• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KEHARMONISAN KELUARGA KRISTIANI MENURUT

A. Katekese Model Shared Christian Praxis Sebagai

Kristiani

Katekese model SCP merupakan katekese yang bertitik tolak dari

pengalaman hidup umat. Katekese model SCP ini dapat menumbuhkan kekuatan

iman yang baru untuk berani menghadapi permasalahan hidup berkeluarga dan

juga mampu memberi kesaksian iman kepada anggota keluarga Kristiani lainnya.

Penulis beranggapan bahwa katekese model SCP ini sangat sesuai diterapkan

untuk membantu anggota keluarga Kristiani dalam meningkatkan keharmonisan

keluarga karena alasan yang utama adalah katekese model SCP ini menjadikan

anggota keluarga Kristiani sebagai subyek atau pelaku katekese. Anggota

keluarga Kristiani dapat saling berinteraksi serta mengkomunikasikan pengalaman

imannya dalam proses katekese. Interaksi semacam inilah yang disebut sebagai

komunikasi iman antar peserta katekese.

Peran dari pendamping katekese adalah sebagai fasilitator yang bertugas

untuk dapat mengarahkan peserta katekese yaitu anggota keluarga Kristiani dalam

mengungkapkan pengalaman hidupnya. Katekese model SCP ini bersifat

katekese sungguh-sungguh dapat membantu anggota keluarga Kristiani untuk

saling mendengarkan, memperkaya, menghayati, merefleksikan pengalaman

hidup mereka sehingga kemudian dapat mengambil sikap iman yang konkrit serta

mampu mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis merasa tertarik untuk mengadakan katekese dengan model SCP

karena penulis merasa katekese model SCP ini sebagai pilihan yang cocok untuk

membantu anggota keluarga Kristiani dalam meningkatkan keharmonisan

keluarga karena suasana yang santai, hangat, dan terbuka dapat tercipta dalam

proses katekese model SCP ini sehingga suasana tersebut menjadikan peserta

lebih rileks dalam mensharingkan pengalamannya. Sharing pengalaman dan

kesediaan untuk mendengarkan satu sama lain menjadi sesuatu yang pokok dalam

katekese model SCP. Hal tersebut dapat menguatkan peserta satu sama lain dan

dapat merefleksikan pengalaman yang telah diungkapkan oleh peserta sehingga

peserta dapat berproses dalam mengambil sikap konkrit apa yang akan dilakukan

dalam rangka perkembangan iman dan pertobatan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Komponen SCP

Menurut Thomas H. Groome yang disadur oleh Heryatno Wono Wulung

(1997: 2-4), komponen dari katekese model SCP antara lain:

a. Shared

Istilahsharedmenunjuk pengertian akan pembentukan untuk mewujudkan kesatuan atau komunio. Peserta diajak untuk dapat mengutamakan komunikasi

iman yang timbal balik, sikap partisipasi aktif dan kritis, terbuka pada kedalaman

diri serta kehadiran sesama maupun rahmat Tuhan. Komunikasi iman disebut juga

sharing atau dialog dalam kegiatan katekese. Sharing merupakan kesediaan untuk

saling berbagi pengalaman, pengetahuan, perasaan dan diharapkan dapat saling

mendengarkan satu sama lain tidak hanya dengan telinga melainkan dengan hati

sehingga akan menimbulkan unsur peneguhan, penegasan, dan hasrat untuk maju

secara bersama berdasar nilai dan semangat kristiani dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah itu peserta dapat mengkonfrontasikan buah-buah refleksi pengalaman

dengan nilai kristiani yang mendasar sehingga peserta terdorong untuk

menemukan nilai-nilai baru yang sesuai dengan konteks hidup peserta dan dapat

mewujudkannya dalam kehidupan konkrit.

b. Christian

Christian menunjuk pada kekayaan iman Kristiani yang semakin dihayati dalam kehidupan peserta zaman sekarang. Nilai-nilai Kristiani dipahami sebagai

suatu sumber pewartaan yang merupakan tradisi iman Kristiani. Ajaran Kristiani

dapat dihayati dalam kehidupan masing-masing peserta sehingga diharapkan

dapat mewartakan kabar keselamatan sesuai dengan kehendak Allah.

c. Praxis

Praxis merupakan perwujudan tindakan manusia yang bertitik tolak dari kesatuan antara aksi dan refleksi serta tindakan yang diwujudkan dalam

peserta melakukan segala aktivitas dalam hidupnya kemudian aktivitas tersebut

dapat direfleksikan sehingga muncul kreativitas dalam aktivitas selanjutnya.

2. Tujuan Katekese Model SCP

Tujuan katekese model SCP ini lebih menekankan proses dalam

berkatekese yang bersifat dialog-partisipatif sehingga dapat mendorong peserta

berdasarkan komunikasi antara “tradisi” dan visi hidup mereka dengan “tradisi”

dan visi hidup Kristiani, sehingga secara pribadi maupun secara bersama mampu

mengadakan penegasan dan pengambilan keputusan demi makin terwujudnya

tindakan-tindakan konkrit yang positif dalam kehidupan sesuai dengan kehendak

Allah (Heryatno Wono Wulung, 1997: 1).

