• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

IV.6. Pembahasan

Dalam kehidupan masyarakat modern, komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang memegang peranan penting terutama dalam proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memudahkan masyarakat dalam menerima informasi-informasi tentang peristiwa-peristiwa, pesan, pendapat, berita ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Untuk menyebarkan informasi-informasi kepada khalayak yang bersifat massal diperlukan sebuah media. Media yang dapat mengakomodir semua itu adalah media massa. Menurut Effendi (1993 : 24) “media massa memiliki kemampuan untuk menimbulkan keserempakan (simultanety) pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan”.

“Media massa adalah saluran penyampaian pesan dari sedikit pengirim (komunikator) kepada sejumlah penerima (komunikan) yang relatif tidak terbatas dan bersifat heterogen. Pihak penerima pesan dari media massa disebut khalayak (audience)” (Muis, 2000:55). Televisi sebagai media massa memiliki fungsi\komunikasi massa yaitu fungsi mendidik (to educate), fungsi memberikan informasi (to inform), menghibur (to entertaint) termasuk fungsi mempengaruhi (to persuade) (Karlinah, Soemirat dan Komala, 1999).

Perkembangan dunia hiburan dan informasi saat ini telah mengalami kemajuan sangat pesat. Kemajuan ini berjalan seiring dengan berkembangnya dunia pertelevisian sebagai media penyampai pesan. Televisi hadir dengan sifatnya yang audio-visual dan kinematografik (pandang dengar dan gambar bergerak). Jenis media seperti televisi ini memiliki dampak identifikasi optik yang tajam bagi pemirsa. Dengan perkataan lain, pemirsa seakan-akan berada di tempat

peristiwa yang ditayangkan di televisi. Seakan-akan melihat dengan mata kepala sendiri kejadian yang sebenarnya padahal cuma merupakan berita yang disiarkan dari jarak yang sangat jauh. Proses identifikasi optik akan berdampak pada identifikasi psikologis bagi pemirsa atau penonton. Pemirsa atau penonton turut merasakan kejadian yang diberitakan oleh televisi atau yang dijadikan film berita (newsreels). Akibatnya, pemirsa atau penonton bisa merasa sangat terharu, sedih atau gembira (Muis, 2001).

Ditegaskan pula oleh Deddy Iskandar Muda (2003) bahwa khusus untuk medium televisi, informasi yang diperoleh melalui siaran televisi dapat mengendap dalam daya ingatan manusia lebih lama jika dibandingkan dengan perolehan informasi yang sama tetapi melalui membaca. Hal tersebut disebabkan karena gambar atau visualisasi bergerak berfungsi sebagai tambahan dan dukungan informasi penulisan narasi penyiar atau reporter memiliki kemampuan untuk memperkuat daya ingat manusia dan memanggilnya (recall) kembali. Alasan tersebut juga diperkuat karena informasi yang disampaikan melalui medium televisi, diterima dengan dua indera sekaligus secara simultan pada saat yang bersamaan. Kedua indera tersebut adalah indera pendengaran (audio) dan indera penglihatan (visual atau video). Jadi dalam waktu bersamaan, penonton atau pemirsa televisi dirangsang kedua inderanya ketika mereka menonton siaran televisi. Oleh karena itu daya ingatan yang mengendap di dalam ingatannya akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan membaca atau mendengar saja.

Saat ini setiap stasiun televisi berlomba-lomba untuk menayangkan program berita yang kreatif dan menarik perhatian masyarakat. Dalam menulis berita perlu dipertimbangkan mengenai nilai berita yang akan menarik minat

masyarakat untuk menonton. Deddy Iskandar Muda (2003) mengatakan dalam bukunya Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional bahwa “salah satunya berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi pemirsa atau penonton adalah berita mengenai bencana (disaster) dan kriminal (crimes)”.

Topik ini jadi sangat penting karena menyangkut tentang keselamatan manusia. Dalam pendekatan psikologi, keselamatan adalah menempati urutan pertama bagi kebutuhan dasar manusia (basic needs), sehingga tak heran apabila berita tersebut memiliki daya rangsang tinggi bagi pemirsanya. Adapun televisi tidak dapat menyiarkan dengan seenaknya terhadap korban-korban manusia yang tampak sadis. Etika itu dimaksudkan agar pemirsa tidak memiliki rasa takut atau trauma yang amat besar (Muda, 2003). Oleh karena itu penulis ingin meneliti terpaan media tentang kasus – kasus pemberitaan Flu tipe AH1N1 yang sedang marak – maraknya di ditayangkan di televisi dan surat kabar. Kasus flu ini menjadi sangat topik pembicaraan masyarakat dimana – mana dan telah menjadi issue global/dunia menjadi bencana kesehatan.

