• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Latar Belakang Sejarah atau Peristiwa Sosial Budaya

3. Ciri khas Karya Andrea Hirata

Karya sastra akan menunjukkan perbedaan berdasarkan pengalaman bermasyarakat masing-masing pengarang. Pengalaman pengarang ketika menciptakan karya sastra dapat berupa pengalaman yang sadar (ingin diwujudkan dalam karyanya) dan pengalaman yang tidak sadar (selama waktu penciptaan yang diperpanjang) (Wellek dan Austin Warren, 1990: 182).

Setiap pengarang memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan pengarang lain. Ciri tersebut tidak dimiliki oleh pengarang-pengarang lain dan ini merupakan sesuatu yang menonjol dalam setiap karya-karyanya. Ciri-ciri suatu karya sastra yang diciptakan pengarang dapat diketahui setelah membaca berulang-ulang karya sastranya, dengan demikian seorang pengarang dapat diidentifikasi ciri khasnya.

Interpretasi karya sastra seorang sastrawan dilakukan dengan cara menyelami beberapa karya yang telah diciptakan sastrawan lain, hal ini diharapkan mampu menemukan ciri khas dari sastrawan tersebut. Dibutuhkan beberapa hasil karya sastra yang satu dengan yang lain untuk mengetahui ciri khas karya sastra seorang sastrawan.

Andrea Hirata sebagai seorang sastrawan memiliki ciri khas kesusastraan. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat dari karya-karya yang dihasilkannya. Salah satu karya tersebut adalah sebagai berikut:

Menyimak halaman persembahan dalam novel Laskar Pelangi yang

ditujukannya untuk dua orang guru masa kecilnya (Muslimah Hafsari dan Harfan

Effeny Noor), tampak bahwa dua orang ini tidak sekadar tokoh fiksi Laskar Pelangi

dalam imajinasi Andrea, tetapi ada dalam pengetahuan dan pengalaman hidup Andrea sebagai pengarang. Ciri yang lain tampak pada kutipan sebagai berikut.

commit to user

Ayahnya . . . menganggap keputusan menyekolahkan Lintang adalah keputusan yang tepat . . . ia berharap Lintang dapat mengeluarkan mereka dari lingkaran kemiskinan yang telah lama mengikat mereka hingga sulit bernapas (Laskar Pelangi, 2008: 95).

Jika dulu aku tak berani bermimpi sekolah di Prancis, jika dulu aku tak menegakkan sumpah untuk sekolah setinggi-tingginya demi martabat ayahku, aku dapat melihat diriku dengan terang sore ini: sedang berdiri dengan tubuh hitam kumal, yang kelihata hanya mataku, memegang sekop menghadapi gunung timah, mengumpulkan napas, menghela tenaga, mencedokinya dari pukul delapan pagi sampai magrib, menggantikan tugas ayahku yang dulu menggantikan tugas ayahnya, turun temurun menjadi kuli kasta rendah. Aku menolak semua itu! Aku menolak perlakuan buruk nasib pada ayahku dan pada kaumku. Kini Tuhan telah memeluk mimpiku. Detik ini di jantung Paris, di depan tonggak penjara Bastille, perlambang kebebasan, aku telah merdeka, tak goyah, tak pernah sedetik pun menyerah. Di sini, atas nama kaumku, martabat ayahku, kurasakan dalam aliran darahku saat nasib membuktikan

sifatnya yang hakiki bahwa ia akan memihak para pemberani (Maryamah

Karpov, 2008: 32-33).

Kutipan di atas menggambarkan seorang manusia terdidik diharapkan mampu mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tentang dunia dan mencapai kehidupan yang lebih baik baginya di masa depan. Hal inilah yang direpresentasikan Andrea

dalam tetralogi Laskar Pelangi lewat tuturan tokoh orangtua Lintang pada novel

Laskar Pelangi. Maksud kutipan di atas sangat jelas. Tokoh ayah dan ibu Lintang percaya bahwa dengan menyekolahkan anaknya tersebut, Lintang akan membawa nasib keluarganya menjadi lebih baik di masa depan. Semangat Lintang bersekolah juga digambarkan dengan menempuh perjalanan sejauh empat puluh kilometer dari rumahnya di Tanjong Kelumpang menuju sekolah menggunakan sepeda sejak subuh.

