• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG

CIPTA KARYA

Dalam RTRWN (PP 26 Tahun 2008), Kabupaten Balangan dengan ibukotanya Paringin masih tergabung dalam Pusat Kegiatan Wilayah Amuntai. Sehingga secara struktur tata ruang Wilayah Paringin ditetapkan sebagai pusat kegiatan lokal (PKL). Kebijaksanaan dalam RTRWN ini juga menyebutkan Kabupaten Balangan dengan Ibukotanya Paringin termasuk dalam kawasan andalan Kandangan dengan potensi pengembangan adalah pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Sementara itu secara regional Kabupaten Balangan ini belum berperan sebagai pusat kegiatan lokal. Hal ini terlihat dari orientasi pelayanan kebutuhan masih beorientasi ke Kabupaten Barabai dan Amuntai. Disamping itu, masuknya Kabupaten Balangan dalam kawasan andalan Kandangan belum dimanfaatkan dengan baik sesuai dengan lingkup perencanaan RTRWN yang meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka arahan RTRWN yang akan dijadikan sebagai acuan adalah kebijakan dan rencana yang ditetapkan lokasinya di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Balangan, sebagai berikut:

Beberapa permasalahan yang menyebabkan Kabupaten Balangan belum berperan sebagai Pusat Kegiatan lokal (PKL) adalah sebagai berikut:

• Merupakan kabupaten yang baru terbentuk sehingga dilihat dari segi prasarana dan saranaperkotaan masih belum memadai untuk melayani kebutuhan di wilayahnya sendiri

• infrastruktur dalam mendukung pergerakan orang dan barang masih sangat minim • Sarana pelayanan kebutuhan dengan tingkat pelayanan regional masih sangat minim

dibandingkan dengan kabupaten/kota lain

Mengacu dari beberapa permasalahan di atas maka kebijakan yang disusun dalam upaya pengembangan Kabupaten Balangan diantaranya sebagai berikut:

(2)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

• Meningkatkan peran Kabupaten Balangan dengan Ibukotanya Paringin sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

• Pengembangan infrastruktur untuk mendukung pengembangan Kabupaten Balangan sebagai pusat kegiatan lokal

• Mengoptimalkan kawasan andalan untuk meningkatkan pengembangan ekonomi Kabupaten Balangan dengan mempertimbangkan faktor kesesuaian fisik.

• Pengembangan wilayah Kabupaten Balangan berbasis pada pertanian, perkebunan, pertambangan dan pariwisata.

Peta 3.1.

Kedudukan Kabupten Balangan dalam RTRWN

3.2. ARAHAN RTRW PULAU KALIMANTAN

Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau Kalimantan disyahkan pada tanggal 5 Januari 2012 dalam bentuk Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2012 tanggal 5 Januari 2012 tentang RTRW Pulau Kalimantan. Tujuan dari penyusunan RTRW Pulau Kalimantan adalah untuk mewujudkan:

1. Kelestarian kawasan konservasi keanekaragaman hayati dan kawasanberfungsi lindung yang bervegetasi hutan tropis basah paling sedikit 45% (empat puluh lima persen) dari luas Pulau Kalimantan sebagai Paru-paru Dunia

a. Kemandirian energi dan lumbung energi nasional untuk ketenagalistrikan

2. Pusat pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi di Pulau Kalimantan

3. Pusat perkebunan kelapa sawit, karet, dan hasil hutan secara berkelanjutan.

(3)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

4. Kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara yang berbatasan dengan Negara Malaysia dengan memperhatikan keharmonisan aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup

5. Pusat pengembangan kawasan perkotaan nasional yang berbasis pada air 6. Kawasan ekowisata berbasis hutan tropis basah dan wisata budaya Kalimantan

7. Jaringan transportasi antar moda yang dapat meningkatkan keterkaitan antar wilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah

8. Swasembada pangan dan lumbung pangan nasional.

Arahan RTRW Pulau Kalimantan berupa rencana struktur ruang, rencana infrastruktur dan rencana pemanfaatan ruang di Provinsi Kalimantan Selatan sebagai berikut:

A. Rencana Struktur Ruang Pulau Kalimantan

• Pusat industri hilir pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet di PKN Banjarmasin

• Pusat industri pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet diPKW Amuntai, PKW Martapura, PKW Marabahan, dan PKW Kotabaru

• Pusat industri pengolahan danindustri jasa hasil pertanian tanaman pangan PKNBanjarmasin, PKW Amuntai, PKW Martapura, PKW Marabahan, dan PKW Kotabaru

• Pusat industri pengolahan danindustri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan di PKN Banjarmasin, PKW Martapura, PKW Marabahan, dan PKW Kotabaru

• Pusat pengembangan ekowisata di PKN Banjarmasin, dan PKW Kotabaru • Pusat pengembangan wisata budaya di PKN Banjarmasin, dan PKW Amuntai

• Pusat kegiatan ekonomi di PKN Banjarmasin, PKW Martapura, dan PKW Marabahan

B. Rencana Pengembangan Infrastruktur

• Pengembangan jaringan drainase di PKN dan PKW yang terintegrasi dengan sungai di PKN Banjarmasin yang terintegrasi dengan Sungai Barito

• Pengembangan jaringan jalan arteri primer pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan, yang merupakan bagian dari Jaringan Jalan Trans Kalimantan, yang menghubungkan:

1. Sei Pinyuh - Pontianak - Tayan - Nanga Tayap - Kudangan - Penopa - Nanga Bulik - Pangkalan Bun - Sampit - Kotabesi - Kasongan - Palangkaraya - Pulang Pisau - Kuala Kapuas - Banjarmasin - Liang Anggang

2. Liang Anggang - Pelaihari - Pagatan - Batulicin - Batuaji - Tanah Grogot - Kuaro 3. Muara Teweh - Ampah - Tamiang Layang - Kelua, Barabai - Mabuun; Simpang

Serapat-Benua Anyar.

(4)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

• Pengembangan jaringan jalan nasional yang menghubungkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pertumbuhan dengan pelabuhan dan bandar udara untuk mendukung pemasaran dan distribusi produk unggulan meliputi jaringan jalan arteriprimer yang menghubungkan:

1. PKN Banjarmasin dengan Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin) dan Bandar Udara Syamsuddin Noor (Kota Banjarmasin)

2. PKW Kotabaru dengan Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu)dan Bandar Udara Stagen (Kabupaten Kotabaru)

• Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan untuk melayani PKN sebagaipusat pertumbuhan utama meliputi jaringan jalan bebas hambatan antarkota yangmenghubungkan:

1. Banjarmasin-Liang Anggang, Liang Anggang-Pelaihari, Kuala Kapuas-Banjarmasin 2. Marabahan-Banjarmasin;Liang Anggang-Martapura;Pelaihari-Pagatan;

Pagatan-Batulicin; dan Batulicin-Tanah Grogot (Kuaro)