Influenza baru H1N1 merupakan influenza (flu) yang disebabkan oleh virus influenza tipe A subtipe H1N1 baru strain Meksiko. Virus ini tidak ada kaitannya dengan virus influenza musiman yang ada selama ini (seasonal

influenza). Influenza baru virus flu A H1N1 cukup berbahaya, mudah menular

dan dapat menimbulkan kematian karena virus strain baru influenza H1N1 ini lebih berbahaya dibanding flu musiman seperti virus flu H2N1, H3N1 dan H3N2 yang biasa terdapat pada sesorang yang menderita flu musiman.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Healt Organization) mengatakan penyebaran flu babi telah menjadi pandemi global. Kasus yang telah dikonfirmasi

di 210 negara Karena cepatnya penyebaran WHO pada tanggal 6 Agustus 2009 berhenti memproduksi rinci angka jumlah orang yang terjangkit Flu babi di seluruh dunia.

Angka terakhir tanggal 24 Agustus 2009, menyebutkan bahwa Flu Babi sudah menyebar di 160 negara, menjangkiti 137.215 orang dan mengakibatkan 800 orang meninggal. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menaikkan status kewaspadaan pandemi influenza baru A H1N1 dari fase 5 ke fase 6

“Unstoppable” yang merupakan fase tertinggi yaitu “Widespread Human Infection”. Mekipun angka kematiannya (Case Fatality Rate/CFR) persentase

kematiannya relatif kecil hanya sekitar 0,5% namun flu baru A-H1N1 ini mudah menular dan yang lebih mengkhawatirkan adalah kematian – kematian tersebut terjadi di negara-negara maju yang mempunyai sistem perawatan kesehatan yang relatif baik dan lengkap. (http://news. bbc.co.uk/ 2/hi/americas/ 8130196.stm).

Komunikasi dengan menggunakan media yang ditujukan kepada khalayak disebut komunikasi massa (mass communication). Perhatian utama dalam studi tentang komunikasi massa adalah media. Komunikasi massa dengan media televisi merupakan proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi. Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan pesan mendalam bagi pemirsanya.

Berdasarkan hasil penghitungan menggunakan rumus korelasi Spearman antara dua variabel yaitu terpaan media dan tingkat kecemasan masyarakat dengan

memakai piranti lunak SPSS 15.0, maka diperoleh rs sebesar 0,495. Sesuai dengan kaidah Spearman, yaitu rs > 0, maka hipotesis diterima. Hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha (Hipotesis Alternatif) yaitu terdapat

pengaruh terpaan media tentang tayangan berita kasus flu H1N1 di televisi

terhadap tingkat kecemasan masyarakat.

Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan di antara variabel yang diteliti, digunakan skala Guilford. Hasil rs = 0,495 berada pada skala 0,40 – 0,599.

Hal ini menunjukkan hubungan tingkat sedang atau cukup. Artinya terdapat

tingkat hubungan yang sedang atau cukup antara pengaruh terpaan media

tentang tayangan berita kasus flu H1N1 di televisi terhadap tingkat

kecemasan masyarakat.

Rosengren mengemukakan bahwa terpaan tayangan diartikan sebagai penggunaan media oleh khalayak yang meliputi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis media, jenis isi media, media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rakhmat, 2004 : 66). Terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan atau longevity. Frekuensi penggunaan media mengumpulkan data khalayak tentang berapa kali sehari seorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program harian), berapa kali seminggu seseorang menggunakan media dalam satu bulan (untuk program mingguan) serta berapa kali sebulan seseorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program bulanan), dalam penelitian ini program yang diteliti merupakan program harian. Untuk pengukuran variabel durasi penggunaan media

menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media (berapa jam sehari) atau berapa lama (menit) khalayak mengikuti suatu program (Ardianto & Erdinaya, 2004 : 164).

