• Tidak ada hasil yang ditemukan

COW STEAKBOGOR

Karakteristik konsumen merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan oleh pelaku usaha untuk mengetahui apakah segmentasi pasar yang ditetapkan oleh mereka sesuai dengan segmentasi pasar yang sesungguhnya. Analisis terhadap karaktersitik umum konsumen juga dapat membantu pelaku usaha untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi konsumennya sehingga dapat meningkatkan pernjualannya. Agar dapat meningkatkan penjualannya, Restoran

Happy Cow Steak juga melakukan analisis karakteristik umum konsumen. Responden yang berpartisipasi pada penelitian ini berjumlah 90 orang. Karaktersitik umum konsumen ini akan dianalisis berdasarkan jenis kelamin, domisili, status pernikahan, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, serta pendapatan rata-rata tiap bulan konsumen.

Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh dari 90 responden yang telah menjadi sampel di Restoran Happy Cow Steak, sebanyak 35 responden (38.9 persen) berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 55 responden (61.1 persen) sisanya berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase konsumen

Happy Cow Steak yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan konsumen berjenis kelamin laki-laki. Dominasi konsumen yang berjenis kelamin perempuan dapat disebabkan karena perempuan lebih senang berkumpul bersama teman-temannya dan menghabiskan waktu lama di suatu tempat hanya untuk bercakap-cakap. Berdasarkan hasil pengamatan, konsumen perempuan remaja lebih sering berkunjung dalam kelompok besar. Berbanding terbalik dengan konsumen berjenis kelamin laki-laki yang seringkali datang berkunjung bersama pasangan atau keluarga mereka dan kedatangan konsumen ini sangat jarang ditemukan dalam kelompok besar yang berjenis kelamin sama.

Sears (2000) menyatakan, berdasarkan penelitian, perempuan lebih mudah dibujuk dibandingkan dengan laki-laki. Pembeli wanita juga mudah meminta pendapat, pandangan, ataupun nasihat dari orang lain (Mangkunegara, 2002). Hal ini dapat menjelaskan mengapa konsumen berjenis kelamin perempuan memiliki kecenderungan untuk berkunjung dalam bentuk kelompok besar sementara konsumen berjenis kelamin laki-laki tidak. Mangkunegara (2002) juga menyatakan bahwa pembeli wanita lebih banyak tertarik pada gejala mode dan mementingkan status sosial. Adapun menurut Kotler dan Keller (1997) dalam melakukan pembelian perempuan cenderung memperhatikan semua hal dalam lingkungannya sementara laki-laki cenderung berfokus pada lingkungan yang membantu mereka mencapai tujuan. Adanya kecenderungan tren wisata kuliner di kalangan masyarakat menarik konsumen perempuan lebih banyak tertarik untuk mengikuti tren ini dibandingkan dengan konsumen laki-laki. Adapun jumlah dan persentase konsumen Happy Cow Steak berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Sebaran responden Restoran Happy Cow Steak berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)b

Laki-laki 35 38.9

Perempuan 55 61.1

Total 90 100.00

Status Pernikahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen Happy Cow Steak yaitu sebanyak 71 responden (78.9 persen) berstatus belum menikah, sementara 19 responden (21.2 persen) berstatus sudah menikah. Hal ini dikarenakan pada responden yang berstatus belum menikah, aktivitas mereka di luar rumah sangat tinggi, dan memiliki kecenderungan untuk berkumpul bersama teman serta kebutuhan untuk bersosialisasi pun sangat tinggi.

Konsumen yang berstatus belum menikah cenderung memiliki kebebasan yang lebih dibandingkan dengan konsumen yang berstatus sudah menikah, sehingga mereka lebih sering mengkonsumsi makananan di luar rumah. Berdasarkan hasil wawancara, adapun konsumen dengan status sudah menikah yang mengunjungi Restoran Happy Cow Steak, menjadikan restoran sebagai tempat bercengkrama bersama keluarga.