• Pengembangan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan jalurkereta api, pelabuhan, bandar udara, serta transportasi sungai danpenyeberangan untuk membuka keterisolasian wilayah Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu dengan Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin), dan Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu)

• Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu denganBandar Udara Syamsuddin Noor (Kota Banjarmasin), dan Bandar Udara Stagen (Kabupaten Kotabaru)

• Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan yang terpadu denganjaringan transportasi sungai di Sungai Barito

• Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu dengan jaringan transportasi sungai di Sungai Barito

• Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan BagianTimur yang melalui Balikpapan - Tanah Grogot - Tanjung - Ampah, Batulicin - Pelaihari - Banjarmasin - Kuala Kapuas - Pulang Pisau- Palangkaraya

• Pengembangan jaringan transportasi sungai untuk melayani PKN, PKW, dankawasan permukiman pada bagian hulu sungai dilakukan di:

1. jaringan transportasi Sungai Barito yang menghubungkan PKW MuaraTeweh dan PKW Buntok dengan PKN Banjarmasin

2. jaringan transportasi Sungai Nagara yang menghubungkan PKW Amuntai dengan PKN Banjarmasin.

(5)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

• Pengembangan jaringan transportasi sungai untuk melayani pengangkutanbatubara, hasil hutan, dan komoditas unggulan lainnya dilakukan pada jaringan transportasi Sungai Barito

• Pengembangan jaringan transportasi penyeberangan untuk membuka keterisolasian wilayah pulau-pulau kecil terluar, meningkatkan keterkaitan antar provinsi di Pulau Kalimantan dengan provinsi di luar Pulau Kalimantan, dan antar negara yaitu menghubungkan:

1. Batulicin-Garongkong (Pulau Sulawesi) 2. Batulicin-Barru (Pulau Sulawesi) 3. Banjarmasin-Semarang (Pulau Jawa) 4. Banjarmasin-Lamongan (Pulau Jawa)

• Pengembangan dan pemantapan pelabuhan yang melayani kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan menuju pasar nasional dan internasional:

1. Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin) sebagai pelabuhan utama untuk melayani

a. PKN Banjarmasin, PKW Marabahan, dan PKW Martapura sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya

b. PKW Amuntai sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya.

2. Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu) sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKW Kotabaru sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Batulicin dan Kawasan Andalan Laut Pulau Laut.

• Pengembangan akses dan jasa kepelabuhanan di sepanjang Alur Laut Kepulauan Indonesia I dan Alur Laut Kepulauan Indonesia II dilakukan di Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin) dan Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu)

• Pemanfaatan bersama pelabuhan guna kepentingan pertahanan dan keamanan negara dilakukandi sekitar Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu)

• Pengembangan alur pelayaran yang menghubungkan antar pelabuhan meliputi alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin), dan Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu).

(6)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

• Pengembangan sarana bantu navigasi pelayaran pada kawasan konservasi perairan yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi Taman Wisata Alam Laut Pulau Laut Barat-Selatan dan Pulau Sembilan (Kabupaten Kotabaru)

• Pengembangan dan pemantapan bandar udara yang terpadu dengan sistem jaringan transportasi darat untuk meningkatkan keterkaitan antarwilayah yaitu di: 1. Bandar Udara Syamsuddin Noor (Kota Banjarmasin) sebagai Bandar udara

pengumpul dengan skala pelayanan sekunder yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur;

2. Bandar Udara Stagen (Kabupaten Kotabaru) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan

• Pengembangan bandar udara untuk melayani kawasan perkotaan nasional sebagai pintu gerbang internasional dalam rangka mendukung kegiatan ekowisata, wisata budaya, dan industri dilakukan Bandar Udara Syamsuddin Noor (Kota Banjarmasin) • Pemanfaatan bersama bandar udara guna kepentingan pertahanan dan keamanan

negara dilakukan di Bandar Udara Syamsuddin Noor (Kota Banjarmasin) dan Bandar Udara Stagen (Kabupaten Kotabaru)

• Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanah Laut - Banjar Baru - Banjarmasin - Barito - Kuala Kapuas - Pulang Pisau - Katingan - Kotawaringin Timur - Seruyan - Kotawaringin Barat - Lamandau - Ketapang - Pontianak dan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Natuna - Pontianak - Palangkaraya - Banjarmasin.

• Pengembangan jaringan pipa transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi untuk melayani kawasan andalan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Kutai - Penajam Paser Utara - Paser - Kotabaru - Tanah Bumbu - Tanah Laut

• Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanah Laut - Banjar Baru - Banjarmasin - Barito Kuala - Kapuas - Pulang Pisau - Katingan - Kotawaringin Timur - Seruyan - Kotawaringin Barat - Lamandau - Ketapang - Pontianak, jaringan pipa transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi Natuna - Pontianak - Palangkaraya - Banjarmasin.

(7)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

• Pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru berupa PLTU Asam-asam (Kabupaten Tanah Laut), PLTA Kusan (Kabupaten Kotabaru), PLTA Riam Kanan (Kabupaten Banjar) dan PLTA M Noor (Kabupaten Banjar)

• Pengembangan pembangkit listrik pada mulut tambang kawasan pertambangan batubara Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Tapin

• Pengembangan dan rehabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik untuk melayani kawasan perkotaan nasional, kawasan andalan, kawasan terisolasi, dan kawasan perbatasan negara

• Pengembangan jaringan terestrial yang menghubungkan antar pusat perkotaan nasional dan melayani kawasan andalan Jaringan Pelayanan Pusat Pertumbuhan di Pantai Selatan Kalimantan yang menghubungkan PKN Banjarmasin, PKW Marabahan, PKW Martapura, PKW Amuntai, dan PKW Kotabaru serta melayani Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya, dan Kawasan Andalan Batulicin

• WS lintas provinsi WS Barito Kapuas yang melayani PKN Banjarmasin, PKW Kuala Kapuas, PKW Buntok, PKW Muara Teweh, PKW Martapura, PKW Marabahan, dan Kawasan Andalan Buntok, Kawasan Andalan Muara Teweh, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya

• Rehabilitasi DAS kritis DAS Barito pada WS Barito-Kapuas

• Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan imbuhan air tanah dan pelepasan air tanah pada daerah cekungan air tanah (CAT) Palangkaraya - Banjarmasin.

• Pemeliharaan dan pengembangan bendungan beserta waduknya untuk mempertahankan daya tampung air Waduk Riam Kanan (Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru) yang melayani PKN Banjarmasin, PKW Martapura dan Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya;

• Pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi teknis pada DI untuk meningkatkan luasan lahan pertanian pangan dilakukan di jaringan irigasi pada DI Riam Kanan (Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru), DI Tapin (Kabupaten Tapin), DI Telaga Langsat (Kabupaten Hulu Sungai Selatan), DI Sungai Bungur (Kabupaten Kota Baru), dan DI Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu).

