Masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa hal ini disampaikan oleh Santrock (Nada dkk., 2020). Sehingga pada fase ini anak-anak banyak mengalami perubahan diri dan mengalami banyak tantangan
untuk menemukan jati dirinya. Dalam menemukan jati dirinya, banyak remaja yang justru terjebak ke dalam kenakalan remaja, namun tidak semua anak-anak terjebak ke dalam hal-hal yang negatif. Anak-anak yang memiliki kemampuan literasi media yang baik maka ia dapat menyaring informasi yang baik dan yang buruk, hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh (Nada dkk., 2020). Walaupun secara nyata masih sering kita jumpai permasalahan dari kenakalan remaja melalui media televisi (adanya tontonan yang kurang mendidik), handphone (adanya situs-situs atau informasi buruk yang menjurus terhadap kenakalan remaja) dan media lainnya. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya yang dilakukan untuk membimbing dan mendampingi para remaja agar para remaja mampu melewati fasenya ke arah yang lebih positif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah membimbing dan mendampingi para remaja untuk berkontribusi pada kegiatan pengabdian masyarakat yaitu pada kegiatan membuat karya tulis ilmiah. Djuroto (Pratama dan Casmudi, 2019) memaparkan bahwa karya tulis ilmiah dibagi menjadi dua yaitu karya tulis yang berdasarkan laporan hasil penelitian dan karya tulis yang berdasarkan tinjauan atau gagasan ilmiah. Karya tulis ilmiah yang dikembangkan di sekolah biasanya sebagai salah satu ekstrakurikuler yang juga disebut sebagai Karya Ilmiah Remaja (KIR). Adanya kegiatan KIR dapat menjadikan siswa sebagai generasi yang memiliki sikap ilmiah, mereka mampu untuk memberikan solusi-solusi terhadap masalah yang muncul di sekitar mereka sendiri, hal ini disampaikan oleh Sagala (Madayani, 2020). Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Sagala, Asmara & Kusumaningrum (2020) mengungkapkan bahwa orang yang terampil dalam menulis karya tulis ilmiah akan kaya ilmu pengetahuan, wawasan, bahkan finansial dimana mereka terbiasa untuk berpikir secara sistematis, cermat, mampu mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan. Oleh sebab itu, penting bagi para calon guru dan para pendidik untuk mengupayakan pendampingan pembuatan karya tulis remaja sejak dini. Berkaitan dengan hal tersebut karya tulis ilmiah merupakan karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan seperti metode ilmiah, penggunaan bahasa baku dan tata tulis
ilmiah serta prinsip keilmuan yang bersifat logis, objektif, empiris, sistematis, lugas dan konsisten hal ini disampaikan oleh Prayitno (Noorjannah, 2014). Sejalan dengan hal tersebut, maka karya ilmiah remaja merupakan karya yang dikaji dengan menggunakan kaidah keilmuan dan dilakukan oleh para remaja sebagai salah satu kontribusi mereka terhadap pengabdian masyarakat. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam melakukan pendampingan Karya Ilmiah Remaja antara lain:
1. Memberikan gambaran umum
Pada bagian ini, pendidik memberikan gambaran umum mengenai masalah apa saja yang sedang dihadapi saat ini. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui apa permasalahan yang sedang muncul dan penting untuk dihadapi saat ini. Pada tahap ini para siswa secara bebas untuk mencari topik permasalahan, baik permasalahan yang sudah dipaparkan maupun permasalahan yang belum dipaparkan oleh pendidik.
2. Melakukan observasi
Menyadari permasalahan yang ada, maka sebelum melakukan penulisan karya imiah perlu adanya observasi untuk mengetahui kondisi atau masalah yang akan diteliti. Setidaknya observasi perlu dilakukan minimal 2 kali untuk benar-benar memastikan permasalahan tersebut apakah benar-benar muncul dan perlu untuk diteliti.
3. Penyusunan Karya Ilmiah
Setelah kegiatan observasi dilakukan maka penting bagi pendidik sebagai fasilitator untuk membantu para siswa dalam menyiapkan materi dan mulai mencari teori-teori yang relevan. Dalam penyusunan ini, pendidik memfasilitasi siswa dan mendampingi jika siswa mengalami kesulitan. Pada tahap ini juga, pendidik memberikan arahan mengenai penggunaan bahasa yang sistematis dalam penyusunan karya ilmiah remaja.
4. Presentasi proposal
Setelah itu, proposal tersebut akan dipresentasikan dan akan dipertanggungjawabkan hasil tulisannya. Proposal tersebut juga memiliki kemungkinan untuk mengalami perbaikan kembali, jika ada hal-hal yang kurang tepat.
Selain itu, pendampingan juga bisa dilakukan dengan mengadakan kegiatan berkala kepada siswa/i anggota ekstrakurikuler maupun seluruh siswa yang berminat pada Karya Ilmiah Remaja. Rangkaian kegiatan tersebut dipaparkan oleh Asmara dan Kusumaningrum (2020) diantaranya:
1. Observasi
Sebelum melaksanakan kegiatan, perlu adanya observasi untuk mengetahui kondisi dan kesiapan acara dalam melakukan pendampingan karya lmiah.
2. Persiapan Materi dan Pematangan Konsep Kegiatan
Pada bagian ini, maka adanya pembagian tugas untuk menyiapkan berbagai kebutuhan selama kegiatan pendampingan karya ilmiah.
3. Sosialisasi Program
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan mensosialisasikan pentingnya membuat karya ilmiah sebagai luaran dari pendidikan siswa di jenjang SMA.
4. Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program ini bisa disesuaikan dengan metode yang digunakan dalam pendampingan. Pendampingan bisa dilakukan secara berkelompok maupun secara individu.
5. Kontes Proposal
Bagi para siswa yang mengikuti program ini, proposal yang telah dibuat kemudian diunggah dan diseleksi untuk di presentasikan.
6. Pendampingan dan Pembimbingan
Pendampingan ini dilakukan sampai semua proposal yang telah dibuat oleh siswa diunggah dan direview.
7. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Pada tahap ini dilakukan evaluasi dari kegiatan yang bertujuan mengetahui hal-hal yang harus diperbaiki dan hal-hal yang urang selama kegiatan berlangsung. Dengan adanya pendampingan-pendampingan ini, sekiranya siswa dapat memperoleh output selama masa pendidikannya yaitu dengan adanya karya ilmiah remaja sebagai kontribusi siswa terhadap masyarakat. Karya ilmiah yang dibuat oleh siswa/i ini berdasarkan apa yang telah mereka peroleh selama pembelajaran, dimulai dengan dasar dari konsep turunan fungsi. Kemudian pemodelan matematis, dari konsep tersebut siswa dapat membuat sebuah karya ilmiah dari model penyebaran penyakit.