Tabel 9 Sebaran responden Restoran Happy Cow Steak berdasarkan status pernikahan

Status Pernikahan Jumlah (orang) Persentase (%)

Menikah 19 2.94

Belum Menikah 71 97.06

Total 90 100.00

Usia

Mayoritas responden yang berkunjung ke Restoran Happy Cow Steak

adalah responden dengan rentang usia 21 - 30 tahun sebanyak 64 responden (71.1 persen). Diikuti dengan rentang usia 17 - 20 tahun sebanyak 12 responden (13.3 persen), rentang usia 31 - 40 tahun sebanyak 7 responden (7.8 persen), rentang usian 41 - 50 tahun sebanyak 5 responden (5.6 persen), dan terakhir rentang usia lebih dari 50 tahun sebanyak 2 responden (2.2 persen).

Perbedaan usia akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek (Sumarwan, 2002). Dari sisi pemasaran berapapun usianya adalah konsumen. Namun pemasar perlu mengetahui dengan pasti konsumen pada rentang usia berapa yang menjadi pelanggannya. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa Restoran Happy Cow Steak sangat diminati oleh konsumen kalangan anak muda dengan usia produktif. Hal ini dikarenakan pada rentang usia 21 - 30 tahun, konsumen masih tergolong berusia muda dan produktif (Sumarwan, 2002) yang sudah memiliki pendapatan sendiri maupun memperoleh uang saku yang lebih

besar sehingga konsumen dinilai tidak berkeberatan dengan harga yang ditawarkan oleh pihak restoran. Selain itu, pada rentang usia ini, konsumen memiliki kecenderungan senang mencoba hal-hal baru, mudah terpengaruh oleh ajakan teman atau rayuan penjual (impulsif), tidak berpikir hemat serta kurang realisitis (Mangkunegara, 2002).

Tabel 10 Sebaran responden Restoran Happy Cow Steak berdasarkan usia

Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

17 - 20 12 13.3 21 – 30 64 71.1 31 – 40 7 7.8 41 – 50 5 5.6 >50 2 2.2 Total 90 100.00 Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 90 orang responden, masyoritas tingkat pendidikan terakhir konsumen Restoran Happy Cow Steak adalah SMA dan S1. Sebanyak 34 responden (37.8 persen) Restoran Happy Cow Steak memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA dan S1 pada masing-masing jenjang. Selanjutnya diikuti oleh diploma sebanyak 9 reponden (10.0 persen), S2 sebanyak 5 responden (5.6 persen), SMP sebanyak 4 responden (4.4 persen), S3 sebanyak 2 reponden (2.2 persen), serta SMK dan lainnya sebanyak masing-masing 1 responden (1.1 persen).

Sesuai dengan mayoritas konsumen Restoran Happy Cow Steak dengan rentang usia yang telah disebutkan diatas, yaitu 21 - 30 tahun, mayoritas pendidikan terakhir yang dimiliki konsumen berada pada jenjang SMA dan S1. Hal tersebut memperlihatkan bahwa konsumen yang datang ke Restoran Happy Cow Steak merupakan konsumen yang berpendidikan tinggi. Sumarwan (2002) menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi nilai- nilai yang dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya terhadap suatu masalah. Konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi, juga mempengaruhi konsumen dalam pilihan produk maupun merek, serta selera konsumen.

Responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA menunjukkan bahwa sebagian besar responden melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan sedang berada dalam jenjang pendidikan lanjutan yaitu Strata 1 (S1). Tingkat pendidikan akhir mayoritas konsumen Happy Cow Steak ini juga dipengaruhi oleh lokasi restoran yang berada di antara perguruan tinggi yang berada di Kota Bogor, seperti Universitas Pakuan, Diploma Institut Pertanian Bogor, Pascasarjana IPB, maupun Magister Bisnis IPB. Hal tersebut dapat menjelaskan mayoritas konsumen Happy Cow Steak yang berpendidikan terakhir SMA dan S1.