(8)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

3.5. RTRW KABUPATEN BALANGAN

V

isi Kota

Visi yang ingin dicapai dalam penataan ruang Wilayah Kabupaten Balangan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Balangan Tahun 2008-2028 adalah sebagai berikut:

“Terwujudnya Balangan Yang Dinamis, Berdaya Saing Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Yang Terus Meningkat”

M

isi Kota

Dengan menetapkan visi penataan ruang tersebut maka untuk mencapainya misi-misi yang akan ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya Kabupaten Balangan yang bergerak maju dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi, baik perkembangan dalam konteks perubahan berbagai tatanan kehidupan, maupun dalam konteks persaingan

2. Terwujudnya daya saing daerah, yaitu kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik, regional dan internasional

3. Terwujudnya masyarakat Kabupaten Balangan yang sejahtera dalam segala aspek kehidupan seperti fisik/jasmani, rohani, sosial budaya, ekonomi, dan lain sebagainya. Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat itu paling tidak tercermin dalam bidang pendidikan, kesehatan dan pendapatan, dimana ketiganya merupakan komponen pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

4. Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, kredibel, berwibawa, bersemangat wirausaha, efisien dan efektif

5. Membangun prasarana wilayah yang mampu mendukung pengembangan wilayah. 6. Membangun perekonomian yang kuat dengan mengembangkan kegiatan ekonomi

rakyat

7. Meningkatkan pendidikan masyarakat 8. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

9. Membangun masyarakat yang dinamis, berbasis keagamaan dan kehidupan sosial budaya masyarakat

10. Mewujudkan keamanan dan ketertiban umum yang kondusif bagi kegiatan pembangunan dan kegiatan sosial ekonomi masyarakat

11. Mengelola sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang didasari prinsip pembangunan berkelanjutan

(9)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

12. Membangun dan mengembangkan kawasan perkotaan dan perdesaan sebagai kawasan permukiman yang layak huni, produktif dan berjati diri, serta berwawasan ke depan.

Perkotaan di Indonesia umumnya memilki karakteristik urban (perkotaan) dan rural (perdesaan) yang saling berkaitan. Kondisi tersebut juga terjadi di wilayah perencanaan, berdasar pada karakteristik Kabupaten Balangan tersebut maka perlu untuk dilakukan arahan sistem penetapan kawasan perdesaan dan perkotaan agar kegiatan perkotaan dan perdesaan di wilayah perencanaan dapat saling bersinergi sehingga disparitas pertumbuhan wilayah perdesaan dan perkotaan dapat tereliminir. Sistem penetapan kawasan perkotaan dan perdesaan pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Balangan ini, akan menggunakan pendekatan teoritis dan konseptual yang dikemukan oleh beberapa ahli tata ruang. Berikut akan dipaparkan konsep-konsep serta teori yang digunakan sebagai dasar dalam penetapan kawasan perdesaan dan perkotaan di wilayah perencanaan.

3.5.1. RENCANA STRUKTUR RUANG

Sistem Perkotaan Nasional, didalam RTRWN berdasarakan PP 26 Tahun 2008, mengarahkan Kota Banjarmasin (I/C/I) sebagai PKN dan beberapa kota seperti Amuntai (II/B), Martapura (II/B), Marabahan (II/B), dan Kotabaru (II/C/I) sebagai PKW. Artinya: • Kota Banjarmasin (I/C/I). Dalam Tahapan Pengembangan I, Revitalisasi dan Percepatan

Pengembangan Pusat Pertumbuhan Nasional. Pengembangan dan Peningkatan Fungsi. • Kota Amuntai (II/B), Dalam Tahapan Pengembangan II, Mendorong Pengembangan

Kota-Kota Sentra Produksi.

• Kota Martapura (II/B), Dalam Tahapan Pengembangan II, Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra Produksi

• Kota Marabahan (II/B), Dalam Tahapan Pengembangan II, Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra Produksi.

• Kota Kotabaru (II/C/I). Dalam Tahapan Pengembangan II, Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Pusat Pertumbuhan Nasional. Pengembangan dan Peningkatan Fungsi. Dalam Sistem Perkotaan, didalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan, mengarahkan Kota Paringin sebagai PKL. Kota Paringin sebagai PKL harus memenuhi kriteria:

- Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten dan atau beberapa kecamatan.

- Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten dan atau beberapa kecamatan.

(10)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

Berdasarkan Undang-Undang Penataan Ruang yaitu Undang-Undang No, 26 Tahun 2007, yang diatur di dalam Permen PU Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, pusat kegiatan di wilayah Kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi dan atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, yang terdiri atas:

- PKN yang berada di wilayah Kabupaten - PKW yang berada di wilayah Kabupaten - PKL yang berada di wilayah Kabupaten

- Pusat-pusat lain di dalam wilayah Kabupaten yang wewenang penentuannya ada Pada Pemerintah Daerah kabupaten yang terdiri atas:

- Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa, dan

- Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Rencana struktur ruang kabupaten dirumuskan dengan kriteria:

- Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah Provinsi, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah Kabupaten/Kota yang berbatasan

- Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten yang bersangkutan.

- Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi ketentuan sebagai berikut:

• Terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL)

serta pusat kegiatan lain yang berhirarkhi lebih tinggi yang berada di wilayah Kabupaten yang berwenang penentuannya ada pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.

• Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan

lingkungan (PPL)

• Harus berhirarkhi dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling

terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.

Dapat memuat pusat-pusat kegiatan selain sebagaimana dimaksud diatas dengan ketentuan sebagai berikut:

(11)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

- Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL (dengan notasi PKLp)

- Pusat kegiatan yang dapa ditetapkan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan PPK.

- Pusat kegiatan PKLp harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dengan mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan pemanfaatan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL.

Sistem kepusatan wilayah terbentuk oleh pola pergerakan penduduk suatu wilayah dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan atas berbagai aspek kehidupan terhadap suatu kawasan pusat pelayanan wilayah. Kawasan pusat pelayanan wilayah dimaksud adalah kawasan perkotaan dengan kelengkapan pelayanan skala sistem wilayah. Besaran dan intensitas pergerakan yang berpola tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor keterkaitan kegiatandan kemudahan pencapaian atau akesibilitas. Kawasan Perkotaan Paringin, meliputi perkotaan secara fungsional, yaitu Kelurahan Paringin Kota dan Keluarahan Paringin Timur di Kecamatan Paringin, dan Kelurahan Batu Piring di Kelurahan Paringin Selatan.Kawasan Perkotaan Batumandi meliputi Desa Batumandi dan Desa Teluk Mesjid di Kecamatan Batumandi merupakan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yang dipromosikan sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp).

