• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN LANGSUNG

SEMENTARA MASYARAKAT DI KELURAHAN TAMBANGAN

KECAMATAN PADANG HILIR KOTA TEBING TINGGI

Disusun Oleh : Fauziah Hanim Purba

100902054

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

NORTH SUMATERA UNIVERSITY SOCIAL AND POLITIC SCIENCE FACULTY SOCIAL PROSPERITY SCIENCE DEPARTMENT NAME : FAUZIAH HANIM PURBA

REG. NO : 100902054

ABSTRACT

(This thesis consists of 6 chapters, 106 pages, 45 tables, six attachments and 18 libraries)

BLSM (Direct Assistance While the Community) Program is created as the

effort for the sake of helping the consumption rate of the target households as the

effect of the policy concerning with the increased price of refined fuel oil. The

formulation of the problem for the research namely how is the implementation of

Direct Assistance While the Community Program in Tambangan area, Padang Hilir

sub-district, Tebing Tinggi city.

This research is carried out in Tambangan area, Padang Hilir sub-district,

Tebing Tinggi city. It is descriptive research using frequency table. The sample is 66

families who get direct assistance while the community.

Based on the data analysis, it shows that the implementation of Direct

Assistance While the Community Program is not running well in that Tambangan

area. The indicators can be seen from the lack of socialization from the officers

regarding Program to the community and the lack of targeted programs is given to

households participating in the Direct Assistance While the Community program.

The objective of Direct Assistance While the Community Program for the

prosperity of the poor people has not been well reached. It is seen from the amount of

(3)

Also, Cash Direct Aids Program can not empower the people to add their prosperity.

Those poor people are constantly in the static or poor condition. Cash Direct Aids

Program should be terminated since it may create the mental of the people as beggar.

The government should give the subsidy for the people in developing their business,

productivity aids, working capital and vacancy. The most important point is the

commitment and motivation should be given for the poor people in order to suffice

their basic needs and add the social prosperity.

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL NAMA : FAUZIAH HANIM PURBA

NIM : 1009020254

ABSTRAK

(Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 106 halaman, 45 tabel, 6 lampiran serta 18 kepustakaan)

Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dilatarbelakangi

upaya mempertahankan tingkat konsumsi Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai

akibat adanya kebijakan kenaikan harga BBM. Perumusan masalah penelitian adalah

bagaimana penerapan Program BLT di Kelurahan Bantan Kecamatan Siantar Barat

Kota Pematangsiantar.

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Tambangan, Kecamatan Padang Hilir,

Kota Tebing Tinggi, bersifat deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi. Besar

sampel yang digunakan adalah penerima BLSM 66 KK.

Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan bahwa penerapan Program BLT

di Kelurahan Tambangan tidak berjalan dengan baik. Indikatornya antara lain adalah

kurang sosialisasi dari petugas mengenai Program BLSM kepada masyarakat dan

program tersebut kurang tepat sasaran diberikan kepada rumah tangga penerima

program BLSM.

Tujuan BLSM untuk dapat mensejahterakan masyarakat miskin belum

tercapai dengan baik, hal ini terbukti dari dana BSM sebesar Rp. 300.000/2 bulan

merupakan bantuan yang bersifat konsumtif. BLSM tidak efektif dapat

(5)

yang menerima BLSM tetap berada dalam kondisi miskin atau statis. Program

BLSM sebaiknya dihentikan karena menciptakan mental pengemis kepada

masyarakat. Pemerintah hendaknya memberikan subsisdi kepada masyarakat untuk

mengembangkan usahanya, bantuan produktiv, modal kerja, lapangan kerja dan yang

terpenting adalah komitmen serta motivasi kepada masyarakat miskin agar dapat

memenuhi kebutuhan pokok dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat

dan Hidayah-Nya. Selanjutnya shalawat beriringkan salam kepada Baginda

Rasulullah SAW sebagai penuntun umat ke jalan Kebenaran.

Penulis dapat menyelesaikan penyususan Skripsi ini yang berjudul

“Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan

Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi”.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan

dan jauh dari sempurna. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan yang penulis miliki.

Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penulis

dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga Skiripsi ini dapat bermanfaat

baik bagi penulis sendiri maupun bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini dapat diselesaikan

hanya dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung

maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini , dengan hati ikhlas penulis ucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Baharuddin, Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

(7)

2. Ibu Hairani Siregar, S. Sos, Msp selaku Ketua Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah

memberikan kelapangan ataupun kemudahan berupa moril materil selama

mengikuti pendidikan.

3. Bapak Drs.Matias Siagian, M.Si. selaku dosen pembimbing saya yang selalu

mau meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan dukungan kepada

saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak ya pak.

4. Teristimewa untuk kedua orang tua yang saya kasihi, saya sayangi dan saya

banggakan, Ayahanda Drs.Ruslan Purba dan Ibunda Sri Atika Sari, yang

telah mengasuh, membesarkan dan mendidik saya dengan penuh kesabaran

dan ketabahan serta banyak memberi semangat moril dan kasih sayang,

materi dan juga doa kepada saya hingga saat ini, sehingga saya dapat

menyelesaikan perkuliahan dan skripsi. Hanya doa yang bisa saya panjatkan

supaya Ayahanda dan Ibunda selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa

dan dikarunia kesehatan, panjang umur, banyak rezeki dan tetap sabar dalam

mendidik saya. Serta adik saya satu-satunya yang sangat saya banggakan

Iqbal Alfarisi Purba yang telah mencurahkan perhatian dan doanya kepada

penulis selama ini. Apa yang kalian berikan tidak akan penulis lupakan

sampai akhir hayat.

5. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah angkat penulis yang

bernama Kyai H. Zuhri Hamid Sipayung yang senantiasa memberikan doa,

dukungan, dan nasehatnya kepada penulis agar penulis dapat menyelesaikan

(8)

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara untuk segala ilmu pengetahuan yang telah

diberikan.

7. Kak Zuraida selaku pegawai di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara yang memberi dorongan dan kemudahan dalam

mengurus administrasi penelitian.

8. Terima kasih kepada Ibu Suwarni, sebagai Kepala Desa Kelurahan

Tambangan yang telah membantu mempermudah urusan peneliti selama

melakukan penelitian di Desa tersebut.

9. Terima kasih yang spesial penulis sampaikan kepada sahabat tersayang

Aisyah AF Nasution yang selama ini selalu membantu dan mendukung

penulis dalam keadaan susah maupun senang, yang udah kayak seorang

kakak yang perhatian sama adiknya, yang selalu mau dengeri cerita apapun

dari sahabatnya. Terima kasih sudah menjadi sahabat yang baik buat penulis

selama ini. Buat Eni Syafrida Nasution alias mak eni teman satu bimbingan

yang paling suka galau karena skripsi tapi duluan dapat gelar S.Sosnya.

Terima kasih juga kepada adik-adik pembawa ceria Ain, Debby dan Audya

yang selama ini telah memberikan dukungan kepada penulis, yang selalu

memberikan canda tawanya dihari-hari penulis, yang selalu ada buat penulis

disaat susah maupun senang dan selalu menghibur penulis. Dan terima kasih

juga buat kakak yang ketemunya uda gede yaitu kak zulfa alias kak opa yang

telah memberikan semangatnya buat penulis. Terima kasih buat kalian semua

yang telah banyak membantu dan menemani hari-hari penulis selama

(9)

10.Terima kasih juga buat seseorang yang sangat spesial buat saya, teman hidup

yang selama ini selalu memberikan dukungan, semangat dan doanya kepada

penulis yaitu Hilal Tagor Lubis. Terima kasih buat kamu yang selalu ada,

yang telah menemani hari-hari penulis selama ini yang selalu memberikan

waktunya dan memberikan bantuan kepada penulis hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

11.Terima kasih juga buat teman-teman kessos stambuk 2010 yang tidak dapat

saya sebutkan namanya satu persatu yang sudah memberikan semangat dan

motivasi kepada penulis dan udah jadi teman yang baik selama 4 tahun

kuliah.

