rumus titik elektron.
Gambar 3.2
Pembentukan ikatan kovalen tunggal pada molekul HCl
Tabel 3.3 Beberapa Unsur Bukan Logam yang Dapat Membentuk Ikatan
Kovalen H IA IVA N P VA O S VIA F Cl Br I VIIA C
Atom-atom bukan logam umumnya berada pada golongan VA–VIIA, artinya atom-atom tersebut memiliki elektron valensi banyak (5–7). Jika elektron valensinya banyak, apakah yang akan dilakukan atom-atom golongan VA–VIIA untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia? Untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia, atom-atom cenderung mengadakan saham (saling menyumbang), setiap atom menyumbang elektron valensi untuk digunakan bersama. Ikatan yang terbentuk melalui penggunaan bersama pasangan elektron valensi dinamakan
ikatan kovalen. Senyawa yang dibentuk dinamakan senyawa kovalen. Untuk
menyatakan elektron valensi dalam ikatan kovalen, Lewis menggunakan rumus titik elektron.
2. Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama sepasang elektron (setiap atom memberikan saham
satu elektron untuk digunakan bersama).
Kata Kunci
• Ikatan kovalen• Pasangan elektron valensi • Senyawa kovalen
51
Ikatan Kimia Gambar 3.4
Pembentukan ikatan kovalen rangkap dua dalam molekul O2
H C H H H Gambar 3.3
Garis yang menyatakan pasangan elektron ikatan.
Sepasang elektron ikatan dapat dinyatakan dengan satu garis. Misalnya, pada molekul HCl, sepasang elektron ikatan dapat dituliskan dalam bentuk H–Cl. Pada molekul CH4, keempat pasang elektron ikatan dapat dituliskan dalam bentuk seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3.
3. Ikatan Kovalen Rangkap
Dalam ikatan kovalen, selain ikatan kovalen tunggal juga terdapat ikatan kovalen rangkap dua dan rangkap tiga. Ikatan kovalen rangkap dua terbentuk dari dua elektron valensi yang disahamkan oleh setiap atom, misalnya pada molekul O2. Ikatan kovalen rangkap tiga terbentuk dari tiga elektron valensi yang disahamkan oleh setiap atom, misalnya dalam molekul N2.
Dapatkah Anda menggambarkan pembentukan ikatan kovalen rangkap dua dan rangkap tiga pada molekul O2 dan N2? Konfigurasi elektron atom
8O= 2 6. Atom O akan stabil jika konfigurasi elektronnya serupa dengan 10Ne=2 8. Agar stabil maka atom O memerlukan 2 elektron tambahan. Kedua
elektron ini diperoleh dengan cara patungan 2 elektron valensi dari masing- masing atom O membentuk ikatan kovalen rangkap dua (perhatikan
Gambar 3.4).
+
OO + O O O
O O O C + 4 H C H H H HProses pembentukan ikatan antara atom C dan H dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada CH4, setiap atom H memiliki 2 elektron valensi (seperti He) dan atom C
memiliki 8 elektron valensi (seperti Ne). Dalam molekul CH4 terdapat 4 pasang
elektron ikatan atau 4 ikatan kovalen tunggal.
Bagaimanakah proses pembentukan ikatan kovalen rangkap tiga dalam molekul N2
dan C2H1?
Kegiatan Inkuiri
C + 2 O O C O
Ikatan Kovalen Rangkap
Gambarkan pembentukan ikatan kovalen rangkap dua dalam molekul CO2.
Jawab
Konfigurasi elektron atom 6C = 2 4.
Untuk membentuk konfigurasi Ne (2 8), diperlukan 4 elektron tambahan. Ke-4 elektron ini diperoleh dari atom O. Setiap atom O menyumbang 2 elektron valensi sehingga membentuk dua buah ikatan kovalen rangkap dua.
atau
C + 2 O ⎯⎯→O = C = O
Contoh 3.2
Berdasarkan uraian dan contoh soal tersebut, dapatkah Anda me- nyimpulkan hubungan jumlah ikatan rangkap dengan nomor golongan dalam sistem periodik?