(12)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

Dalam sistem struktur ruang yaitu pembentukan peran dan fungsi perkotaan secara berjenjang dan bertahap sesuai pengembangan perkotaan. Prioritas pembangunan sistem perkotaan di Kabupaten Balangan diantaranya:

• Mempercepat pengembangan Perkotaan Paringin dan Batumandi sebagai PKL dan PKLp melalui pengembangan paringin baru dan Batumandi sebagai Kota Agropolitan

• Mendorong dan mempercepat pengembangan perkotaan Batumandi sebagai fungsi PKLp dan PPK sebagai kota tani dan jasa industri agribisnis (pengolahan pertanian) dengan daerah hinterlandnya

• Mendorong pengembangan perkotaan Halong dan Tebing Tinggi sebagai perkotaan dengan fungsi PPK yang didukung dengan pengembangan Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya dan Pengembangan Industri Ekowisata berbasis sumberdaya alam

• Meningkatkan pengembangan kota-kota yang berperan sebagai PPL yang ada disekitar pertumbuhan perkotaan dengan fungsi PPK maupun desa-desa pendukungnya, melalui pengembangan sistem jaringan jalan dan sistem jaringan transportasi.

Sesuai dengan potensi dan kondisi fisik alami daerah lingkungan yang ada serta prioritas wilayah, maka Kabupaten Balangan dalam kerangka pembangunan jangka panjang terbagi beberapa fungsi dan peran wilayah sesuai dengan potensi dan kondisi wilayahnya, yaitu:

• Wilayah Kecamatan sebelah selatan dan barat yang meliputi kecamatan Batumandi dan

Lampihong dengan kegiatan utama yang dikembangkan di wilayah ini antara lain: mendorong pertanian berkelanjutan pada dan agroindustri (investasi industri pengolahan dan industri pertanian), mendorong pertumbuhan aktivitas pertanian tanaman pangan

• Wilayah Kecamatan Paringin dan Paringin Selatan sebagai pusat kota yang dilayani oleh

sistem jaringan jalan lingkar timur dan lingkar barat, perlu dilakukan pengendalian terhadap meningkatkan aktivitas pembangunan kawasan-kawasan perumahan

• Kecamatan Paringin, perlu dilakukan pengendalian dampak aktivitas pertambangan dari

perusahaan-perusahaan pertambangan

• Wilayah Batumandi, Lampihong, Paringin Selatan dan sepanjang DAS Sungai Balangan

perlu didorong pertumbuhan aktivitas perikanan

• Wilayah kecamatan Awayan dan Kuai merupakan basis komoditas karet di Kabupaten

Balangan.

(13)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

Adapun fungsi masing-masing pusat kegiatan dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Perkotaan Paringin di Kecamatan Paringin, dengan fungsi pelayanan:

a. Pusat pelayanan perekonomian yaitu sebagai kawasan perdagangan skala regional kabupaten dan provinsi, meliputi pusat perbelanjaan pasar skala regional kabupaten b. Pusat pelayanan jasa yaitu perbankan cabang, lembaga asuransi cabang, perhotelan

dan perusahaan jasa swasta lainnya

c. Pusat pelayanan kesehatan berupa rumah sakit tipe c, dokter spesialis, apotik;

d. Pusat pengembangan fasilitas pendidikan (PAUD, TK, SD, SLTP DAN SLTA / Kejuruan, Pesantren dan Perguruan Tinggi)

e. Pusat olah raga/rekreasi meliputi gedung olah raga (gor) yang merupakan kompleks fasilitas olahraga dan gedung hiburan

f. Pengembangan ruang terbuka hijau yang dapat dijadikan tempat rekreasi bagi masyarakat

g. Pengembangan sarana transportasi terminal tipe c h. Pengembangan wisata buatan dan budaya atau spiritual

i. Pusat pengembangan perkantoran kabupaten meliputi kantor-kantor pemerintahan skala kabupaten

j. Pusat pelayanan hankam.

k. Pusat pengembangan industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan, perbengkelan dan pergudangan

l. Pusat pengembangan permukiman perkotaan dan fasilitas penunjang.

2. Perkotaan Paringin Selatan di Kecamatan Paringin Selatan, dengan fungsi pelayanan : a. Pusat jasa pendukung kegiatan pemerintahan (perkantoran), pelayanan umum dan

layanan sosial

b. Pusat pelayanan jasa yaitu perbankan cabang, lembaga asuransi cabang, perhotelan dan perusahaan jasa swasta lainnya

c. Pusat pelayanan kesehatan

d. Pusat pengembangan fasilitas pendidikan (PAUD, TK, SD, SLTP dan SLTA / Kejuruan, Pesantren dan Perguruan tinggi)

e. Pengembangan ruang terbuka hijau yang dapat dijadikan tempat rekreasi bagi masyaraka

f. Pengembangan sarana transportasi terminal tipe C g. Pengembangan wisata buatan dan budaya atau spiritual.

h. Pusat pengembangan industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan i. Pusat pengembangan permukiman perkotaan dan fasilitas penunjang j. Pusat kegiatan keagamaan.

(14)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

3. Fungsi pelayanan pusat kegiatan lokal promosi (PKLp) Perkotaan Batumandi, meliputi: a. Pusat pemerintahan kecamatan

b. Pusat perdagangan dan jasa meliputi perbankan, pasar lokal dan pasar hewan serta pelayanan kesehatan berupa puskesmas, bidan

c. Pusat pengembangan fasilitas pendidikan (PAUD, TK, SD, SLTP dan SLTA dan kejuruan serta Pesantren)

d. Transportasi terminal tipe c dan terminal agribisnis untuk mendukung agropolitan; e. Pelayanan pemerintah, meliputi kantor kecamatan dan dipo kebersihan

f. Pusat pelayanan lintas kecamatan, dan

g. Pusat pengembangan perumahan dan fasilitas penunjangnya;

h. Pusat kegiatan industri kecil rumah tangga pengolahan hasil pertanian. i. Pusat pengembangan komoditas pertanian dan hortikultura; dan j. Pusat kegiatan keagamaan.

4. Fungsi Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi:

a. PPK Muara Pitap berada di Kecamatan Paringin Selatan, dengan fungsi pelayanan : 1. Pusat pemerintahan kecamatan

2. Pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum

3. Pusat pengembangan permukiman dan fasilitas penunjang 4. Pusat pengembangan perkantoran, dan

5. Pusat pengembangan fasilitas pendidikan meliputi PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA atau sederajat

b. PPK Simpang Tiga berada di Kecamatan Lampihong dengan fungsi pelayanan: 1. Pusat pemerintahan kecamatan

2. Pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum

5. Pusat pengembangan komoditas hasil pertanian dan hortikultura, perikanan dan peternakan:

1. Pusat pengembangan industri kecil

2. Pusat pengembangan permukiman dan fasilitas penunjang;

3. Pusat pengembangan fasilitas pendidikan meliputi PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA. PPK Putat Basiun berada di Kecamatan Awayan dengan fungsi pelayanan: 1. Pusat pemerintahan kecamatan

2. Pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum

3. Pusat pengembangan komoditas hasil pertanian, hortikultura dan peternakan 4. Pusat pengembangan permukiman dan fasilitas penunjang; dan

5. Pusat pengembangan fasilitas pendidikan meliputi PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA atau sederajat.

