• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

1. PNS 2. Swasta

4.3. Karakteristik Motivasi 1. Prestasi

43,33 16,67 4 Status Kepegawaian 1. PNS 2. Swasta 29 1 96,67 3,33 6 Lama tugas menjalankan praktek

dokter umum/dokter gigi 1. 3 – 17 tahun 2. 18 – 32 tahun 9 6 30 20 7 Lama tugas menjalankan praktik

dokter spesialis 1. 3 – 17 tahun 2. 18 – 32 tahun 7 8 23,33 26,67 4.3. Karakteristik Motivasi 4.3.1. Prestasi

Prestasi adalah hasil yang dicapai dokter setelah melaksanakan pekerjaan. Indikator prestasi menggunakan empat item pertanyaan yang dapat dilihat selengkapnya pada Tabel di bawah:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prestasi tidak setuju netral setuju Prestasi

n % n % n %

Diagnosa tepat dan cepat 1 3,3 7 23,3 22 73,3 Kesembuhan pasien sebagai tujuan utama - - 12 40 18 60 Prestasi dinilai dari keseriusan melayani

pasien - - 17 56,7 13 43,3

Mengikuti P2KB untuk kepentingan

pasien 8 26,7 12 40 10 33,3

Hasil penelitian menunjukkan pada pernyataan pertama tentang perasaan senang bila dapat mendiagnosa penyakit pasien dengan tepat dan cepat, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 22 orang (73,3%). Pada pernyataan kedua tentang kesembuhan pasien menjadi tujuan utama dokter sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 18 orang (60%). Pada pernyataan ketiga tentang prestasi kerja yang dinilai dari keseriusan dalam melayani pasien dan bukan dari berapa hasil yang didapat, sebagian besar responden menyatakan netral yaitu sebanyak 17 orang (56,7%). Dan pada pernyataan keempat tentang mengikuti Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan untuk kepentingan pasien, sebagian besar responden menyatakan netral yaitu sebanyak 12 orang (40%).

Jawaban responden terhadap pernyataan variabel prestasi dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk. Diketahui ternyata umumnya responden memiliki motivasi berprestasi kategori baik yaitu 18 orang (60%).

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Prestasi Kategori Motivasi Prestasi Jumlah %

1. Sedang 12 40

2. Baik 18 60

Total 30 100

4.3.2. Pengakuan Orang Lain

Pengakuan orang lain adalah pengakuan rekan kerja terhadap keberadaan dokter sebagai personil yang secara bersama-sama merupakan bagian dari sistem dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. Indikator pengakuan orang lain menggunakan enam pertanyaan yang dapat dilihat selengkapnya pada Tabel berikut :

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengakuan Orang Lain tidak setuju netral setuju Pengakuan Orang Lain

n % n % n %

Lebih diakui rekan seprofesi bila ikut

P2KB 9 30,0 4 13,3 17 56,7

Lebih diakui tenaga kesehatan lain bila

ikut P2KB 4 13,3 9 30,0 17 56,7

Keikutsertaan dalam P2KB bermanfaat

bagi RS - - 14 46,7 16 53,3

Keikutsertaan dalam P2KB dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

- - 20 66,7 10 33,3 Keikutsertaan dalam P2KB untuk

pengembangan ilmu pengetahuan - - 21 70,0 9 30 Keikutsertaan dalam P2KB memiliki

nilai pendidikan dan dapat digunakan sebagai referensi

- - 22 73,3 8 26,7 Hasil penelitian menunjukkan pada pernyataan pertama tentang pengakuan dari rekan seprofesi bila responden mengikuti Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 17 orang (56,7%). Pada pernyataan kedua tentang pengakuan dari tenaga kesehatan lain bila responden mengikuti Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu

sebanyak 17 orang (56,7%). Pada pernyataan ketiga tentang manfaat mengikuti Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan bagi manajemen rumah sakit, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 16 orang (53,3%).

Pada pernyataan keempat tentang manfaat mengikuti program pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan bagi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 20 orang (66,7%). Pada pernyataan kelima tentang manfaat mengikuti program pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, sebagian besar responden menyatakan netral yaitu sebanyak 21 orang (70%). Dan pada pernyataan keenam tentang Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang memiliki nilai pendidikan dan dapat dijadikan sebagai referensi, sebagian besar responden menyatakan netral yaitu sebanyak 22 orang (73,3%).