Dalam teori Kultivasi (Cultivation Theory) menyatakan bahwa dampak dari menonton tayangan televisi lebih besar berada pada sikap penonton dari pada tataran perilaku atau kebebasan mereka. Para pecandu berat televisi (heavy viewers) akan mengangap bahwa apa yang terjadi di dunia televisi itulah dunia senyatanya. “Anak-anak yang sering menonton tayangan film kekerasan akan melihat duniat sebagai penuh dengan kekerasan.” (Nurudin, 2003 : 157). Bahkan, anak-anak yang merupakan heavy viewers akan cenderung memperlihatkan tanda kecemasan, trauma, dan stress pasca trauma dibandingkan dengan low viewers.

Jika dihubungkan dengan Cultivation Theory, maka masyarakat Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Kabupaten Deliserdang Sumatera Utara yang sering menonton atau menyaksikan program berita televisi tentang kasus – kasus flu H1N1 cenderung mempunyai tingkat kecemasan yang tinggi setelah menonton liputan berita tersebut.

BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

a. Flu H1N1 adalah penyakit saluran pernafasan disebabkan oleh sejenis virus influenza tipe A yang dikenal sebagai H1N1. Virus flu H1N1 merupakan juga dapat berdaptasi dengan iklim tropis. Data terakhir menyebutkan bahwa Flu H1N1 (flu babi) ini sudah menyebar di 160 negara, menjangkiti 137.215 orang dan mengakibatkan 800 orang meninggal. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menaikkan status kewaspadaan pandemi influenza baru A-H1N1 dari fase 5 ke fase 6

“Unstoppable” yang merupakan fase tertinggi yaitu “Widespread Human Infection”. Karena itu peran penting dari media massa khususnya media

televisi untuk menayangkan berita tentang kasus – kasus Flu H1N1 ini, agar masyarakat dapat menjadi tahu dan lebih waspada terhadap penyebarannya.

b. Perkembangan dunia hiburan dan informasi saat ini telah mengalami kemajuan sangat pesat. Kemajuan ini berjalan seiring dengan berkembangnya dunia pertelevisian sebagai media penyampai pesan. Kelebihan media televisi terletak pada kekuatannya menguasai jarak dan ruang, sasaran yang dicapai untuk mencapai massa cukup besar. Televisi memiliki audio visual yang menyebabkan realita yang diciptakan dianggap sebagai realita yang sesungguhnya. Jadi pada prinsipnya media massa khususnya televisi merupakan suatu media massa yang cukup efektif

dalam menyampaikan pesan pada khalayak. Maka media massa khususnya televisi harus mengemas berita sebaik mungkin agar dapat menarik perhatian khalayak, sehingga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku khalayak.

c. Terdapat hubungan atau korelasi antara terpaan media pemberitaan kasus flu H1N1 di televisi dengan tingkat kecemasan masyarakat di desa Helvetia Kecamatan Sunggal Kabupaten Deliserdang Sumatera Utara. Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh terpaan media terhadap tingkat kecemasan masyarakat. Hal ini berarti bahwa terpaan media kasus flu H1N1 di televisi memiliki tingkat hubungan sedang atau cukup tinggi terhadap tingkat kecemasan masyarakat di desa Helvetia Kecamatan Sunggal Kabupaten Deliserdang Sumatera Utara.

V.2. Saran

Setelah melakukan penelitian, adapun saran-saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti sehubungan dengan penelitian adalah:

a. Dari data yang diperoleh bahwa hampir seluruh responden memiliki antusiasme yang cukup tinggi terhadap masalah kesehatan yang cukup serius seperti masalah kasus flu H1N1, jadi diharapkan agar media massa jangan terlalu mengemasa berita secara berlebihan dari sebenarnya karena dapat menimbulkan kecemasan dimasyarakat. Karena dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terpaan media mempengaruhui tingkat kecemasan di masyarakat. Maka pemilihan topik dan pesan yang disampaikan agar lebih

beragam dan informasi yang akurat dan sebenar-benarnya kepada masyarakat.

b. Masyarakat juga harus mulai meningkatkan dan melakukan seleksi terhadap informasi yang diterima melalui media massa, terutama televisi. Supaya masyarakat dapat menerima informasi yang bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-baiknya. Jadi jangan semata – mata hanya mengetahui berita saja tetapi juga diharapkan mengambil nilai – nilai positif dari sebuah pemberitaan seperti melakukan pencegahan terhadap flu H1N1 seperti yang ditayangkan di televisi dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, O., 1993, Dasar – Dasar Public Relations, Citra AdityaBakti, Bandung.