12.Buat teman-teman SMA khususnya anak ASHIMO yang tidak dapat penulis

sebutkan namanya satu persatu yang udah banyak banget ngasi motivasi buat

penulis. Semoga kita tetap saling mendukung sampai pada sukses semua.

Amin...

13.Buat teman-teman kantor selama dua bulan kemarin Kak Neny yang paling

cantik, Kak Santy, Kak Ijur, Kak Nadra, Gita, Pak Aguan, Bg Pi’i, Bg Johny,

Bg Elfin, Bg Edi, Bg Tony, dan Bg Khairul. Terima kasih buat bapak, abang

dan kakak sekalian yang udah memberikan dukungan dan doanya kepada

penulis agar penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar dan cepat

selesai.

14.Kepada semua pihak yang tidak tersebutkan namanya terima kasih atas

bantuan dan dukungannya.

Penulis menyadari hasil penelitian ini belum sesuai dengan yang diharapakan

dan masih jauh dari kesempurnaan mengingat pengetahuan, waktu dan kemampuan

(10)

kritikan yang dapat membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang dan

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2014

(11)

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.4 Sistematika Penulisan ... 12

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Implementasi ... 13

2.2 Program ... 15

2.3 Bantuan Langsung Sementara Masyarakat 2.3.1 Sosialisasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat... 16

2.3.2 Penargetan dan Ketepatan Sasaran Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat... 20

2.3.3 Ketersediaan Daftar Penerima KPS ... 22

2.3.4 Distribusi Kartu Perlindungan Sosial ... 22

2.3.5 Pencairan Dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat 23 2.3.6 Organisasi Pelaksanaan Penyaluran Dana BLSM ... 24

2.4 Mekanisme Penyaluran Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ... 29

2.5 Tujuan dan Sasaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat 29 2.6 Kemiskinan ... 30

(12)

2.6.2 Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan ... 32

2.6.3 Dampak Kemiskinan ... 33

2.6.4 Penanggulangan Kemiskinan ... 33

2.7 Peranan Pekerja Sosial ... 35

2.8 Kerangka Pemikiran ... 37

2.9 Definisi Konsep dan Definisi Operasional ... 38

2.8.1 Definisi Konsep ... 38

2.8.2 Definisi Operasional ... 39

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 42

3.2 Lokasi Penelitian ... 42

3.3 Populasi dan Sampel ... 43

3.3.1 Populasi ... 43

3.3.2 Sampel... 43

3.3.3 InformanPenelitian ... 44

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.5 Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

4.1.1 Luas Wilayah ... 46

4.1.2 Tinjauan Kependudukan ... 46

4.1.2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Lingkungan 47

(13)

4.1.2.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 49

4.1.2.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata

Pencaharian ... 49

4.1.2.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan 51 4.1.2.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama 52 4.1.2.7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku 53 4.2 Sarana dan Prasarana ... 54

4.2.1 Sarana Kesehatan ... 54

4.2.2 Sarana Pendidikan ... 55

4.2.3 Sarana Ibadah ... 56

4.2.4 Sarana Olahraga ... 57

4.3 Aspek Sosial Budaya ... 57

4.4 Struktur Pemerintahan ... 58

BAB V : ANALISIS DATA 5.1 Karakteristik Umum Responden ... 59

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 60

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin61 5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa 62

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama 63 5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 64

5.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah

Anggota Keluarga 65

5.2 Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat 66

(14)

Masyarakat 66

5.2.2 Organisasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung

Sementara Masyarakat ... 70

5.2.3 Penerapan Syarat Penerima Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat 77

5.2.4 Mekanisme Penyaluran Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat ... 96

5.3 Analisis Kuantitatif Dalam Rangka Implementasi Program

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat 104

BAB VI : PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

(15)

NORTH SUMATERA UNIVERSITY SOCIAL AND POLITIC SCIENCE FACULTY SOCIAL PROSPERITY SCIENCE DEPARTMENT NAME : FAUZIAH HANIM PURBA

REG. NO : 100902054

ABSTRACT

(This thesis consists of 6 chapters, 106 pages, 45 tables, six attachments and 18 libraries)

BLSM (Direct Assistance While the Community) Program is created as the

effort for the sake of helping the consumption rate of the target households as the

effect of the policy concerning with the increased price of refined fuel oil. The

formulation of the problem for the research namely how is the implementation of

Direct Assistance While the Community Program in Tambangan area, Padang Hilir

sub-district, Tebing Tinggi city.

This research is carried out in Tambangan area, Padang Hilir sub-district,

Tebing Tinggi city. It is descriptive research using frequency table. The sample is 66

families who get direct assistance while the community.

Based on the data analysis, it shows that the implementation of Direct

Assistance While the Community Program is not running well in that Tambangan

area. The indicators can be seen from the lack of socialization from the officers

regarding Program to the community and the lack of targeted programs is given to

households participating in the Direct Assistance While the Community program.

The objective of Direct Assistance While the Community Program for the

prosperity of the poor people has not been well reached. It is seen from the amount of

(16)

Also, Cash Direct Aids Program can not empower the people to add their prosperity.

Those poor people are constantly in the static or poor condition. Cash Direct Aids

Program should be terminated since it may create the mental of the people as beggar.

The government should give the subsidy for the people in developing their business,

productivity aids, working capital and vacancy. The most important point is the

commitment and motivation should be given for the poor people in order to suffice

their basic needs and add the social prosperity.

(17)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL NAMA : FAUZIAH HANIM PURBA

NIM : 1009020254

ABSTRAK

(Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 106 halaman, 45 tabel, 6 lampiran serta 18 kepustakaan)

Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dilatarbelakangi

upaya mempertahankan tingkat konsumsi Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai

akibat adanya kebijakan kenaikan harga BBM. Perumusan masalah penelitian adalah

bagaimana penerapan Program BLT di Kelurahan Bantan Kecamatan Siantar Barat

Kota Pematangsiantar.

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Tambangan, Kecamatan Padang Hilir,

Kota Tebing Tinggi, bersifat deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi. Besar

sampel yang digunakan adalah penerima BLSM 66 KK.

Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan bahwa penerapan Program BLT

di Kelurahan Tambangan tidak berjalan dengan baik. Indikatornya antara lain adalah

kurang sosialisasi dari petugas mengenai Program BLSM kepada masyarakat dan

program tersebut kurang tepat sasaran diberikan kepada rumah tangga penerima

program BLSM.

