• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.4 Kasus Manna

Informan penelitian ini bernama samaran Manna Gea, berusia 17 tahun, Manna juga juga adalah mahasiswi Akademi Kebidanan Akar Bangsa tingkat I (semester II), Manna anak bungsu dari 5 bersaudara, kedua orang tuanya tinggal di Desa Asido. Papa Manna berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil di SD Negeri 8 Asido dan mamanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Manna berperawakan mungil,

tingginya sekitar 148 cm, kulit putih, muka bulat dan rambut panjang. Manna ini pembawaannya agak manja. Manna bercerita bahwa semasa di rumah, Manna tidak turut membantu mamanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Manna punya kakak perempuan tetapi sudah menikah dan tinggal abangnya yang ada di rumah. Jadi di rumah mamanya saja yang melakukan pekerjaan rumah tangga, papanya pergi bekerja pagi hari dan pulang sore hari karena dari rumah ke tempat kerja ditempuh lebih kurang 1 jam. Manna dan kedua temannya (Elsis dan Sherly) berada dalam 1 pendidikan tetapi beda kelas dan berbeda kamar.

Perkenalan Manna dengan Rama (17 tahun) sejak kelas 3 SMA. Rama adalah pacar pertama Manna. Rama (Anak sulung dari 2 bersaudara) teman semasa SMA TKPO Gunungsitoli. Manna mengenal Rama sejak kelas 3 SMA karena disitu mereka satu kelas. Awal kedekatan Manna dan Rama karena mereka memiliki kelompok belajar untuk persiapan Ujian Nasional dan Ujian Akhir Sekolah. Kelompok mereka beranggotakan 8 orang (5 orang perempuan bernama Manna Gea, Bintang Zebua, Sylvi Harefa, Camini Telaumbanua, Cilia Hulu dan 3 orang laki-laki bernama Camandanu Halawa, Ryan Gulo dan Rama Waruwu) Mereka sering belajar bersama berkelompok baik di rumah maupun di kost-kostan teman satu kelompoknya. Mereka

ngekost karena orang tua tidak berdomisili di Gunungsitoli tempat dimana mereka

sekolah, tetapi jauh di pedesaan yang berjarak beratus-ratus kilometer. Kedekatan Manna dan Rama sejak bulan Juli 2011 karena mereka satu kelompok belajar kelompok. Mereka sudah 5 kali belajar di rumah Manna dan digilir ke rumah teman yang lain.

Manna dulu sebenarnya dia tidak begitu suka dengan Rama. Tetapi teman kelompok belajar yang menjodoh-jodohkan mereka. Rama bersifat agresif walaupun Manna sering memukulnya bahkan mencubitnya, tetapi itu tidak Rama pantang mundur, di depan teman-teman mereka sekalipun, Rama berani memeluk Manna sehingga teman-teman mereka mengejek mereka berdua. November 2012, untuk memenangkan hati Manna, sewaktu ada latihan koor dan drama untuk perayaan Natal yang diadakan 2 kali dalam seminggu, Rama rajin mengantar jemput Manna, tetapi bukan ke rumah Manna, karena takut ketahuan oleh keluarga Manna. Mereka bertemu di depan Rumah Sakit Gunungsitoli yang terletak di ujung jalan rumah Manna. Setelah 4 kali Manna diantar jemput oleh Rama, malam hari sekitar pukul 21.00 wib malam, Rama mengirim pesan singkat yang mengatakan "Manna, omasido khomo (aku suka padamu) aine talau fakawa (ayo kita pacaran) ". Sambil tertawa,

Manna membalas pesan tersebut dengan berkata "owoho ba (udah gila kamu).

Keesokan harinya di sekolah atas desakan teman-teman satu kelompok belajar, akhirnya Manna menerima Rama. Dan Manna mengungkapkan bahwa teman satu kelompok belajarnya juga ada yang pacaran satu dengan yang lain yaitu Camini Telaumbana dengan Camandanu Halawa. Agar bisa bertemu dengan Rama, Manna rajin mengikuti latihan-latihan Natal dan belajar kelompok untuk persiapan Ujian Nasional. Menurut pengakuan Manna, Rama tidak pernah datang ke rumahnya karena papanya tidak suka ada anak laki-laki datang ke rumah kalau bukan saudara dengan alasan nanti tidak enak sama tetangga. Manna juga jarang keluar rumah, kalau pun di rumah, dia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan menonton TV, tetapi dia

juga bosan ditambah dengan dia tidak punya saudara perempuan apalagi mamanya juga sibuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Jadi, dia hanya menghabiskan waktunya ber sms an dengan Rama, dan Manna juga tidak kalah bahagianya jika ada latihan di sekolah, karena dia akan punya alasan untuk keluar rumah.