(15)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

c. PPK Tebing Tinggi berada di Kecamatan Tebing Tinggi dengan fungsi pelayanan: 1. Pusat pemerintahan kecamatan

2. Pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum 3. Pusat pengembangan pariwisata alam dan budaya

4. Pusat pengembangan komoditas hasil pertanian dan hortikultura 5. Pusat pengembangan permukiman dan fasilitas penunjang; dan

6. Pusat pengembangan fasilitas pendidikan meliputi PAUD, SD, SLTP, SLTA atau sederajat.

d. PPK Mungkur Uyam berada dii Kecamatan Juai dengan fungsi pelayanan: 1. Pusat pemerintahan kecamatan

2. Pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum 3. Pusat pengembangan industri kecil

4. Pusat pengembangan komoditas hasil pertanian dan hortikultura 5. Pusat pengembangan permukiman dan fasilitas penunjang; dan

6. Pusat pengembangan fasilitas pendidikan meliputi PAUD, SD, SLTP, SLTA atau sederajat.

e. PPK Halong berada di Kecamatan Halong dengan fungsi pelayanan: 1. Pusat pemerintahan kecamatan

2. Pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum 3. Pusat pengembangan pariwisata alam dan budaya 4. Pusat pengumpul komoditas pertanian dan hortikultura

5. Pusat pengembangan komoditas hasil pertanian dan hortikultura 6. Pusat pengembangan perdagangan dan jasa lokal

7. Pusat pengembangan industri kecil

8. Pusat pengembangan fasilitas pendidikan meliputi PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA atau sederajat; dan

9. Pusat pengembangan permukiman dan fasilitas penunjang.

f. Fungsi Pusat Pelayanan Lokal (PPL) dengan fungsi kegiatan sebagai pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum, komersial, pariwisata, industri kecil, pengembangan pertanian, hortikultura, peternakan, perikanan yang melayani kegiatan skala antar desa, terdiri atas:

(16)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

a. PPL Mantimin berada di Kecamatan Batumandi b. PPL Pudak berada di Kecamatan Awayan c. PPL Bihara berada di Kecamatan Awayan d. PPL Tabuan berada di Kecamatan Halong e. PPL Mauya berada di Kecamatan Halong f. PPL Haur Batu berada di Kecamatan Paringin

g. PPL Gunung Pandau berada di Kecamatan Paringin Selatan h. PPL Layap berada di Kecamatan Paringin; dan

i. PPL Bungin berada di Kecamatan Paringin Selatan.

Dalam sistem struktur ruang yaitu pembentukan peran dan fungsi perkotaan secara berjenjang dan bertahap sesuai pengembangan perkotaan. Prioritas pembangunan sistem perkotaan di Kabupaten Balangan meliputi:

• Mempercepat pengembangan Perkotaan Paringin dan Batumandi sebagai PKL dan PKLp melalui pengembangan paringin baru dan Batumandi sebagai Kota Agropolitan

• Mendorong dan mempercepat pengembangan perkotaan Batumandi sebagai fungsi PKLp dan PPK sebagai kota tani dan jasa industri agribisnis (pengolahan pertanian) dengan daerah hinterlandnya

• Mendorong pengembangan perkotaan Halong dan Tebing Tinggi sebagai perkotaan dengan fungsi PPK yang didukung dengan pengembangan Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya dan Pengembangan Industri Ekowisata berbasis sumberdaya alam

• Meningkatkan pengembangan kota-kota yang berperan sebagai PPL yang ada disekitar pertumbuhan perkotaan dengan fungsi PPK maupun desa-desa pendukungnya, melalui pengembangan sistem jaringan jalan dan sistem jaringan transportasi.

Sesuai dengan potensi dan kondisi fisik alami daerah lingkungan yang ada serta prioritas wilayah, maka Kabupaten Balangan dalam kerangka pembangunan jangka panjang terbagi beberapa fungsi dan peran wilayah sesuai dengan potensi dan kondisi wilayahnya, yaitu: • Wilayah Kecamatan sebelah selatan dan barat yang meliputi kecamatan Batumandi dan

Lampihong dengan kegiatan utama yang dikembangkan di wilayah ini antara lain:

- Mendorong pertanian berkelanjutan pada dan agroindustri (investasi industri pengolahan dan industri pertanian), mendorong pertumbuhan aktivitas pertanian tanaman pangan.

(17)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

- Wilayah kecamatan paringin dan paringin selatan sebagai pusat kota yang dilayani oleh sistem jaringan jalan lingkar timur dan lingkar barat, perlu dilakukan pengendalian terhadap meningkatkan aktivitas pembangunan kawasan-kawasan perumahan.

- Kecamatan paringin, perlu dilakukan pengendalian dampak aktivitas pertambangan dari perusahaan-perusahaan pertambangan

- Wilayah batumandi, lampihong, paringin selatan dan sepanjang das sungai balangan perlu didorong pertumbuhan aktivitas perikanan

- Wilayah kecamatan awayan dan kuai merupakan basis komoditas karet di kabupaten balangan.

Adapun fungsi masing-masing pusat kegiatan dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Perkotaan Paringin di Kecamatan Paringin, dengan fungsi pelayanan:

• Pusat pelayanan perekonomian yaitu sebagai kawasan perdagangan skala regional kabupaten dan provinsi, meliputi pusat perbelanjaan pasar skala regional kabupaten

• Pusat pelayanan jasa yaitu perbankan cabang, lembaga asuransi cabang, perhotelan dan perusahaan jasa swasta lainnya

• Pusat pelayanan kesehatan berupa rumah sakit tipe c, dokter spesialis, apotik

• Pusat pengembangan fasilitas pendidikan (paud, tk, sd, sltp dan slta/kejuruan, pesantren dan perguruan tinggi)

• Pusat olah raga/rekreasi meliputi gedung olah raga (gor) yang merupakan kompleks fasilitas olahraga dan gedung hiburan

• Pengembangan ruang terbuka hijau yang dapat dijadikan tempat rekreasi bagi masyarakat

• Pengembangan sarana transportasi terminal tipe c • Pengembangan wisata buatan dan budaya atau spiritual

• Pusat pengembangan perkantoran kabupaten meliputi kantor-kantor pemerintahan skala kabupaten

• Pusat pelayanan hankam

• Pusat pengembangan industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan, perbengkelan dan pergudangan

• Pusat pengembangan permukiman perkotaan dan fasilitas penunjang.

(18)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

2. Perkotaan Paringin Selatan di Kecamatan Paringin Selatan, dengan fungsi pelayanan: • Pusat jasa pendukung kegiatan pemerintahan (perkantoran), pelayanan umum dan

layanan sosial

• Pusat pelayanan jasa yaitu perbankan cabang, lembaga asuransi cabang, perhotelan dan perusahaan jasa swasta lainnya

• Pusat pelayanan kesehatan.

• Pusat pengembangan fasilitas pendidikan (PAUD, TK, SD, SLTP dan SLTA / Kejuruan, pesantren dan Perguruan tinggi)

• Pengembangan ruang terbuka hijau yang dapat dijadikan tempat rekreasi bagi masyarakat.