Tujuan BLSM untuk dapat mensejahterakan masyarakat miskin belum

tercapai dengan baik, hal ini terbukti dari dana BSM sebesar Rp. 300.000/2 bulan

merupakan bantuan yang bersifat konsumtif. BLSM tidak efektif dapat

(18)

yang menerima BLSM tetap berada dalam kondisi miskin atau statis. Program

BLSM sebaiknya dihentikan karena menciptakan mental pengemis kepada

masyarakat. Pemerintah hendaknya memberikan subsisdi kepada masyarakat untuk

mengembangkan usahanya, bantuan produktiv, modal kerja, lapangan kerja dan yang

terpenting adalah komitmen serta motivasi kepada masyarakat miskin agar dapat

memenuhi kebutuhan pokok dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan akar dari segala permasalahan. Pada saat ini

kemiskinan merupakan masalah yang banyak terjadi di masyarakat. Kemiskinan

yang terjadi saat ini tidak hanya terjadi di pedesaan, tetapi terdapat juga di perkotaan.

Daerah perkotaan merupakan konsentrasi penduduk dan berbagai kegiatan ekonomi

dan sosial serta administrasi pemerintahan yang terletak strategis sehingga

masyarakat yang tinggal di perkotaan dapat lebih mudah menjangkau akses dan

fasilitas tersebut. Kemudahan akses yang diberikan juga memiliki kecenderungan

yaitu pada pembangunan fisik yang semakin pesat sehingga menyebabkan terjadinya

arus urbanisasi di kota.

Dalam memahami masalah kemiskinan kita perlu memandang kemiskinan itu

dari dua aspek yakni kemiskinan sebagai suatu kondisi dan kemiskinan sebagai suatu

proses. Dikatakan sebagai suatu kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang

hidup di bawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia

disebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara

dikatakan sebagai suatu proses kemiskinan merupakan proses menurunnya daya

dukung terhadap hidup seseorang atau sekelompok orang sehingga pada gilirannya ia

atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak pula

mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap layak sesuai dengan harkat dan

(20)

Sejak pertengahan tahun 1997 terjadi krisis moneter yang berlangsung di

Indonesia yang telah memporakporandakan seluruh aspek kehidupan bangsa

terutama sendi-sendi perekonomian nasional. Krisis perekonomian tersebut telah

mengakibatkan kondisi Indonesia terpuruk, kembali menjadi salah satu Negara

miskin di dunia. Kemiskinan telah menjadi suatu fenomena sosial yang tidak hanya

dialami oleh Negara yang sedang berkembang, tetapi juga terjadi di

Negara-Negara yang sebelumnya sudah mempunyai kemampuan di bidang ekonomi. Hal ini

pada dasarnya telah menjadi perhatian, isu, dan pergerakan global yang bersifat

kemanusiaan. Kelompok-kelompok masyarakat ekonomi lemah bahkan terpuruk di

bawah garis kemiskinan yang kronis.

Pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi, dari Rp 4.500 menjadi Rp

6.500 untuk jenis bensin dan 4.500 menjadi 5.500 untuk jenis solar. Kenaikan

tersebut sangat dirasakan dampaknya bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Kenaikan tersebut didasari atas beberapa faktor, antara lain karena volume BBM

subsidi semakin meningkat serta membengkaknya Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) akibat besarnya anggaran untuk BBM bersubsidi. Untuk itu

pemerintah telah memperkuat dana untuk program percepatan dan perluasan

perlindungan sosial sebesar Rp12,5 triliun dalam RAPBN-Perubahan 2013, hal ini

sebagai kompensasi kepada masyarakat miskin yang terkena dampak kenaikan harga

BBM bersubsidi. Dana sebesar Rp12,5 triliun tersebut, digunakan sebagai subsidi

beras, untuk keluarga miskin (raskin) sebesar Rp 4,3 triliun, Bantuan untuk Siswa

Miskin (BSM) Rp7,5 triliun dan Program Keluarga Harapan (PKH) Rp700 miliar.

Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan dana untuk program kompensasi khusus

(21)

penambahan dana untuk program infrastruktur dasar irigasi dan air bersih Rp 6

triliun.

Dari beberapa program tersebut diatas, Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat program yang akan segera direalisasikan sebagai bentuk kompensasi

kepada kepada masyarakat yang ekonomi lemah. Sedangkan mekanisme

penyalurannya mengacu pada data warga miskin di indonesia dari Badan Pusat

Statistik (BPS).

Menurut catatan Badan Pusat Statistic (BPS) pada bulan Maret 2010 sampai

pada bulan September 2012, angka kemiskinan di Indonesia mulai mengalami

penurunan. Pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin mencapai 31,02 juta jiwa

(13,33 persen) dan mengalami penurunan pada bulan Maret 2011 dengan jumlah

penduduk miskin 30,02 juta jiwa (12,49 persen). Di tahun yang sama pada bulan

September 2012 angka kemiskinan mengalami penurunan lagi menjadi 29,89 juta

jiwa (12,36 persen). Selanjutnya pada bulan Maret 2012 angka penduduk miskin

mencapai 29,13 juta jiwa (11,96 persen), penduduk miskin berkurang 76 ribu orang

(0,4 persen). Pada bulan September 2012, jumlah penduduk miskin di Indonesia

mencapai 28,59 juta jiwa (11,66 persen), berkurang sebesar 0,54 juta jiwa (0,30

persen). Selama periode Maret sampai September 2012, jumlah penduduk miskin di

daerah perkotaan berkurang 0,14 juta jiwa, sementara di daerah pedesaan berkurang

s0,40 juta jiwa (http://www.bps.go.id diakses pada tanggal 12 maret 2014 pukul

15.08).

Kebijakan menaikkan harga BBM dikeluarkan karena kenaikan harga minyak

di pasar dunia yang telah menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian pada

banyak negara termasuk Indonesia. Dasar dari hukum untuk menyesuaikan kenaikan

(22)

Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2013 memberikan kewenangan kepada

pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi.Pemerintah baru

mengusulkan program kompensasi rancangan APBN-P tahun 2013 dengan disahkan

pada rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat dengan dinaikan BBM besubsidi

maka ada lima program dengan alokasi dana sebesar Rp 30 triliun, sasaran dari

program ini adalah rumah tangga miskin.

Masyarakat miskin dalam satuan rumah tangga sebagai kelompok yang

paling merasakan beban berat akibat kenaikan bahan bakar minyak. Meningkatnya

biaya untuk pemenuhan kebutuhan hidup yang tidak diimbangi dengan peningkatan

pendapatan atau kemampuan daya beli menyebabkan masyarakat semakin terpuruk

dalam kondisi yang miskin dan menjerat. Kerentanan terhadap gejolak ekonomi dan

rendahnya kemampuan daya beli masyarakat merupakan permasalahan yang sudah

terjadi sejak lama di Indonesia dan semakin berlarut-larut dengan adanya kenaikan

harga BBM. Kenyataan ini membuat semakin tingginya tingkat kemiskinan di negeri

ini. Banyak rakyat semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena

kenaikan BBM tidak hanya terkait dengan kenaikan BBM itu sendiri tetapi juga

terkait dengan penggunaan BBM dan transportasi.

Pemerintah berupaya mengambil langkah antisipatif untuk mengatasi agar

rakyat miskin mampu bertahan ketika kenaikan harga BBM. Pemerintah mengambil

kebijakan program kompensasi jangka pendek yang bertujuan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan rendah, terutama masyarakat miskin

melalui program pemerintah yang ditujukan pada masyarakat miskin, dimana salah

satu di antaranya adalah program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

(23)

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat membantu mempertahankan daya

beli Rumah Tangga miskin dan rentan agar terlindungi dari dampak kenaikan harga

akibat penyesuaian harga BBM. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

disalurkan untuk membantu Rumah Tangga miskin dan rentan dalam memenuhi

kebutuhan hidup Rumah Tangga, pembelian obat-obatan kesehatan, biaya

pendidikan dan keperluan-keperluan lainnya.