Novel Maryamah Karpov pada kutipan di atas juga menggambarkan tekad Ikal untuk

merubah nasibnya menjadi lebih baik dimasa depan setelah menyelesaikan tesisnya. Andrea memiliki pendeskripsian lingkungan alam sekitar dengan menyebutkan nama latin dari flora dan fauna bahkan sejumlah istilah dari berbagai

commit to user

bidang ilmu untuk memberi gambaran konkrit tentang suatu peristiwa atau perilaku para tokoh, menunjukkan pengarangnya memiliki pengetahuan yang luas. Hal ini tampak pada kutipan sebagai berikut.

Filicium decipiens biasa ditanam botanikus untuk mengundang burung. Daunnya lebat tak kenal musim. Bentuk daunnya cekung sehingga dapat manampung embun untuk burung-burung kecil minum. Dahannya pun mungil, menarik hati burung segala ukuran. Lebih dari itu, dalam jarak 50 meter dari pohon ini, di belakang sekolah kami, berdiri kekar menjulang awan

sebatang pohon tua ganitri (Elarocarpus sphaericus schum). Tingginya

hampir 20 meter, dua kali lebih tinggi dari filicium. Konfigurasi ini menguntungkan bagi burung-burung kecil cantik nan aduhai yang diciptakan untuk selalu menjaga jarak dengan manusia (seperti setiap makhluk yang

merasa dirinya cantik memang cenderung menjaga jarak), yaitu red breasted

hangingparrots atau tak lain serindit melayu (Laskar Pelangi, 2008: 64-65). Dokter gigi Budi Ardians Tanuwijaya selalu bangun mendahului

matahari. Ia menyirami peperomia kesayangannya, yang berderet-deret di

beranda rumah dinasnya. Lalu menangkas pucukpucuk pohon tehtehan atau durante repens, untuk memelihara bentuknya agar tetap seperti angsa (Maryamah Karpov, 2008: 160).

Gapailah gumpalan awan dalam lapisan atmosfer, lalu naiklah terus menuju stratosfer, menembus lapisan ozon, ionosfer dan bulan-bulan di planet yang asing. Meluncurlah terus sampai ketinggian di mana gravitasi bumi sudah tak peduli. Arungi samudra bintang gemintang dalam suhu dingin yang mampu meledakkan benda padat. Lintasi hujan meteor sampai tiba di eksosfer-lapisan paling luar atmosfer dengan bentangan selebar 1.200

kilometer, dan teruslah melaju menaklukkan langit ketujuh (Laskar Pelangi,

2008: 103-104).

“Substansinya adalah bahwa Newton terang-terangan berhasil membuktikan kesalahan teori-teori yang dikemukakan Descartes dan

Aristoteles! Bahkan yang paling mutakhir ketika itu, Robert Hooke (Laskar

Pelangi, 2008: 381).

Lalu ia mengkhotbahkan dalilnya, barangkali seperti Newton dulu

mentasbihkan Principia (Maryamah Karpov, 2008: 292).

Karya-karya Andrea Hirata menggambarkan kuatnya energi cinta, pangorbanan, pesan moral dan kapercayaan pada Tuhan yang diungkapkan dengan

commit to user

kompilasi puisi dan lirik lagu. Hal ini tampak pada karya-karyanyanya sebagai berikut.

Aku Bermimpi Melihat Surga Sungguh, malam ketiga di Pangkalan Punai aku mimpi

melihat surga

Ternyata surga tidak megah, hanya sebuah istana kecil di tengah hutan

Tidak ada bidadri seperti disebut di kitab-kitab suci Aku meniti jembatan kecil

Seorang Wanita berwajah jernih menyambutku ”Inilah surga” katanya.

