• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : ANALISIS DATA

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama 63

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi Persentase

1 2 3 Islam Kristen protestan Katholik 58 6 2 87,87 9,09 3,03 Jumlah 63 100

Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014

Data yang disajikan pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden didominasi pemeluk agama Islam, yakni mencapai 58 orang atau 87,87%. Jumlah ini diikuti oleh responden beragama Kristen Protestan yang hanya 6 orang atau 9,09%, Kristen Katholik yang hanya 2 orang atau 3,03%. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat tidak memandang agama yang berarti bersifat universal. Tidak ada yang memilih-milih agama dalam pembagian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat karena semua masyarakat itu sama hanya yang dilihat berdasarkan kemampuan mereka dalam

memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Bagi masyarakat yang tidak mampu yang layak mendapatakan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Dalam hal ini tidak ada diskriminasi yang dilakukan pemerintah terkait pembagian program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Persentase

1 2 3 4 Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA 8 23 20 15 12,12 34,84 30,30 22,72 Jumlah 66 100

Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014

Data yang disajikan pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa pendidikan di Kelurahan Tambangan masih dikatakan belum cukup baik. Ini dapat dilihat bahwa masih ada responden yang tidak tamat SD sebanyak 8 orang atau 12,12%. Responden yang tamat SD sebanyak 23 orang atau 34,84%, kemudian responden yang tamat SMP sebanyak 20 orang atau 30,30% dan yang tamat SMA sebanyak 15 orang atau 22,72%. Dilihat dari pendidikannya menjelaskan bahwa penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan tergolong

rendah. Rendahnya pendidikan yang diperoleh masyarakat akibat dari ekonomi yang rendah. Masyarakat tidak mempunyai biaya yang cukup untuk bisa memperoleh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Keterbatasan pendidikan inilah yang membuat masyarakat memperoleh Bantuan Langsung Sementara Masyarakat karena dengan keterbatasan pendidikan terkahir yang diperoleh membuat mereka sulit untuk memperoleh pekerjaan terutama pendidikannya yang tidak tamat SD. Sementara mereka yang pendidikan terakhirnya SMA bisa memperoleh pekerjaan yang lebih baik yang bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari tanpa perlu mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Berdasarkan latar belakang pendidikannya jauh lebih baik mereka yang sudah tamat SMA daripada yang tidak tamat SD. Untuk itu yang lebih layak memperoleh Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ialah mereka yang latar belakang pendidikannya rendah.

5.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

No Jumlah Anggota Keluarga Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 0 – 1 2 – 3 4 – 5 6 – 7 8 – 9 11 15 27 10 3 16,66 22,72 40,90 15,15 4,54 Jumlah 66 100

Data yang disajikan pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga yang terbesar adalah jumlah anggota keluarga antara 4-5 sebanyak 27 orang atau 40,90%. Sedangkan jumlah anggota keluarga yang terkecil adalah junlah anggota keluarga antara 8-9 sebanyak 3 orang atau 4,54%. Jumlah anggota keluarga akan berpengaruh besar terhadap pengeluaran keluarga sehari-hari, baik untuk konsumsi, biaya sekolah atau biaya-biaya hidup lainnya. Semakin banyak anggota keluarga semakin besar pengeluaran keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

5.2 Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat 5.2.1 Sosialisasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

Tabel 5.7

Sumber Informasi Pertama tentang BLSM Bagi Responden

No Sumber Informasi Frekuensi Persentase

1 2 3 Petugas kelurahan Masyarakat Televisi 13 21 32 19,69 31,81 48,48 Jumlah 66 100

Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014

Data yang disajikan pada tabel 5.7 menginformasikan sebanyak 32 atau 48,48% responden mengatakan sumber informasi pertama Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah televisi. Sumber pertama lainnya adalah petugas kelurahan sebanyak 13 atau 19,69% responden dan masyarakat sebanyak 21 atau 31,81% responden. Pada umumnya masyarakat sudah mengetahui keberadaan

program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sebelum program tersebut dilaksanakan, karena mereka menganggap program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah lanjutan dari program Bantuan Langsung Tunai. Sebanyak 32 atau 48,48% responden mengetahui program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat melalui media massa baik dalam bentuk sosialisasi resmi dari pemerintah pusat maupun pemberitaan melalui televisi yang cukup gencar tentang program ini. Responden juga mengetahui program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di wilayahnya berdasarkan informasi dari mulut ke mulut atau masyarakat setempat yakni sebanyak 21 responden. Kemudian sebanyak 10 responden mengetahui adanya program ini dari petugas kelurahan sewaktu membagikan Kartu Perlindungan Sosial kepada rumah tangga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