Dalam pelaksanaannya, eksekusi daripada Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat ini menghadapi banyak masalah. Contoh masalahnya adalah banyak

warga miskin yang tidak mendapatkan bantuan tunai. Beberapa warga yang

seharusnya tidak mendapatkan bantuan ini, seperti orang yang telah meninggal.

Beberapa kalangan juga menilai Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ini tidak

tepat dan juga tidak merata. Berikut adalah kasus-kasus di mana bantuan Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat salah sasaran:

1. Pada 25 Juni 2013, di Desa Rempoah, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa

Tengah, Warkem, yang berusia 65 tahun, malah tidak menerima Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat, padahal ia adalah janda yang hidup sebatang

kara pada rumah yang berukuran 4 x 5 meter.

2. Pada 25 Juni 2013, di Makassar. Sulawesi Selatan, sejumlah ibu-ibu yang

menggunakan kalung, gelang, dan giwang emas malah menerima bantuan

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Tujuan ibu-ibu tersebut menerima

bantuan Bantuan Langsung Semntara Masyarakat bukan untuk memenuhi

kebutuhan pokok sehari-hari, namun digunakan untuk bermewah-mewahan.

3. Pada 2 Juli 2013, di Bandung, Jawa Barat, Ayu, yang berusia 26 tahun,

menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, padahal ia sudah termasuk

(24)

anting-anting yang membaluti tubuh Ayu. Sementara itu, Atikah, menerima

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dengan tujuan membayar utang yang

ditagihkan rentenir yang dibebankan padanya

(http://www.wikipedia.com/diakses tanggal 11 April 2014 pukul 07.58)

Salah satu dari penyebab tidak sampainya bantuan yang tepat sasaran adalah

data yang tidak valid. Menurut Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), penggunaan data dari Badan Pusat Statistik

yang bertahun 2011 disebabkan karena pemutakhiran dan survei membutuhkan

waktu dan biaya mahal. Selain itu pula, penggunaan data yang tidak valid membuat

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat seperti kelanjutan dari Bantuan Langsung

Tunai.

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat memang bukan solusi jangka

panjang untuk mengurangi kemiskinan, namun merupakan solusi jangka pendek

untuk menghindarkan masyarakat miskin dari menjual aset, berhenti sekolah, dan

mengurangi konsumsi makanan yang bergizi. Namun lemahnya pengawasan

pemerintah akan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat membuat sebagian warga

yang berhak menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat malah tidak

mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Sementara itu, sebagian

warga yang tidak berhak menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat malah

mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Oleh karena itu, terjadilah

protes dan demonstrasi yang disebabkan oleh Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat yang tidak tepat sasaran.

Sebagai contoh protes dan demonstrasi yang terjadi karena Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat yang tidak tepat sasaran yaitu pada 2 Juli 2013, di

(25)

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang seharusnya mereka terima

Rp300.000 malah dipotong sebesar Rp100.000 menjadi Rp200.000. Mbah Parni,

yang berusia 67 tahun, mengaku panitia desa memotong dana tersebut dengan alasan

akan diberikan kepada warga miskin lain yang tak terdaftar sebagai penerima

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Mbah Parni mengaku berat dengan

pemotongan itu. Namun ia terpaksa menyetujuinya, sebab hal serupa juga dilakukan

kepada seluruh warga yang mengantre pencairan dana Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat di kantor pos setempat (http://www.wikipedia.com/diakses tanggal 11

April 2014 pukul 07.58)

Sasaran program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah 15,5 juta

Rumah Tangga dengan tingkat sosial ekonomi terendah yang terdapat dalam Basis

Data Terpadu (BDT) 2011. Besaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

direncanakan sebesar Rp. 150.000/bulan selama lima bulan. Besar bantuan ini

diharapkan dapat membantu Rumah Tangga miskin dan rentan untuk

mempertahankan daya beli ketika terjadi kenaikan harga akibat kenaikan harga

BBM.

Tahap awal Bantuan Langsung Sementara Masyarakat diberikan dua bulan

sekaligus, yaitu Rp300.000,- di mana akan dibagikan bertahap sampai Juli.

Pembagiannya fokus pada dua tempat, yaitu PT. Pos Indonesia yang telah ditunjuk

dan komunitas masyarakat melalui perangkat pemerintahan. Bantuan Langsung

Sementara Masyarakat akan diberikan dalam tiga tahap. Tahap pertamadi 14 kota

besar, tahap keduapada 25 Juni mencakup 33 propinsi, dan tahap ketigaper 1 Juli

mencakup semua kabupaten kota. Untuk mendanai Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat tersebut, alokasi anggarannya mencapai Rp9,32 triliun dari Anggaran

(26)

Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik 2009:15/diakses tanggal 13 maret 2014 pukul

22.00).

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat disalurkan ke seluruh Indonesia

secara bertahap setelah pengumuman penyesuaian harga BBM. Penerima Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat diwajibkan membawa KPS dan dokumen

pendukung ke kantor pos terdekat untuk mengambil bantuan tunai.Untuk

menghindari antrian yang berlebihan, lokasi dan jadwal pembayaran akan ditentukan

oleh kantor pos dan pemerintah daerah setempat. Pada hari yang dijadwalkan, RTS

dapat mengambil bantuan di kantor pos terdekat. Untuk daerah terpencil, dimana

tidak terdapat kantor pos, PT. Pos Indonesia akan mendatangi daerah tersebut untuk

membuka loket khusus. Apabila Kepala Rumah Tangga yang namanya tertera di

KPS tidak dapat mengambil sendiri Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

(misalnya karena sakit), maka dapat diwakilkan oleh anggota Rumah Tangga

lainnya. Pengambilan bantuan dapat dilakukan dengan menyertakan surat kuasa dan

bukti pendukung tambahan (KK atau Surat Keterangan Domisili) sebagai bukti

bahwa yang mewakili adalah bagian dari Rumah Tangga yang sama.

Pembagian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat Tahap Pertama

berlangsung jauh lebih baik dari BLT 2005 dan 2008 dari segi penyaluran yang

sudah mencapai lebih dari 95 persen, ketertiban dalam proses pembagian dan

penggunaan sistem pembayaran yang lebih baik. Program Bantuan Langsung

Sementara Masyarakat tentunya sangat menarik dan menggiurkan bagi masyarakat

miskin, dengan dana tersebut bisa mengurangi beban hidup yang di alami, akan

tetapi secara tidak sadar pemerintah sudah memberikan model kehidupan baru bagi

masyarakat miskin dengan ketergantungan dari Bantuan Langsung Sementara

(27)

sadar kenaikan BBM berdampak pada melambungnya harga bahan pokok,

seharusnya pemerintah bisa lebih kreatif dalam memberikan solusi bagi rakyat

miskin. Pemerintah bisa lebih kreatif dan membuat inovasi baru, karena melihat dari

fenomena sebelumnya melalui program Bantuan Langsung Tunai.

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono

menyatakan bahwa tujuan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) adalah

untuk mencegah penurunan daya beli masyarakat dan kompensasi menyusul

pengurangan subsidi BBM. Pengurangan subsidi menyebabkan kenaikan harga BBM

yang diikuti dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sehingga daya beli

masyarakat menurun terutama masyarakat miskin. Untuk itulah Bantuan Langsung

Sementara Masyarakat disalurkan. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

diberikan kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang ditandai dengan Kartu

Perlindungan Sosial. Rumah Tangga Sasaran adalah rumah tangga yang masuk

dalam kategori Sangat Miskin, Miskin, dan Hampir Miskin.