Tabel 11 Sebaran responden Restoran Happy Cow Steakberdasarkan tingkat pendidikan terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah (orang) Persentase (%)

SMP 4 4.4 SMK 1 1.1 SMA 34 37.8 Diploma 9 10.0 S1 34 37.8 S2 5 5.6 S3 2 2.2 Lainnya 1 1.1 Total 90 100.00 Pekerjaan

Mayoritas konsumen yang berkunjung ke Restoran Happy Cow Steak

berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa. Dilihat dari Tabel 13, profesi mayoritas yaitu pelajar atau mahasiswa berada pada peringkat pertama sebanyak 47 responden (52.2 persen). Diikuti dengan profesi pegawai swasta sebanyak 20 responden (22.2 persen), pegawai negeri sipil (PNS) dan lainnya dengan 8 responden (8.9 persen) pada masing-masing profesinya, ibu rumah tangga sebanyak 4 responden (4.4 persen) serta wiraswasta sebanyak 3 responden (3.3 persen).

Pekerjaan seseorang juga dapat mempengaruhi pola konsumsinya (Setiadi, 2003). Berdasarkan hasil penelitian, hasil ini sesuai dengan hasil pada aspek karakteristik sebelumnya yaitu usia dan tingkat pendidikan terakhir. Hasil ini pun sesuai dengan segmentasi Restoran Happy Cow Steak yang menargetkan konsumen yang masih duduk di bangku perkuliahan. Walaupun pada pilihan ini terdapat pula pilihan sebagai pelajar yang cenderung berkonotasi sebagai murid sekolah menengah atas, namun, apabila diteliti lebih lanjut dari hasil penelitian pendidikan akhir, mayoritas konsumen yang berkunjung adalah mahasiswa.

Mayoritas konsumen yang memiliki pekerjaan sebagai mahasiswa dikarenakan lokasi Restoran Happy Cow Steak yang berada di antara beberapa perguruan tinggi seperti Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Diploma IPB, Magister Bisnis IPB, Univesitas Ibn Khaldun, dan Univesitas Pakuan. Selain perguruan tinggi, lokasi restoran juga berada di antara beberapa sekolah menengah atas (SMA). Tujuan pemilik untuk menjadikan anak muda sebagai target pasar mereka sudah tercapai dan hal ini dapat dilihat dari mayoritas konsumen muda yang mengunjungi restoran.

Sumarwan (2002) menyatakan bahwa pendidikan terakhir berpengaruh terhadap pekerjaan seseorang. Mayoritas konsumen Happy Cow Steak yang memiliki pekerjaan sebagai mahasiswa/pelajar, sesuai dengan hasil analisis mayoritas konsumen restoran Happy Cow Steak berdasarkan pendidikan terakhir. Sebagian besar konsumen yang memiliki pendidikan terakhir yaitu SMA dan S1, melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu S1 dan S2. Oleh karena itu, mayoritas konsumen Restoran Happy Cow Steak masih berstatus sebagai mahasiswa/pelajar walaupun tingkat pendidikan terakhir mereka cukup tinggi.

Tabel 12 Sebaran responden Restoran Happy Cow Steakberdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

Pelajar / mahasiswa 47 52.2

Pegawai Negeri Sipil (PNS)

8 8.9

Pegawai Swasta 20 22.2

Wiraswasta 3 3.3

Ibu Rumah Tangga 4 4.4

Lainnya 8 8.9

Total 90 100.00

Pendapatan

Rata-rata pendapatan atau uang saku per bulan mayoritas konsumen Restoran Happy Cow Steak adalah Rp500 000 - Rp1 499 999 yaitu sebanyak 31 responden (34.4 persen). Diikuti dengan rata-rata pendapatan konsumen per bulan yaitu sebersar Rp1 500 000 - Rp2 499 999 sebanyak 21 responden (23.3 persen), rata-rata pendapatan Rp2 500 000 - Rp3 499 999 sebanyak 16 responden (17.8 persen), lalu rata-rata pendapatan Rp3 500 000 - Rp4 500 000 sebanyak 11 responden (12.2 persen), kemudian diikuti oleh rata-rata pendapatan lebih besar dari Rp4 500 000 sebanyak 7 responden (7.8 persen), dan yang terakhir rata-rata pendapatan kurang dari Rp500 000 sebanyak 4 responden (4.4 persen).

