• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.3 Kasus Sherly

Informan penelitian ini bernama samaran Sherly Hulu (19 tahun), tinggi 155 cm dan berat badan 50 kg, berkulit putih, manis, mata sipit, rambut sebahu. Saat ini menyandang status mahasiswi Akademi Kebidanan Akar Bangsa tingkat I semester II. Anak sulung dari 8 bersaudara. Asal dari Desa Dhoom. Papa Sherly berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kodim 0488 Nias dan Ibunya sebagai ibu rumah tangga. Di keluarganya, papa Sherly adalah orang yang paling berkuasa. Otoriter. Apapun yang sudah ditetapkan olehnya, anak-anaknya harus mengikutinya. Begitu

juga dengan ibunya. harus mengikuti kemauan papanya. Sekiranya papanya pulang dari kantor jam 4 sore, maka anak-anaknya wajib sudah berada di rumah, jika tidak maka papanya akan marah besar. Terkadang Sherly sangat heran dengan papanya, pasalnya beliau sangat senang melihat anak-anaknya di rumah dan terkadang Sherly bosan karena pusing melihat adik-adiknya yang masih kecil dan tidak kalah herannya mengapa dia bisa punya adik begitu banyak. Tetapi sekeras apa pun papanya, Sherly tahu menaklukkan hatinya yaitu dengan cara mengikuti apa saja yang dibilangnya, jangan dibantah dan mengiyakan setiap apa pun yang jadi keinginannya.

Sejak awal Sherly tidak berniat masuk Akademi Kebidanan. Sherly lebih berminat meneruskan pendidikannya di bidang perhotelan. Tetapi berhubung di Nias tidak ada sekolah yang demikian dan harus ke negeri seberang (sebutan untuk wilayah di luar Nias), Papa Sherly yang tidak bisa jauh dari anak-anaknya akhirnya papanya memasukkan Sherly ke tempat Sherly kuliah sekarang. Latar belakang Sherly masuk ke pendidikan Akademi kebidanan Akar bangsa ini juga diawali dengan keluarga papanya yang mengancam papa Sherly akan membawa Sherly dan adiknya ke Jawa untuk di sekolahkan. Biaya kuliahnya juga dibantu oleh sepupu papanya yang berdomisili di Jawa.

Sherly dan Elsis berada dalam 1 kelas di pendidikan, 1 stambuk juga tetapi berlainan kamar di asrama. Saat pertama bertemu (peneliti dengan Sherly) Sherly sudah tampak mudah bergaul, berterus terang dalam segala hal tetapi kepada orang yang dianggapnya bisa menyimpan rahasia. Sampai pada akhirnya Sherly bisa mendekatkan dirinya dengan peneliti ketika Sherly ingin menelepon orang tuanya

tetapi dia tidak punya ponsel, akhirnya dia mendengar dari teman sekamarnya bahwa ada dosen mereka yang sangat baik mau meminjamkan ponselnya untuk dipakai menghubungi orang tua masing-masing. Mereka bilang (nama peneliti). Sejak saat itu peneliti dan Sherly bisa dekat dan peneliti jadi tempat curhat Sherly. Sebelumnya peneliti sudah mengetahui bahwa Sherly adalah salah satu mahasiswi yang sudah tidak perawan lagi lewat test kesehatan yang dilakukan oleh pendidikan, dan peneliti salah satu petugas untuk menjalankan tugas tersebut.

Sherly pacaran pertama kali dengan pria bernama Max. Max berasal dari Bankom. Awal mula perkenalan mereka sewaktu Sherly di kelas 3 SMPN 8 Gunungsitoli. Max kelas 3 Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). SPK terletak di daerah Tussar yang terletak di dataran tinggi, sedangkan SMPN 8 ada dibawahnya. Untuk memotong jalan, maka Max sering melewati SMPN 8.