1. Distribusi Responden Berdasarkan Maksud Dari Program BLSM

Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa semua responden mengerti tujuan dari program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, yakni 66 orang atau 100%. Responden mengaku tujuan pelaksanaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat pada umumnya mengaitkannya dengan kemiskinan. Dari 66 responden menyatakan tujuan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah membantu masyarakat miskin untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Ada menyatakan membantu dalam melakukan usaha ekonomi. Walaupun tidak persis sama dengan tujuan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang dirumuskan pemerintah, namun pada umumnya responden mengetahui maksud dari program bantuan tersebut yang pada dasarnya untuk membantu masyarakat miskin.

2. Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Sosialiasi di Kelurahan Tambangan

Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa semua responden mengatakan tidak adanya kegiatan sosialisasi yang dilakukan di Kelurahan Tambangan, yakni 66 orang atau 100%. Tidak ada sosialisasi yang dilakukan baik oleh pihak kecamatan maupun pihak kelurahan beserta ketua RT setempat. Sosialisasi yang diberikan kepada rumah tangga sasaran pada umumnya hanya diberikan dalam bentuk poster yang dilampirkan dalam ampop Kartu Perlindungan Sosial. Itupun terlambat, yakni setelah pencairan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Tidak sedikit rumah tangga yang mengabaikan poster tersebut karena ada beberapa dari mereka yang tidak dapat membaca atau tidak mengerti apa yang dimaksud poster tersebut.

3. Distribusi Responden Berdasarkan Proses Pelaksanaan Program

Data yang diperoleh peneliti berdasarkan jawaban responden tentang proses pelaksanaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat berjalan lancar, yakni 66 orang atau 100% responden. Dengan alasan tidak ada kerusuhan yang dapat mengganggu jalannya pelaksanaan program tersebut. Karena pembagian program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sudah direncanakan sebaik mungkin agar dapat berjalan lancar dan tidak mengecewakan responden yang hanya mengambil dana tunai yang dikatakan tidak banyak jumlahnya. Hal ini membuat penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat merasa lega sebab mereka tidak ingin menunggu terlalu lama dalam antrian yang panjang.

Distribusi Responden Berdasarkan Kendala Dalam Pelaksanaan Program

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 2 Ada Tidak ada 2 64 3,03 96,96 Jumlah 66 100

Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah adanya responden yang tidak membawa Kartu Perlindungan Sosial sehingga memperlama antrian karena responden yang tidak membawa Kartu Perlindungan Sosial akan ditanya oleh petugas PT Pos. Walaupun begitu hal tersebut tidak sampai membuat pelaksanaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat menjadi kacau. Hal ini dapat dilihat dari responden yang menjawab hanya 2 orang atau 3,03%, sedangkan 64 orang atau 96,96% menganggap hal tersebut bukanlah kendala yang berarti karena pelaksanaannya masih berjalan dengan baik.

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Program Terhadap Kehidupan Keluarga

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 2 Berpengaruh Biasa saja 53 13 80,30 19,69 Jumlah 66 100

Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014

Data yang disajikan pada tabel 5.9 menunjukkan bahwa 53 orang atau 80,30% responden merasa program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sangat

berpengaruh bagi kehidupan keluarga karena pada masa sulit akibat kenaikan harga BBM bantuan yang diberikan sedikit mengurangi beban mereka bahkan ditunggu oleh masyarakat yang membutuhkan. Walaupun jumlah yang tidak terlalu banyak namun bantuan tersebut sedikit dapat membantu masyarakat. Rumah tangga menggunakan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada juga rumah tangga ynag menggunakannya untuk biaya kebutuhan sekolah anak, biaya berobat, dan membayar hutang. Sedangkan responden yang mengatakan biasa saja sebanyak 13 orang atau 19,69%. Berdasarkan hasil riset peneliti, responden yang menjawab biasa saja karena bagi mereka dana yang diberikan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan hanya bersifat sementara.

5.2.2 Organisasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

4. Distribusi Responden Berdasarkan Instansi/Pihak Pelaksana Program

Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa seluruh responden sebanyak 66 orang atau 100% tidak begitu mengetahui instansi-instansi atau pihak-pihak pelaksana program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Mereka hanya mengetahui beberapa diantaranya saja seperti petugas Kecamatan, petugas Kelurahan, Kantor Pos dan Kepala Lingkungan. Sebanyak 66 responden hanya mengetahui beberapa instansi-instansi pelaksana program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat karena petugas Kecamatan, petugas Kelurahan, Kantor Pos dan Kepala Lingkungan merupakan unsur utama dalam pelaksanaan program tersebut dan juga yang ikut aktif dalam proses penyaluran program Bantuan Langsung Sementara.

