolik. Hal ini disebabkan mayoritas dari mereka adalah orang – orang yang sering berhadapan dengan hewan/ternak babi, sehingga mereka merasa perlu waspada dan mendapatkan informasi – informasi yang penting tentang ternak babi dan bahaya dari virus flu H1 N1 (flu babi) tersebut.

Tabel 4.3 Pekerjaan

Pekerjaan Responden Frequency Percent Percent Valid Cumulative Percent

Valid Pegawai Pemerintah/Negeri 18 18.2 18.2 18.2 Pegawai swasta 22 22.2 22.2 40.4 Wiraswasta/pedagang 46 46.5 46.5 86.9 Pelajar 13 13.1 13.1 100.0 Total 99 100.0 100.0 Sumber : P.03/FC.05

Tabel 4.3 menunjukkan data tentang pekerjaan responden. Jumlah responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil sebanyak 18 orang (18,2%), responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 22 orang (22,2%), bekerja sebagai wiraswasta atau pedagang sebanyak 46 orang (46,5%) dan yang bekerja sebagai pelajar / mahasiswa adalah sebanyak 13 orang (13,1%).

Dari data tersebut diketahui bahwa responden terbesar adalah responden yang bekerja sebagai wiraswasta / pedagang, disusul kemudian oleh pegawai swasta dan pegawai negeri sebanyak 18 orang dan sisanya pelajar sebanyak 13 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tidak menutup kemungkinan banyaknya ternak babi di desa Helvetia tersebut, karena selain berdagang di pasar sebagian besar masyarakat desa tersebut memilih memiliki ternak babi sebagai tambahan penghasilan (job site) untuk keluarga mereka.

Tabel 4.4 Usia

Usia Responden Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid 13 – 15 thn 2 2.0 2.0 2.0 16 – 18 thn 11 11.1 11.1 13.1 19 – 25 thn 15 15.2 15.2 28.3 26 thn ke atas 71 71.7 71.7 100.0 Total 99 100.0 100.0 Sumber : P.04/FC.06

Tabel 4.4 menunjukkan data tentang usia dari responden. Responden yang berusia 13 – 15 tahun sebanyak 2 orang (2,0%), usia 16 – 18 tahun sebanyak 11 orang (11,1%), usia 19 – 25 tahun sebanyak 15 orang (15,2%) dan sisanya yang berusia 26 tahun ke atas sebanyak 71 orang (71,7%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mesyarakat Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Deli Serdang Sumatera Utara lebih banyak berusia 26 tahun ke atas sebanyak 71 orang (71,7%), disusul yang berusia antara 19 – 25 tahun sebanyak 15 orang (15,2%). Ini menunjukkan bahwa masyarakat desa Helvetia ini masih dalam masa usia produktif bekerja.

Tabel 4.5 Pendidikan

Pendidikan Responden Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid SD 4 4.0 4.0 4.0 SMP / SLTP 6 6.1 6.1 10.1 SMU / SLTA 68 68.7 68.7 78.8 Akademi / Diploma 11 11.1 11.1 89.9 S1 – S3 10 10.1 10.1 100.0 Total 99 100.0 100.0 Sumber : P.05/FC.07

Dari tabel 4.5 ini menunjukkan data – data tentang pendidikan dari responden. Responden yang memiliki tamatan pendidikan SD (Sekolah Dasar)

sebanyak 4 orang (4,0%), tamatan pendidikan SLTP sebanyak 6 orang (6,1%), tamatan pendidikan SMU sebanyak 68 orang (68,7%), tamatan pendidikan diploma sebanyak 11 orang (11,1%), dan sisanya tamatan pendidikan dari sarjana sebanyak 10 orang (10,1%).

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa responden terbesar yang didapat adalah masyarakat yang berpendidikan SMU/SLTA sebanyak 68 (68,8%) orang dan diikuti oleh pendidikan diploma sebanyak 11 orang (11,1%). Dari sini dapat diketahui bahwa mayoritas dari mereka yang berpendidikan stingkat SLTA bekerja sebagai wiraswasta/pedagang. Hal ini juga melatarbelakangi sebahagian besar masyrakat desa Helvetia memiliki ternak babi untuk dijadikan sebagai mata pencarian tambahan untuk keluarga mereka.