Namun yang menjadi persoalan bukanlah niat dari pemerintah melainkan

lebih kearah implementasi dari penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

tersebut. Ada beberapa ketegori kelompok yang memiliki pandangan yang berbeda

tentang penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

1. Pertama, kelompok yang berpandangan politis, Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat dicurigai hanya akan menjadi alat pencitraan oleh partai penguasa.

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat akan ditarik ke ranah dukung

mendukung partai.

2. Kedua, kelompok yang berpandangan praktis. Kelompok ini mengkritik Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat karena tidak mendidik masyarakat. Karena

(28)

dengan kucuran dana. Masyarakat tidak diajarkan untuk bisa survival. Mestinya

masyarakat diberikan kail, bukan selalu diberikan ikan. Jika diberikan kail,

mereka akan tahu bagaimana cara keluar dari jeratan kemiskinan.

3. Ketiga, kelompok yang berpandangan sosial-ekonomis. Kelompok ini melihat

bahwa bantuan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang sebesar

Rp.300.000 per 2 bulan, dan hanya diberikan dalam hitungan bulan tidak akan

banyak menolong. Apalagi jika kemudian dana Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat itu dipergunakan untuk konsumsi. Sudah pasti uangnya akan habis

begitu saja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya

(http://m.okezone.com/diakses tanggal 14 maret 2014 pukul 10.08).

Dari ketiga pandangan tersebut, sebenarnya yang paling disoroti adalah

bagaimana bantuan kompensasi kenaikan harga BBM itu agar tepat programnya dan

tepat sasarannya. Program harus dibuat sedemikian rupa untuk lebih memberdayakan

masyarakat miskin. Bukan sebaliknya membiarkan mereka dengan keadaan

kemiskinannya. Melihat fenomena inilah yang menjadi alasan pemerintah

meluncurkan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) untuk

mencegah penurunan taraf kesejahteraan atau peningkatan taraf kesejahteraan

masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi.

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat disalurkan ke semua wilayah salah

satunya di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi. Di

Kelurahan Tambangan masih banyak masyarakat yang menjadi sasaran penerima

program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Program Bantuan Langung

Sementara Masyarakat ditujukan kepada rumah tangga miskin yang terkena dampak

akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Di Kelurahan ini program Bantuan

(29)

banyak rumah tangga miskin yang tidak mendapatkan Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat dikarenakan masih menggunakan data yang lama. Pengetahuan tentang

program Bantuan Langsung Masyarakat di Kelurahan Tambangan juga masih minim

dikarenakan kurangnya sosialisasi yang diberikan baik kepada pemerintah daerah

setempat di tingkat Kecamatan dan Kelurahan dan juga masyarakat di Kelurahan

tersebut.

Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik untuk mendalami perihal

penerapan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang hasilnya

disajikan dalam bentuk skripsi berjudul “Implementasi Pelaksanaan Program

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan

Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis

merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana Penerapan

Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan

Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

penerapan program bantuan langsung sementara masyarakat di Kelurahan

(30)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai berikut :

a) Secara teoritis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai penerapan program Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat yang dilakukan pemerintah.

b) Secara akademis, dapat memberikan kontribusi keilmuan dalam

menambah referensi dan bahan kajian bagi para peneliti atau bagi

mahasiswa yang tertarik terhadap penelitian yang berkaitan

dengan masalah Implementasi Program Bantuan Langung

Sementara Masyarakat.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian,

kerangka pemikiran, defenisi konsep dan definisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian,

populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik

(31)

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum tentang lokasi

dimana penulis melakukan penelitian.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil

penelitian serta analisis pembahasannya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Implementasi

Implementasi menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah sama dengan

pelaksanaan (Badudu, 1996: 129). Implementasi kebijakan merupakan aspek yang

penting dari keseluruhan proses kebijaksanaan. Dalam kaitan ini, seperti yang

dikemukakan oleh Ujodi dalam Wahab (1990:51) yang menyatakan bahwa

pelaksanaan kebijaksanaan adalah sesuatu yang penting daripada pembuat

kebijaksanaan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan akan sekedar berupa impian atau

rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan

(Wahab, 1990:51).

Sedangkan menurut Pressman dan Wildavsky dalam (Tangkilisan,2003)

implementasi diartikan sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan

sarana-sarana tindakan dalam mencapai tujuan tersebut atau kemampuan untuk

menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara untuk

mencapainya. Implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada

penempatan suatu program ke dalam tujuan kebijakan yang diinginkan.

Jadi dengan demikian, dapat dikatakan bahwa implementasi adalah suatu

kegiatan yang dimaksudkan untuk mengoperasikan suatu program. Tiga kegiatan

berikut ini adalah pilar-pilarnya :

1. Organisasi yaitu pembentukan atau penataan kembali sumber daya, unit-unit

serta metode-metode untuk menjadikan program ini berjalan.

2. Interpretasi yaitu menafsirkan agar program menjadi rencana dan pengarahan

(33)

3. Penerapan yaitu ketentuan rutin dari pelayanan, pembayaran atau lainnya

yang disesuaikan dengan tujuan atau perlengkapan program (Jones,

1996:296)

Implementasi adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk melaksanakan

atau mengoperasikan sebuah program. Program merupakan tahap-tahap dalam

penyelesaian rangkaian kegiatan yang berisi langkah-langkah yang akan dikerjakan

untuk mencapai tujuan.

Dari hasil definisi-definisi implementasi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan

implementasi karena dalam pogram tersebut telah dimuat berbagai aspek antara lain :

a) Adanya tujuan yang ingin dicapai.

b) Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil dalam mencapai tujuan.

c) Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.

d) Adanya strategi dalam pelaksanaan.

Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi program yaitu

adnya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program, sehingga msyarakat ikut

dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya perubahan

dan peningkatan dalam kehidupannya. Tanpa memberikan manfaat kepada

masyarakat maka dikatakan program tersebut telah gagal.

Berhasil atau tidaknya suatu program diimplementasikan tergantung dari

unsur pelaksanaannya (eksekutif). Unsur pelaksanaan ini merupakan unsur ketiga.

Pelaksanaan penting artinya karena pelaksanaan itu organisasi maupun perorangan

bertanggungjawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam proses

(34)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa “implementasi” dalam pengertian

luas adalah pelaksanaan suatu program kebijaksanaan dan dijelaskan bahwa suatu

proses interaksi adalah diantara merancang dan menentukan sasaran yang diinginkan.

2.2 Program

Program dapat diartikan secara umum dan secara khusus. Menurut pengertian

secara umum program dapat diartikan sebagai rencana. Pengertian program secara

khusus adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau

implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang

berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok

orang (Arikunto, 2004:2).

Menurut Charles O. Jones (1996:295), pengertian program adalah cara yang

disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat

membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau

tidak yaitu :

a) Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau

sebagai pelaku program.

b) Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya

juga diidentifikasikan melalui anggaran.

c) Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat

diakui oleh publik.

Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis

yang jelas, yakni : sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan

(35)

terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi

terbaik.