Ardiyanto, Erdinaya., 2004, Komunikasi Massa, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., & Hilgard, E.R., 1993, Introduction To

Psychology, Harcourt Brace Jovanovich, New York.

Azwar, Saifuddin., 1995, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Cangara, Hafied., 2003, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

De Fleur, Melvin L & Rokeach, Sandra J. Ball., 1992, Theories of Mass

Communications, Longman USA, New York.

Effendy, Onong Uchjana., 1993, Sosiologi Komunikasi Massa, PT. Rineka Cipta, Bandung.

_____________________, 2003, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Hadi, Ido Priyana., 2007, Cultivation Theory: Sebuah Perspektif Teoritik dalam

Analisis Televisi, Jurnal Ilmiah SCRIPTURA.

Harahap, Arifin.S., 2005, Jurnalistik Televisi : Teknik Memburu dan Menulis

Berita, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Jefkins, Frank., 1997, Periklanan; Edisi ke tiga (Munandar Haris,Trans), PT. Erlangga, Jakarta.

Kerlinger, Joseph, E., 1975, Metode Penelitian Komunikasi Massa, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Komala, Soemirat, dan Karlinah, Siti., 1999, Komunikasi Massa, Universitas Terbuka, Jakarta.

Kriyantono, Rachmat., 2007, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Predana Media Group, Jakarta.

Kuswandi, Wawan., 1996, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, PT. Rieke Cipta, Jakarta.

Mar’at., 1981, Sikap Manusia Perubahan dan Pengukuran, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Mc Quail, Denis., 1987, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta.

Muda, Deddy Iskandar., 2003, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mulyana, Deddy., 2001, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Muis, H.A., 2001, Media Penyiaran dalam Perspektif Komunikasi dan Hukum, Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi, Pers Indonesia Era Transisi.

Nawawi, Hadari., 1997, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

_______________, 2001, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Nurudin., 2003, Komunikasi Massa, Cespur, Malang.

_______, 2003, Pengantar Komunikasi Massa, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Pareno, Sam Abede., 2002, Kuliah Komunikasi, Papyrus, Surabaya.

Prastyono, Bambang., 1995, Hubungan Antara Keluarga dan Terpaan Media

Cetak Dengan Motif Membaca Remaja pada Majalah Penyebar Semangat, Fisip Unair, Surabaya.

Rakhmat, Jalaluddin., 2001, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

_________________, 2003, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

_________________, 2004, Metode Penelitian Komunikasi PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

_________________, 2005, Metode Penelitian Komunikasi PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Severin, Werner J dan Jr, James W. Tankard., 2005, Teori Komunikasi, Prenada Media, Jakarta.

Signorielli, Morgan & Michel Morgan., 1990, Cultivation Analysis, Sage

Publication, London.

Singarimbun, Masri., 1995, Metode Penelitian Survei, LP3S, Jakarta.

Suhandang, Kustadi., 2004, Pengantar Jurnalistik, Penerbit Nuansa, Bandung. Sulistyadewi, Eka., 1995, Hubungan Antara Intensitas Menonton Dengan

Ketertarikan Pada Gimmick, Fisip Unair, Surabaya.

Sumadiria, AS Haris., 2005, Jurnalistik Indonesia, Simbiosa Rekatama Media, Bandung.

Suranto, dan Lopulalan, D., 2000, Menjadi Wartawan Lokal, Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, Jakarta.

Wood, Julia T., 2004, Communication Theories in Action (3th ed.), Wadsworth/ Thomson Learning, Canada.

Yuliandari, Elly., 2000, Psikologi Klinis, Fakultas Psikologi, Surabaya.

SITUS/WEBSITE : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. (http://id.wikipedia.org/wiki/Desa)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

1. Nama : Robert. Sianturi

2. Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 18 November 1985 3. Jenis Kelamin : Laki – laki.

4. Agama : Kristen Protestan.

5. Alamat : Jl. Seksama Gg. Dame No.8 Medan.

II. PENDIDIKAN

1. Tahun 1998 Tamat dari SD Swasta St. Antonius Medan. 2. Tahun 2001 Tamat dari SLTP Swasta. St. Maria Medan. 3. Tahun 2004 Tamat dari SMU Swasta St. Thomas Medan.