IV.3.2 Terpaan Media (Media Exposure).

Tabel 4.6

Ketertarikan menyakasikan tayangan berita

Tayangan Berita Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak tertarik 6 6.1 6.1 6.1

Kurang tertarik 24 24.2 24.2 30.3

Tertarik 48 48.5 48.5 78.8

Sangat tertarik 21 21.2 21.2 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.06/FC.08

Tabel 4.6 di atas merupakan data tentang tingkat ketertarikan responden terhadap tayangan berita di televisi. Dari data tersebut, dapat diketahui sebanyak 6 orang (6,0%) menyatakan tidak tertarik dengan tayangan berita, 24 orang (24,2%) menyatakan kurang tertarik, 48 orang (48,5%) menyatakan tertarik dan selebihnya sebanyak 21 orang (21,2%) menyatakan sangat tertarik terhadap berita.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden terbesar sebanyak 48 orang (48,5%) menyatakan tertarik dengan tayangan berita sementara hanya 6 orang (6,0%) dari keseluhuran responden yang menyatakan tidak tertarik. Hal ini disebabkan karena mayoritas responden mengaku mendapatkan informasi yang cepat dan akurat melalui tayangan berita di televisi.

Tabel 4.7

Ketertarikan menyakasikan tayangan film / sinetron

Tayangan film/sinetron Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak tertarik 4 4.0 4.0 4.0

Kurang tertarik 26 26.3 26.3 30.3

Tertarik 48 48.5 48.5 78.8

Sangat tertarik 21 21.2 21.2 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.07/FC.09

Tabel 4.7 di atas merupakan data tentang tingkat ketertarikan responden terhadap tayangan film atau sinetron di televisi. Dari data tersebut, dapat diketahui sebanyak 4 orang responden (4,0%) menyatakan tidak tertarik dengan tayangan film/sinetron, 26 orang responden (26,3%) menyatakan kurang tertarik, 48 orang responden (48,5%) menyatakan tertarik dan selebihnya sebanyak 21 orang responden (21,2%) menyatakan sangat tertarik terhadap tayangan film/sinetron di televisi.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden terbesar sebanyak 48 orang responden (48,5%) menyatakan tertarik dengan tayangan film/sinetron sementara hanya 6 orang responden (6,0%) dari keseluhuran responden yang menyatakan tidak tertarik. Hal ini menunjukkan bahwa selain

peduli terhadap informasi berita di televisi masyarakat desa Helvetia juga suka menyaksikan film/sinetron sebagai hiburan mereka.

Tabel 4.8

Ketertarikan menyakasikan tayangan infotaiment

Tayangan Infotaiment Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak tertarik 13 13.1 13.1 13.1

Kurang tertarik 23 23.2 23.2 36.4

Tertarik 36 36.4 36.4 72.7

Sangat tertarik 27 27.3 27.3 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.08/FC.10

Tabel 4.8 di atas merupakan data tentang tingkat ketertarikan responden terhadap tayangan infotaiment di televisi. Dari data tersebut, dapat diketahui sebanyak 13 orang responden (13,1%) menyatakan tidak tertarik dengan tayangan infotaiment di televisi, 23 orang responden (23,2%) menyatakan kurang tertarik, 36 orang responden (36,4%) menyatakan tertarik dan selebihnya sebanyak 27 orang responden (27,3%) menyatakan sangat tertarik terhadap tayangan infotaiment di televisi.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden terbesar sebanyak 36 orang (36,4%) menyatakan tertarik dengan tayangan infotaiment sementara hanya 13 orang (13,1%) dari keseluhuran responden yang menyatakan tidak tertarik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat desa Helvetia tertarik menyaksikan tayangan infotaiment di televisi untuk menambah pengetahuan mereka di dunia selebritas atau artis.