Ia tersenyum, kerling matanya mengajakku menengadah Seketika aku terkesiap oleh pantulan sinar matahari senja Menyirami kubah-kubah istana

Mengapa matahari berwarna perak, jingga, dan biru? Sebuah keindahan yang asing

Di istana surga

Dahan-dahan pohon ara menjalar ke dalam kamar-kamar sunyi yang bertingkat-tingkat

Gelas-gelas kristal berdenting, dialiri air zam-zam menebarkan rasa kesejukan

Bunga petunia ditanam di dalam pot-pot kayu

Pot-pot itu digantungkan pada kosen-kosen jendelatua berwarna biru

Di beranda, lampu-lampu kecil disembunyikan dibalik tilam, indah sekali

Sinarnya memancarkan kedamaian

Tembus membelah perdu-perdu di halaman Surga begitu sepi

Tapi aku ingin tetap di sini Karena kuingat janjimu Tuhan Kalau aku datang dengan berjalan

ENGKAU akan menjemputku dengan berlari-lari (Laskar Pelangi: 2008: 181-

182).

Puisi di atas ditulis Ikal di pinggir pantai sebagai tugas pelajaran kesenian, puisi tersebut menggambarkan pesona hakiki pangkalan punai yang membayanginya sampai terbawa mimpi.

commit to user

Puisi bermakna kebesaran Tuhan juga tampak pada novel Maryamah Karpov dalam bab Dalil Lintang berikut.

Ada

Tahukah dirimu kawan? Dalam serpih-serpih cahaya

Dan gerak-gerik halus benda tersimapan rahasia

Mengapa kita ini ada (Maryamah Karpov: 2008: 340).

Pengungkapan perasaan cinta kepada pujaan hati digambarkan melalui kompilasi puisi terdapat pada karya-karya Andrea Hirata berikut.

Bunga Krisan

A Ling, Lihatlah ke Langit Jauh tinggi di angkasa

Awan-awan putih yang berarak itu

Akan mengirim bunga-bunga krisan untukmu (Laskar Pelangi, 2008: 257).

Puisi di atas ditulis Ikal pada suatu sore yang indah, di bulan Juli di kebun bunga, puisi tersebut ditujukan pada A Ling.

Rindu

Cinta benar-benar telah menyusahkanku

Ketika kita saling memandang Saat sembahyang rebut Malamnya aku tak bisa tidur

Karena wajahmu tak mau pergi dari kamarku Kapalaku pusing sejak itu... Sipakah dirimu?

Yang berani merusak tidur dan selera makanku? Yang membuatku melamun sepanjang waktu?

Kamu tak lebih dari seorang anak muda pengganggu! Namun ingin kukatakan padamu

Setiap malam aku bersyukur kita telah bertemu Karena hanya padamu, aku akan merasa rindu...

commit to user Lintang

Tak tahu engkau dimana

Tapi, kulihat dirimu di antara bayang-bayang pohon Willow Ku dengar suaramu, dalam riang sungai Darrow

Dan kucium dirimu dalam angin yang berhembus dari utara (Maryamah Karpov: 2008: 36).

Jangan samakan lada dan pala Berbeda rupa, tak padan rasa Rela kanda menginjak bara

Demi cinta dinda Nurmala (Sang Pemimpi: 2006: 187).

Puisi Rindu di tulis A Ling untuk Ikal sedangkan puisi berjudul Lintang di

atas diukir oleh Ikal di sebuah batu karang di Endensor untuk A Ling saat perjalannya mencari pujaan hatinya dan karena mimpi serta janjinya di waktu kecil untuk

menemukan sebuah tempat bernama Endensor. Puisi pada novel Sang Pemimpi

merupakan puisi Arai kepada Nurmala. Jauh tinggi

A Ling, hari ini aku mendaki Gunung Selumar Tinggi, tinggi sekali, sampai ke puncaknya Hanya untuk melihat atap rumahmu

Hatiku damai rasanya (Laskar Pelangi, 2008: 292).

Selain penggambaran suasana hati melalui puisi, Andrea juga menggunakan lirik lagu dalam karya-karyanya. Hal tersebut tampak pada karya-karyanya berikut.