Contoh:
Atom N yang terdapat dalam golongan VA membentuk ikatan kovalen rangkap tiga. Atom O dan S yang terdapat dalam golongan VIA membentuk ikatan kovalen rangkap dua. Atom halogen (F, Cl, Br, I) membentuk ikatan kovalen tunggal.
4. Ikatan Kovalen Polar
Dalam molekul diatom homointi, seperti H2, Cl2, N2, O2, dan sejenisnya, kedua inti atom saling menarik pasangan elektron dengan ikatan sama besar sebab skala keelektronegatifan setiap atomnya sama. Untuk mengingat skala keelektronegatifan atom, simak kembali Bab Sistem Periodik Unsur-Unsur.
Apakah yang terjadi jika atom H dan atom Cl berikatan? Anda tahu bahwa atom Cl lebih elektronegatif daripada atom H. Kelektronegatifan Cl = 3,0 dan H =2,1. Oleh karena atom Cl memiliki daya tarik terhadap pasangan elektron yang digunakan bersama lebih kuat maka pasangan elektron tersebut akan lebih dekat ke arah atom klorin. Apa akibatnya terhadap atom H maupun atom Cl dalam molekul HCl jika pasangan elektron pada ikatan itu lebih tertarik kepada atom klorin?
Gejala tersebut menimbulkan terjadinya pengkutuban muatan. Oleh
karena pasangan elektron ikatan lebih dekat ke arah atom Cl maka atom Cl akan kelebihan muatan negatif. Dengan kata lain, atom Cl membentuk
kutub negatif. Akibat bergesernya pasangan elektron ikatan ke arah atom
Cl maka atom H akan kekurangan muatan negatif sehingga atom H akan membentuk kutub positif.
Oleh karena molekul HCl bersifat netral maka besarnya muatan negatif pada atom Cl harus sama dengan muatan positif pada atom H. Selain itu, kutub positif dan kutub negatif dalam molekul kovalen bukan
pemisahan muatan total seperti pada ikatan ion, melainkan secara parsial,
dilambangkan denganδ.
Jika dalam suatu ikatan kovalen terjadi pengkutuban muatan maka ikatan tersebut dinamakan ikatan kovalen polar. Molekul yang dibentuknya dinamakan molekul polar. Sebaran muatan elektron pada
molekul polar terdapat di antara rentang ikatan kovalen murni seperti H2 dan ikatan ion seperti NaCl, perhatikan Gambar 3.5. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa dalam molekul-molekul kovalen polar terjadi pemisahan muatan secara parsial akibat perbedaan keelektronegatifan dari atom-atom yang membentuk molekul.
Ikatan kovalen murni (tidak terjadi pemisahan muatan)
Ikatan kovalen polar (terjadi pemisahan muatan secara
parsial)
Ikatan ion (terjadi pemisahan muatan total)
Rentang pemisahan muatan
Gambar 3.5
Rentang kepolaran ikatan berada di antara ikatan kovalen murni dan ikatan ion.
Buatlah kesimpulan hubungan antara jumlah ikatan kovalen dan nomor golongan dalam sistem periodik.
53
Ikatan Kimia
Bagaimana menentukan bahwa suatu molekul tergolong kovalen nonpolar atau kovalen polar? Untuk menjawab masalah ini diperlukan pengetahuan tentang keelektronegatifan unsur-unsur.
Kepolaran molekul berkaitan dengan kemampuan suatu atom dalam molekul untuk menarik pasangan elektron ikatan ke arahnya. Kemampuan tersebut dinyatakan dengan skala keelektronegatifan. Selisih nilai keelektronegatifan dua buah atom yang berikatan kovalen memberikan informasi tentang ukuran kepolaran dari ikatan yang dibentuknya. Jika selisih keelektronegatifan nol atau sangat kecil, ikatan yang terbentuk cenderung kovalen murni. Jika selisihnya besar, ikatan yang terbentuk polar. Jika selisihnya sangat besar, berpeluang membentuk ikatan ion. Selisih keelektronegatifan antara atom H dan H (dalam molekul H2); atom H dan Cl (dalam HCl); dan atom Na dan Cl (dalam NaCl) berturut-turut adalah 0; 0,9; dan 2,1.