4. Tahun 2004 memasuki Universitas Sumatera Utara, pada Fakultas Ilmu Sosiall dan Ilmu Politik Depatemen Ilmu Komunikasi.

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya perbuat dengan sebenarnya.

Medan, Februari 2010 Robert. Sianturi

KUESIONER

TERPAAN MEDIA DAN TINGKAT KECEMASAN MASYARAKAT

( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Terpaan Media Tentang Kasus “Flu H1N1” di Televisi Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat di Desa Helvetia

Kecamatan Sunggal Kabupaten Deliserdang )

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh kemungkinan jawabannya.

2. Lingkarilah dan berikan tanda silang (Χ), pada alternatif jawaban (1,2,3,4) yang paling sesuai menurut anda.

3. Berikan tanda check list (√), pada tabel penilaian yang paling sesuai menurut anda. Keterangan :  TS : Tidak Setuju  KS : Kurang Setuju.  S : Setuju.  SS : Sangat Setuju.

4. Peneliti sangat mengharapkan semua pertanyaan agar dijawab dan tidak ada yang dilewatkan, karena setiap pertanyaan saling berhubungan.

5. Kotak kode yang berada di sebelah kanan pertanyaan ( ), mohon supaya jangan diisi.

6. Kuesioner ini digunakan untuk kepentingan ilmiah, tidak ada jawaban yang salah, karena itu mohon dijawab dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih banyak.

Nama : Nomor Responden : I. KARATERISTIK RESPONDEN. 1. Jenis Kelamin : 1. Laki – laki. 2. Perempuan.

2. Agama anda : 1. Islam. 2. Kristen Protestan. 3. Kristen Katolik. 4. Budha. 5. Hindu.

6. Lain – lain, sebutkan ……….. 3. Pekerjaan anda saaat ini :

1. Pegawai Negeri/Pemerintah. 2. Pegawai Swasta. 3. Wiraswasta/Pedagang. 4. Pelajar. 4. Usia anda : 1. 13 – 15 tahun. 2. 16 – 18 tahun. 3. 19 – 25 tahun. 4. 26 tahun ke atas.

5. Pendidikan terakhir / yang sedang ditempuh :

1. SD.

2. SMP / SLTP. 3. SMU / SLTA. 4. Akademi / Diploma. 5. 5. S1 – S3.

II. TERPAAN MEDIA ( PENGGUNAAN MEDIA TELEVISI )

6. Tayangan program televisi apa yang paling menarik perhatian anda ?

NO Jenis Tayangan Penilaian Responden Sangat Tertarik Tertarik Kurang Tertarik Tidak Tertarik 1 Berita 2 Film (Sinetron) 3 Infotaiment 4 Talk show 5 Kuis 6 Hiburan / Musik Frekuensi

7. Apakah anda sering menyaksikan atau menonton tayangan berita di televisi ? 1. Sangat Jarang. 3. Sering.

2. Jarang. 4. Sangat Sering.

8. Dalam sehari berapa kali anda menyaksikan tayangan program berita yang ditayangkan di televisi ?

1. 1 kali sehari. 3. 3 kali sehari.

2. 2 – 3 kali sehari. 4. lebih dari 3 kali sehari.

9. Dalam tiga bulan terakhir sebanyak berapa kali anda menyaksikan tayangan berita tentang kasus Flu H1N1(flu babi) yang ditayangkan di televisi ?

1. 2 kali. 3. 5 kali.

Durasi

10.Berapa lamakah anda dalam sehari, menyaksikan tayangan berita kasus Flu

H1N1(flu babi) yang ditayangkan di televisi ?

1. 0 – 5 menit. 3. 10 – 20 menit.

2. 5 – 10 menit. 4. lebih dari 20 menit.

11.Sudah berapa lamakah anda mengikuti tayangan berita kasus Flu H1N1 yang ditayangkan di televisi ?

1. Kurang dari sebulan. 3. 3 – 4 bulan. 2. 1 – 2 bulan. 4. lebih dari 4 bulan.

Atensi

12.Apakah anda sering menyaksikan atau menonton berita kasus Flu H1N1 yang ditayangkan di televisi ?

1. Sangat Jarang. 3. Sering.

2. Jarang. 4. Sangat Sering.

13.Apakah anda dengan serius menyaksikan berita kasus Flu H1N1 yang ditayangkan di televisi ?