• Pengembangan sarana transportasi terminal tipe c • Pengembangan wisata buatan dan budaya atau spiritual

• Pusat pengembangan industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan • Pusat pengembangan permukiman perkotaan dan fasilitas penunjang • Pusat kegiatan keagamaan.

3. Fungsi pelayanan pusat kegiatan lokal promosi (PKLp) Perkotaan Batumandi, meliputi: • Pusat pemerintahan kecamatan

• Pusat perdagangan dan jasa meliputi perbankan, pasar lokal dan pasar hewan serta pelayanan kesehatan berupa puskesmas, bidan

• Pusat pengembangan fasilitas pendidikan (PAUD, TK, SD, SLTP DAN SLTA dan Kejuruan serta Pesantren)

• Transportasi terminal tipe c dan terminal agribisnis untuk mendukung agropolitan • Pelayanan pemerintah, meliputi kantor kecamatan dan dipo kebersihan

• Pusat pelayanan lintas kecamatan, dan

• Pusat pengembangan perumahan dan fasilitas penunjangnya

• Pusat kegiatan industri kecil rumah tangga pengolahan hasil pertanian • Pusat pengembangan komoditas pertanian dan hortikultura, dan • Pusat kegiatan keagamaan.

4. Fungsi Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi :

• PPK Muara Pitap berada di Kecamatan Paringin Selatan, dengan fungsi pelayanan : • Pusat pemerintahan kecamatan

• Pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum

• Pusat pengembangan permukiman dan fasilitas penunjang • Pusat pengembangan perkantoran, dan

• Pusat pengembangan fasilitas pendidikan meliputi PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA atau sederajat.

(19)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

5. PPK Simpang Tiga berada di Kecamatan Lampihong dengan fungsi pelayanan: • Pusat pemerintahan kecamatan

• Pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum

• Pusat pengembangan komoditas hasil pertanian dan hortikultura, perikanan dan peternakan.

• Pusat pengembangan industri kecil

• Pusat pengembangan permukiman dan fasilitas penunjang

• Pusat pengembangan fasilitas pendidikan meliputi PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA. 6. PPK Putat Basiun berada di Kecamatan Awayan dengan fungsi pelayanan:

• Pusat pemerintahan kecamatan

• Pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum

• Pusat pengembangan komoditas hasil pertanian, hortikultura dan peternakan • Pusat pengembangan permukiman dan fasilitas penunjang; dan

• Pusat pengembangan fasilitas pendidikan meliputi PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA atau sederajat.

7. PPK Tebing Tinggi berada di Kecamatan Tebing Tinggi dengan fungsi pelayanan: • Pusat pemerintahan kecamatan

• Pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum • Pusat pengembangan pariwisata alam dan budaya

• Pusat pengembangan komoditas hasil pertanian dan hortikultura • Pusat pengembangan permukiman dan fasilitas penunjang; dan

• Pusat pengembangan fasilitas pendidikan meliputi PAUD, SD, SLTP, SLTA atau sederajat.

8. PPK Mungkur Uyam berada dii Kecamatan Juai dengan fungsi pelayanan: • Pusat pemerintahan kecamatan

• Pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum • Pusat pengembangan industri kecil

• Pusat pengembangan komoditas hasil pertanian dan hortikultura

• Pusat pengembangan permukiman dan fasilitas penunjang; dan

(20)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

• Pusat pengembangan fasilitas pendidikan meliputi PAUD, SD, SLTP, SLTA atau sederajat.

(21)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

9. PPK Halong berada di Kecamatan Halong dengan fungsi pelayanan: • Pusat pemerintahan kecamatan

• Pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum. • Pusat pengembangan pariwisata alam dan budaya • Pusat pengumpul komoditas pertanian dan hortikultura.

• Pusat pengembangan komoditas hasil pertanian dan hortikultura • Pusat pengembangan perdagangan dan jasa lokal.

• Pusat pengembangan industri kecil

• Pusat pengembangan fasilitas pendidikan meliputi PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA atau sederajat, dan

• Pusat pengembangan permukiman dan fasilitas penunjang.

10. Fungsi Pusat Pelayanan Lokal (PPL) dengan fungsi kegiatan sebagai pusat pelayanan sosial, kesehatan dan umum, komersial, pariwisata, industri kecil, pengembangan pertanian, hortikultura, peternakan, perikanan yang melayani kegiatan skala antar desa, terdiri atas:

• PPL Mantimin berada di Kecamatan Batumandi • PPL Pudak berada di Kecamatan Awayan • PPL Bihara berada di Kecamatan Awayan • PPL Tabuan berada di Kecamatan Halong • PPL Mauya berada di Kecamatan Halong • PPL Haur Batu berada di Kecamatan Paringin

• PPL Gunung Pandau berada di Kecamatan Paringin Selatan; • PPL Layap berada di Kecamatan Paringin; dan

• PPL Bungin berada di Kecamatan Paringin Selatan.

3.5.2. RENCANA POLA RUANG

Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Balangan di bagi menjadi beberapa kawasan yang menjadi prioritas di wilayah pengembangan yaitu; Kawasan lindung dapat dibagi menjadi kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana alam dan kawasan lindung lainnya.

3.5.3. RENCANA KEPENDUDUKAN

Kabupaten Balangan adalah Kabupaten Pemekaran yang baru saja melewati satu dasawarsa dengan jumlah penduduk kabupaten Balangan tahun 2011 adalah 114.009 jiwa

(22)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

yang terdiri dari 57.290 laki-laki dan 56.719 perempuan dengan luas 1.878.30 Km2,

Kabupaten Balangan memiliki kapadatan penduduk 61 orang per kilometer persegi. Penyebaran penduduk di Kabupaten Balangan relatif merata antar kecamatan kecuali untuk kecamatan Tebing tinggi dengan populasi terendah yaitu 5.979 orang dan kecamatan Halong dengan populasi terbanyak yakni 18.716 jiwa. Sedang untuk kepadatan penduduk ada dua kecamatan terpadat di Kabupaten Balangan antara lain Kecamatan Paringin dan Kecamatan Lampihong dengan kepadatan penduduk masing-masing 173 dan 163 orang per km2. Sedang kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Tebing

Tinggi, Halong dan Juai dimana tingkat kepadatannya lebih rendah daripada angka kepadatan rata-rata Kabupaten Balangan. Untukmenentukan kepadatan penduduk ditahun yang akan datang digunakan rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun:

Pt = Po (1 + r )t Keterangan:

Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2018). Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2013) r = angka pertumbuhan penduduk

t = waktu (5).

