• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan penjelasan di atas, di bawah ini diuraikan contoh kasus yang di dalamnya sudah terdapat unsur pelanggarn paten, tetapi diberhentikan penyidikannya. Sehingga inventor melakukan permohonan praperadilan ke pengadilan.

Kasus Posisi

26

Termohon praperadilan adalah Kepala Kantor Wilayah Sumatera Utara Departemen Hukum dan HAM RI, cq. Penyidik Pegawai Negeri Sipil Hak Kekayaan Intelektual (Bindu Naibaho, SH.MH) yang beralamat di Jalan Putri Hijau N0.4 Medan.

Duduk Perkara

Bahwa pemohon praperadilan adalah penemu (Inventor) terhadap mesin-mesin yang dipergunakan dalam pengolahan kelapa sawit di jajaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia khususnya Sumatera Utara dan dari hasil penemuan (Invensi) tersebut telah ditemukan suatu metoda dan peralatan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit;

Bahwa metoda dan peralatan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit tersebut telah pemohon daftarkan di Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM RI pada Direktorat Paten tertanggal 21 Oktober 1994 dengan no.Paten: ID 0011240 dan nomor permintaan paten P-941799 dengan judul penemuan “Metoda dan Peralatan Untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Uap Dalam Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit” atas nama Dr.Ir.Takal Barus;

Bahwa ternyata Metoda dan Peralatan Untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Uap Dalam Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yang telah didaftarkan Hak Paten tersebut digunakan oleh Herwanto Trisman (PT.Super Andalas Steel) tanpa terlebih dahulu meminta izin/lisensi dari pemohon Praperadilan sebagai pemegang Hak Paten sehingga telah merugikan kepentingan hokum pemohon Praperadilan;

Bahwa terhadap pelanggaran hak paten tersebut, maka Pemohon Praperadilan telah membuat pengaduan kepada Termohon Praperadilan tertanggal 7 Juli 2005 menyangkut dugaan tindak pidana membuat, menggunakan, menjual produk yang diberi paten “Metoda dan Peralatan untuk Meningkatkan efisiensi Penggunaan Uap Dalam pabrik Pengolahan kelapa saawit” yang dilakukan oleh herwanto Trisman (PT.super Andalas Steel) ;

Bahwa atas laporan pengaduan yang disampaikan pemohon Praperadilan tersebut selanjutnya Termohon Praperadilan dalam proses penyidikan telah melakukan: pemeriksaan tanggal 15 Juli 2005, Penggeledahan tanggal 22 Agustus 2005, penyitaan tanggal 30 agustus 2005, pemeriksaan terhadap saksi ahli tanggal 12 oktober 2005, meminta barang bukti/dokumen dari pemohon Pradilan tanggal 12 Juli 2005, dan melakukan pemeriksaan atas nama tersangka Herwanto Trisman (PT.Super andalas Steel) pada tanggal 6 Oktober 2005.

Bahwa walaupun dalam proses penyidikan yang dilakukan Termohon praperadilan tersebut telah diperoleh bukti tentang adanya tindak pidana berdasarkan hasil penggeledahan maupun penyitaan dari pihak yang diduga melakukan tindak pidana pelanggaran paten tersebut, namun Termohon Praperadilan tidak juga melimpahkan berkas perkara tersebut kepada pihak Kejaksaan selaku penuntut umum melalui pihak Kepolisian guna selanjutnya di Pengadilan Negeri;

Bahwa namun sebaliknya termohon Praperadilan telah menghentikan penyidikan terhadap pengaduan Pemohon Praperadilan tersebut sesuai dengan Surat Ketetapan Tanggal 27 Oktober 2005 No. PPNS.HKI/SP3-02/VII/2005

Tentang Penghentian Penyidikan Tanggal 27 Oktober 2005 No. PPNS.HKI/02/VII/2005 yang baru diterima Pemohon Praperadilan pada Tanggal 20 Januari 2006;