Tabel 4.9

Ketertarikan menyakasikan tayangan talk show

Tayangan Talk show Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak tertarik 23 23.2 23.2 23.2

Kurang tertarik 34 34.3 34.3 57.6

Tertarik 37 37.4 37.4 94.9

Sangat tertarik 5 5.1 5.1 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.09/FC.11

Tabel 4.9 di atas merupakan data tentang tingkat ketertarikan responden terhadap tayangan talk show di televisi. Dari data tersebut, dapat diketahui sebanyak 23 orang responden (23,2%) menyatakan tidak tertarik dengan tayangan talk show, 34 orang responden (34,3%) menyatakan kurang tertarik, 37 orang responden (37,4%) menyatakan tertarik dan selebihnya sebanyak 5 orang responden (5,1%) menyatakan sangat tertarik terhadap tayangan talk show di televisi.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa responden terbesar sebanyak 37 orang responden (37,4%) menyatakan tertarik dengan tayangan talk show. Namun secara keseluruhan lebih banyak responden menyatkan kurang tertarik yaitu sebanyak 57 orang responden (57,4%). Ini disebabkan karena kebanyakan masyarakat desa Helvetia bekerja sebagai wiraswasta/pedagang sehingga merasa kurang tertarik dengan tayangan talk show di televisi.

Tabel 4.10

Ketertarikan menyakasikan tayangan kuis

Tayangan Kuis Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak tertarik 5 5.1 5.1 5.1

Kurang tertarik 30 30.3 30.3 35.4

Tertarik 46 46.5 46.5 81.8

Sangat tertarik 18 18.2 18.2 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.10/FC.12

Tabel 4.10 di atas merupakan data tentang tingkat ketertarikan responden terhadap tayangan kuis di televisi. Dari data tersebut, dapat diketahui sebanyak 5 orang responden (5,1%) menyatakan tidak tertarik dengan tayangan kuis, 30 orang responden (30,3%) menyatakan kurang tertarik, 46 orang responden (46,5%) menyatakan tertarik dan selebihnya sebanyak 18 orang responden (18,2%) menyatakan sangat tertarik terhadap tayangan kuis di televisi.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa responden terbesar sebanyak 46 orang responden (46,5%) menyatakan tertarik dengan tayangan kuis. Namun banyak juga masyarakat desa Helvetia yang kurang tertarik dengan tayangan kuis yakni sebanyak 35 orang responden (35,4%). Tetapi secara rata – rata keseluruhan masyarakat desa Helvetia merasa tertarik dengan acara kuis yang ditayangkan di televisi sebagai hiburan dan menambah pengetahuan mereka.

Tabel 4.11

Ketertarikan menyakasikan tayangan musik

Tayangan Musik Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak tertarik 4 4.0 4.0 4.0

Kurang tertarik 17 17.2 17.2 21.2

Tertarik 43 43.4 43.4 64.6

Sangat tertarik 35 35.4 35.4 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.11/FC.13

Tabel 4.11 di atas merupakan data tentang tingkat ketertarikan responden terhadap tayangan musik atau hiburan di televisi. Dari data tersebut, dapat diketahui sebanyak 4 orang responden (4,0%) menyatakan tidak tertarik dengan tayangan musik, 17 orang responden (17,2%) menyatakan kurang tertarik, 43 orang responden (43,4%) menyatakan tertarik dan selebihnya sebanyak 35 orang responden (34,4%) menyatakan sangat tertarik terhadap tayangan musik di televisi.

Berdasarkan data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden merasa tertarik dengan tayangan musik yaitu sebanyak 78 orang responden (78,8%) yang mana ini paling banyak didominasi oleh responden remaja dan dewasa. Sedangkan sisanya sebanyak 21 orang responden (21,2%) merasa kurang tertarik dengan tayangan musik di televisi.

