• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

2.3.5 Pencairan Dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat 23

Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat wajib membawa Kartu Perlindungan Sosial dan kartu identitas ke kantor pos terdekat untuk mencairkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Menurut ketentuan, apabila kepala rumah tangga yang namanya tertera di KPS tidak dapat mengambil sendiri dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, maka dapat diwakilkan dengan anggota rumah tangga lainnya. Pengambilan bantuan yang diwakilkan dapat dilakukan dengan menyertakan surat kuasa dan bukti pendukung tambahan (KK) sebagai bukti bahwa yang mewakili adalah bagian ruta yang sama.

Lokasi pencairan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat umumnya dipusatkan di kantor pos. Untuk menghindari antrian yang berlebihan, berdasarkan aturan, jadwal pembayaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ditentukan oleh kantor pos dan pemerintah daerah setempat. Dalam menentukan jadwal pelayanan, kantor pos menggunakan batasan 1.500 KPS per hari untuk satu titik layanan.

Informasi tentang jadwal dan tempat pencairan Bantuan Langung Sementara Masyarakat tidak diterima oleh semua rumah tangga penerima secara jelas. Hal ini disebabkan karena informasi jadwal pencairan disampaikan oleh kantor pos melalui aparat desa/kelurahan yang tidak mengetahui seluruh penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di wilayahnya, sehingga tidak semua penerima mendapat informasi. Proses

pencairan dana berjalan lancar dan berlangsung cukup cepat. Rumah tangga menerima dana dari kantor pos secara utuh hanya menanggung biaya transportasi saja sewaktu mengambil dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

2.3.6 Organisasi Pelaksanaan Penyaluran Dana BLSM

Penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran merupakan suatu bentuk kerja sama yang didasarkan pada fungsi dan tugas pokok masing-masing, sehingga lembaga bertanggung jawab terhadap kelancaran bidang tugas masing-masing. Bentuk kerja sama ini dimaksudkan untuk mempercepat proses penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran atau kelompok sasaran sehingga pemanfaatannya menjadi lebih optimal.

Untuk meningkatkan sinergi pelayanan yang maksimal, maka masing-masing lembaga saling berkoordinasi dan dalam program BLSM difasilitasi penyediaan Unit Pelaksanaan Program BLSM. Tugas pokok dan tanggung jawab dari masing-masing instansi adalah sebagai berikut :

1. Kementerian Sosial

Kementerian sosial memiliki kewajiban untuk menyiapkan dana berdasarkan daftar nominatif dan menyampaikan Surat Perintah kepada Pos Indonesia untuk membayar dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat untuk Rumah Tangga Sasaran. Setelah itu kerja sama dengan PT Pos Indonesia (Persero) untuk menyalurkan dana tersebut sesuai dengan daftar nominatif penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang disampaikan oleh Pusat Biro Statistik (BPS). Untuk kejelasan bagaimana

proses penyalurannya, Departemen sosial berkewajiban untuk membuat dan menyusun petunjuk teknis penyaluran BLSM bersama dengan Bappenas, Menko Kesra, Depdagri, BPS, PT. Pos Indonesia (Persero) dan PT. BRI (Persero). Sebagai penanggungjawab kepada pemerintah, Kementerian Sosial berkewajiban membuat laporan pelaksanaan kepada Presiden RI tentang Pelaksanaan Penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat kepada Presiden RI.

2. Kewajiban PT Pos Indonesia (Persero)

Adapun kewajiban dari PT. Pos Indonesia untuk program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat mencetak dan menyalurkan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) ke KPRK (Kantor Pos Pemeriksa) seluruh Indonesia berdasarkan daftar nominatif, selanjutnya KPRK menyalurkan Kartu Perlindungan Sosial kepada rumah tangga sasaran bekerjasama dengan aparat desa setempat, TKSM (Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat) dan aparat keamanan dan aparat keamanan bila diperlukan. Dalam hal ini PT. Pos Indonesia juga harus melaporkan realissasi penyaluran Kartu Perlindungan Sosial kepada Kementerian Sosial dan selanjutnya menyampaikan rencana penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

3. Kewajiban Bank Rakyat Indonesia

Bank Rakyat Indonesia memiliki peran untuk menyiapkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat PT Pos Indonesia dan BRI juga membebaskan dana administrasi pembukaan rekening dan membedakan atas kewajiban setoran pertama dalam pembukuan giro di Kantor Cabang BRI Jakarta Veteran dan Kantor Cabang BRI seluruh Indonesia. Demi kelancaran dalam proses penyaluran dan segala administrasi Bantuan Langsung

Sementara Masyarakat, BRI memberikan kemudahan kepada PT Pos Indonesia untuk untuk memindahbukukan dana dari rekening Giro Kantor Pos seluruh Indonesia. Sebagai bentuk kewajiban dan tanggung jawab, BRI juga menyampaikan laporan keuangan mutasi rekening Giro utama dari Giro kantor Pos melalui layanan tunai manajemen BRI.