(23)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

3.6. KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN BALANGAN

Rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten perlu diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/lingkungan hidup. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap:

1. Tata ruang di wilayah sekitarnya

2. Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau 3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Beberapa kawasan yang merupakan kawasan strategis di Kabupaten Balangan terdiri dari kawasan pertumbuhan ekonomi, kawasan strategis sosial-kultural dan Kawasan strategis penyelamatan lingkungan hidup. Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, dijelaskan bahwa kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Kawasan strategis berdasarkan Undang- Undang Penataan Ruang yang baru terbagi menjadi beberapa fungsi kawasan strategis yaitu Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Pertahanan dan Keamanan, Pertumbuhan Ekonomi, Sosial Budaya, Pendayagunaan Sumberdaya Alam, Teknologi Tinggi dan fungsi serta Daya Dukung Lingkungan Hidup. Kawasan strategis di wilayah Kabupaten Balangan diarahkan terdiri dari 3 (tiga) fungis kawasan strategis yaitu:

A. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi

Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yang meliputi: • Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang merupakan bagian dari pertanian

tanaman pangan dan hortikultura meliputi Kecamatan Paringin, Kecamatan Paringin Selatan, Kecamatan Batumandi, Kecamatan Lampihong, Kecamatan Halong, Kecamatan Juai dan Kecamatan Awayan

• Lahan yang dicadangkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan tersebar di wilayah kabupaten Balangan yang juga merupakan bagian dari pertanian tanaman pangan dan hortikultura, dan

• Kawasan Agropolitan di Kabupaten Balangan meliputi:

1. Kota Tani Utama Paringin dengan desa pusat pertumbuhan Kota Paringin meliputi Kelurahan Paringin Kota, Kelurahan Paringin Timur, Desa Teluk Keramat, Desa Haur Batu dan Desa Gunung Pandau, dan

(24)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

2. Kawasan Sentra Produksi Batumandi dengan desa pertumbuhan Batumandi meliputi Desa Timbun Tulang, Desa Teluk Mesjid, Desa Batumandi, Desa Bungur, Desa Riwa, Desa Mantimin, Desa Kasai dan Desa Guha.

B. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya (Kultural)

Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya (kultural) meliputi: • Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten di Kelurahan Batu Piring

• Kawasan Komunitas Adat Dayak Pitap dan Adat Halong yang meliputi Dayak Balangan dan Dayak Tabalong.

• Pusat Kegiatan Keagamaan (Islamic Centre di Kelurahan Batu Piring Kecamatan Paringin Selatan dan Pondok Pesantren Nurul Muhibbin di Desa Mantimin Kecamatan Batumandi).

• Pusat Kegiatan Wisata Religius Makam Datuk Kandang Haji di Desa Teluk Bayur Kecamatan Juai

• Kawasan Desa Wisata Danau Baruh Bahinu di Desa Murung Abuin, Desa Baruh Bahinu Dalam, Desa Binjai, dan Desa Telaga Purun.

(25)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

C. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Fungsi Dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

Kawasan Strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi:

• Kawasan Ekowisata Hutan Lindung Pegunungan Meratus meliputi Desa Dayak Pitap, Desa Binuang Santang, Desa Marajai, Desa Uren, Desa Mamantang, Desa Kapul, Desa Aniungan, Desa Liyu, Desa Gunung Riut, Desa Sumsum, Desa Auh, dan Desa Mayanau. • Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Balangan

Penetapan kawasan strategis Kabupaten Balangan dapat dilihat pada gambar 3.4.

Peta 3.4.

Kawasan Strategis Kabupaten Balangan

(26)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

3.7. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

KABUPATEN BALANGAN

Penyusunan RPJMD dilakukan berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Penyusunan RPIJM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPIJM seperti visi, misi serta arahan kebijakan bidang Cipta Karya di daerah.

Di dalam RPIJM Kabupaten Balangan tidak terdapat kajian mengenai Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) termasuk visi, misi serta arahan kebijakan pada bidang Cipta Karya.

3.7.1. MISI Dan VISI

Berdasarkan Visi, Misi Bupati di dalam RPJMD Kabupaten Balangan Tahun 2011-2016, serta tujuan penataan ruang sebagaimana tercantum dalam RTRW Kabupaten Balangan tahun 2013-2032 maka di jelaskan sebagai berikut:

A.

V

isi Kabupaten Balangan:

“MELANJUTKAN PEMBANGUNAN

MENUJU BALANGAN YANG MANDIRI DAN SEJAHTERA” Makna dari Visi tersebut sebagai berikut:

MANDIRI:

Kabupaten Balangan harus mampu mensejajarkan diri dengan daerah lain yang sudah lebih dahulu maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.

Balangan Yang Mandiri juga berarti roda pemerintahan sudah berjalan secara

optimal yang didukung oleh struktur kelembagaan pemerintah daerah yang lengkap dan diisi serta dikelola oleh aparatur yang berkompeten di bidang tugasnya masing-masing, sehingga mampu memberikan pelayanan prima terhadap masyarakat. Kemandirian juga tercermin pada tingkat partisipasi publik dalam perumusan kebijakan pembangunan.

(27)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN SEJAHTERA:

Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi yang

berlandaskan pada keunggulan daya saing daerah, kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat yang meliputi: sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, kesempatan berusaha, rasa aman, didukung oleh infrastruktur yang mantap.

M

isi

Beranjak dari visi pembangunan Kabupaten Balangan Tahun 2011-2016 tersebut, dan untuk mengarahkan pencapaiannya, selanjutnya dicanangkan misi pembangunan Kabupaten Balangan Tahun 2011-2016, yaitu:

a. Mewujudkan perekonomian masyarakat yang lebih maju, mandiri dan dinamis berlandaskan ekonomi kerakyatan dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam yang didasari prinsip pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.

b. Mewujudkan infrastruktur yang merata dan berkualitas secara bertahap, sistematis dan berkelanjutan untuk mendukung pengembangan wilayah

c. Mewujudkan masyarakat Balangan yang sehat, cerdas, religius, berakhlak mulia dan berbudaya modern berdasarkan iptek dan imtaq dengan tetap memperhatikan kearifan lokal

d. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional.

Mewujudkan keamanan, ketertiban, dan kepastian hukum bagi terwujudnya kondisi kehidupan masyarakat yang kondusif untuk menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan.

Visi dan Misi tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam tujuan dan sasaran. Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Perumusan tujuan dan sasaran, di samping menerjemahkan visi/misi dan menjawab permasalahan pembangunan daerah/isu-isu strategis, dilakukan untuk menyerasikan ketercapaian indikator kinerja pembangunan daerah. Tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Balangan sampai dengan tahun 2016 sebagai berikut:

3 - 50

LAPORAN AKHIR

(28)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

B. Tujuan Penataan Ruang Wilayah yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Balangan “Terwujudnya Wilayah Balangan Yang Sejahtera, Aman, Nyaman, Dan Produktif Melalui Pengembangan Sektor-Sektor Unggulan Yang Berwawasan Lingkungan Dalam Pemanfaatan Ruang”.