Tabel 4.12

Frekuensi responden dalam menyaksikan tayangan berita di televisi

Frekuensi

menonton berita Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Sangat Jarang 10 10.1 10.1 10.1 Jarang 9 9.1 9.1 19.2 Sering 62 62.6 62.6 81.8 Sangat sering 18 18.2 18.2 100.0 Total 99 100.0 100.0 Sumber : P.12/FC.14

Tabel 4.12 diatas menunjukan data tentang prilaku responden dalam mengkonsumsi tayangan berita di televisi. Sebanyak 10 orang (10,1%) responden mengatakan sangat jarang menyaksikan atau menonton tayangan berita di televisi. Sebanyak 9 orang responden (9,1%) mengatakan jarang menyaksikan atau menonton tayangan berita di televisi. Sebanyak 62 orang responden (62,6%) mengatakan sering menyaksikan atau menonton tayangan berita di televisi. Dan sebanyak 18 orang responden (18,2%) mengatakan sangat sering menyaksikan atau menonton berita di televisi.

Berdasarkan data diatas, diperoleh kesimpulan bahwa responden sering menyaksikan atau menonton berita di televisi yaitu sebanyak 62 orang responden (62,6%). Hal ini disebabkan karena seringnya berita disiarkan di televisi. Baik pagi, siang, sore maupun malam. Selain itu juga menambah wawasan responden selain karena seringnya berita disiarkan, responden juga lebih menyukai mengkonumsi berita lewat televisi dari pada media lain, karena melalui media televisi berita dikemas dengan menarik, yaitu karena adanya rekaman kejadian, suara dan penjelasan berita.

Tabel 4.13

Frekuensi responden menyaksikan tayangan berita di televisi dalam sehari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 kali sehari 11 11.1 11.1 11.1 2-3 kali sehari 26 26.3 26.3 37.4 3 kali sehari 38 38.4 38.4 75.8 Lebih 4 kali sehari 24 24.2 24.2 100.0 Total 99 100.0 100.0 Sumber : P.13/FC.15

Dari tabel 4.13 diatas dapat diketahui seberapa sering responden menyaksikan tayangan program berita yang di tayangkan melalui media televisi dan data tersebut adalah sebanyak 11 orang responden (11,1%) mengatakan hanya 1 kali sehari menyaksikan tayangan program berita di televisi. Sebanyak 26 orang responden (26.3%) mengatakan 2 sampai 3 kali sehari menyaksikan tayangan program berita di televisi. Sebanyak 38 orang responden (38,4%) mengatakan 3 kali sehari menyaksikan tayangan program berita di televisi. Dan sebanyak 24 orang responden (24,2%) megatakan lebih dari 3 kali menyaksikan tayangan program berita di televisi.

Berdasarkan data diatas, diambil kesimpulan responden dalam mengkonsumsi berita di televisi yaitu sebanyak 38 orang responden (38,4%) mengatakan 3 kali sehari menyaksikan tayangan program berita yang di tayangkan di televisi. Hal tersebut disebabkan karena tayangan berita disiarkan di saat-saat tertentu. Misalnya di sela-sela film rating tinggi atau pada sore atau malam hari. Mungkin pada pagi atau siang hari tidak sempat menonton tayangan berita di televisi, tapi masih tetap bisa menyaksikannya pada sore atau malam hari, selain itu berita tersebut ditayangkan berulang – ulang. Sehingga

kesimpulannya rata-rata responden lebih banyak menyaksikan berita melalui televisi adalah lebih banyak 3 kali dalam sehari.

Tabel 4.14

Frekuensi responden menyaksikan tayangan berita kasus Flu H1N1 di televisi dalam 3 bulan terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 2 kali 12 12.1 12.1 12.1 3-4 kali 20 20.2 20.2 32.3 5 kali 22 22.2 22.2 54.5 lebih dari 5 kali 45 45.5 45.5 100.0 Total 99 100.0 100.0 Sumber : P.14/FC.16

Tabel 4.14 diatas merupakan data tentang seberapa sering responden menyaksikan tayangan berita tentang kasus Flu H1N1 (flu babi) yang ditayangkan di televisi dalam 3 bulan terakhir. Dari data diatas diketahui sebanyak 12 orang responden (12,1%) mengatakan 2 kali menyaksikan tayangan berita tentang kasus Flu H1N1 (flu babi) dalam 3 bulan terakhir. Sebanyak 20 orang responden (20,2%) mengatakan 3 sampai 4 kali menyaksikan tayangan berita tentang kasus Flu H1N1 (flu babi) dalam 3 bulan tarakhir. Sebanyak 22 orang responden (22,2 %) mengatakan 5 kali menyaksikan tayangan berita tentang kasus Flu H1N1 ( flu babi) dalam 3 bulan terakhir. Dan sebanyak 45 orang responden (45,5%) mengatakan lebih dari 5 kali menyaksikan tayangan berita tentang kasus Flu H1N1 (flu babi) dalam 3 bulan terakhir.