Jawaban responden terhadap pernyataan variabel pengakuan orang lain dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk. Diketahui ternyata umumnya responden memiliki motivasi memperoleh pengakuan dari orang lain pada kategori baik yaitu 21 orang (70%). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengakuan Orang Lain Kategori Motivasi Pengakuan Orang Lain Jumlah %

1. Sedang 9 30

2. Baik 21 70

Total 30 100

Tangung Jawab adalah rasa keterpanggilan dan tuntutan dalam diri dokter untuk melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Indikator tanggung jawab menggunakan lima item pertanyaan yang dapat dilihat selengkapnya pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tanggung Jawab tidak setuju netral setuju Tanggung Jawab

n % n % n %

Bertanggung jawab untuk mendiagnosa

dengan tepat dan cepat - - 10 33,3 20 66,7 Terapi dengan obat yang tepat dan

generik agar tercapai pasien - - 8 26,7 22 73,3 Pekerjaan dokter adalah amanah untuk

membantu sesama - - 12 40 18 60

Profesi dokter membutuhkan penyegaran

pengetahuan dan kemampuan - - 14 46,7 16 53,3 Ikut P2KB untuk peningkatan

kemampuan pelayanan kepada pasien 3 10 12 50 15 50 Hasil penelitian menunjukkan pada pernyataan pertama tentang rasa bertanggung jawab untuk mendiagnosa dengan tepat dan cepat, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 20 orang (66,7%). Pada pernyataan kedua tentang terapi kepada pasien dengan obat yang tepat dan semurah mungkin (generik), sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 22 orang (73,3%). Pada pernyataan ketiga tentang pekerjaan dokter sebagai amanah untuk membantu sesama yang membutuhkan pertolongan kesehatan, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 18 orang (60%).

Pada pernyataan keempat tentang pekerjaan dokter yang membutuhkan penyegaran pengetahuan dan kemampuan untuk memberikan kesembuhan kepada pasien, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 16 orang

(53,3%). Dan pada pernyataan kelima tentang tujuan mengikuti Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan untuk kepentingan peningkatan kemampuan pelayanan kepada pasien, sebagian besar responden menyatakan netral yaitu sebanyak 15 orang (50%).

Jawaban responden terhadap pernyataan variabel tanggung jawab dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk. Diketahui ternyata umumnya responden memiliki motivasi bertanggung jawab pada kategori baik yaitu sebanyak 23 orang (76,6%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Tanggung Jawab Kategori Motivasi Tanggung Jawab Jumlah %

1. Sedang 7 23,3

2. Baik 23 76,6

Total 30 100

4.3.4. Peluang Untuk Maju

Peluang untuk maju adalah kesempatan yang diperoleh dokter dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Indikator peluang untuk maju menggunakan empat item pertanyaan yang dapat dilihat selengkapnya pada Tabel berikut:

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peluang Untuk Maju netral setuju Peluang Untuk Maju

n % n %

P2KB merangsang potensi diri untuk maju

8 26,7 22 73,3

P2KB untuk penguatan ilmu dan wawasan dokter

14 46,7 16 53,3 P2KB untuk meningkatkan konsentrasi

dan semangat kerja

P2KB mendorong peningkatan pengetahuan melalui jalur pendidikan.

15 50 15 50

Hasil penelitian menunjukkan pada pernyataan pertama tentang kewajiban melaksanakan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan merangsang dan meningkatkan potensi responden untuk maju, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 22 orang (73,3%). Pada pernyataan kedua tentang Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang bermanfaat dalan penguatan ilmu pengetahuan dan wawasan responden, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 16 orang (53,3%).

Pada pernyataan ketiga tentang Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang membuat responden lebih bersemangat dan berkonsentrasi terhadap pekerjaan, sebagian besar responden menyatakan netral yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Pada pernyataan keempat tentang kewajiban mengikuti Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang membuat responden bersemangat untuk meningkatkan pengetahuan melalui jalur pendidikan, sebagian responden menyatakan setuju dan sebagian lainnya menyatakan netral yaitu masing-masing sebanyak 15 orang (50%).

