• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

5. Karangan Narasi

Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan.40

Oleh sebab itu dapat disimpulkan narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Apa yang telah

39

Kundharu Saddhono & St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi), (Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2012) h. 90

40

terjadi tidak lain daripada yang dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh dalam suatu rangkaian waktu.

b. Pengertian Karangan Narasi

Salah satu kemampuan membaca yang biasa diterapkan di SD adalah kemampuan membaca sebuah karangan cerita. Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan juga sebagai rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.41

Hasil mengarang dapat berupa tulisan, cerita, artikel, buah pena, ciptaan atau gubahan (lagu, musik dan nyanyian). Karangan yang baik adalah karangan yang dapat dibaca dan dipahami oleh para pembaca.

Karangan dapat dibedakan menjadi karangan deskripsi, eksposisi, narasi, persuasi. Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa.42 Sasarannya adalah memberikan gambaran sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.

Gorys Keraf berpendapat bahwa :

“narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.”

Jadi, karangan narasi (berasal dari narration = bercerita) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.

41

Yeti Mulyati, dkk, Keterampilan Berbahasa Indonesia SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), h. 1.5

42

Karangan narasi berusaha menjawab keingintahuan pembaca yang selalu bertanya, “Apa yang terjadi?”. Seperti halnya karangan deskripsi, karangan narasi memiliki dua macam sifat yaitu, 1) narasi ekspositoris, menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya yaitu perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut, 2) narasi sugestif, peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal (imajinasi) para pembaca. Narasi ekspositoris digunakan untuk karangan faktual seperti biografi, aotobiografi, sejarah atau proses dan cara melakukan suatu hal. Sedangkan narasi sugestif digunakan untuk karangan imajinatif seperti novel, cerpen, roman dan drama.43

c. Teknik Narasi

Narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang peristiwa pada suatu waktu kepada pembaca.44

Hal terpenting dalam karangan narasi adalah unsur tindakan atau buatan sehingga ketika membaca karangan narasi pembaca seolah-olah melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Terdapat dua bentuk narasi, yaitu narasi sugestif dan narasi ekspositoris.

Berikut perbedaan pokok antara Narasi Sugestif dan Narasi Ekspositoris :

No. Narasi Sugestif Narasi Ekspositoris 1. Menyampaikan suatu makna atau

suatu suatu amanat yang tersirat

Memperluas pengetahuan 2. Menimbulkan daya khayal Menyampaikan

informasi mengenai suatu kejadian

3. Penalaran hanya berfungsi sebagai Didasarkan pada

43

Dr. Gorys Keraf, Op.Cit, h. 136 44

alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar.

penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional

4. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitik-beratkan penggunaan kata-kata konotatif

Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata-kata denotatif

1. Narasi Sugestif

Narasi sugestif atau imajinatif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sedemikian rupa sehingga merangsang daya khayal para pembaca.45 Narasi sugestif berupa wacana fiktif seperti dongeng, cerpen, novel, dan roman. Dongeng, cerpen, novel, dan roman merupakan bentuk narasi fiktif dengan ciri khas yang dimilikinya yaitu adanya alur dan suspensi, latar dan waktu, tokoh dan karakter, sudut pandang dan makna yang terkandung di dalamnya

2. Narasi Ekspositoris

Ekspositoris adalah bentuk karangan yang sebaliknya dari karangan narasi sugestif. Narasi ekspositoris bersifat nonfiktif yang disajikan dengan bahasa denotatif dan tujuan utama bukan menimbulkan daya imajinasi, melainkan menambah pengetahuan pembaca dengan pemaparan yang rasional. Sejarah, biografi, autobiografi adalah bentuk narasi yang menjelaskan peristiwa-peristiwa yang menyangkut riwayat hidup atau pengalaman perorangan atau kelompok dengan penyajian yang berusaha menarik manfaat dari pengalaman tersebut.

45

d. Kemampuan Membaca Karangan Narasi

Di dalam kamus Bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti sanggup; dapat; berada, sedangkan kemampuan adalah suatu kesanggupan, kekuatan.46 Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.

Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang menuntut kerja sama antara sejumlah kemampuan. Kemampuan membaca siswa banyak ditentukan oleh pengalamannya membaca dan kemampuannya menguasai pengetahuan yang berkaitan dengan aspek-aspek kebahasaan, misalnya kosakata dan struktur. Faktor metode mengajar, prosedur, dan kompetensi guru juga dapat mempengaruhi kemampuan membaca permulaan anak. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menggunakan metode mengajar yang bervariasi untuk membuat semangat siswa dalam menerima pelajaran.

Kemampuan membaca karangan narasi perlu mendapat perhatian dari guru, karena siswa masih merasa malas dihadapkan dengan teks bacaan yang tidak menarik, sehingga siswa masih belum memahami tentang isi bacaan. Guru sebaiknya memilih bahan bacaan yang menarik dan membuat siswa ingin membaca serta mengerti isi dari bacaan tersebut. Bahan bacaan yang dapat diberikan guru untuk karangan narasi dapat diperoleh dari berbagai sumber misalnya, sejarah cerita pahlawan yang sudah dimengerti siswa, cerita imajinasi dari kehidupan hewan-hewan.

Kemampuan membaca karangan narasi diharapkan siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita, menjawab pertanyaan isi teks bacaan, memahami isi karangan, latar cerita, ide pokok, dan membuat kesimpulan atas bacaan yang telah di baca.

Langkah-langkah penyusunan karangan narasi adalah:

46

J.S.Badudu, Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h. 854

a) Menentukan tema atau amanat apa yang akan disampaikan b) Menetapkan sasaran pembaca

c) Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan disampaikan skema alur

d) Membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan dan akhir cerita

e) Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita

f) Susun tokoh dan perwatakan, latar dan sudut pandang47

Dokumen terkait