Berdasarkan data diatas, secara umum dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengatakan dalam 3 bulan terakhir sebanyak lebih dari 5 kali menyaksikan tayangan berita tentang kasus Flu H1N1 (flu babi) yang ditayangkan

di televisi. Hal tersebut dilatarbelakangi karena maraknya kasus flu ini dikalangan masyarakat sehingga di putar berulang-ulang agar masyarakat lebih mengenal Flu ini dan terus meningkatnya keingintahuan masyarakat mengenai kasus Flu H1N1 ini. Selain itu, agar masyarakat berhati-hati dan tetap waspada terhadap penyebarannya.

Tabel 4.15

Lamanya dalam sehari menyaksikan tayangan berita kasus Flu H1N1 yang di tayangkan di televisi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0-5 menit 17 17.2 17.2 17.2 5-10 menit 14 14.1 14.1 31.3 10-20 menit 38 38.4 38.4 69.7 Lbh 20 menit 30 30.3 30.3 100.0 Total 99 100.0 100.0 Sumber : P.15/FC.17

Tabel 4.15 diatas menunjukan data tentang lamanya dalam sehari responden menyaksikan tayangan berita kasus Flu H1N1 (flu babi) yang ditayangkan di televisi. Dan di dapat data bahwa sebanyak 17 orang responden (17,2%) mengatakan 0 sampai 5 menit menyaksikan tayangan berita kasus Flu H1N1 (flu babi) yang ditayangkan di televisi. Sebanyak 14 orang responden (14,1%) mengatakan 5 sampai 10 menit menyaksikan tayangan berita kasus Flu H1N1 (flu babi) yang di tanyangkan di televisi. Sebanyak 38 orang responden (38,4 %) mengatakan 10 sampai 20 menit menyaksikan tayangan berita kasus Flu H1N1 (flu babi) yang di tayangkan di televisi. Dan sebanyak 30 orang responden

(30,3 %) mengatakan lebih dari 20 menit menyaksikan tayangan berita kasus Flu H1N1 ini di televisi.

Dari data tersebut, dapat diambil kesimpulan rata-rata responden menyaksikan tayangan berita kasus Flu H1N1 (flu babi) yang ditayangkan di televisi berkisar antara 10 sampai 20 menit dalam sehari. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh seringnya kasus Flu H1N1 (flu babi) ini ditayangkan di televisi, karena pentingnya kasus ini di tayangkan untuk diketahui oleh masyarakat.

Tabel 4.16

Lamanya mengikuti berita tentang kasus Flu H1N1 di televisi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang sebulan 4 4.0 4.0 4.0

1-2 bulan 3 3.0 3.0 7.1

3-4 bulan 51 51.5 51.5 58.6

Lbh 4 bulan 41 41.4 41.4 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.16/FC.18

Tabel 4.16 diatas menunjukan data tentang lamanya responden mengikuti berita kasus – kasus flu H1N1 yang ditayangkan di televisi. Dan di dapat data bahwa sebanyak 4 orang responden (4,0%) mengatakan kurang dari sebulan menyaksikan tayangan berita kasus Flu H1N1 (flu babi) yang ditayangkan di televisi, dan sebanyak 3 orang responden (3,0%) mengatakan 1-2 bulan menyaksikan tayangan berita kasus Flu H1N1 (flu babi), sebanyak 51 orang responden (51,5 %) mengatakan 3-4 bulan sudah mengikuti menyaksikan tayangan berita kasus Flu H1N1 (flu babi), dan lebihnya sebanyak 41 orang

responden (41,1%) mengatakan lebih dari 4 bulan terkahir telah mengikuti menyaksikan tayangan berita kasus – kasus Flu H1N1 (flu babi) di televisi.