Bahwa Pemohon Praperadilan sangat keberatan atas penghentian penyidikan yang dilakukan Termohon Praperadilan Tersebut dengan alasan Tersangka tidak terbukti melakukan pelanggaran paten. Padahal seharusnya Termohon Praperadilan sebagai Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 129 ayat 4 Undang-Undang No.24 Tahun 2001 Tentang Paten berkewajiban menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara RI dengan mengingat ketentuan Pasal 107 Undang-Undang No.8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana;

Bahwa atas perbuatan Termohon Praperadilan yang menghentikan penyidikan tersebut, maka Pemohon Praperadilan sangat keberatan sekali. Sebab yang dapat menentukan seseorang telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana hanyalah Majelis Hakim Pidana melalui putusannya;

Pertimbangan Majelis Hakim

Menimbang, bahwa Pemohon Praperadilan adalah penemu (Inventor) metoda dan peralatan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan uap dalam pabrik pengolahan kelapa sawit, yang telah Pemohon Praperadilan daftarkan di Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM RI pada Direktorat Paten tertanggal 21 Oktober 1994 dengan No.Penemuan “Metoda dan Peralatan Untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Uap Dalam Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit” atas nama Dr.Ir.Takal Barus;

Menimbang, bahwa menurut Pemohon Praperadilan ternyata Metoda dan Peralatan untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Uap Dalam Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yang telah didaftarkan Hak Paten tersebut digunakan oleh Herwanto Trisman (PT. Super Andalas Steel) tanpa terlebih dahulu meminta izin/lisens dari Pemohon Praperadilann sebagai pemegang hak paten sehingga telah merugikan kepentingan hukum Pemohon Praperadilan.

Menimbang, bahwa terhadap pelanggaran hak paten tersebut, maka Pemohon Praperadilan telah membuat pengaduan kepada Termohon Praperadilan tertanggal 7 Juli 2005 menyangkut dugaan tindak pidana membuat, menggunakan, menjual produk yang diberi paten “Metoda dan Peralatan untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Uap Dalam Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit” yang dilakukan oleh Herwanto Trisman (PT.Super Andalas Steel);an pengaduan yang disampaikan Pemohon praperadilan

Menimbang, bahwa atas laporan pengaduan yang disampaikan Pemohon Praperadilan tersebut selanjutnyaTermohon Praperadilan dalam proses penyidikan telah melakukan antara lain: menerima pengaduan, membuat laporan kejadian, menerbitkan surat perintah penyidikan, membuat tanda terima profil PT.Super Andalas Steel, memeriksa DR.IR.Takal Barus, AK3 (Pemohon Praperadilan) sebagai pengadu dan memberikan tindasan hasil pemeriksaan kepada pemohon, sedangkan yang asli ada berkas yang lengkap dengan tanda tangannya, termohon melakukan pemeriksaan awal kepada saksi Ir.Mahruzar dan Ir.Chairansyah, memeriksa pabrik kelapa sawit, dan dengan surat izin penggeledahan telah melakukan penggeladahan dan penyitaan;

Menimbang, bahwa menurut Pemohon walaupun dalam proses penyidikan yang dilakukan Termohon Praperadilan tersebut telah diperoleh bukti tentang adanya tindak pidana berdasarkan hasil penggeledahan maupun penyitaan dari pihak yang diduga melakukan tindak pidana pelanggaran paten tersebut, namun Termohon Praperadilan tidak juga melimpahkan berkas perkara tersebut kepada pihak Kejaksaan selaku Penuntut Umum melalui pihak Kepolisian guna selanjutnya disidangkan di Pengadilan Negeri Medan. Namun sebaliknya, Termohon Praperadilan telah menghentikan penyidikan terhadap pengaduan Pemohon Praperadilan tersebut sesuai dengan Surat Ketetapan Tanggal 27 Oktober 2005 No.PPNS.HKI/SP3-02/VII/2005 Tentang Penghentian Penyidikan dan Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan Tanggal 27 Oktober 2005 No.PPNS.HKI/02/VII/2005 yang diterima Pemohon Praperadilan pada Tanggal 20 Januari 2006;

Menimbang, bahwa Termohon memang belum memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil penyidikannya kepada penyidik Kepolisian (Pasal 129 ayat (3) UU No.14 Tahun 2001 Tentang Paten), dan juga Termohon belum menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Kepolisian (Pasal 129 ayat (4) UU No.14 Tahun 2001 Tentang Paten);

