• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Tujuan dan Sasaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat 29

Dalam Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) untuk Rumah Tangga Sasaran tujuan dari Program BLSM bagi RTS dalam rangka pengurangan kompensasi BBM adalah :

a. Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.

b. Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi.

c. Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama.

Sedangkan sasaran program BLSM adalah Rumah Tangga Sangat Miskin (poorest), Rumah Tangga Miskin (poor) dan Rumah Tangga Hampir Miskin (near

poor) diseluruh Indonesia. Penerima BLSM adalah Rumah Tangga Sasaran sebanyak

15,5 juta RTS berdasarkan hasil pendataan BPS (http://repositoryusu.ac.id/diakses tanggal 29 maret 2014 pukul 13.31).

2.6 Kemiskinan

Kemiskinan pada umumnya didefinisikan berdasarkan segi ekonomi, khususnya pendapatan berupa uang ditambah dengan keuntungan-keuntungan non-material yang diterima seseorang. Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada dibawah nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makan dan non makan yang disebut dengan garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty

threshold). Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan setiap individu

untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya (BPS dan Depsos, 2002: 4).

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai, seperti makanan, pakaian, tempat perlindungan, air minum dan hal-hal yang berhubungan dengan kualitas hidup. Kemiskinan juga berarti tidak ada akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan kehormatan yang layak sebagai warga negara, sekaligus juga memutus akses terhadap pemenuhan hak dasar atas pangan, kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, perumahan, air bersih, pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup, perlindungan atas tanah, rasa aman, serta kesempatan masyarakat

untuk berpartisipasi dalam program pembangunan. Selain itu pemenuhan hak dasar penduduk dimaksud juga erat kaitannya dengan pengembangan wilayah, yaitu untuk percepatan pembangunan perdesaan, revitalisasi pembangunan perkotaan, pengembangan kawasan pesisir serta percepatan pembangunan daerah tertinggal

(http://www.menkokesra.co.id/view/163/118/diakses tanggal 29 Maret 2014 pukul

13.41)

2.6.1 Jenis-Jenis Kemiskinan

Ada beberapa jenis kemiskinan antara lain :

a. Kemiskinan absolut yaitu suatu kondisi, dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga orang tersebut memliki taraf kehidupan yang rendah, dianggap tidak layak serta tidak sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia.

b. Kemiskinan relatif yaitu didasarkan pada eksistensi manusia sebagai makhluk sosial, muncul jika kondisi seseorang atau sekelompok orang dibandingkan dengan kondisi orang lain di suatu daerah.

c. Kemiskinan massa yaitu kemiskinan yang dialami massal penduduk dalam suatu lingkungan wilayah.

d. Kemiskinan non massa yaitu kemiskinan yang dihadapi oleh segelintir orang.

e. Kemiskinan alamiah yaitu kemiskinan yang trjadi sebagai konsekwensi dari kondisi alam dimana seseorang atau sekelompok orang tersebut bermukim.

f. Kemiskinan kultural yaitu kemiskinan yang terjadi karena kultur budaya masyarakatnya yang sudah turun temurun yang membuat mereka menjadi miskin.

g. Kemiskinan terinvolusi terkait dengan masalah mental yang sudah demikian parah sehingga sulit dirancang intervensi sosial yang bagaimana yang dapat mengatasi kemiskinan tersebut.

h. Kemiskinan struktural mendeskripsikan struktur sosial masyarakat itu sedemikian rupa sehingga menghambat masyarakat tersebut mengembangkan kehidupannya.

i. Kemiskinan situasional yaitu kondisi kehidupan masyarakat yang tidak layak yang disebabkan oleh situasi yang ada.

j. Kemiskinan buatan secara khusus memberikan pesan, agar seseorang atau sekelompok orang, terutama mereka yang mengalami kehidupan yang dikategorikan miskin tidak dengan mudah menyalahkan alam sebagai penyebab kemiskinan yang mereka alami (Siagian, 2010:46-65).