Dalam Buku Pegangan Sosialisasi dan Implementasi Program-program Kompensasi Kebijakan Penyesuaian Subsidi BBM 2013, tidak ada penjelasan tentang siapa atau institusi apa yang bertanggungjawab melakukan sosialisasi. Hal ini yang menyebabkan kurangnya pengetahuan seluruh responden tentang instansi-instansi terkait program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

5.2.2.1 Kementerian Sosial

5. Distribusi Responden Berdasarkan Kementerian Sosial Sebagai Pelaksana Program

Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa seluruh responden tidak mengetahui bahwa Kementerian Sosial merupakan salah satu instansi atau pihak daripada pelaksana program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, yakni sebanyak 66 orang atau 100%. Responden mengakui bahwa mereka tidak ada mendapatkan informasi tentang apa saja instansi atau pihak-pihak pelaksana dari program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Responden hanya mengetahui pihak pelaksana program tersebut adalah yang aktif dalam memberikan informasi tentang Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dan yang aktif dalam menyalurkan program tersebut kepada rumah tangga sasaran.

5.2.2.2 PT Pos Indonesia

6. Distribusi Responden Berdasarkan PT Pos Indonesia Sebagai Pelaksana Program

Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa semua responden mengetahui bahwa PT Pos Indonesia merupakan pelaksana program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, yakni sebanyak 66 orang atau 100%. Hal ini

dikarenakan PT Pos Indonesia merupakan pihak yang menyalurkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat kepada seluruh rumah tangga sasaran penerima program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Seluruh responden langsung mengambil dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ke Kantor Pos terdekat tanpa perantara. Selain itu PT Pos Indonesia juga bertugas mengirimkan KPS ke masing-masing rumah tangga sasaran. PT Pos Indonesia juga bertugas membuat daftar KPS retur yang akan diserahkan kepadsa kades/lurah sebagai bahan menyelenggarakan musyawarah desa untuk menetapkan rumah tangga pengganti.

7. Distribusi Responden Berdasarkan Pelayanan PT Pos Indonesia

Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan PT Pos Indonesia terhadap penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (responden) adalah memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan pelayanan PT Pos Indonesia memuaskan sebanyak 66 orang atau 100%. Alasannya pada saat pengambilan bantuan petugas PT Pos melayani dengan cepat dan baik terhadap responden asalkan responden memenuhi syarat-syarat pengambilan bantuan yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu membawa Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Selain itu proses penyalurannya juga berjalan dengan tertib karena sesuai nomor antrian yang sudah ditetapkan di setiap Kartu Perlindungan Sosial tersebut. Seluruh responden merasa puas karena tidak ada antrian yang begitu lama.

8. Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Biaya Mendapatkan Bantuan

Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa semua responden sebanyak 66 orang atau 100% mengatakan tidak ada biaya yang dipungut oleh petugas PT Pos Indonesia sewaktu responden mengambil anggaran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Responden hanya datang dan memberikan Kartu Perlindungan Sosial serta menunjukkan Kartu Tanda Penduduk kepada petugas PT Pos Indonesia. Rumah tangga menerima dana secara utuh tanpa potongan atau pungutan. Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat hanya mengeluarkan biaya transpor yang besarnya tergantung jarak dan fasilitas transportasi ke/dari tempat pencairan dana.

5.2.2.3 Bank Rakyat Indonesia

9. Distribusi Responden Berdasarkan Bank Rakyat Indonesia Sebagai Pelaksana Program

Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa semua responden sebanyak 66 orang atau 100% tidak mengetahui bahwa Bank Rakyat Indonesia merupakan salah satu pelaksana program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Hal ini dikarenakan responden hanya melihat pihak-pihak pelaksana yang terlibat dalam program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang hanya aktif dalam proses penyaluran program.