4. Kewajiban Badan Pusat Statistik

Lembaga ini memiliki peranan dan kewajiban untuk menyediakan data rumah tangga sasaran penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang dikategorikan rumah tangga sangat miskin, dan rumah tangga miskin. Untuk menyediakan data tersebut dilakukan data terakhir (up dating) di lapangan, verivikasi dan evaluasi Rumah Tangga Sasaran oleh petugas. BPS juga memiliki kewajiban untuk membuat laporan pelaksanaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki.

5. Kewajiban Dinas Sosial/Instansi Pemerintah Provinsi

Pada tataran dinas /Instansi sosial Provinsi untuk proses program BLSM tersebut, berkewajiban mengelola unit pelaksanaan BLSM pada tingkat provinsi dan struktur pelaksanaannya, ketua Pengelola Unit Pelaksana Program (UPP) BLSM adalah kepala dinas sosial, yang bertugas secara intensif selama pelaksanaan program BLSM. Melakukan pembinaan, supervisor dan pengawasan terhadap pelaksanaan BLSM termasuk unit pelaksanaan program BLSM di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan. Juga mengkoordinasikan dinas/instansi sosial kabupaten/kota dalam pelaksanaan pendampingan terhadap kantor pos pada saat pembagian Bantuan Langsung

Sementara Masyarakat dengan melibatkan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat.

6. Kewajiban Dinas/Instansi Kabupaten Kota

Pada tingkat jajaran dinas atau instansi sosial Kabupaten/Kota, pada proses penyaluran BLSM memiliki peran dan kewajiban untuk mengelola unit pelaksanaan program BLSM dan sebagai jabatan yang menduduki struktur organisasi pengelola penyaluran BLSM, sebagai ketua pengelola UPP BLSM adalah kepala Dinas/Instansi sosial, sekretaris dan anggota ditetapkan pejabat di lingkungan dinas sosial yang bertugas secara intensif selama proses pelaksanaan program BLSM.

7. Kewajiban Kecamatan (Camat) :

a) Mengelola Unit Pelaksanaan Program BLSM pada tingkat kecamatan.

b) Memantau mitra kerja pada tingkat Kecamatan/Desa/Kelurahan yang akan terlibat secara efektif dalam pendistribusian kartu BLSM dan penyaluran dana BLSM serta pengendalian dan pengamanan di lapangan.

c) Menyelenggarakan pelaksanaan pertemuan koordinasi dengan seluruh mitra pada tingkat kecamatan.

d) Menginformasikan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran dan mendukung sosialisasi kepada masyarakat umum.

e) Memantau petugas pos pada saat distribusi kartu Bantuan Langsung Sementara Masyarakat untuk sampai pada Rumah Tangga Sasaran.

f) Melakukan pendampingan dan membantu petugas Pos pada saat pembagian kartu Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dan pembayaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dengan melibatkan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat.

g) Memantau penyelesaian masalah oleh desa/kelurahan sesuai dengan jenis pengaduan dan tingkat kewenangannya melalui instansi terkait, termasuk kepada dinas pada tingkat kecamatan. h) Membuat laporan pelaksanaan Program BLSM sesuai dengan

tugas dan kewenangan yang dimiliki secara berjenjang kepada pihak-pihak terkait termasuk Kepala Dinas Sosial Kabupaten/Kota.

8. Kewajiban Desa/Kelurahan

a) Memantau petugas pos pada pencairan atau penerimaan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dan pendistribusian kartu kepada Rumah Tangga Sasaran.

b) Bersama-sama dengan petugas Pos menentukan pengganti RTS yang pindah/meninggal (tanpa ahli waris) atau tidak berhak, melalui rembuk Desa/Kelurahan yang dihadiri kepala Desa/Kelurahan, RT/RW tempat tinggal RTS yang diganti, tokoh agama, tokoh masyarakat dan Karang Taruna.

c) Melakukan pendampingan pada petugas pos pada saat pembagian kartu BLSM dan penyebaran BLSM dengan melibatkan tenaga kerja kesejahteraan sosial masyarakat.

d) Mengupayakan penyelesaian yang terjadi (antara lain pada saat penetapan RTS, distribusi kartu dan penyaluran BLSM) sesuai dengan jenis dan tingkat kewenangan.

2.4 Mekanisme Penyaluran Program Bantuan Langsung Sementara

Dokumen terkait