2.6.2 Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan

Adapun faktor-faktor penyebab kemiskinan adalah : a. Sikap dan pola pikir yang rendah dan malas bekerja. b. Kurang Keterampilan.

c. Adanya diskriminasi antara orang kaya dan orang miskin. d. Pendidikan rendah.

f. Tidak dapat memanfaatkan SDA (Sumber Daya Alam) dan SDM (Sumber Daya Manusia) setempat.

g. Populasi penduduk yang sangat tinggi.

h. Belenggu adat dan kebiasaan (Syaifullah, 2008:21)

2.6.3 Dampak Kemiskinan

Kemiskinan merupakan dampak negatif yang bersifat menyebar kepada seluruh masyarakat. Berbagai peristiwa konflik yang terjadi sepanjang krisis ekonomi di tanah air menunjukkan bahwa persoalan kemiskinan bukanlah semata-mata mempengaruhi ketahanan ekonomi yang ditampilkan oleh rendahnya daya beli masyarakat. Meningkatnya angka pengangguran, kriminalisasi, bunuh diri, dan bentuk frustasi lainnya (Smeru, 2004:3).

2.6.4 Penanggulangan Kemiskinan

Strategi pembangunan masyarakat dalam menangani kemiskinan akan sangat dipengaruhi oleh pendekatan dalam memahami latar belakang dan sumber masalahnya. Apabila kemiskinan dilihat sebagai akibat dari cacat dan kelemahan individual, maka strategi yang digunakan untuk pemecahannya akan lebih ditekankan pada usaha untuk mengubah aspek manusia sebagai individu atau warga masyarakat. Dalam hal ini upaya pembangunan masyarakat akan lebih dititikberatkan pada peningkatan kualitas manusianya sehingga akan dapat berfungsi lebih efektif dalam upaya peningkatan taraf hidupnya. Dengan peningkatan kualitas ini akan memungkinkan peningkatan kemampuan dalam mengantisipasi berbagai peluang ekonomi yang muncul disamping peningkatan kemampuan dan produktivitas kerja.

Berkaitan dengan hal ini, terlepas dari bagaimana implementasi penanggulangan kemiskinan secara nasional di Indonesia, menggunakan 5 strategi utama antara lain :

1. Perluasan kesempatan kepada kelompok miskin dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan.

2. Pemberdayaan kelembagaan masyarakat guna lebih memungkinkan partisipasi kelompok miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan publik.

3. Peningkatan kapasitas untuk mengembangkan kemampuan dasar dan kemampuan berusaha kelompok miskin agar dapat memanfaatkan perkembangan lingkungan.

4. Perlindungan sosial dan rasa aman terutama bagi kelompok rentan. 5. Penataan kemitraan global untuk menata ulang hubungan dan kerjasama

dengan lembaga internasional guna mendukung pelaksanaan strategi pertama sampai keempat.

Melihat pengalaman pelaksanaan berbagai program penanganan kemiskinan yang sudah dilakukan selama ini, pendekatan yang komprehensif memang sangat diperlukan. Pendekatan komprehensif tersebut meliputi penanganan masalah kemiskinan yang bukan hanya didekati secara darurat melalui model jaring pengaman tetapi juga yang bersifat institusional dan berkelanjutan, bukan hanya yang bersifat karitatif melainkan juga yang berdampak pengembangan kapasitas, bukan hanya pemberdayaan ekonomi melainkan juga pemberdayaan sosial dan politik. Kurang berhasilnya berbagai program penanganan kemiskinan disebabkan karena program-program tersebut terlalu berorientasi pada pemberdayaan ekonomi, bersifat

sektoral dan cakupan yang terbatas. Pemberdayaan ekonomi bukannya tidak penting, akan tetapi semestinya ditempatkan sebagai sarana menuju peningkatan kualitas hidup dalam pengertian yang lebih luas (Hikmat, dalam Soetomo, 2008: 339)

Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dalam mengentaskan kemiskinan. Salah satu upaya menanggulangi rakyat miskin dan pengangguran, pemerintah telah meluncurkan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).

Dokumen terkait