BAB II LANDASAN TEORI
E. Kategori Jenis Kesalahan
Beberapa tokoh telah melakukan penelitian mengenai kesalahan pada
topik matematika dan membuat klasifikasi kesalahan yang dilakukan oleh
siswa, antara lain:
1. Hadar, dkk (dalam Nugraheni, 2009) mengemukakan kategori jenis
kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika sebagai berikut:
a. Kesalahan data
Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat dihubungkan
dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang
dikutip oleh siswa. Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan:
1) Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal.
2) Mengabaikan data penting yang diberikan.
3) Menguraikan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan)
yang sebenarnya tidak dibutuhkan dalam masalah.
4) Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang
sebenarnya.
5) Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang
tidak sesuai.
6) Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain.
7) Salah menyalin soal.
b. Kesalahan menginterpretasikan bahasa
Yang termasuk dalam kategori ini adalah:
1) Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan
matematika dengan arti yang berbeda.
2) Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang
artinya berbeda.
3) Salah mengartikan grafik.
c. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan
Yang termasuk dalam kategori ini adalah kesalahan-kesalahan dalam
menarik kesimpulan dari suatu informasi yang diberikan atau dari
kesimpulan sebelumnya, yaitu:
1) Dari pernyataan implikasi ⇒ݍ, siswa menarik kesimpulan
sebagai berikut:
Bilaݍdiketahui terjadi makapasti terjadi.
Bilasalah makaݍpasti juga salah.
2) Mengambil kesimpulan tidak benar, misalnya memberikan ݍ
sebagai akibat dari tanpa dapat menjelaskan urutan
pembuktian yang betul.
d. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema
Kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, aturan,
teorema atau definisi yang pokok dan khas. Kategori ini meliputi
kesalahan-kesalahan sebagai berikut:
1) Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai,
misalnya menerapkan aturan sinus,
௦ఈ
=
unsur-unsur ܽ dan ߙ tidak terdapat pada segitiga yang memuat
unsur-unsurܾdanߚ.
2) Menerapkan sifat distributif untuk fungsi atau operasi yang
bukan distributif. Misalnya:
(ܽ+ܾ)
= ܽ
+ܾ
3) Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus, atau
teorema. Misalnya:
(ܽ−ܾ)
ଶ= ܽ
ଶ+ 2ܾܽ−ܾ
ଶe. Penyelesaian yang tidak diperiksa kembali
Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh oleh siswa
benar, akan tetapi hasil akhir yang diberikan bukan penyelesaian dari
soal yang dikerjakan.
f. Kesalahan teknis
Yang termasuk dalam kategori ini adalah :
1) Kesalahan perhitungan.
2) Kesalahan dalam mengutip data dari tabel.
3) Kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar dasar,
misalnya: menulis ܽ− 4 ×ܾ− 4 sebagai pengganti dari
(ܽ− 4)(ܾ− 4).
2. Dawkins (2006) mengemukakan beberapa kesalahan yang sering
dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal aljabar sebagai berikut:
a. Kesalahan dalam pembagian dengan bilangan nol
Kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam pembagian dengan
bilangan nol yaitu menghitung
20
= 0 atau
ଶ
= 2. Pembagian dengan
bilangan nol yang benar, yaitu bahwa
20
=tidak didefinisikan.
b. Kesalahan dalam penggunaan tanda kurung
Kesalahan ini disebabkan karena siswa tidak paham pentingnya
penggunaan tanda kurung atau siswa menganggap tanda kurung
tidak diperlukan dalam langkah-langkah tertentu.
Contoh:
1) Menentukan kuadrat dari4ݔ
Benar Tidak Benar
(4ݔ)
ଶ= (4)
ଶ(ݔ)
ଶ= 16ݔ
ଶ(4ݔ)
ଶ= 4ݔ
ଶDalam kasus ini tanda kurung digunakan untuk meyakinkan
bahwa yang dikuadratkan adalah4ݔbukan hanyaݔsaja.
2) Menentukan kuadrat dari−2
Benar Tidak Benar
(−2)
ଶ= (−2)(−2) = 4 (−2)
ଶ= −(2)(2)= −4
Banyak siswa sebenarnya tahu bahwa secara teknik mereka
diharuskan mengkuadratkan −2, tetapi mereka malas dan tidak
menuliskan tanda kurung dengan alasan mereka akan mengingat
tanda kurung saat memeriksa kembali hasil pekerjaan mereka.
Namun banyak siswa akhirnya lupa tanda kurung dan
menuliskan−4pada akhir pekerjaan.
Benar Tidak Benar
ܽ
ଶ+ 3ܽ− 5 −(4ܽ− 5) ܽ
ଶ+ 3ܽ− 5 − 4ܽ− 5
=ܽ
ଶ+ 3ܽ− 5 − 4ܽ+ 5 = ܽ
ଶ−ܽ− 10
=ܽ
ଶ−ܽ
c. Kesalahan dalam mendistribusikan
Contoh:
1) Mengalikan4(2ݔ
ଶ− 10)
Benar Tidak Benar
4(2ݔ
ଶ− 10) = 8ݔ
ଶ− 40 4(2ݔ
ଶ− 10) = 8ݔ
ଶ− 10
2) Mengalikan3(2ݔ− 5)
ଶBenar Tidak Benar
3(2ݔ− 5)
ଶ3(2ݔ− 5)
ଶ= 3(4ݔ
ଶ− 20ݔ+ 25) = (6ݔ− 15)
ଶ= 12ݔ
ଶ− 60ݔ+ 75 = 36ݔ
ଶ− 180ݔ+ 225
d. Kesalahan dalam mengasumsikan penjumlahan
Kesalahan ini terjadi saat siswa mengasumsikan bahwa sifat pada
2(ݔ+ݕ) = 2ݔ+ 2ݕ akan berlaku untuk semua bentuk aljabar yang
mirip dengan bentuk tersebut. Beriku ini bentuk aljabar yang
dianggap mempunyai sifat yang sama dengan 2(ݔ+ݕ) = 2ݔ+ 2ݕ
oleh siswa:(ݔ+ݕ)
ଶ= ݔ
ଶ+ݕ
ଶ.
e. Kesalahan dalam mengerjakan soal dengan
menghilangkan/menghapuskan variabel, koefisien, atau konstanta.
f. Kesalahan dalam menggunakan notasi pecahan
Kesalahan yang sering terjadi yaitu dalam menggunakan notasi ‘/’
untuk menunjukkan pecahan, contohnya 2/3. Notasi ini tidak
masalah digunakan dalam menotasikan 2/3, tetapi akan menjadi
masalah jika digunakan dalam menuliskan2/3ݔkarena2/3ݔ dapat
memiliki dua makna yang berbeda, yaitu
23
ݔatau
ଶଷ௫