Awal mereka kenal, dia dan Max sering berkelahi. Mereka sering seperti kucing dan tikus jadi teman-teman mereka menjuluki Sherly sebagai Jerry dan Max sebagai Tom. Tapi itu semua tidak berlangsung lama, karena setelah tamat SPK, Max pulang ke kampungnya dan mereka tidak pernah bertemu lagi. Setelah 1 tahun berlalu, mereka dipertemukan lagi lewat acara penyuluhan tentang cara menyelamatkan diri dari gempa yang diadakan di sekolah tempat Sherly pendidikan. Pada saat itu Sherly sudah masuk SMKN 4 kelas 2 dan Sherly berumur 16 tahun. Max bekerja di NGO di PMI (19 tahun). Sebenarnya Sherly dan Max sudah hilang komunikasi dengan Max, tetapi karena penyuluhan di SMKN itulah sehingga mereka berhubungan lagi. Tetapi pertemuan mereka kala itu, bukan lagi antara Tom dan

Jerry, tetapi sepasang sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Menurut pengakuan Sherly, dia malu juga kalau bertengkar terus. Saat itu Max tinggal di kost-kostan di Ujala milik orang tuanya. Karena Max tinggal dan bekerja di Gunungsitoli, maka Max memakai 1 kamar. Pada waktu itu penghuni kost kebanyakan pekerja yang

bekerja di NGO (Non Goverment Organization) karena pasca gempa 28 Maret 2005,

banyak NGO yang membantu rekonstruksi Nias.

Max yang baik akhirnya mendapat tempat di hati Sherly. Sebelum masuk ke Akademi Kebidanan Akar Bangsa, di SMKN 8 Sherly mengambil jurusan perhotelan, tentunya dia dan teman-temannya praktek ke hotel-hotel. Waktu itu Sherly praktek di hotel Bukit Kembar, Max lah yang mengantar jemput Sherly. Papa Sherly yang dikenal keras, menerima kehadiran Max yang sering mendampingi Sherly disebabkan karena beliau sudah kenal Max dan sudah sering datang ke rumah. Setelah mengantar Sherly, sesekali Max singgah ke rumah menemani papa Sherly bermain catur dan bercakap-cakap tentang berbagai hal. Max juga pernah membantu keluarga Sherly dalam hal materi (uang). Sherly tidak tahu persis berapa jumlahnya karena dengan papa Sherly urusannya. Sherly juga pernah melihat penolakan Max ketika papanya mau mencicil hutangnya kepada Max. Jadi keluarga Sherly seperti berhutang budi kepada Max.

Menurut pengakuan Sherly, sebenamya keluarga mereka sudah saling mengenal, bukan karena pertunangan atau pinangan dari keluarga Max, tetapi jika mama Max datang ke Gunungsitoli berbelanja untuk kebutuhan kedai kelontong yang di rumahnya di Bankom. Mama Max memperlakukan Sherly seperti anaknya sendiri.

2 minggu setelah perayaan ulang tahun Sherly yang ke 19 tahun, Sherly mendapat kabar dari temannya bahwa Max sudah punya pacar baru. Menurut pengakuan temannya itu, dia melihat Max berboncengan mesra dengan pacar barunya sambil berpelukan dan dibawa ke kost milik Max. Sewaktu mendengar cerita itu Sherly rasanya terbakar. Tetapi Shely tidak berniat menanyakan kebenarannya kepada Max. Pada saat itu yang ada di pikiran Sherly adalah apa yang mereka lakukan berdua di kost Max. Menurut pengakuan Sherly, mereka sudah saling berjanji jika diantara mereka ketahuan ada jalan dengan yang lain maka mereka langsung putus, dan sampai Sherly mendengar berita itu, dia masih mengingat janji yang sudah mereka ikrarkan.