Jawaban responden terhadap pernyataan variabel peluang untuk maju dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk. Diketahui ternyata umumnya responden memiliki motivasi memperoleh peluang untuk maju kategori baik yaitu sebanyak 17 orang (56,7%). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

Kategori Motivasi Peluang Untuk Maju Jumlah %

1. Sedang 13 43,3

2. Baik 17 56,7

Total 30 100

4.3.5. Kepuasan Kerja

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepuasan Kerja netral setuju Kepuasan Kerja

n % n %

P2KB adalah bagian dari pengabdian

sebagai dokter 6 20 24 80

Merasa puas bila diagnosa penyakit tepat 12 40 18 60 Merasa puas bila pasien sembuh 15 50 15 50 Merasa puas bila prediksi keadaan pasien

sesuai dengan kenyataan 17 56,7 13 43,3

Kepuasan kerja adalah kesesuaian harapan dokter dengan kenyataan dalam melaksanakan pekerjaan yang menimbulkan rasa puas dalam dirinya serta memiliki kemauan untuk bekerja secara optimal. Indikator kepuasan kerja menggunakan empat item pertanyaan yang dapat dilihat selengkapnya pada Tabel di atas.

Hasil penelitian menunjukkan pada pernyataan pertama tentang kewajiban melaksanakan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan sebagai bagian dari pengabdian sebagai dokter, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 24 orang (80%). Pada pernyataan kedua tentang kepuasan yang diperoleh ketika diagnosa penyakit pasien tepat dan benar, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 18 orang (60%). Pada pernyataan ketiga tentang kepuasan ketika pasien dapat sembuh sesuai dengan pengobatan yang disarankan, sebagian responden menyatakan setuju dan sebagian lainnya menyatakan netral yaitu

masing-masing sebanyak 15 orang (50%). Pada pernyataan keempat tentang kepuasan yang diperoleh bila prediksi keadaan pasien sesuai dengan kenyataan, sebagian responden menyatakan netral yaitu sebanyak 17 orang (56,7%).

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kepuasan Kerja Kategori Motivasi Pengakuan Orang Lain Jumlah %

1. Sedang 11 36,7

2. Baik 19 63,3

Total 30 100

Jawaban responden terhadap pernyataan variabel kepuasan kerja dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk. Diketahui ternyata umumnya responden memiliki motivasi akan kepuasan kerja kategori baik yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel di atas. 4.3.6. Kompensasi

Kompensasi adalah jumlah imbalan atau pendapatan yang diperoleh dokter setelah melaksanakan tugasnya. Indikator kompensasi menggunakan tiga item pertanyaan yang dapat dilihat selengkapnya pada Tabel berikut:

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kompensasi tidak setuju netral setuju Kompensasi

n % n % n %

Insentif dapat mendorong pekerjaan lebih

baik termasuk keikutsertaan dalam P2KB - - 14 46,7 16 53,3 Insentif merangsang keikutsertaan dalam

P2KB - - 14 46,7 16 53,3

Keikutsertaan dalam P2KB akan

mendapat bonus khusus 8 26,7 7 23,3 15 50 Hasil penelitian menunjukkan pada pernyataan pertama tentang Insentif dapat mendorong pekerjaan lebih baik termasuk keikutsertaan dalam Program

Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). Pada pernyataan kedua tentang Insentif sebagai perangsang bagi dokter dalam melaksanakan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). Pada pernyataan ketiga tentang keikutsertaan dalam Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan akan mendapat bonus khusus, sebagian besar responden menyatakan netral yaitu sebanyak 15 orang (50%).