5.2.2.4 Badan Pusat Statistik

10.Distribusi Responden Berdasarkan Badan Pusat Statistik Sebagai Pelaksana Program

Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa tidak ada responden yang mengetahui bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan salah satu pihak

pelaksana program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, yakni sebanyak 66 orang atau 100%. Badan Pusat Statistik hanya menerima data yang diberikan pihak Kecamatan yang sudah survei ke lapangan untuk mendata masyarakat yang berhak atau layak menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Badan Pusat Statistik tidak turut aktif survei ke lapangan untuk mendata masyarakat sehingga tidak ada responden yang mengetahui Badan Pusat Statistik sebagai pelaksana program. Selain itu di tingkat desa/kelurahan pendataan terhadap rumah tangga menengah ke bawah tersebut dilakukan oleh aparat desa setempat. Tidak semua rumah tangga menjadi penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat karena ada batasan tertentu yang ditetapkan di tingkat pusat.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Data Yang Digunakan Badan Pusat Statistik

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 2 Tepat Tidak Tepat 4 62 6,06 93,93 Jumlah 66 100

Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014

Data yang disajikan pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 62 orang atau 93,93% mengatakan bahwa data yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tepat atau tidak sesuai dilapangan untuk rumah tangga miskin karena pada kenyataannya tidak semua rumah tangga miskin mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dan juga ada sasaran penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dari golongan masyarakat mampu. Hal ini dikarenakan Badan Pusat Statistik masih menggunakan data lama atau data sebelumnya. Badan Pusat Statistik tidak memperhatikan data yang

diberikan pihak Kecamatan. Hanya sedikit masyarakat yang menjawab tepat yakni sebanyak 4 orang atau 6,06%. Menurut hasil riset peneliti 4 orang responden yang mengatakan tepatnya data yang digunakan Badan Pusat Statistik yaitu mereka yang tidak begitu memperhatikan penerima program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Pendataan rumah tangga sasaran yang kurang tepat tersebut kemungkinan diakibatkan oleh kualitas pendataan BPS oleh PPLS 2011 yang kurang baik dan melakukan pelanggaran mekanisme pendataan seperti hanya mewawancarai sbeberapa rumah tangga saja. Wawancara langsung tersebut dilakukan hanya sebagai formalitas saja. Hal ini yang menyebabkan data yang ada tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

5.2.2.5 Dinas Sosial

11.Distribusi Responden Berdasarkan Dinas Sosial Sebagai Pelaksana Program Data yang diperolehpeneliti menunjukkan bahwa semua responden sebanyak 66 orang atau 100% tidak mengetahui bahwa Dinas Sosial merupakan salah satu pelaksana program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Hal ini dikarenakan responden hanya melihat pihak-pihak pelaksana yang terlibat dalam program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang hanya aktif dalam proses penyaluran program.

5.2.2.6 Kecamatan

12.Distribusi Responden Berdasarkan Kecamatan Sebagai Pelaksana Program Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa semua responden yakni sebanyak 66 orang atau 100% mengetahui bahwa Kecamatan merupakan salah satu pihak pelaksana program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Tidak ada responden yang tidak mengetahui petugas Kecamatan sebagai pelaksana program

karena petugas Kecamatan meupakan aparat pemerintah setempat. Dalam program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, lembaga pemerintahan di tingkat desa/kelurahan dan kecamatan hanya bisa menerima keluhan tanpa bisa memproses penyelesaian pengaduan.

13.Distribusi Responden Berdasarkan Pelayanan Petugas Kecamatan

Data yang diperoleh penelitimenunjukkan bahwa semua responden yang menjawab pelayanan petugas Kecamatan memuaskan, yakni 66 orang atau 100%. Petugas Kecamatan ikut aktif dalam proses penyaluran program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Pihak Kecamatan yang merupakan aparat pemerintah desa yang selalu siap dalam menerima keluhan dan pertanyaan-pertanyaan dari responden terkait program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Dalam hal ini pihak Kecamatan menerima keluhan-keluhan masyarakat untuk nselanjutnya diharapkan dapat diproses, hal inilah yang membuat masyarakat merasa pelayanan yang diberikan memuaskan.

5.2.2.7 Kelurahan

14.Distribusi Responden Berdasarkan Kelurahan Sebagai Pelaksana Program Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa semua responden mengetahui bahwa Kelurahan merupakan salah satu pelaksana program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, yakni sebanyak 66 orang atau 100%. Alasannya karena petugas Kelurahan yang memantau jalannya pelaksanaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan. Kelurahan merupakan salah satu unsur utama yang lebih dekat kepada masyarakat dalam menginformasikan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Menurut

beberapa responden ada petugas Kelurahan yang ikut melakukan pendataan kepada masyarakat miskin yang layak mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Pelayanan Petugas Kelurahan

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 2 Memuaskan Tidak memuaskan 57 9 86,36 13,63 Jumlah 66 100

Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014

Data yang disajikan pada tabel 5.11 dapat dilihat bahwa responden yang menjawab pelayanan petugas Kelurahan memuaskan sebanyak 57 orang atau 86,36%. Responden menjawab pelayanan petugas Kelurahan memuaskan karena petugas Kelurahan turut ikut dalam proses penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, dari proses pendataan hingga berjalannya program tersebut petugas Kelurahan tetap melakukan pengawasan. Sedangkan responden yang menjawab tidak memuaskan sebanyak 9 orang atau 13,63%.