Saat ditanyakan hal apa yang dibayangkan Sherly yang dilakukan oleh Max dan pacar barunya di kost dan apakah Sherly sudah pernah ke kost Max, Sherly menjawab bahwa sudah tidak terhitung berapa kali dia datang ke kost Max. Setiap jam makan siang mereka tidak pulang ke rumah Sherly, tetapi ke kost Max di Ujala. Kost Max tersebut sangat sunyi karena sebagian besar NGO pulang kerja sudah agak malam. Dan sebagian penghuni kost-kostan tersebut adalah orang dari negeri seberang dan tidak terlalu ambil pusing dengan keadaan di sekeliling mereka. Jika ingin menambah rasa nyaman sewaktu berduaan dalam kamar, maka sepatu dan sandal jangan ditinggalkan di luar kamar tetapi dimasukkan ke dalam kamar, jadi tidak kelihatan kalau lagi ada perempuan di dalam kamar.

Di kamarnya, Max punya koleksi Film Biru yang diperolehnya dari teman sekerjanya di NGO. Terkadang jika mereka berdua di kamar, Max sering memutar

video porno itu. Setiap memutar video porno tersebut, Max sering meminta kepada Sherly untuk melakukan seperti yang terlihat di video itu. Menurut Sherly, Max yang sudah menonton video porno itu maka secepat kilat alat kelaminnya penetrasi, dan jika sudah demikian dia ingin secepatnya bersenggama. Sherly yang pada saat itu belum apa-apa, merasa agak sakit. Jika Max ejakulasi dia akan melakukan koitus interuptus, alasan Max melakukan demikian karena dia takut Sherly hamil dan karena

Sherly masih sekolah. Sherly mengatakan bahwa bersenggama yang dilakukannya

itu, terjadi hanya satu kali dengan Max, kejadiannya begitu cepat dan di luar kendalinya, waktu itu Sherly terbawa emosi takut ditinggalkan Max dan dikatakan tidak menyayangi Max. Dan menurut Sherly mereka saling mencintai dan papanya pun menyukai Max. Atas dasar itulah maka Sherly sudah bisa membayangkan apa yang dilakukan Max dengan pacar barunya di kost.

Sherly mengaku sedih ditinggalkan Max, apalagi keluarganya punya hutang budi terhadap Max. Kabar terakhir yang di dengar Sherly setahun belakangan ini, Max sudah menikah dengan perempuan lain (bukan dengan pacarnya yang kemarin) yang bekerja sebagai seorang Apoteker. Sampai sekarang ini papa Sherly beberapa kali mengundang Max beserta anak dan istrinya untuk makan di rumah, dan selama itu pula Max menolak secara halus undangan itu dan papa Sherly merasa sangat berhutang budi terus karena sampai pada saat ini Max tidak pernah menagih uang yang dipinjamkannya terhadap papa Sherly, padahal uang tersebut dalam jumlah yang besar. Papa Sherly tidak mengetahui bahwa sebenarnya selama ini Max dan Sherly pacaran, karena Sherly memperkenalkan Max sebagai abang angkat yang baik, yang

selalu mengantar jemput Sherly selama praktek dan tidak pernah terlambat. Di Nias, jika seseorang sudah dianggap anak maka lafe manga lah itu (diberi makan) sebagai sumange (penghormatan/penghargaan).

Sherly merasa sangat kecewa dan putus asa setelah setahun kemudian Max meninggalkannya. Tetapi Sherly adalah gadis remaja yang manis, sampai sekitar Juni 2011 Sherly kenalan dengan pacarnya yang sekarang, Oscar (21 tahun, pacar ke 2).

Sherly kenal dengan Oscar lewat jejaring sosial facebook Sherly mengaku suka

bermain-main ke Warung Internet dekat rumahnya untuk mengantisipasi jika papanya pulang dari kantor maka secepatnya bisa lari pulang ke rumah. Saat itu Sherly sudah bekerja sebagai tenaga administrasi di Laboratorium Patih Perkasa. Oscar lain dengan Max. Oscar masih berstatus mahasiwa dan berasal dari keluarga kaya. Walaupun masih 2 bulan berkenalan, tetapi Oscar sering memperhatikan kebutuhan Sherly. Apapun keinginan Sherly, maka Oscar akan memenuhinya. Oscar tinggal di kost-kostan sekitar Pantai Datau. Sherly tidak berani membawa Oscar ke rumahnya karena Oscar belum punya pekerjaan dan Oscar pun tidak memiliki keberanian untuk datang ke rumah Sherly. Jika ingin mengunjungi Pantai Datau maka harus melewati rumah Sherly. Agar tidak ketahuan oleh papa Sherly, maka mereka berdua (Sherly dan Oscar) mengakalinya dengan memakai helm. Induk semang kost tempat Oscar tinggal membebaskan bagi siapa saja yang datang. Menurut pengakuan Sherly, teman-teman Oscar juga banyak yang membawa teman wanitanya ke dalam kamar.

