• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kerja (Verba)

Dalam dokumen BAHASA INDONESIA DAN PENULISAN ILMIAH (Halaman 32-40)

BAB IV JENIS KATA

4.1 Kata Kerja (Verba)

Kata kerja adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses, atau keadaan. Ciri-ciri kata kerja adalah sebagai berikut.

1) Umumnya menempati fungsi predikat dalam kalimat. Contoh:

Grup band Padi membuat album baru. S P O

Ahmad berbaju biru. S P Pel.

2) Dapat didahului kata keterangan akan, sedang, dan sudah.

Contoh:

Arman sedang menonton televisi. S P O Rumah pak Arman akan dijual.

S P

Arman sudah makan tadi pagi. S P Ket.

3) Dapat didahului kata ingkar tidak. Contoh:

Palestina tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

S P O Ket. Lemari ini tidak dikunci sejak tadi malam.

S P Ket.

4) Dapat dipakai dalam kalimat perintah, khususnya yang bermakna perbuatan.

Contoh:

Tuliskan surat ini sekarang juga! Makan nasi ini!

5) Tidak dapat didahului kata paling. Contoh:

Paling membaca (?) Paling menulis (?)

Kata kerja dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yakni sebagai berikut.

1) Ditinjau dari bentuknya, kata kerja dibedakan menjadi: a) Kata kerja bebas adalah kata kerja berupa morfem

dasar bebas. Contoh:

Makan, mandi, duduk, tidur, pergi, pulang.

b) Kata kerja turunan adalah kata kerja yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, atau pemajemukan. Contoh:

Berpelukan, menari, senyum-senyum, kehilangan, tolong-menolong, cuci tangan, makan-makan, cuci mata, campur tangan, makan hati

2) Ditinjau dari hubungan dengan unsur lain dalam kalimat, kata kerja dibedakan menjadi kata kerja transitif dan intrasitif.

(1) Kata kerja transitif adalah kata kerja yang membutuhkan kehadiran objek. Berdasarkan jumlah

objek yang menyertainya, kata kerja transitif terbagi menjadi:

a) Kata kerja ekatransitif, adalah kata kerja yang diikuti oleh satu objek.

Contoh:

Saya membaca surat. S P O

Paman sedang menjahit celana. S P O

Contoh kata kerja ekatransitif adalah membawa, membuktikan, mengerjakan, mengadili, merestui, membelanjakan, membeli, memperbesar.

b) Kata kerja dwitransitif, adalah kata kerja yang mempuyai dua nomina, satu objek dan satu pelengkap.

Contoh:

Ibu membelikan kakak sepatu baru. S P O Pel. Saya mencarikan Ahmad pekerjaan. S P O Pel.

Contoh kata kerja dwitransitif adalah menugasi, mengirimi, mengambilkan, membawakan, menyebut, menuduh, memanggil, menyerahi. c) Kata kerja semitransitif, adalah kata kerja yang

objeknya boleh ada, boleh juga tidak ada. Contoh:

Ayah sedang makan. S P

Kakek sedang makan nasi.

S P O

Contoh kata kerja semitransitif adalah makan, minum, menulis, membaca, menyimak, menonton.

(2) Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak memiliki objek. Jenis kata kerja intransitif ini dikelompokkan ke dalam tiga jenis berikut.

a) Kata kerja intransitif tidak berpelengkap. Kata kerja jenis ini tidak membutuhkan pelengkap. Contoh:

Maiya berdiri di atas panggung. S P Ket. Kue ini sudah mulai membusuk.

S P

Contoh kata kerja intransitif tak berpelengkap adalah datang, duduk, pergi, terkejut, timbul, kedinginan, memburuk, menghijau, membaik, dan sebagainya.

b) Kata kerja intransitif yang berpelengkap wajib, kehadiran pelengkap pada kata kerja ini bersifat mutlak. Bila tidak ada pelengkap, kalimat itu tidak berterima.

Contoh:

Siswa itu kedapatan merokok.

S P Pel.

Nasi telah menjadi bubur. S P Pel.

Contoh kata kerja intransitif yang berpelengkap wajib adalah merupakan, berdasarkan, bersediakan, berpendapat (bahwa), beratapkan, kejatuhan, berpesan (bahwa), menyerupai, kehilangan.

c) Kata kerja intransitif berpelengkap manasuka. Kehadiran pelengkap pada kata kerja jenis ini boleh ada, boleh tidak ada.

Contoh:

S P

Contoh kata kerja intransitif berpelengkap manasuka adalah beratap, berpakaian, berdinding, berpagar, ketahuan, kecopetan, bercat, berpola, naik, berbaju, berhenti, kehujanan, berpintu.

3) Ditinjau dari hubungan kata kerja dengan kata benda dalam kalimat, kata kerja dibedakan atas:

(1) Kata kerja aktif, biasanya berawalan me-, ber-, atau tanpa awalan.