Tabel 4.17

Tingkat keseringan dalam menyaksikan tayangan berita kasus Flu H1N1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat jarang 12 12.1 12.1 12.1

Jarang 25 25.3 25.3 37.4

Sering 48 48.5 48.5 85.9

Sangat sering 14 14.1 14.1 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.17/FC.19

Tabel 4.17 diatas merupakan data tentang tingkat keseringan responden dalam menyaksikan tayangan berita tentang flu H1N1 di televisi. Dari data tersebut, dapat diketahui sebanyak 12 orang responden (12,1%) menyatakan sangat jarang menyaksikan tayangan berita tentang flu H1N1, 25 orang responden (25,3%) menyatakan jarang, 48 orang responden (48,5%) menyatakan sering dan selebihnya sebanyak 14 orang responden (14,1%) menyatakan sangat sering dalam menyaksikan tayangan berita tentang flu H1N1 di televisi. Berdasarkan dari data diatas rata – rata responden yakni sebanyak 48 orang responden (48,5%) menjawab sering dalam meyaksikan tayangan berita tentang kasus – kasus flu H1N1 di televisi.

Tabel 4.18

Tingkat keseriusan dalam menyaksikan tayangan berita kasus Flu H1N1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak serius 10 10.1 10.1 10.1

Kurang serius 6 6.1 6.1 16.2

Serius 60 60.6 60.6 76.8

Sangat serius 23 23.2 23.2 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.18/FC.20

Tabel 4.18 diatas merupakan data tentang tingkat keseriusan responden dalam menyaksikan tayangan berita tentang flu H1N1 di televisi. Dari data tersebut, dapat diketahui sebanyak 10 orang responden (10,1%) menyatakan tidak serius menyaksikan tayangan berita tentang flu H1N1, 6 orang responden (6,1%) menyatakan kurang serius, 60 orang responden (60,6%) menyatakan serius dan selebihnya sebanyak 23 orang responden (23,2%) menyatakan sangat serius dalam menyaksikan tayangan berita tentang flu H1N1 di televisi.

Berdasarkan data diatas lebih dari setengah dari jumlah keseluruhan responden yaitu sebanyak 60 orang responden (60,6%) menyatakan serius dalam menyaksikan tayangan berita tentang kasus flu H1N1 disusul sebanyak 23 orang responden (23,2%) menyatakan sangat serius. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat benar – benar memberikan atensi yang besar terhadap kasus – kasus flu H1N1. Itu disebabkan karena mereka yang hampir setiap hari berinteraksi dengan hewan ternak babi, jadi mereka merasa perlu mengenai semua berita tentang flu H1N1 tersebut.

Tabel 4.19

Kelengkapan informasi kasus Flu H1N1 dari televisi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak benar 10 10.1 10.1 10.1

Kurang benar 18 18.2 18.2 28.3

Benar 54 54.5 54.5 82.8

Sangat benar 17 17.2 17.2 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.19/FC.21

Tabel 4.19 tersebut menunjukkan sebanyak 10 orang responden (10,0%) menyatakan tidak benar bahwa mereka mendapatkan informasi secara lengkap mengenai flu H1N1 melalui media televisi, 18 orang responden (18,2%) menyatakan kurang benar, 54 orang responden (54,5%) menyatakan benar, dan sisanya 17 orang responden (17,2%) menyatakan sangat benar bahwa mereka mendapatkan informasi secara lengkap mengenai flu H1N1.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden terbesar sebanyak 54 orang (54,5%) menyatakan benar bahwa mereka mendapatkan informasi tentang kasus – kasus flu H1N1 secara lengkap melalui media televisi. Hal ini disebabkan karena media televisi menggabungkan antara audio dan visual dalam penyampaian pesan kepada pemirsanya seperti dilengkapi dengan gambar – gambar para penderita dan korban akibat flu H1N1 tersebut. Sehingga khalayak merasa puas karena mendapat informasi yang lengkap dan akurat mengenai kasus – kasus flu H1N1 tersebut.