A gentleman will walk but Nevel run

It takes a man to suffer Ignorance and smile

Be yourself no matter what they say (Maryamah Karpov, 2008: 71).

Lirik lagu di atas berjudul English Man in New Yorknya Sting yang diputar

bang Zaitun di atas bis ”Dendang Gembira Suka-suka” untuk seorang akuntan dari Jakarta.

commit to user ”Juwita malam siapakah

gerangan puan...”

”Juwita malam, dari bulankah

puan...” (Sang Pemimpi, 2006: 53)

Lagu di atas dinyanyikan Nurmi sambil memainkan biola untuk Ikal dan Arai.

when I fall in Love It will be ferever

In the restless day like this Love is ended before it’s begin... When I give my heart

It will be comletely (Sang Pemimpi: 2006: 204)

Lirik di atas merupakan cuplikan lagu When I Fall in Love Natking Cole yang

dimainkan oleh Nurmala melalui piringanhitam.

La Niege Au Sahara Si la paussiere emporte tes Reves de lumiere

Je sairai ta lune, tan repare Et sile soleit naus brule

Je prieri que tombe la niege au (Endensor, 2007: 88).

Lirik di atas di dengarkan Ikal berjudul Snow On the Sahara versi Prancis dari

Anggun C Sasmi di Radio Paris FM.

Karya Andrea erat dengan tampilan bahasa yang sederhana, lekat dengan budaya Melayu dan ditampilkan dengan kompilasi puisi menarik. Hal ini

mendominasi karya-karyanya, dalam tetralogi Laskar Pelangi maupun dalam dwilogi

Padang Bulan.

Seribu Lima Ratus Perak Kutengok di televisi

Kebenaran di Jakarta mahal sekali Para koruptor pintar sembunyi

commit to user Padahal nyata-nyata, mereka telah mencuri Kawan di kampung kami

Kebenaran harganya hanya seribu limaratus perak

Warnanya hitam, tergenang di dalam gelas, saban pagi (Cinta di dalam Gelas, 2010:

110).

Bulan di Atas kota Kecilku yang Ditinggalkan Zaman Orang asing

Orang asing

Seseorang yang asing berdiri dalam cermin Tak kupercaya aku pada pandanganku Begitu banyak cinta telah mengambil dariku Aku kesepian

Aku kesepian di keramaian Menegeluarkanmu dari ingatan Bak menceraikan angin dari awan Takut

Takut

Aku sangat takut

Kehilangan seseorang yang tak pernah kumiliki Gila, gila rasanya

Gila karena cemburu buta Yang tersisa hanya kenangan

Saat kau meninggalkanku sendirian di bawah rembulan yang menyinari kota kecilku

Yang ditinggalkan zaman Sejauh yang dapat kukenang Cinta tak pernah lagi datang

Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman

Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman (Padang Bulan, 2010:

198).

Kompilasi lagu, puisi dan penggambaran kultur Melayu dominan dalam karya Andrea Hirata. Andrea memiliki ciri khas dalam menuangkan gagasannya dalam karya sasatra yang diproduksinya.

commit to user

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Andrea Hirata memiliki ciri khas yang membedakan dengan sastrawan lain. Ciri khas tersebut antarara lain sebagai berikut.

1. Dibanyak referensi ditemukan keterangan bahwa Andrea memiliki minat terhadap

sains dan dunia pendidikan. Novel Laskar Pelangi terdapat banyak kalimat

dengan ‘bumbu-bumbu’ ilmiah yang dipadukannya dengan kisah sederhana dan memikat.

2. Tema yang diangkat dalam tetralogi Laskar Pelangi adalah perjuangan kaum

marginal memperoleh pendidikan, kekuatan cinta, serta kepercayaan kepada Tuhan yang diungkapkan melalui lirik lagu dan kompilasi puisi.

3. Penceritaan berkisar pada masyarakat marginal di Belitong dan menggambarkan

perjuangan kaum marginal mencapai cita-cita.

Dokumen terkait