2.3 Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

2.3.1 Sosialisasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

Sosialisasi atau penyampaian informasi merupakan tahapan yang

sangat penting dalam mendukung pelaksanaan suatu program. Dalam kaitan

program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, sosialisasi menjadi

sangat penting karena menyangkut banyak orang terutama masyarakat miskin

yang ditetapkan sebagai penerima program. Pada pelaksanaan Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat, sosialisasi formal baik kepada aparat

pemerintah maupun masyarakat terbatas.

Dalam hubungannya dengan kegiatan sosialisasi program, dalam

Buku Pegangan Sosialisasi dan Implementasi Program-program Kompensasi

Kebijakan Penyesuaian Subsidi BBM 2013 (selanjutnya disebut Nuku

Pegangan), tidak ada satupun klausul atau penjelasan mengenai kegiatan

sosialisasi. Dalam Buku Pegangan ytersebut tidak ada penjelasan tentang

siapa atau institusi apa yang bertanggungjawab melakukan sosialisasi. Tidak

adanya ketentuan atau penjelasan tersebut kemungkinan yang menyebabkan

sosialisasi program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat cenderung

tidak terstruktur dengan baik dan bervariasi.

Dalam Buku Pegangan, di semua wilayah tidak ada sosialisasi dari

kantor pos ataupun pemerintah daerah kepada masyarakat umum, yang ada

hanya sosialisasi informal dan terbatas yang diberikan oleh petugas kantor

(36)

Perlindungan Sosial. Informasi yang disampaikan terbatas, yakni hanya

pemberitahuan bahwa yang menjadi penerima Bnatuan Langsung Sementara

Masyarakat memperoleh dana bantuan sebesar Rp. 300.000 yang dapat

diambil di kantor pos yang ditunjuk dengan membawa persyaratan yang

sudah ditentukan.

Sosialisasi kepada rumah tangga sasaran hanya diberikan dalam

bentuk poster yang dilampirkan dalam amplop Kartu Perlindungan Sosial.

Namun, poster yang diberikan tidak terkait dengan Bantuan Langsung

Sementara Masyarakat melainkan tentang penggunaan Kartu Perlindungan

Sosial. Di tingkat daerah, pemberian informasi kepada masyarakat umum

cenderung sengaja tidak dilakukan untuk menghindari konflik atrau

kecemburan sosial di antara warga. Meskipun demikian, umumnya

masyarakat mengetahui keberadaan program Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat, bahkan banyak yang mengetahuinya sebelum program

dilaksanakan. Pengetahuan itu mereka peroleh melalui media massa baik

dalam bentuk sosialisasi resmi dari pemerintah pusat maupun dalam bentuk

pemberitaan yang cukup gencar tentang program ini.

Keterbatasan sosialisasi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

disesalkan terutama oleh aparat pemerintah di tingkat desa/kelurahan. Jika

mereka tidak mendapatkan informasi nyang menyeluruh tentang suatu

program sulit bagi mereka untuk dapat menjawab berbagai pertanyaan, dan

mereka juga bisa menjadi sasaran kemarahan masyarakat. Minimnya

sosialisasi, terutama kepada aparat pemerintah di tingkat kecamatan hingga

desa/kelurahan merupakan penyebab utama munculnya berbagai persoalan

(37)

Dalam penanggulangan masalah kemiskinan melalui program

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, BPS telah menetapkan 14 kriteria

keluarga miskin seperti yang telah disosialisasikan oleh Departemen

Komunikasi dan Informasi 2005, rumah tangga yang memiliki ciri rumah

tangga miskin yang berhak adalah rumah tangga yang memiliki ciri-ciri

sebagai berikut :

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu

murahan.

3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu

berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar sendiri/kepemilikan fasilitas

buang air besar bersama-sama dengan rumah tangga lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak

terlindungi/sungai/air hujan.

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu

bakar/arang/minyak tanah.

8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

10.Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

11.Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.

12.Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas

(38)

atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp.600.000 per

bulan.

13.Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah, tidak tamat

SD/hanya SD.

14.Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp.

500.000, seperti : sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak,kapal

motor, atau barang modal lainnya (Siagian, 2012:172-174).

Adapun tahapan penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran adalah sebagai berikut :

1. Penyiapan Data Rumah Tangga Sasaran Oleh Badan Pusat Statistik

Pusat.

2. Daftar nama dan alamat diolah dan disimpan oleh databased.

3. Nama dan alamat Rumah Tangga Sasaran diberikan ke PT. Pos

Indonesia.

4. PT. Pos Indonesia tidak diperkenankan melakukan perubahan data.

5. PT. Pos Indonesia mencetak Kartu Perlindungan Sosial sesuai data.

6. Kartu Perlindungan Sosial ditandatangani oleh Menteri Keuangan RI.

7. Departemen sosial menempatkan dana Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat di Rekening Giro Departemen Sosial di Kantor Cabang

BRI dan memerintahkan BRI memindahbukukan dana Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat ke Rekening Giro Kantor Pos di

Kantor Cabang BRI seluruh Indonesia.

8. Kartu yang dicetak didistribusikan langsung kepada Rumah Tangga

(39)

9. Pemegang kartu mendatangi lokasi kantor bayar/kantor pos yang

ditunjuk sesuai informasi dalam kartu yang ditentukan kantor pos.

10. Pembayaran dilakukan atas dasar kepemilikan kartu.

11. PT. Pos Indonesia menyampaikan laporan bulanan ke Departemen

Sosial.

2.3.2 Penargetan dan Ketepatan Sasaran Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

Data rumah tangga sasaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

bersumber dari Basis Data Terpadu (BDT) yang merupakan hasil pendataan

BPS melalui Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011.

Umumnya penerima bantuan adalah rumah tangga miskin. Namun pada

kenyataan di lapangan banyak rumah tangga miskin yang dinilai layak

menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat tidak menjadi penerima

dan ada rumah tangga nonmiskin yang menjadi penerima bantuan. Kurang

tepatnya rumah tangga sasaran tersebut diakibatkan oleh kualitas pelaksanaan

PPLS 2011 yang kurang baik. Beberapa informasi dari narasumber, beberapa

pencacah PPLS 2011 di lokasi pemantauan melakukan beberapa pelanggaran

mekanisme pendataan antara lain :

a) Pencacah tidak mendatangani/mewancarai semua rumah tangga.

Pengisian kuesioner hanya berdasarkan pengetahuan pencacah dan

informasi/data dari ketua RT.

b) Pencacah hanya mendatangi ketua RT untuk meminta data dan

(40)

c) Pencacah hanya mendatangi rumah tangga untuk meminta fotokopi

KTP dan Kartu Keluarga.

d) Rumah tangga yang akan didata tetapi saat pencacahan tidsak berada

di rumah tidak akan dikunjungi ulang.

e) Pencacah tidak menanyakan semua pertanyaan dalam kuesioner

kepada rumah tangga yang didata.

f) Pencacah memasukan rumah tangganya sendiri dan rumah tangga

sudara atau kerabatnya.

g) Pencacah tidak memasukkan rumah tangga yang kurang mampu

karena alasan pribadi seperti rumah tangga agak sombong dan suka

pamer.

h) Pencacah menentukan rumah tangga yang akan didata atas dasar

konsultasi dengan ketua RT.

i) Pencacah menentukan rumah tangga yang akan didata hanya

berdasarkan informasi dari individu rumah tangga yang didata lebih

awal tanpa konfirmasi kepada pihak manapun.