Contoh:

Datang, menulis, menyanyi, berkata, berdua, mencintai, makan, pergi, tidur

(2) Kata kerja pasif, biasanya berawalan di- atau ter-. Contoh:

Terbawa, terkenal, terlena, dilamar, dimakan, tertawa, ditinju, tersiksa, ditembak

(3) Kata kerja anti-aktif (ergatif) adalah kata kerja pasif yang tidak dapat diubah menjadi kata kerja aktif. Subjek pada kata kerja ini merupakan penanggap (pihak yang merasaka, menderita, atau mengalami). Contoh:

Kecopetan, kena marah, kena pukul, terantuk, tembus

(4) Kata kerja anti-pasif adalah kata kerja aktif yang tidak dapat diubah menjadi kata kerja pasif.

Contoh:

Benci terhadap, bertanam, haus akan

4) Ditinjau dari hubungan antara kata benda yang mendampinginya, kata kerja dibedakan atas:

(1) Kata kerja resiprokal adalah kata kerja yang menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak secara berbalasan. Kedua belah pihak terlibat perbuatan.

Contoh:

Cubit-cubitan, saling membenci, berantam, baku hantam, baku tembak, berpegangan, bermaaf-maafan, bersentuhan, saling memberi, tolong-menolong.

(2) Kata kerja tidak resiprokal adalah kata kerja yang tidak menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak dan tidak saling berbalasan.

Contoh:

Menari, menulis, menyanyi, memburu

5) Ditinjau dari sudut referensi argumennya, kata kerja dibedakan atas:

1) Kata kerja refleksif adalah kata kerja yang kedua referennya sama.

Contoh:

Berjemur, membaringkan diri, becermin, bercukur, berdandan, berhias, melarikan diri

2) Kata kerja tidak repleksif adalah kata kerja yang kedua argumennya mempuyai referen yang berlainan. Contoh:

Bekerja, mengantuk, menangis, berlari 4.2 Kata Sifat (Adjektiva)

Kata sifat adalah kata yang menerangkan kata benda. Berikut ini merupakan contoh kata-kata sifat.

1) Dapat bergabung dengan partikel tidak, lebih, sangat, agak.

Contoh:

Tidak mandi, lebih besar, sangat indah, agak dingin 2) Dapat mendampingi kata benda.

Contoh:

Baju baru, lukisan indah, sepeda kuno, rumah tua 3) Dapat diulang dengan imbuhan se-nya.

Setinggi-tingginya, sekurang-kurangnya, sebaik-baiknya, sebodoh-bodohnya, seburuk-buruknya.

4) Dapat diawali imbuhan ter- yang bermakna paling. Contoh:

Terbaik, tercantik, tersayang, tertinggi, termurah. Berdasarkan bentuknya, kata sifat dapat dibedakan atas: 4.2.1 Kata Sifat Dasar

a. Kata sifat dasar yang dapat diikuti kata sangat dan lebih.

Contoh:

Geram, bahaya, jahat, gemuk, lapar, cukup, canggung, adil, ajaib, ampuh, pelit, lapar, lucu. b. Kata sifat dasar yang tidak dapat diikuti sangat dan

lebih. Contoh:

Tentu, bantu, langsung, genap, musnah, gaib, cacat 4.2.2 Kata Sifat Turunan

a. Kata sifat turunan berafiks. Contoh:

Terkesan, termiskin, tertegun, tercenung b. Kata sifat bereduplikasi.

Contoh:

Cantik-cantik, marah-marah, berat-berat, tua-tua c. Kata sifat ke-R-an atau ke-an.

Contoh:

Keramaian, kegerahan, kemerah-merahan, kemalu-maluan

d. Kata sifat berafiks –i (atau alomorfnya). Contoh:

Alami, alamiah, duniawi, gerejawi, hewani, ilmiah, jasmani, insani, rohaniah, manusiawi

e. Kata sifat yang berasal dari kelas kata, melalui proses berikut.

1) Deverbalisasi Contoh:

Melengking, memalukan, membenci, mencekam, menjengkelkan, menyenengkan, meransang, terburu-buru, terganggu, terharu, terhormat, terpaksa, tertutup, tersinggung.

2) Denominalisasi

Contoh: Berbahaya, berbusa, berbisa, berhati-hati, bersahabat, bermanfaat, budiman, dermawan, kesatria, lebar, luas, malam, membudaya, menggunung, meradang, menyimpang, pagi, panjang, pemalas, pemarah, penyanyang, rahasia, serasi, siang, sukses, tinggi 3) Deadverbialisasi

Contoh: Bertambah, berkurang, menyengat, melebih, bersungguh-sungguh, mungkin 4) Denumeralisasi

Contoh: Menyeluruh, mendua, menunggal 5) Deinterjeksi

Contoh: Wah, sip, aduhai 4.2.3 Kata sifat majemuk

a. Subordinatif Contoh:

buta huruf, besar mulut, buta warna, busuk hati, hangat-hangat kuku, kepala dingin, keras kepala, pahit lidah, panjang tangan, rendah hati, tajam ingatan, tinggi hati

b. Koordinatif Contoh:

besar kecil, gagah berani, lemah gemulai, letih lesu, aman sentosa, porak poranda, sehat wal afiat, sopan santun, suka duka, tua muda, riang gembira, senasib sepenanggungan

Dalam dokumen BAHASA INDONESIA DAN PENULISAN ILMIAH (Halaman 32-40)