Menimbang, bahwa oleh karena itulah tindakannya untuk menghentikan penyidikan tersebut, menurut Termohon tidak perlu dikoordinasikan dengan pejabat Kepolisian Negara RI;

Menimbang, bahwa memperhatikan pokok permasalahan perkara ini sesungguhnya didasarkan pada suatu peristiwa hukum bahwa Termohon dalam

melakukan penghentian penyidikan tersebut, Termohon tidak melakukan koordinasi dengan penyidik dari Kepolisian RI. Menurut Termohon hal ini dikarenakan Termohon masih mencari bukti awal, dan apabila telah diperoleh bukti yang kuat maka hal tersebut baru dikoordinasikan dengan Penyidik Kepolisian. Disamping itu, Termohon tidak mungkin mengirimkan atau mengajukan berkas perkara kepada Jaksa Penuntut Umum melalui Kepolisian, sebab Termohon belum membuat Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada Kepolisian dan selanjutnya Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) tidak mungkin disampaikan kepada Kepolisian karena bukti awal yang kuatt dari Pengaduan Pemohon belum ada;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam KUHAP dan UU No.14 Tahun 2001 Tentang Paten dimaksud, tentunya segala tindakan Termohon dalam melaksanakan tugas penyidikan untuk menangani pengaduan Pemohon atas dugaan terjadinya tindak pidana di bidang paten. Seharusnya diberitahukan dan dibawah koordinasi dan pengawasan Penyidik dari Kepolisian Negara RI. Dan sesungguhnya sesuai dengan tugas dan kewajibannya menjadi tugas penyidiklah untuk mencari dan mengumpulkan bukti, yang dengan bukti-bukti tersebut membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi serta menemukan tersangkanya. Dan sama sekali bukan kewajiban hukum pelapor dan atas pengadu untuk mencari bukti-buktinya;

Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut, maka sesungguhnya untuk menuntaskanlah pokok permasalah perkara aquo, juga perlu dipertimbangkan tindakan Termohon yang telah melakukan penghentian penyidikan atas pengaduan Pemohon dengan alasan tidak ada bukti permulaan

yang cukup. Akan tetapi, dalam KUHAP tidak diatur secara jelas apa yang dimaksud dengan bukti permulaan yang cukup, oleh karena itu penilaiannya harus ditapsirkan dalam relevansinya dengan ketentuan Pasal 183 jo 184 KUHAP;

Menimbang, bahwa oleh karena itulah tindakan Termohon selaku Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang telah melakukan serangkaian tindakan penyidikan kemudian menghentikan penyidikan atas suatu tindak pidana di bidang paten, tanpa dikoordinasi dan dibawah pengawasan Penyidik Pejabat Kepolisian Negara RI, maka jelas tindakan Termohon tersebut telah bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam KUHAP maupun UU No.14 Tahun 2001 Tentang Paten;

Menimbang, bahwa berdasarkan keseluruhan pertimbangan hukum tersebut, maka Pemohon dipandang telah dapat membuktikan kebenaran dalil-dalil permohonan praperadilannya, sebaliknya Termohon dipandang telah gagal untuk membuktikan kebenaran dalil-dalil sangkalannya, sehingga permohonan praperadilan Pemohon tersebut, patut dan layak dikabulkan.

Putusan Hakim

1. Mengabulkan permohonan praperadilan Pemohon;

2. Menyatakan Surat Ketetapan Termohon Tanggal 27 Oktober 2005 No.PPNS.HKI/SP3-02/VII/2005 Tentang Penghentian Penyidikan jo Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan Tanggal 27 Oktober 2005 No.PPNS.HKI/02/VII/2005 adalah tidak sah;

3. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara sejumlah: NIHIL.