Januari 2011, mereka kembali mengerjakan tugas kelompok belajar di kost milik Rama. Setelah tugas tersebut selesai, teman-teman yang lain sudah pada pulang, tetapi Manna belakangan pulang karena Rama berjanji akan mengantarnya pulang. Tanpa diketahui oleh Manna, tiba-tiba saja Rama memeluknya dari belakang sambil melakukan kissing di leher dan belakang telinganya, kontan saja Manna terkejut, tetapi dia tidak kuasa melakukan apa-apa karena dia merasa malu juga takut ketahuan tetangga. Dan akhimya Manna membiarkan Rama melakukan apa yang dia inginkan. Saat peneliti menanyakan mengapa dan apa yang dia rasakan sewaktu Rama melakukan demikian, Manna hanya tersenyum dan mengatakan bahwa sebenarnya dia merasa bahagia di perlakukan demikian karena dia pun sangat mencintai Rama dan menurutnya sah-sah saja Rama menciumnya, toh, mereka sudah resmi pacaran walaupun sembunyi-sembunyi. Manna tidak bisa menjelaskan apa yang dia rasakan waktu itu. Bagi Manna jika pacaran tidak disertai dengan kissing dan touching, itu bukanlah pacaran tidak ada bedanya dengan teman biasa.

Selama menjalin hubungan berpacaran, Manna menceritakan pernah melakukan 5 kali bersenggama, meraba payudara dan alat kelamin, oral seks sampai

intercouse dengan Rama, saat itu Rama mengajaknya jalan-jalan ke Pantai Ahaana.

menggebu, dorongan seksual yang dia rasakan cukup tinggi sehingga Manna merasa Rama sebagai wahana yang tepat untuk penyalurannya. Manna tidak berdaya untuk menghindari apalagi Rama sering memberikan stimulus-stimulus yang menyebabkan

Manna menginginkannya. Tiap kali Rama melakukan touching terhadap alat

kelaminnya, Manna merasakan pelumas/lubricant di pakaian dalamnya. Pada saat itu

Manna bertanya kepada peneliti apakah pelumas/lubricant itu adalah sebuah

penyakit, peneliti menjawab bahwa pelumas/lubricant yang keluar pada saat itu

Manna sedang terangsang. Menurut Manna, Rama tidak memaksanya ketika akan

melakukan koitus terhadap Manna, Rama seakan-akan takut jika Manna merasa

kesakitan, hal inilah yang menbuat Manna semakin mencintai Rama. Ketika peneliti mencoba menggali bagaimana perasaan Manna sewaktu mereka melakukan hubungan seksual tersebut, Manna mengungkapkan bahwa awalnya dia merasa sakit tetapi tidak ada rasa takut. Untuk selanjutnya dia tidak merasa sakit lagi, bahkan dia

merasa sangat enak. Sewaktu Rama melakukan ejakulasi, Manna mengatakan bahwa

dia merasa ada yang menyemprot di vaginanya dan Manna pun merabanya, ada

cairan kental yang dia raba (Rama melakukan koitus interuptus). Dan kembali

peneliti bertanya kepada Manna apakah dia tidak takut akan terjadi kehamilan, Manna hanya menjawab dengan geleng-geleng kepala, karena menurutnya Rama selalu melakukan koitus interuptus jika mereka bersenggama dan Manna tidak takut juga jika ketahuan tidak perawan karena baginya perawan masih bisa dibuat lagi dengan jalan operasi selaput dara. Dia mendapatkan informasi itu dari teman-teman

kelompok belajarnya dan internet, bahkan dirinya menjadi tempat mereka bercerita tentang pengalaman-pengalaman aktivitas seksual pranikah yang mereka lakukan.

Informasi terakhir, ketika mereka tamat sekolah dan Manna masuk Akademi Kebidanan Akar Bangsa, Rama pergi ke Jakarta ingin mengikuti pendidikan Kepolisian, tetapi sebelum dia masuk Polisi sementara ini dia bekerja di percetakan milik pamannya.

Dokumen terkait