Selain pantai Datau, ada pantai lain yang lebih indah dan sering dikunjungi sepasang remaja yang sedang berpacaran termasuk Sherly dan Oscar. Namanya

Pantai Ahaana. Menurut Sherly, bermesraan di kost-kostan dengan pacar berbeda

rasanya dengan di Pantai Ahana. Dan jika sudah di Pantai Ahaana, Oscar agresif

sekali. Oscar punya istilah minta "diluruskan" karena sudah mumet kuliah, yang berarti Oscar meminta Sherly untuk melakukan oral seks padanya. Dan sebaliknya jika Oscar sudah merasa "puas", maka hal yang sama akan dilakukan Oscar terhadap Sherly.

September 2012, Oscar melanjutkan pendidikannya ke Medan. Menurut Sherly, Oscar ingin melanjutkan pendidikan Strata 2, tapi Sherly tidak tahu apakah hal itu sudah terjadi atau belum. Sherly mengaku bahagia dengan kepergian Oscar ke Medan. Sebabnya famili Sherly mencari-cari Oscar karena ada masalah serius pada Sherly. Sherly ketahuan hamil 2 bulan ! Pada saat itu, Sherly hanya memberitahu ibunya, dia tidak punya keberanian untuk mengatakan hal tersebut kepada papanya. Ibunyalah yang akhirnya memberitahu kepada papanya tentang keadaan Sherly. Papanya marah besar, karena sepengetahuannya Sherly tidak pernah pacaran dan selalu diantar jemput kerja olehnya. Dan Sherly tidak berani memberi tahu papanya dan familinya tentang Oscar karena takut akan terjadinya pembunuhan mengingat sifat keras papanya. Akhirnya karena papa tidak tahu harus berbuat apa, paman Sherly akhirnya membawa Sherly ke Medan. Di Medan pamannya membawa Sherly ke Klinik Dokter untuk menggugurkan kandungan Sherly. Tindakan itu diawali dengan menyuntik tangan kiri Sherly bagian tengah dan Sherly tidak ingat apa-apa lagi sampai beberapa lama. Begitu Sherly bangun, Dokter mengatakan sudah selesai, dan sampai sekarang pula papa tidak tahu perihal Oscar.

Saat peneliti menanyakan tentang hasrat seksual yang dirasakan, Sherly mengungkapkan sering kesulitan mengendalikan keinginan untuk tidak melakukan aktivitas seksualnya meskipun hanya sebatas kendali yang menurutnya masih wajar. Ketika ditanya pendapatnya tentang kesehatan reproduksi, Sherly mengatakan bahwa remaja sebaiknya tidak hamil, karena bisa merusak tubuhnya, tapi kalau sudah terlanjur hamil, harus menikah dan kalau melahirkan juga tidak apa-apa, karena ada juga yang selamat saat melahirkan di usia muda, akan tetapi sebaliknya pindah tempat tinggal saja, karena pasti malu di pandang hina oleh orang-orang sekitarnya. Hubungan seks pranikah bagi Sherly adalah hal yang tidak asing lagi di kalangan kaum remaja seperti dirinya "banyak kok temen saya waklu SMK melakukan, dan mereka santai aja nampaknya." Sherly selalu mengatakan menyesal terhadap segala sesuatu yang terjadi di hidupnya, berharap tidak mengulanginya pengalaman pahitnya saat bersama Max dan Oscar.

Informasi terakhir, saat ini Sherly dengan Oscar mesih berhubungan, tetapi hanya lewat ponsel dan hanya sesekali.

Dokumen terkait