Para pencacah tidak melakukan wawancara secara langsung dengan

seluruh rumah tangga yang didata antara lain karena praktis, seperti sudah

mengetahui kondisi rumah tangga yang didata karena bertetangga,

menghemat tenaga dan waktu, dan sebagai antisipasi supaya tidak diprotes

masyarakat jika pendataan tersebut diikuti dengan program bantuan.

Kurangtepatnya penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat juga

dipengaruhi oleh adanya perbedaan waktu antara pendataan dan penggunaan

data. Jeda waktu sekitar 2 tahun amat memungkinkan terjadinya perubahan

(41)

terbentuknya rumah tangga baru yang masuk kelompok miskin baik karena

pernikahan maupun karena pindah alamat. Permasalahan akibat jeda waktu

tersebut seharusnya dapat diminimalisir jika dilakukan sebelum program

berlangsung. Aparat desa dan kecamatan memperkirakan akan sulit meminta

rumah tangga mampu/kaya untuk menyerrahkan KPS kepada ruta lain.

2.3.3 Ketersediaan Daftar Penerima KPS

Menurut Buku Pegangan, pemerintah pusat dan PT.Pos Indonesia

merupakan lembaga yang memiliki peran dominan dalam pelaksanaan

program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dalam penanggungjawab

program Kementerian Sosial (Kemensos). Kemensos bertanggungjawab

untuk menyerahkan daftar nama dan alamat ruta sasaran kepada PT.Pos

Indonesia untuk pencetakan KPS. Selanjutnya PT.Pos Indonesia bertugas

mengirimkan KPS ke masing-masing ruta sasaran dan menyalurkan dana

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. PT.Pos Indoneasia juga bertugas

membuat daftar KPS retur yang akan diserahkan kepada Kepala Desa/Lurah

sebagai bahan menyelenggarakan musyawarah desa atau musyawarah

kelurahan umtuk menetapkan rumah tangga pengganti.

2.3.4 Distribusi Kartu Perlindungan Sosial

Mekanisme pendistribusian KPS berdasarkan Buku Pegangan dengan

cara PT.Pos mengirimkan langsung ke rumah tangga penerima. Namun dalam

praktiknya, pendistribusian KPS oleh kantor pos tidak selalu menyerahkan

(42)

kantor pos hanya sekedar berkoordinasi dan didampingi aparat

desa/kelurahan saat penyerahan KPS kepada ruta penerima.

2.3.5 Pencairan Dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat wajib membawa

Kartu Perlindungan Sosial dan kartu identitas ke kantor pos terdekat untuk

mencairkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Menurut

ketentuan, apabila kepala rumah tangga yang namanya tertera di KPS tidak

dapat mengambil sendiri dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat,

maka dapat diwakilkan dengan anggota rumah tangga lainnya. Pengambilan

bantuan yang diwakilkan dapat dilakukan dengan menyertakan surat kuasa

dan bukti pendukung tambahan (KK) sebagai bukti bahwa yang mewakili

adalah bagian ruta yang sama.

Lokasi pencairan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

umumnya dipusatkan di kantor pos. Untuk menghindari antrian yang

berlebihan, berdasarkan aturan, jadwal pembayaran Bantuan Langsung

Sementara Masyarakat ditentukan oleh kantor pos dan pemerintah daerah

setempat. Dalam menentukan jadwal pelayanan, kantor pos menggunakan

batasan 1.500 KPS per hari untuk satu titik layanan.

Informasi tentang jadwal dan tempat pencairan Bantuan Langung

Sementara Masyarakat tidak diterima oleh semua rumah tangga penerima

secara jelas. Hal ini disebabkan karena informasi jadwal pencairan

disampaikan oleh kantor pos melalui aparat desa/kelurahan yang tidak

mengetahui seluruh penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di

(43)

pencairan dana berjalan lancar dan berlangsung cukup cepat. Rumah tangga

menerima dana dari kantor pos secara utuh hanya menanggung biaya

transportasi saja sewaktu mengambil dana Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat.

2.3.6 Organisasi Pelaksanaan Penyaluran Dana BLSM

Penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat kepada Rumah

Tangga Sasaran merupakan suatu bentuk kerja sama yang didasarkan pada

fungsi dan tugas pokok masing-masing, sehingga lembaga bertanggung jawab

terhadap kelancaran bidang tugas masing-masing. Bentuk kerja sama ini

dimaksudkan untuk mempercepat proses penyaluran dana Bantuan Langsung

Sementara Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran atau kelompok

sasaran sehingga pemanfaatannya menjadi lebih optimal.

Untuk meningkatkan sinergi pelayanan yang maksimal, maka

masing-masing lembaga saling berkoordinasi dan dalam program BLSM difasilitasi

penyediaan Unit Pelaksanaan Program BLSM. Tugas pokok dan tanggung

jawab dari masing-masing instansi adalah sebagai berikut :

1. Kementerian Sosial

Kementerian sosial memiliki kewajiban untuk menyiapkan dana

berdasarkan daftar nominatif dan menyampaikan Surat Perintah kepada Pos

Indonesia untuk membayar dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

untuk Rumah Tangga Sasaran. Setelah itu kerja sama dengan PT Pos

Indonesia (Persero) untuk menyalurkan dana tersebut sesuai dengan daftar

nominatif penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang

(44)

proses penyalurannya, Departemen sosial berkewajiban untuk membuat dan

menyusun petunjuk teknis penyaluran BLSM bersama dengan Bappenas,

Menko Kesra, Depdagri, BPS, PT. Pos Indonesia (Persero) dan PT. BRI

(Persero). Sebagai penanggungjawab kepada pemerintah, Kementerian Sosial

berkewajiban membuat laporan pelaksanaan kepada Presiden RI tentang

Pelaksanaan Penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

kepada Presiden RI.

2. Kewajiban PT Pos Indonesia (Persero)

Adapun kewajiban dari PT. Pos Indonesia untuk program Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat mencetak dan menyalurkan Kartu

Perlindungan Sosial (KPS) ke KPRK (Kantor Pos Pemeriksa) seluruh

Indonesia berdasarkan daftar nominatif, selanjutnya KPRK menyalurkan

Kartu Perlindungan Sosial kepada rumah tangga sasaran bekerjasama dengan

aparat desa setempat, TKSM (Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat) dan

aparat keamanan dan aparat keamanan bila diperlukan. Dalam hal ini PT. Pos

Indonesia juga harus melaporkan realissasi penyaluran Kartu Perlindungan

Sosial kepada Kementerian Sosial dan selanjutnya menyampaikan rencana

penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

3. Kewajiban Bank Rakyat Indonesia

Bank Rakyat Indonesia memiliki peran untuk menyiapkan dana

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat PT Pos Indonesia dan BRI juga

membebaskan dana administrasi pembukaan rekening dan membedakan atas

kewajiban setoran pertama dalam pembukuan giro di Kantor Cabang BRI

Jakarta Veteran dan Kantor Cabang BRI seluruh Indonesia. Demi kelancaran

(45)

Sementara Masyarakat, BRI memberikan kemudahan kepada PT Pos

Indonesia untuk untuk memindahbukukan dana dari rekening Giro Kantor

Pos seluruh Indonesia. Sebagai bentuk kewajiban dan tanggung jawab, BRI

juga menyampaikan laporan keuangan mutasi rekening Giro utama dari Giro

kantor Pos melalui layanan tunai manajemen BRI.

