• Tidak ada hasil yang ditemukan

KABUPATEN BALANGAN

Kebijakan 3: Mewujudkan Permukiman Yang Sehat, Aman, Harmonis, Dan Berkelanjutan Guna Mendukung Pengembangan Jati Diri, Kemandirian,

C. Kawasan Permukinan Perkotaan

KABUPATEN BALANGAN

Adapun permasalahan yang menjadi kendala pengembangan permukiman di Kabupaten Balangan adalah sebagai berikut:

1. Permasalahan pengembangan permukiman di wilayah perkotaan:

a. Ada beberapa rumah yang tidak layak huni ditinjau dari segi kesehatan lingkungan, keindahan, dan kerawanan sosial (kategori slum).

b. Masih adanya rumah non permanen yang tidak memperhatikan aspek kesehatan penghuninya

c. Tidak adanya jaringan drainase dan jaringan drainase yang ada bercampur dengan jaringan irigasi

d. Sebagian kecil permukiman belum memiliki septictank sebagai tempat pembuangan limbah rumah tangga, baik individu maupun komunal

2. Permasalahan pengembangan permukiman di wilayah perdesaan:

a. Terdapat rumah yang bercampur/berhimpitan dengan kandang hewan ternak yang dimiliki sehingga sangat rawan terhadap penyakit

b. Rumah-rumah nonpermanen yang terbuat dari dinding anyaman bambu dan membentuk kelompok sendiri menimbulkan kesan lingkungan yang kumuh

c. Sebagian besar daerah perdesaan pendalaman belum dilalui oleh sarana angkutan umum.

d. Jaringan jalan sebagian besar berupa jalan makadam, dan jalan tanah

e. Masih minimnya ketersediaan air bersih setiap tahun

f. Pelayanan pipa PDAM belum dapat menjangkau seluruh wilayah perdesaan

g. Wilayah perdesaan yang cukup luas belum terjangkau tempat pengelolaan sampah (TPS)

h. Sebagian besar permukiman di perdesaan belum memiliki sanitasi yang memadai, sehingga limbah rumah tangga yang dihasilkan langsung dibuang ke sungai.

C. Kawasan Permukinan Perkotaan

Lingkup kawasan permukiman perkotaan meliputi 2 hal yaitu kawasan permukiman kumuh dan kawasan perumahan sederhana sehat (RSH) dengna kondisi eksisting sebagai berikut:

1. Kawasan Permukiman Kumuh

Kawasan kumuh adalah kawasan dimana rumah dan kondisi hunian masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan fasilitas sosial lainnya.

3 - 64

LAPORAN AKHIR

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

Kawasan kumuh yang terdapat di Kabupaten Balangan yang merupakan kawasan kumuh perkotaan yang telah ditetapkan melalui SK Bupati Balangan No. 180/229/KUM/2009 yang terlampir pada lampiran, serta identifikasi langsung dilapangan terhadap beberapa variabel tentang kawasan kumuh, kawasan kumuh di Kabupaten Balangan berada di lokasi [1] kawasan Batu Paring RT II dan III, [2] kawasan Paringin Timur RT I, II, III dan V, [3] kawasan Paringin Kota RT II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII, dan [4] kawasan Pasar Batu Mandi. Lebih jelasnya penyebaran mengenai lokasi kawasan kumuh di Kabupaten Balangan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.11.

Lokasi Kawasan Kumuh Di Kabupaten Balangan

Nama Kawasan Kecamatan Luas (Ha) Rumah (Unit) Jumlah Penduduk Jumlah

(Jiwa) KK [1] [2] [3] [4] [5] [6]

Batu Piring RT II Paringin Selatan 15 115 345 115

Batu Piring RT III Paringin Selatan 2,5 118 354 118

Paringin Timur RT V Paringin 3 80 252 63

Paringin Timur RT II dan III Paringin 9,5 187 480 160

Paringin Timur RT I Paringin 3,5 73 262 131

Paringin Kota RT VI dan VII Paringin 6,5 104 371 105

Paringin Kota RT VIII Paringin 3,6 72 232 73

Paringin Kota RT II dan III Paringin 6,2 125 534 129

Paringin Kota RT IV Paringin 2,3 91 316 92

Pasar Batu Mandi BatuMandi 5 75 225 75

TOTAL 10 Lokasi 57,1 1040 3371 1061 Sumber : Data Base Penyusunan RP4D Kabupaten Balangan

2. Kawasan RSH

Pembangunan Rumah Sederhana berukuran 5m x 6m di Dusun Ajung Desa Dayak Pitap merupakan Program dan Kementrian Sosial untuk Komunitas Adat Tertinggal, dengan harapan mengurangi masyarakat yang tinggal berpindah dan tidak menetap, suku dayak meratus di Kabupaten Balangan. Pemukim diberikan tempat tinggal dan disediakan ladang atau disiapkan juga untuk mata pencahariannya. Jumlahnya mencapai 100 unit, sumber dana APBN, dengan prasarana sarana seperti ketenaga listrika dari APBD Provinsi, Pendidikan dan Kesehatan dari APBD Kabupaten.

Perumahan yang didirikan oleh pengembang swasta di Kabupaten Balangan jumlahnya hingga saat ini melebihi 10 lokasi. Pembangunan Perumahan oleh pengembang swasta ini karena Perkotaan Paringin terus maju dan berkembang pesat sehingga permintaan terhadap rumah menarik investasi untuk menyediakan pasokan tersebut. Beberapa lokasi perumahan mampu menyediakn unit sebanyak 50-100 rumah tinggal, dari ukuran rata-rata 36m2 hingga 45m2.