1. Tidak Serius. 3. Serius.

2. Kurang Serius. 4. Sangat Serius.

14.Apakah anda mengetahui dan mendapatkan informasi berita tentang kasus virus Flu H1N1 secara lengkap dari media televisi ?

1. Tidak Benar. 3. Benar.

15.Apakah anda setuju bahwa kasus flu H1N1 yang ditayangkan di televisi ini, adalah masalah kesehatan yang sangat serius ?

1. Tidak Setuju. 3. Setuju.

2. Kurang Setuju. 4. Sangat Setuju.

16.Apakah anda percaya terhadap isi berita tentang penyebaran/penularan dan efek yang ditimbulkan oleh virus H1N1 tersebut terhadap kesehatan anda ?

1. Tidak percaya. 3. Percaya

2. Kurang percaya. 4. Sangat percaya.

17.Bagaimana menurut anda, setalah menyaksikan berita tentang kasus Flu H1N1 tersebut apakah pengetahan anda terhadap informasi Flu H1N1 bertambah ? 1. Tidak Bertambah. 3. Bertambah.

2. Kurang Bertambah. 4. Sangat Bertambah.

III. TINGKAT KECEMASAN.

No Pertanyaan Penilaian Responden

TS KS S SS

Khawatir Dan Takut

18

Setelah menyaksikan tayangan berita kasus flu H1N1 di televisi, apakah sering muncul dalam pikiran anda ingatan yang mengerikan tentang kasus flu H1N1 tersebut ?

19

Bagaimana menurut anda, setalah menyaksikan berita tentang kasus flu H1N1 tersebut apakah anda merasa curiga terhadap setiap orang yang sedang terkena flu/influenza, kemungkinan menjadi suspect flu H1N1 ?

No Pertanyaan Penilaian Responden

TS KS S SS

20

Setelah menyaksikan tayangan berita kasus flu H1N1 di televisi, apakah anda merasa khawatir terhadap penyebaran virus H1N1 tersebut di lingkungan anda ?

21

Setelah menyaksikan tayangan berita kasus flu H1N1 di televisi, apakah anda merasa sangat khawatir/takut tertular atau menjadi salah satu korban dari virus H1N1 tersebut ?

22

Setelah menyaksikan tayangan berita kasus flu H1N1 di televisi, apakah anda merasa khawatir terhadap penularan virus H1N1 tersebut di keluarga anda ?

23

Setelah menyaksikan tayangan berita kasus flu H1N1 di televisi, apakah anda merasa takut/cemas tinggal di lingkungan dekat dengan peternakan hewan penular virus H1N1 tersebut ?

Panik dan Gelisah

24

Setelah menyaksikan tayangan berita kasus flu H1N1 di televisi, apakah anda merasa tidak nyaman/gelisah lingkungan tempat tinggal anda menjadi daerah pandemi flu H1N1 tersebut ?

25

Apakah anda merasa gelisah jika anda sedang terkena penyakit flu/influenza (ciri – ciri orang gejala flu H1N1) ?

No Pertanyaan

Penilaian Responden

TS KS S SS

26

Apakah anda merasa panik dan langsung memeriksakan diri ke dokter, apabila anda sedang terkena penyakit flu/influenza (ciri – ciri orang gejala flu H1N1) ?

27

Apakah merasa gelisah jika tinggal serumah dengan orang yang sedang tekena penyakit flu/ influenza (ciri – ciri orang gejala flu H1N1)?

Rasa Ingin Menghindar

28

Apakah anda merasa ketakutan jika bertemu dengan orang yang sedang terkena penyakit flu/influenza (ciri – ciri orang gejala flu H1N1)?

29

Setelah menyaksikan tayangan berita kasus flu H1N1 di televisi, apakah anda membayangkan pindah dari lingkungan tempat tinggal anda karena takut tertular virus flu H1N1 tersebut ?

30. Bagaimana menurut anda, setalah menyaksikan tayangan berita tentang kasus flu H1N1 tersebut, apakah termotivasi untuk menjaga kesehaatan terutama agar terhindar dari penularan virus H1N1 tersebut?

1. Tidak Termotivasi. 3. Termotivasi. 2. Kurang Termotivasi. 4. Sangat Termotivasi

31. Bagaimana menurut anda tentang pengaruh berita kasus flu H1N1 di televisi dalam menimbulkan tingkat kecemasan di kalangan masyarakat ?

………..

………..

………..

………..

Dokumen terkait