Tabel 4.20

Kasus flu H1N1 adalah masalah yang serius

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0

Kurang setuju 18 18.2 18.2 21.2

Setuju 65 65.7 65.7 86.9

Sangat setuju 13 13.1 13.1 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.20/FC.22

Tabel 4.20 tersebut menunjukkan sebanyak 3 orang responden (3,0%) menyatakan tidak setuju bahwa kasus flu H1N1 adalah masalah yang serius,18 orang responden (18,2%) menyatakan kurang setuju, 65 orang responden (65,7%) menyatakan setuju, dan sisanya 13 orang responden (13,1%) menyatakan sangat setuju bahwa kasus flu H1N1 adalah masalah yang serius.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menjawab setuju bahwa kasus flu H1N1 yang ditayangkan di televisi adalah masalah yang serius yaitu sebanyak 65 orang responden (65,7%). Ini menunjukkan bahwa masyarakat merasa cemas/khawatir terhadap penyebaran virus flu H1N1 yang telah menelan korban jiwa, sehingga mereka merasa perlu mendapatkan informasi secara lengkap terhadap virus flu H1N1 tersebut.

Tabel 4.21

Tingkat kepercayaan terhadap isi berita

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak percaya 6 6.1 6.1 6.1

Kurang percaya 12 12.1 12.1 18.2

Percaya 67 67.7 67.7 85.9

Sangat percaya 14 14.1 14.1 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.21/FC.23

Tabel 4.21 tersebut menunjukkan data tentang tingkat kepercayaan responden terhadap isi pemberitaan kasus flu H1N1 yang ditayangkan melalui media televisi. Dari data diatas dapat diketahui sebanyak 6 orang responden (6,1%) menyatakan tidak percaya, 12 orang responden (12,1%) menyatakan kurang percaya, 67 orang responden (67,7%) menyatakan percaya, dan terakhir 14 orang responden responden (14,1%) menyatakan sangat percaya terhadap berita kasus flu H1N1 tersebut.

Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menjawab percaya terhadap isi pemberitaan tentang kasus flu H1N1 tersebut yaitu sebanyak 67 orang responden (67,7%) disusul dengan yang sangat percaya sebanyak 14 orang responden (14,1%). Dalam menyaksikan sebuah tayangan sangat dibutuhkan perhatian dari pemirsa terhadap isi dan pembahasan masalah agar memperoleh kejelasan informasi, bila informasi yang didapatkan sudah jelas maka akan memenuhi kebutuhan informasi dari khalayak, karena hal ini dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan pemirsa terhadap isi sebuah berita.

Tabel 4.22

Penambahan tingkat pengetahuan responden terhadap Flu H1N1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak bertambah 5 5.1 5.1 5.1

Kurang bertambah 3 3.0 3.0 8.1

Bertambah 56 56.6 56.6 64.6

Sangat bertamabah 35 35.4 35.4 100.0

Total 99 100.0 100.0

Sumber : P.22/FC.24

Tabel 4.22 tersebut menunjukkan data tentang tingkat pengetahuan responden terhadap berita kasus flu H1N1 yang ditayangkan melalui media televisi. Dari data diatas dapat diketahui sebanyak 5 orang responden (5,1%) menyatakan tidak bertmabah, 3 orang responden (3,0%) menyatakan kurang bertambah, 56 orang responden (56,6%) menyatakan bertambah, dan terakhir 35 orang responden (35,4%) menyatakan sangat bertambah.

Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa rata – rata sebagian besar reponden menjawab menambah pengetahuan mereka terhadap informasi kasus Flu H1N1 yang ditayangkan melalui media televisi sebanyak 56 orang responden (56,6%) disusul oleh 35 orang responden (35,4%) yang menyatakan sangat bertambah. Ini menunjukkan bahwa media televisi adalah media komunikasi yang efektif dalam penyampaian pesan kepada khalayak.

Dokumen terkait