4. Kewajiban Badan Pusat Statistik

Lembaga ini memiliki peranan dan kewajiban untuk menyediakan

data rumah tangga sasaran penerima Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat yang dikategorikan rumah tangga sangat miskin, dan rumah

tangga miskin. Untuk menyediakan data tersebut dilakukan data terakhir (up

dating) di lapangan, verivikasi dan evaluasi Rumah Tangga Sasaran oleh

petugas. BPS juga memiliki kewajiban untuk membuat laporan pelaksanaan

program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sesuai dengan tugas dan

kewenangan yang dimiliki.

5. Kewajiban Dinas Sosial/Instansi Pemerintah Provinsi

Pada tataran dinas /Instansi sosial Provinsi untuk proses program

BLSM tersebut, berkewajiban mengelola unit pelaksanaan BLSM pada

tingkat provinsi dan struktur pelaksanaannya, ketua Pengelola Unit Pelaksana

Program (UPP) BLSM adalah kepala dinas sosial, yang bertugas secara

intensif selama pelaksanaan program BLSM. Melakukan pembinaan,

supervisor dan pengawasan terhadap pelaksanaan BLSM termasuk unit

pelaksanaan program BLSM di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan. Juga

mengkoordinasikan dinas/instansi sosial kabupaten/kota dalam pelaksanaan

(46)

Sementara Masyarakat dengan melibatkan tenaga kesejahteraan sosial

masyarakat.

6. Kewajiban Dinas/Instansi Kabupaten Kota

Pada tingkat jajaran dinas atau instansi sosial Kabupaten/Kota, pada

proses penyaluran BLSM memiliki peran dan kewajiban untuk mengelola

unit pelaksanaan program BLSM dan sebagai jabatan yang menduduki

struktur organisasi pengelola penyaluran BLSM, sebagai ketua pengelola

UPP BLSM adalah kepala Dinas/Instansi sosial, sekretaris dan anggota

ditetapkan pejabat di lingkungan dinas sosial yang bertugas secara intensif

selama proses pelaksanaan program BLSM.

7. Kewajiban Kecamatan (Camat) :

a) Mengelola Unit Pelaksanaan Program BLSM pada tingkat

kecamatan.

b) Memantau mitra kerja pada tingkat Kecamatan/Desa/Kelurahan

yang akan terlibat secara efektif dalam pendistribusian kartu

BLSM dan penyaluran dana BLSM serta pengendalian dan

pengamanan di lapangan.

c) Menyelenggarakan pelaksanaan pertemuan koordinasi dengan

seluruh mitra pada tingkat kecamatan.

d) Menginformasikan program Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran dan mendukung

sosialisasi kepada masyarakat umum.

e) Memantau petugas pos pada saat distribusi kartu Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat untuk sampai pada Rumah

(47)

f) Melakukan pendampingan dan membantu petugas Pos pada saat

pembagian kartu Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dan

pembayaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dengan

melibatkan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat.

g) Memantau penyelesaian masalah oleh desa/kelurahan sesuai

dengan jenis pengaduan dan tingkat kewenangannya melalui

instansi terkait, termasuk kepada dinas pada tingkat kecamatan.

h) Membuat laporan pelaksanaan Program BLSM sesuai dengan

tugas dan kewenangan yang dimiliki secara berjenjang kepada

pihak-pihak terkait termasuk Kepala Dinas Sosial

Kabupaten/Kota.

8. Kewajiban Desa/Kelurahan

a) Memantau petugas pos pada pencairan atau penerimaan Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat dan pendistribusian kartu

kepada Rumah Tangga Sasaran.

b) Bersama-sama dengan petugas Pos menentukan pengganti RTS

yang pindah/meninggal (tanpa ahli waris) atau tidak berhak,

melalui rembuk Desa/Kelurahan yang dihadiri kepala

Desa/Kelurahan, RT/RW tempat tinggal RTS yang diganti, tokoh

agama, tokoh masyarakat dan Karang Taruna.

c) Melakukan pendampingan pada petugas pos pada saat pembagian

kartu BLSM dan penyebaran BLSM dengan melibatkan tenaga

(48)

d) Mengupayakan penyelesaian yang terjadi (antara lain pada saat

penetapan RTS, distribusi kartu dan penyaluran BLSM) sesuai

dengan jenis dan tingkat kewenangan.

2.4 Mekanisme Penyaluran Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan

a. Rumah Tangga Sasaran menerima Kartu Perlindungan Sosial yang

didistribusikan melalui PT Pos Indonesia.

b. Rumah Tangga Sasaran membawa Kartu Perlindungan Sosial dan

kartu identitas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan ke Kantor

Pos.

c. Petugas PT Pos Indonesia mencocokan data pembayaran dengan Kartu

Perlindungan Sosial dan identitas pendukungnya.

d. Rumah Tangga Sasaran memperoleh manfaat program Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat sesuai dengan jumlah yang

ditentukan.

2.5 Tujuan dan Sasaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

Dalam Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat (BLSM) untuk Rumah Tangga Sasaran tujuan dari Program BLSM bagi

RTS dalam rangka pengurangan kompensasi BBM adalah :

a. Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya.

b. Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan

(49)

c. Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama.

Sedangkan sasaran program BLSM adalah Rumah Tangga Sangat Miskin

(poorest), Rumah Tangga Miskin (poor) dan Rumah Tangga Hampir Miskin (near

poor) diseluruh Indonesia. Penerima BLSM adalah Rumah Tangga Sasaran sebanyak

15,5 juta RTS berdasarkan hasil pendataan BPS (http://repositoryusu.ac.id/diakses

tanggal 29 maret 2014 pukul 13.31).

2.6 Kemiskinan

Kemiskinan pada umumnya didefinisikan berdasarkan segi ekonomi,

khususnya pendapatan berupa uang ditambah dengan keuntungan-keuntungan

non-material yang diterima seseorang. Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang

berada dibawah nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makan dan non makan

yang disebut dengan garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty

threshold). Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan setiap individu

untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari

dan kebutuhan non makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, transportasi, serta

aneka barang dan jasa lainnya (BPS dan Depsos, 2002: 4).

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa

untuk dipunyai, seperti makanan, pakaian, tempat perlindungan, air minum dan

hal-hal yang berhubungan dengan kualitas hidup. Kemiskinan juga berarti tidak ada

akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah

kemiskinan dan kehormatan yang layak sebagai warga negara, sekaligus juga

memutus akses terhadap pemenuhan hak dasar atas pangan, kesehatan, pendidikan,

kesempatan kerja, perumahan, air bersih, pemanfaatan sumber daya alam dan

Gambar

Gambar 1 Bagan Alur Pikir
Tabel 4.1
Tabel 4.5
Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi keilmuan ditinjau dari ilmu kimia zat padat dan kimia air dalam mengetahui pengaruh penggunaan zeolit alam mordenit sebagai

Berdasarkan model pengajaran yang telah dibina, model ini boleh dijadikan teras pembangunan modul pengajaran dan pembelajaran di sekolah sebagai usaha untuk

[r]

dengan media video meningkatkan tindakan pencegahan tuberculosis pada ibu rumah.. tangga (

Hak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa

Penyuluhan tentang pencegahan seks pranikah dapat meningkatkan pada sikap yang positif tentang pencegahan seks pranikah Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Sriuntari

The computational complex- ity of predicting the directional stock price movement of an arbitrary node v j given an observed stock movement (external energy) of a node v i in the

three basic layers: the top layer con- tains the vehicles, modeled as agents; the second layer represents the fleet co- ordination modules; and the third layer includes