Setiadi (2003) mengemukakan bahwa keadaan ekonomi yang terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sumarwan (2002) mengatakan bahwa pendapatan yang diukur dari seorang konsumen bukan hanya pendapatan yang diterima oleh seorang individu, tetapi juga diukur dari pendapatan yang diterima dari anggota keluarga lain. Pendapatan yang diterima oleh seorang konsumen akan berpengaruh terhadap daya belinya. Hasil analisis menunjukkan bahwa harga yang ditawarkan oleh Restoran Happy Cow Steak cukup terjangkau. Hal ini dapat terlihat bahwa mayoritas konsumen yang berkunjung adalah konsumen dengan rata-rata pendapatan per bulan Rp500 000 - Rp1 499 999, yang sebagian besar merupakan mahasiswa. Artinya, bahkan dengan kondisi keuangan mahasiswa/pelajar, harga

steak yang ditawarkan oleh Restoran Happy Cow Steak dapat terjangkau.

Tabel 13 Sebaran responden Restoran Happy Cow Steakberdasarkan pendapatan

Tingkat Pendapatan Jumlah (orang) Persentase (%)

< Rp500 000 4 4.4 Rp500 000 - Rp1 499 999 31 34.4 Rp1 500 000 - Rp2 499 999 21 23.3 Rp2 500 000 - Rp3 499 999 16 17.8 Rp3 500 000 - Rp4 500 000 11 12.2 > Rp4 500 000 7 7.8 Total 90 100.00

Domisili

Mayoritas konsumen Happy Cow Steak berdomisili di Bogor. Hal ini dapat terlihat dari hasil analisis, yaitu sebanyak 78 responden (80.0 persen) berdomisili di Bogor yang umumnya berasal dari daerah Bogor Kota dan Bogor Barat. Sedangkan 18 responden (20.0 persen) sisanya berasal dari luar Bogor. Konsumen yang berada di daerah luar Bogor berasal dari Tangerang dan Jakarta.

Sumarwan (2002) menyatakan bahwa jarak atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu nilai tambah bagi konsumen untuk mengunjungi lokasi tersebut. Restoran Happy Cow Steak sendiri didominasi oleh konsumen yang berdomisili di Bogor. Hal ini dikarenakan bagi konsumen lokal, khususnya konsumen Bogor Kota dan Bogor Barat, restoran ini terletak pada lokasi yang strategis. Bagi konsumen yang berdomisili di luar Kota Bogor, jarak restoran yang berdekatan dengan pintu keluar tol Bogor Outer Ring Road seharusnya dapat memudahkan mereka untuk mengakses restoran. Namun, pemilik Happy Cow Steak mengatakan bahwa pihaknya belum melakukan kegiatan promosi khusus untuk daerah luar Bogor, sehingga wajar apabila hanya sedikit konsumen dari luar kota yang mengunjungi restoran. Pihak restoran pernah mencoba menggunakan media sosial untuk menjaring konsumen yang berdomisili di luar kota Bogor, namun promosi tersebut dinilai masih belum efektif. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan konsumen yang berdomisili di luar Kota Bogor, mereka menyatakan bahwa terdapat banyak restoran yang mengusung tema western dengan steak sebagai menu utamanya di daerah Jakarta dan sekitarnya, dan Happy Cow Steak dinilai masih belum dapat menyaingi restoran-restoran tersebut.

Tabel 14 Sebaran responden Restoran Happy Cow Steak berdasarkan domisili

Domisili Jumlah (orang) Persentase (%)

Luar Bogor 18 20.0

Bogor 72 80.0

Total 90 100.0

Berdasarkan analisis tentang karakteristik konsumen Restoran Happy Cow Steak, mayoritas konsumen Restoran Happy Cow Steak berjenis kelamin perempuan, rentang usia 21 - 30 tahun, berdomisili di Bogor, dengan status belum menikah, tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Strata 1 (S1), berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa, serta memiliki pendapatan rata-rata per bulannya antara Rp500 000 - Rp1 499 999. Adanya analisis mengenai karakteristik konsumen dapat membantu pihak Happy Cow Steak untuk mengetahui karakteristik konsumen yang mendatangi restoran. Hasil penelitian dapat dipakai oleh pihak Happy Cow Steakuntuk menentukan target pasarnya atau mengevaluasi apakah sudah sesuai dengan target pasar yang telah ditentukan. Selain itu, hasil ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk merumuskan strategi pemasaran yang sesuai dengan target pasar yang dimiliki.

Dokumen terkait