• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

teknik perhitungan persentase yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram. Perhitungan presentase dilakukan dengan menggunakan rumus:

�% = × 100% P : presentase jawaban (dalam %)

A : jumlah jawaban B : jumlah responden total

Data kualitatif hasil wawancara mengenai pengetahuan, sikap, dan tindakan penggunaan obat sebagai pengobatan mandiri dianalisis dengan menggunakan teknik content analysis. Data yang didapat sesuai panduan wawancara dikategorikan dan dihitung persentasenya. Setiap kategori disertai dengan pembahasan dan deskripsi mendalam.

K. Keterbatasan Penelitian

1. Teknik pengambilan sampel yang digunakan merupakan non-random sampling sehingga hasil yang didapatkan tidak mewakili populasi masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah

2. Penelitian ini berfokus mendekskripsikan karakteristik, pengetahuan, sikap dan tindakan penggunnaan obat untuk pengobatan mandiri pada masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah sehingga informasi yang diperoleh terbatas pada hal tersebut.

3. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode wawancara terstruktur sehingga skala variabel penelitian tidak dapat diukur.

31 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Menurut Notoatmodjo (2010), perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor faktor internal dan eksternal individu. Salah satu dari faktor internal individu adalah karakteristik sosio-demografi ekonomi. Karakteristik sosio-demografi ekonomi responden dalam penelitian ini terdiri dari beberapa aspek, yaitu: jenis kelamin, usia, pekerjaan, status pernikahan, pendidikan terakhir dan pendapatan per bulan. Responden yang bersedia menjadi subjek penelitian ini sebanyak 30 responden.

Tabel I. Karakteristik sosio-demografi dan ekonomi responden

Karakteristik sosio-demografi dan ekonomi responden Persentase (%)

n=30 Jenis kelamin: Perempuan Laki-laki 70 30 Usia (tahun): Range: 18-24 25-31 32-38 39-45 46-52 53-59 26 17 26 17 7 7 Jenis pekerjaan: Belum Bekerja Petani Wiraswasta/pedagang Guru Karyawan Ibu Rumah Tangga

3 36 33 3 14 11 Status pernikahan: Menikah Belum menikah 80 20

Pendidikan tertinggi yang dicapai:

S1 SMA SMP SD 7 40 33 20

Pendapatan keluarga per bulan:

Tidak memiliki pendapatan Pendapatan < Rp 300.000 Rp 300.000 ≤ pendapatan < Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 ≤ pendapatan < Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 ≤pendapatan ≤ Rp 2.000.000 Pendapatan > Rp 2.000.000 3 20 27 23 10 17

1. Jenis kelamin

Berdasarkan Tabel I, persentase terbanyak masyarakat Desa Dieng yang bersedia menjadi responden dan diwawancarai yaitu perempuan sebesar 70% dengan jumlah 21 orang .Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Berardi et al. (2002) yang mengungkapkan bahwa kaum perempuan lebih sering melakukan pengobatan mandiri untuk mengatasi minor illness dengan obat tanpa resep dibanding dengan kaum laki-laki. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Noviana (2011) dan Thoma (2011) yang menyatakan bahwa kaum wanita lebih banyak melakukan pengobatan mandiri baik untuk diri sendiri dan keluarga dibandingkan dengan kaum laki-laki dan kaum perempuan juga mempunyai pengetahuan yang baik dalam melakukan pengobatan mandiri untuk keluarganya. Proses pencarian pengobatan dalam suatu keluarga cenderung untuk dilakukan oleh kaum perempuan mengingat pengalaman dan tugas mereka sebagai ibu rumah tangga sehingga tingkat pengetahuan dan pemahaman perempuan tentang konsep sehat dan sakit serta pentingnya pengobatan untuk setiap gangguan kesehatan yang diderita anggota keluarga, sangat menentukan pilihan pengobatan yang mana untuk digunakan keluarga.