Jawaban responden terhadap pernyataan variabel kompesasi dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk. Diketahui ternyata umumnya responden memiliki motivasi memperoleh kompensasi pada kategori baik yaitu sebanyak 18 orang (60%). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Kompensasi Kategori Motivasi Pengakuan Orang Lain Jumlah %

1. Sedang 12 40

2. Baik 18 60

Total 30 100

4.3.7. Keamanan dan Keselamatan Kerja

Keamanan dan keselamatan kerja adalah kondisi fisik dan lingkungan dalam unit kerja rumah sakit yang memungkinkan dokter dapat bekerja dengan tenang dan nyaman. Indikator keamanan dan keselamatan kerja menggunakan dua item pertanyaan yang dapat dilihat selengkapnya pada Tabel Berikut:

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keamanan dan Keselamatan Kerja

n % n % P2KB sebagai pembenaran atas tindakan

medis dokter 15 50 15 50

P2KB memiliki nilai hukum yang

melindungi dokter 15 50 15 50

Hasil penelitian menunjukkan pada pernyataan pertama tentang Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang dapat digunakan sebagai pembenaran atas tindakan medis yang dilakukan sesuai perkembangan medis, sebagian responden menyatakan setuju dan sebagian lainnya menyatakan netral yaitu sebanyak 15 orang (50%). Demikian pula pada pernyataan kedua tentang Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang dapat digunakan sebagai pembenaran atas tindakan medis yang dilakukan sesuai perkembangan medis, sebagian responden menyatakan setuju dan sebagian lainnya menyatakan netral yaitu sebanyak 15 orang (50%).

Jawaban responden terhadap pernyataan variabel keamanan dan keselamatan kerja dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk. Diketahui ternyata umumnya responden memiliki motivasi memperoleh keamanan dan keselamatan kerja pada kategori baik yaitu sebanyak 18 orang (60%). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Keamanan dan Keselamatan Kerja

Kategori Motivasi Keamanan dan Keselamatan Kerja Jumlah %

1. Sedang 12 40

2. Baik 18 60

Total 30 100

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kondisi Kerja tidak setuju netral setuju Kondisi Kerja

n % n % n %

Fasilitas penunjang tersedia untuk

kebutuhan P2KB 2 6,7 15 50 13 43,3

Fasilitas pendukung tersedia untuk

kebutuhan P2KB - - 18 60 12 40

Tersedia cukup waktu untuk pelaksanaan

P2KB - - 20 66,7 10 33,3

Kondisi kerja adalah suasana tempat kerja dan dukungan semua pihak ke rumah sakit yang memungkinkan setiap dokter dapat bekerja. Indikator kondisi kerja menggunakan tiga item pertanyaan yang dapat dilihat pada Tabel di atas.

Hasil penelitian menunjukkan pada pernyataan pertama tentang ketersediaan fasilitas penunjang untuk kebutuhan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, sebagian besar responden menyatakan netral yaitu sebanyak 15 orang (50,0%). Pada pernyataan kedua tentang ketersediaan fasilitas pendukung untuk kebutuhan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, sebagian responden menyatakan netral yaitu sebanyak 18 orang (60%). Pada pernyataan ketiga tentang ketersediaan waktu untuk pelaksanaan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, sebagian besar responden menyatakan netral yaitu sebanyak 20 orang (66,7%).

Tabel 4.18. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kondisi Kerja Kategori Motivasi Kondisi Kerja Jumlah %

1. Sedang 16 53,3

2. Baik 14 46,7

Jawaban responden terhadap pernyataan variabel kondisi dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk. Diketahui ternyata umumnya responden memiliki motivasi terhadap kondisi kerja pada kategori baik yaitu sebanyak 18 orang (60%). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel di atas.

4.3.9. Prosedur Kerja

Prosedur kerja adalah pedoman atau acuan kerja di unit kerja rumah sakit yang memungkinkan dokter dapat bekerja sesuai dan sistem yang ditetapkan. Indikator prosedur kerja menggunakan tiga item pertanyaan yang dapat dilihat selengkapnya pada Tabel Berikut:

Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Prosedur Kerja tidak setuju netral setuju

Prosedur Kerja n % n % n %

P2KB sesuai dengan fungsi dokter - - 13 43,3 17 56,7 Ada kebijakan rumah sakit bagi dokter

untuk melaksanakan P2KB 5 16,7 11 36,7 14 46,7 Informasi P2KB membantu dokter dalam

memberi pelayanan kedokteran - - 17 56,7 13 43,3 Hasil penelitian menunjukkan pada pernyataan pertama tentang tugas melaksanakan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang sesuai dengan fungsi dokter, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 17 orang (56,7%). Pada pernyataan kedua tentang adanya kebijakan rumah sakit bagi dokter untuk melaksanakan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 14 orang (46,7%). Pada pernyataan ketiga tentang informasi dalam Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang membantu

responden dalam pelayanan praktik kedokteran, sebagian besar responden menyatakan netral yaitu sebanyak 17 orang (56,7%).