Katekese model SCP ini mempunyai ciri yang sekaligus merupakan

keunggulan dalam kegiatan katekese. Katekese model SCP ini menjadikan peserta

sebagai subyek dalam katekese serta mempunyai sifat dialog-partisipatif yang

artinya komunikasi yang terjalin di dalam proses katekese ini adalah dari peserta

katekese itu sendiri, sehingga melalui pengalaman hidup yang telah direfleksikan

dengan terang Iman Kristus membantu peserta memperkaya dan mengembangkan

iman mereka dalam perwujudan tindakan konkrit sehari-hari. Jadi katekese model

SCP ini berawal dari pengalaman hidup peserta yang selanjutnya direfleksikan

secara kritis agar menemukan maknanya kemudian dikaitkan dengan nilai-nilai

hidup Kristiani yang akan membawa peserta pada perubahan baru sebagai wujud

pertobatan anggota keluarga Kristiani dalam usaha meningkatkan keharmonisan

3. Langkah-langkah Katekese Model SCP

Menurut Sumarno (2005: 19-22) langkah-langkah SCP dapat dijabarkan

sebagai berikut:

a. Langkah 0: Pemusatan Aktivitas.

Bagian ini bertujuan untuk mendorong umat menemukan topik pertemuan

yang bertolak dari kehidupan konkrit yang selanjutnya menjadi tema dasar

pertemuan. Tidak semua proses pelaksanaan katekese dengan model SCP

menggunakan langkah nol terutama bila tema pertemuan sudah ditemukan

sebelumnya.

b. Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual.

Langkah pertama ini digunakan untuk membantu peserta mengungkapkan

pengalaman hidup faktual yang sesuai dengan kenyataan. Sharing adalah salah satu cara yang dipakai oleh peserta untuk mengungkapkan pengalaman hidupnya.

Langkah ini bertujuan agar peserta semakin menyadari pengalaman hidupnya dan

selanjutnya dapat mengkomunikasikannya kepada peserta lainnya sekaligus

membantu peserta menyadari bahwa dirinya merupakan subyek dari proses

katekese tersebut.

c. Langkah II: Refleksi Kritis Atas Sharing Pengalaman Hidup Faktual.

Langkah II ini bertujuan untuk memperdalam sharing pengalaman melalui

perkembangan hidup beriman yang lebih baik. Langkah ini meliputi 3 poin yaitu

pemahaman kristis dan sosial, kenangan analitis dan sosial serta imajinasi kreatif

sosial. Pemahaman kritis adalah kemampuan memberi arti dan nilai pada

keterlibatan dalam hidup konkrit. Kenangan analitis adalah kesadaran akan

seluruh pengaruh yang membentuk sikap, pandangan dan interpretasi terhadap

kenyataan hidup. Sedangkan imajinasi kreatif adalah merenungkan tindakan

positif sehingga dapat menentukan tindakan dalam kehidupan pribadi maupun

sosial.

d. Langkah III: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau.

Langkah ini bertujuan mengkomunikasikan nilai-nilai Tradisi dan visi

Kristiani agar lebih terjangkau dan lebih mengena untuk kehidupan peserta yang

mempunyai konteks dan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Tradisi dan visi

Kristiani mengungkapkan pewahyuan diri dan kehendak Allah yang memuncak

dalam misteri hidup dan karya Yesus Kristus serta mengungkapkan tanggapan

manusia atas pewahyuan tersebut.

e. Langkah IV: Interpretasi Dialektis Antara Tradisi dan Visi Peserta dengan Tradisi dan Visi Kristiani.

Langkah ini mengajak peserta berdasar nilai Tradisi dan visi Kristiani

peserta bagi dirinya sendiri yaitu pemaknaan akan nilai hidup, sikap-sikap pribadi

yang tidak baik akan dihilangkan, dan nilai-nilai hidup yang baru akan

dengan cara memperteguh identitas kekristenan yang sudah diyakini. Langkah ini

juga bertujuan untuk menekankan interpretasi yang dialektis antara tradisi dan visi

peserta dengan nilai tradisi dan visi Kristiani. Interpretasi tersebut dapat

melahirkan kesadaran, sikap-sikap, dan niat-niat baru sebagai jemaat Kristiani

yang mengutamakan nilai-nilai Kerajaan Allah.

f. Langkah V: Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia Ini.

Langkah ini mengajak peserta agar sampai pada keputusan baru akan aksi

konkrit yang dipahami sebagai tanggapan jemaat terhadap pewahyuan Allah.

Langkah ini bertujuan untuk mendorong peserta pada keterlibatan baru dengan

jalan mengusahakanmetanoia; pertobatan pribadi dan sosial yang berkelanjutan.

B. Usulan Program Katekese Model SCP Bagi Anggota Keluarga Kristiani di

Dokumen terkait