Analisis Kasus

Dalam kasus tersebut di atas, Termohon Praperadilan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah dalam hal perbuatan pemberhentian penyidikan terhadap Herwanto Trisman dari PT.Super Andalas Steel, yang berdasarkan penyidikan yang dilakukan telah terbukti melakukan tindak pidana pelanggaran di bidang Hukum Paten. Sebagaimana tindak pidana tersebut diatur dalam pasal 130 Undang-Undang No.14 Tahun 2001 tentang paten yang berbunyi: Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang paten dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Dalam dalil perkara dinyatakan bahwa Termohon menghentikan Penyidikan terhadap pengaduan Pemohon Praperadilan berdasarkan Surat Ketetapan Tanggal 27 Oktober 2005 No.PPNS.HKI/SP 3-02/VII/2005. Walaupun dalam proses penyidikan yang dilakukan Termohon Praperadilan tersebut telah diperoleh bukti tentang adanya tindak pidana berdasrkan hasil penggeledahan maupun penyitaan dari pihak yang diduga melakukann tindak pidana pelanggaran paten tersebut, namun Termohon Praperadilann tidak juga melimpahkan berkas perkara tersebut kepada pihak Kejaksaan selaku Penuntut Umum melalui pihak Kepolisian guna selanjutnya disidangkan di Pengadilan Negeri Medan. Alasan

dari Termohon Praperadilan menghentikan Penyidikan adalah karena menurut saksi ahli perbuatan dari Herwanto Trisman dari PT.Super Andalas Steel tersebut bukan sebagai pelanggaran hukum paten. Padahal melihat dari hasil proses Penyidikan dan bukti yang diperoleh, Herwanto Trisman dari PT.Super Andalas Steel telah terbukti melakukan pelanggaran hukum Paten, karena perbuatannya telah memenuhi unsur tindak pidana pelanggaran paten, yaitu:

a. Barang siapa

Unsur barang siapa dalam perkara ini menunjukkan kepada subjek atau pelaku tindak pidana, dan berdasarkan bukti dari hasil proses penyidikan, bahwa pelaku pelaku dari pelanggaran hukum paten ini adalah Herwanto Trisman dari PT. Super Andalas Steel.

b. Dengan sengaja

Dalam kasus ini si pelaku telah melakukan perbuatann secara sadar dan sengaja yang mana dapat dikategorikan sebagai kesengajaan yang bersifat tujuann atau oogmerk.

c. Perbuatan

Unsur perbuatan menurut Pasal 16 Undang-Undang No.14 Tahun 2001 Tentang Paten dapat diklasifikasikan dalam hal paten produk: membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi paten, dan dalam hal paten proses: menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang dan membuat, menggunakan, menjual, mengimpor,

menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan proses produksi yang telah diberi paten.

Oleh karena itu dalam kasus ini Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan No.PPNS.HKI/SP 3-02/VII/2005 yang dibuat oleh Termohon Praperadilan dinyatakan tidak sah karena Termohon Praperadilan telah melakukan kesalahan dengan membuat surat penghentian penyidikan padahal berdasarkan penyidikan yang telah dilakukan terhadap Herwanto Trisman, telah terpenuhi semua unsur-unsur pelanggaran dalam tindak pidana paten. Terhadap Termohon Praperadilan tidak dijatuhi pidana denda karena Pemohon Praperadilan tidak menuntut hal demikian.

Menurut penulis, putusan yang dijatuhkan Hakim terhadap Permohonan dari Pemohon Praperadilan sudah tepat, karena Majelis Hakim sudah mempertimbangkan segala perbuatan yang merugikan Pemohon Praperadilan (Dr.Ir.Takal Barus), karena penemuannya yang berjudul “Metoda dan Peralatan Untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Uap Dalam Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit” ditemukan dengan proses waktu yang lama, dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu maka sudah sewajarnya kalau terhadap penemuan itu harus penghargaan, dalam arti harus mendapat ijin terlebih dahulu dari penemu untuk dapat menggunakannya dan dengan membayarkan royalty terhadap inventor tersebut. Putusan ini juga sudah tepat mengingat sedikit sekali atau jarangnya penyelesaian perkara di bidang hukum paten. Oleh karena itu dengan adanya putusan yang seperti ini, maka diharapkan kedepannya proses penyelesaian tindak pidana di bidang hukum patwn lebih diperhatikan lagi dan lebih efektif lagi.

BAB IV

Dokumen terkait