Jawaban responden terhadap pernyataan variabel prosedur kerja dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk. Diketahui ternyata umumnya responden memiliki motivasi terhadap prosedur kerja kategori baik yaitu sebanyak 18 orang (60%). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.20. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Prosedur Kerja Kategori Motivasi Prosedur Kerja Jumlah %

1. Sedang 12 40

2. Baik 18 60

Total 30 100

4.3.10. Mutu Supervisi Teknis

Mutu supervisi teknis adalah perhatian, bimbingan atau evaluasi yang diberikan atau diterima dokter dalam melaksanakan tugasnya. Indikator mutu supervisi teknis menggunakan tiga item pertanyaan yang dapat dilihat selengkapnya pada tabel berikut:

Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Mutu Supervisi Teknis tidak setuju netral setuju Mutu Supervisi Teknis

n % n % n %

P2KB sebagai evaluasi pekerjaan - - 16 53,3 14 46,7 Pengarahan dari atasan ketika terjadi

hambatan dalam P2KB 1 3,3 14 46,7 15 50 Pengarahan dari atasan merangsang

keikutsertaan dalam P2KB 4 13,3 11 36,7 15 50 Hasil penelitian menunjukkan pada pernyataan pertama tentang program pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan sebagai evaluasi pekerjaan, sebagian besar responden menyatakan netral yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). Pada

pernyataan kedua tentang pengarahan dari atasan ketika ada hambatan dalam Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 15 orang (50%). Pada pernyataan ketiga tentang pengarahan dari atasan dapat merangsang keikutsertaan dalam program pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 15 orang (50%).

Jawaban responden terhadap pernyataan variabel mutu supervisi teknis dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk. Diketahui ternyata umumnya responden memiliki motivasi terhadap mutu supervisi teknis pada kategori baik yaitu sebanyak 17 orang (56,7%). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.22. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Mutu Supervisi Teknis Kategori Motivasi Mutu Supervisi Teknis Jumlah %

1. Sedang 13 43,3

2. Baik 17 56,7

Total 30 100

4.3.11. Hubungan Interpersonal

Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Interpersonal tidak setuju netral setuju Hubungan Interpersonal

n % n % n %

P2KB sebagai urusan bersama tenaga

kesehatan di Rumah Sakit 3 10 6 20 21 70 P2KB sebagai alat komunikasi bagi

antara tenaga kesehatan - - 11 36,7 19 63,3 P2KB sebagai informasi bagi dokter lain - - 11 36,7 19 63,3 Hubungan kerja yang baik mendorong

Hubungan interpersonal adalah interaksi antar sesama tenaga kesehatan dalam pekerjaan atau hubungan antar bawahan dan dengan atasan di rumah sakit secara keseluruhan. Indikator hubungan interpersonal menggunakan empat item pertanyaan yang dapat dilihat selengkapnya pada Tabel di atas.

Hasil penelitian menunjukkan pada pernyataan pertama tentang Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan sebagai urusan bersama tenaga kesehatan di rumah sakit, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 21 orang (70%). Pada pernyataan kedua tentang program Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan sebagai alat komunikasi antara tenaga kesehatan di rumah sakit, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Pada pernyataan ketiga tentang Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan sebagai informasi bagi dokter lain, sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Pada pernyataan keempat tentang hubungan kerja yang baik akan mendorong keikutsertaan responden dalam Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, sebagian besar responden menyatakan netral yaitu sebanyak 17 orang (56,7%).

Tabel 4.24. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Hubungan Interpersonal Kategori Motivasi Hubungan Interpersonal Jumlah %

1. Sedang 9 30

2. Baik 21 70

Jawaban responden terhadap pernyataan variabel hubungan interpersonal dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk. Diketahui ternyata umumnya responden memiliki motivasi terhadap hubungan interpersonal pada kategori baik yaitu sebanyak 21 orang (70%). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel di atas.

Dokumen terkait