Hingga saat ini program khusus terkait penyediaan rumah tinggal dan lahan dalam skala besar seperti Kasiba. Lisiba di Kabupaten Balangan belum ada. Beberapa pengembangan rumah lebih kepada kondisi sektoral yang menuntut adanya suplai

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

pasokan atau program pemerintah pusat didaerah.Pembangunan Hunian Pola Berimbang, juga belum sepenuhnya diterapkan di Kabupaten Balangan, ketentuan mengenai penyediaan Ruang Terbuka Hijau didalam lahan perumahan pengembang maupun lainnya juga belum menjadi persyaratan wajib dalam proses perizinan.Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kabupaten Balangan (seperti pekerja pasar, dan petani tanaman pangan), belum mendapatkan perhatian terhadap upaya kepemilikan rumah tinggal.

Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Balangan di dasarkan atas rencana pusat-pusat permukiman perkotaan yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Balangan Tahun 2008-2028 dimana disebutkan bahwa kawasan perkotaan akan di tempatkkan di Pusat Kota yaitu Kecamatan Paringin sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL), di Kawasan Timur Kabupaten Balangan yaitu di Kecamatan Halong yang dalam RTRW berfungsi PKL-1 Timur dan Kecamatan Batu Mandi sebagai PKL-1-Selatan. Maka dalam arahan lokasi untuk perumahan dan permukiman baru ini, perlu juga diarahkan rencana pengembangan permukiman perkotaan. Pengembangan permukiman perkotaan pada umumnya berupa kawasan permukiman dan perumahan formal yang dibangun oleh pihak swasta (developer). Kawasan Rencana pengembangan Permukiman perkotaan didasarkan atas hasil arahan rencana pola ruang dalam RTRW Kabupaten Balangan, daya dukung lahan, kesesuaian lahan serta didasarkan atas kriteria kawasan permukiman yang di tetapkan dalam RTRW Kabupaten Balangan. Adapun criteria tersebut seperti dijabarkan di bawah ini, yaitu:

• Ketentuan Peraturan Daerah tentang Penetapan Batas Wilayah Kota di Kabupaten Balangan

• Memperhatikan kecenderungan perkembangan penduduk dan tingkat kepadatan penduduk di setiap bagian wilayah

• Memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk di setiap bagian wilayah

• Memperhatikan pengembangan infrastruktur serta sarana yang dibutuhkan. Berdasarkan atas pertimbangan seperti yang tertuang di atas, maka rencana pengembangan permukiman perkotaan yang baru di Kabupaten Balangan di arahkan pada 3 kecamatan yaitu:

1. Kawasan Perkotaan Paringin dan Paringin Selatan, yang merupakan Pusat Kota Kabupaten Balangan. Dalam analisis backlogatau kekurangan ketersediaan perumahan, Kecamatan Paringin mempunyai backlog sebesar 2008 unit rumah. Pembangunan permukiman dan perumahan baru ini dapat berupa kawasan

3 - 66

LAPORAN AKHIR

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

perumahan formal dan pembanguann kavling siap bangun (KASIBA) dan Lingkungan Siap Bangun (LISIBA). Berdasarkan data kuesioner, dapat disimpulkan bahwa kawasan pusat kota ini memiliki sarana dan prasarana pendukung perumahan permukiman yang baik. Berdasarkan arahan kepadatan penduduk, kawasan perkotaan Kecamatan Paringin termasik dalam kepadatan sedang.

2. Kawasan Perkotaan Halong, merupakan kawasan perumahan di bagian Timur Kabupaten Balangan yang memiliki kekurangan ketersediaan rumah sebesar 370 unit. Berdasarkan hasil hasil analisis kuesioner data perumahan, Permasalahan yang terjadi di kawasan perkotaan ini yaitu kurangnya sarana dan prasarana pendukung permukiman perumahan. Atas permasalahan tersebut, maka diperlukan Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) yang lengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung bagi perumahan permukiman perkotaan; dan

3. Kawasan Perkotaan Batu Mandi, merupakan kawasan permukiman perkotaan di bagian Selatan Pusat Kota Balangan. Kebutuhan rumah pada kawasan ini sebesar 481 Unit. Permasalahan Pembangunan permukiman di Kawasan perkotaan ini yaitu kurang merata kawasan perumahan yang hanya berada di sepanjang jalan Trans Kalimantan penghubung Banjarmasin - Tanjung - Palangkaraya. Sebagai solusi akan permasalahan tersebut, maka rencana pengembangan kawasan permukiman perkotaan di kawasan ini dapat berupa perumahan formal atau berupa kavling siap bangun (KASIBA).

Tabel 3.12.

Proyeksi Kebutuhan Perumahan di Kabupaten Balangan

No. Kecamatan

Jumlah Rumah (unit) Proyeksi Jumlah Rumah (unit) Pertumbuhan Laju Kebutuhan Rumah Rata-Rata (%) 2010 2011 2016 2021 1 Paringin 3.793 4.524 5.585 6.095 2,89% 2 Paringin Selatan 2.680 2.930 3.617 3.948 2,25% 3 Awayan 3.077 3.593 4.435 4.841 2,73% 4 Tebing Tinggi 1.454 1.808 2.232 2.436 3,22% 5 Batu Mandi 3.632 4.620 5.703 6.225 3,40% 6 Lampihong 3.694 4.459 5.505 6.008 2,98% 7 Juai 3.956 4.586 5.661 6.179 2,68% 8 Halong 4.115 5.407 6.675 7.285 3,67% Jumlah 26.401 31.927 39.413 43.017 3,00% Sumber: Hasil Analisis

Dokumen terkait