2. Usia

Dari hasil penelitian didapatkan rentang usia yang beragam dari 18-59 tahun. Menurut Tjiptoherijanto (2001) struktur umur penduduk dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok umur muda, dibawah 15 tahun, kelompok umur produktif, usia 15 – 64 tahun, dan kelompok umur tua, usia 65 tahun ke atas. Menurut Supardi, Jamal dan Raharni (2005) 51% penduduk Indonesia yang

melakukan pengobatan mandiri adalah kelompok usia sekolah dan usia kerja. Kelompok usia responden merupakan kelompok usia kerja. Semua responden pada penelitian ini berada pada rentang usia produktif sehingga bila responden mengalami sakit atau gangguan kesehatan, maka produktivitasnya terganggu karena tidak mampu bekerja atau beraktivitas.

3. Jenis pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar pekerjaan responden adalah sebagai petani dengan persentase sebesar 36% (11 responden). Jenis pekerjaaan mempengaruhi perekonomian seseorang. Berardi et al. (2002) menyatakan bahwa tingkat ekonomi seseorang mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap persoalan kesehatan salah satunya dalam memilih pengobatan mandiri. Manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari adanya interaksi antar individu. Interaksi menyebabkan terjadinya tukar menukar informasi. Seseorang yang bekerja akan banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sehingga kesempatan untuk bertukar informasi tentang pengobatan mandiri semakin besar. Seseorang yang memiliki pekerjaan dengan pendapatan yang tinggi cenderung memilih pengobatan yang lebih baik dari pada seseorang dengan pendapatan yang rendah. Dari hasil penelitian petani merupakan pekerjaan terbanyak. Hal ini terkait dengan lokasi penelitian yaitu di Desa Dieng yang sebagian besar penduduknya memilih untuk bertani tetapi banyak dari mereka yang bertani juga menjadi wirausaha. Proses yang dijalani responden dalam bekerja mempengaruhi pola pikir responden dan akan mempengaruhi keputusan pengobatan mandiri yang diambil.

4. Status pernikahan

Status pernikahan responden meliputi menikah dan belum menikah. Berdasarkan hasil yang diperoleh, 24 dari 30 responden atau sebesar 80% responden telah menikah. Menurut hasil penelitian Widayati (2012), status pernikahan berpengaruh terhadap perilaku pencarian pengobatan untuk pengobatan mandiri. Status pernikahan responden menjadi penting karena berkaitan dengan pengalaman dan informasi yang didapatkan mengenai pengobatan mandiri. Responden yang sudah menikah khususnya para ibu biasanya mengikuti pertemuan PKK dan penyuluhan kesehatan sehingga memungkinkan mendapat informasi mengenai pengobatan mandiri lebih bervariasi. Dalam keluarga, seorang ibu memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan keluarga.

5. Tingkat pendidikan terakhir

Berdasarkan hasil penelitian, kebanyakan responden adalah lulusan SMA, sebesar 40% sebanyak 12 orang. Berdasarkan penelitian Nuralia et al. (2005), tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku pengobatan mandiri. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden cukup bervariasi. Dengan adanya perbedaan tingkat pendidikan akan mempengaruhi pola pikir, sudut pandang dan penerimaan tindakan pengobatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda akan mempengaruhi sikap dalam pencarian pengobatan. Seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung mempunyai pengetahuan yang baik.

6. Pendapatan per bulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu pendapatan per bulan dengan persentase terbesar yaitu 27% adalah antara Rp 300.000,00 ≤ pendapatan < Rp 1.000.000,00 (8 responden). Menurut Aoyama, Koyama dan Hibino (2012) tingkat pendapatan seseorang berpengaruh terhadap perilaku pengobatan mandiri. Hal ini diperkuat oleh penelitian Kristina (2008) yang menyatakan bahwa pendapatan secara signifikan mempengaruhi perilaku pengobatan mandiri. Masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi akan dengan mudah mengakses sarana kesehatan dibandingkan dengan masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah. Tingginya biaya pelayanan kesehatan seperti biaya dokter menjadi pemicu seseorang mencari pengobatan yang relatif murah. Berdasarkan hasil wawancara selama penelitian, ditemukan bahwa masyarakat yang berpendapatan tinggi lebih percaya berobat ke dokter meskipun untuk penyakit ringan. Sebaliknya masyarakat berpendapatan rendah, memilih warung untuk membeli obat untuk mengobati keluhan mereka.

B. Profil Perilaku Pengobatan Mandiri Menggunakan Obat di Kalangan

Dokumen terkait