Hal ini dikarenakan responden ingin cepat mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat tetapi ketika mereka bertanya kapan bantuan datang petugas Kelurahan tidak mempunyai jawaban yang pasti dan mengatakan lebih baik bertanya ke kantor Kecamatan. Responden tersebut merasa kecewa dengan jawaban petugas Kelurahan sehingga mereka merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan petugas Kelurahan.

5.2.3.1 Fasilitas Tempat Tinggal

Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lantai Rumah yang Ditempati

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 2

≥ 8 meter per orang Kurang dari 8 meter per orang

20 46

30,30 69,69

Jumlah 66 100

Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014

Data yang disajikan pada tabel 5.12 diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menempati rumah dengan luas lantai kurang dari 8 meter per orang. Kondisi ini ada pada 46 orang atau 69,69% responden. Melalui observasi yang dilakukan penulis pada saat membagikan angket kepada keluarga responden antara lain diperoleh informasi bahwa pada umumnya penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat menempati rumah berukuran sempit, seperti 4 x 5 meter, dengan penghuni di atas 5 orang. Bahkan ada yang menempati rumah 3 x 5 meter.

Salah satu syarat keluarga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah menempati rumah dengan kriteria kurang dari 8 meter per orang. Dengan demikian, 46 orang atau 69,69% memenuhi syarat sebagai keluarga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Sedangkan 20 orang atau 30,30% menempati rumah dengan luas lantai >8 meter per orang. Hal ini tidak sesuai dengan kriteria syarat penerima program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Lantai Rumah yang Ditempati

1 2 Keramik Semen 18 48 27,27 72,72 Jumlah 66 100

Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014

Data yang disajikan pada tabel 5.13 diperoleh informasibahwa mayoritas responden yakni 48 atau 72,72% keluarga menempati rumah dengan lantai terbuat dari semen. Jumlah ini diikuti oleh responden yang menempati rumah dengan lantai terbuat dari keramik, yakni 18 atau 27,27% keluarga.

Dalam buku Pedoman Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ditegaskan bahwa salah satu syarat keluarga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah menempati rumah yang lantainya terbuat dari tanah atau kayu/bambu murahan atau berkualitas rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan jenis lantai bangunan tempat tinggal responden tidak ada yang memenuhi persyaratan penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat karena lantai bangunan mereka sudah lebih baik. Namun mereka tetap mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat karena dilihat dari pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Dinding Rumah yang Ditempati

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 2 3 4

Tembok diplester Tembok tanpa diplester Bambu

Kayu berkualitas rendah

15 12 4 35 27,72 18,18 6,06 53,03

Jumlah 66 100 Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.14 dapat diketahui jumlah paling banyak dari kategori responden dalam menempati rumah yang dindingnya terbuat dari kayu berkualitas rendah, dengan jumlah 35 atau 53,03% keluarga. Jumlah ini diikuti oleh responden yang menempati rumah dengan dinding terbuat dari tembok diplester dengan jumlah yang cukup banyak, yakni 15 atau 27,72% keluarga. Kemudian terdapat jumlah responden dengan kategori menempati rumah yang dindingnya terbuat dari tembok tanpa diplester, yakni 12 atau 18,18% keluarga responden. Jumlah yang paling sedikit yakni 4 atau 6,06% keluarga yang dinding rumahnya terbuat dari bambu.

Dalam buku Pedoman Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ditegaskan bahwa salah satu syarat keluarga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah menempati rumah yang dindingnya terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah, tembok tanpa diplester. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 63 keluarga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat terdapat 46 atau 73,01% di antaranya memenuhi syarat yang ditetapkan, sedangkan yang lainnya yakni 15 atau 23,80% ternyata tidak memenuhi persyaratan sebagai penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

15.Kepemilikan Fasilitas Buang Air Besar dari Rumah yang Ditempati

Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa semua responden memiliki fasilitas buang air besar sendiri, yakni sebanyak 66 atau 100% keluarga. Tidak ada responden yang tidak memiliki fasilitas buang air besar sendiri karena di Kelurahan Tambangan tidak ada disediakan wc umum sehingga setiap responden memiliki

Dokumen terkait