Untuk menjabarkan tujuan penataan ruang sebagaimana dimaksud di atas, disusunlah kebijakan penataan ruang:

a. Pengembangan sistem agropolitan untuk mendorong potensi ekonomi berbasis pertanian dan perkebunan serta peternakan

b. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah secara hirarkhis dan merata

c. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana dan sarana. d. Pengembangan kawasan strategis kabupaten

e. Pengembangan wisata alam maupun budaya unggulan yang berskala regional

f. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup melalui pengembangan kawasan lindung, dan

g. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

3.7.2. ARAHAN KEBIJAKAN

Arahan dan kebijakan penataan ruang wilayah dilakukan dalam kerangka pengembangan struktur ruang maupun pola ruang wilayah Kabupaten Balangan.

A. Kebijakan Struktur Ruang

Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:

1. Meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah secara hirarkhis dan merata, yaitu dengan:

a. Menjaga interkoneksi antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan, serta antarkawasan perkotaan dengan wilayah sekitarnya.

b. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensial dan belum terlayani oleh pusat pertumbuhan eksisting

c. Mengendalikan perkembangan kawasan perbukitan, dan

d. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah sekitarnya.

2. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana dan sarana, yaitu dengan:

(29)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

a. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan sarana serta mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat

b. Mendorong pengembangan prasarana dan sarana telekomunikasi terutama di kawasan yang masih terisolir

c. Meningkatkan jaringan energi dengan lebih menumbuh-kembangkan pemanfaatan sumber daya alam terbarukan yang ramah lingkungan dalam sistem kemandirian energi area mikro, dibanding pemanfaatan sumber daya alam yang tak terbarukan, serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik

d. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan sarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air.

3. Mengembangkan kawasan strategis kabupaten, yaitu dengan:

a. Melestarikan dan meningkatkan fungsi dan daya dukung lingkungan untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan rona alam, dan melestarikan warisan ragam budaya lokal

b. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian kabupaten yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian regional, nasional atau internasional

c. Memanfaatkan sumberdaya alam dan atau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

d. Melestarikan dan meningkatkan kualitas sosial dan budaya lokal yang beragam mengembangkan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi budaya antar kawasan.

B. Kebijakan Pola Ruang

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi:

1. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung, yaitu dengan:

a. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi sistem ekologi wilayah (ecoregion), dan

b. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

2. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya, yaitu dengan:

3 - 52

LAPORAN AKHIR

(30)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

a. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya, dan

b. Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

3. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis kabupaten, yaitu dengan:

a. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan rona alam, dan melestarikan warisan ragam budaya lokal.

b. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian kabupaten yang produktif, efisien dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional atau internasional

c. Pemanfaatan sumberdaya alam dan atau perkembangan Iptek secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

d. Pelestarian dan peningkatan kualitas sosial dan budaya lokal yang beragam; dan

e. Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan budaya antar kawasan.

3.8. RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN

KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

Pembangunan dan pengembangan perumahan lebih kepada kondisi sektoral yang menuntut adanya suplai pasokan atau program pemerintah pusat didaerah. Pembangunan hunian pola berimbang, juga belum sepenuhnya diterapkan di Kabupaten Balangan, ketentuan mengenai penyediaan Ruang Terbuka Hijau didalam lahan perumahan pengembang maupun lainnya juga belum menjadi persyaratan wajib dalam proses perizinan. Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kabupaten Balangan (seperti pekerja pasar, dan petani tanaman pangan), belum mendapatkan perhatian terhadap upaya kepemilikan rumah tinggal. Perumahan merupakan salah satu fasilitas yang sangat penting dalam perkembangan Kabupaten Balangan. Kebutuhan perumahan erat kaitannya dengan pertumbuhan penduduk. Perkiraan kebutuhan perumahan ditentukan berdasarkan asumsi bahwa setiap unit rumah yang ada dipergunakan untuk setiap kepala keluarga dengan rata-rata tiap rumah adalah 5 jiwa. Perbandingan rumah

(31)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

dengan penduduk ini diharapkan akan membentuk lingkungan perumahan yang nyaman sebagai tempat tinggal. Analisis kebutuhan rumah untuk 20 tahun mendatang menggunakan asumsi bahwa luas kapling yang dikembangkan dikelompokkan sebagai berikut:

a. Tipe besar , rumah dengan luas kavling minimal 500 m² b. Tipe sedang, rumah dengan luas kavling minimal 300 m², dan c. Tipe kecil, rumah dengan luas kavling minimal 100 m².

Perbandingan proporsi rumah untuk berbagai type luas bangunan, disesuaikan dengan standar baku yang berlaku dalam pembangunan perumahan, yaitu 1 : 3 : 6, artinya bahwa setiap pembangunan 1 unit rumah kapling besar, harus membangun 3 rumah sedang dan 6 rumah sederhana. Berdasarkan ketentuan tersebut, jumlah unit rumah dan kebutuhan ruang yang diperlukan dalam pengembangan sarana perumahan sampai dengan Tahun 2028 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

3.8.1. KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Tingkat perekonomian di suatu wilayah akan mempengaruhi kondisi permukiman yang ada di wilayah tersebut. Adapun kondisi permukiman di wilayah Kabupaten Balangan sangat dipengaruhi oleh tingkat perekonomian masyarakat. Hal ini terlihat dari sebagian besar permukiman yang ada di wilayah Kabupaten Balangan merupakan permukiman yang tumbuh tanpa ada perencanaan. Munculnya kawasan permukiman yang tidak layak huni diakibatkan karena sebagian besar penduduk termasuk dalam kategori keluarga pra sejahtera, sehingga pemenuhan kebutuhan bermukim hanya mengandalkan bahan-bahan bangunan seadanya.Sedangkan untuk pengembangan permukiman terencana belum berkembang pesat karena kurang adanya minat masyarakat untuk memiliki perumahan akibat terbatasnya pendapatan yang diterima. Selain itu, tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Balangan yang rendah mengakibatkan permintaan kebutuhan akan rumah tinggal juga tidak terlalu tinggi. Oleh sebab itu, pengembangan permukiman di Kabupaten Balangan saat ini belum diprioritaskan dalam mengembangan kawasan hunian padat penduduk ataupun perbaikan permukiman yang layak huni. Namun, lebih diprioritaskan pada perbaikan serta pengadaan sarana dan prasarana dasar permukiman seperti penyediaan MCK, pembangunan drainase, dan perkerasan jalan. Dengan demikian, diharapkan kesan

3 - 54

LAPORAN AKHIR

(32)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

kumuh yang ada di kawasan tertentu dapat berkurang dengan diperbaikinya infrastruktur, terutama dalam skala kawasan.

3.8.2. KONSEPSI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Kabupaten Balangan dalam konteks regional nasional dalam hal ini UU No. 26 Tahun 2007 Tentang RTRW Nasional, merupakan termasuk dalam Kawasan Andalan Amuntai dengan potensi pengembangan sebagai kawasan pertanian, perkebunan dan pariwisata. Berkaitan dengan hal tersebut, Kabupaten Balangan perlu mempersiapkan fokus pengembangan berbasis pertanian, perkebunan dan pariwisata. Dalam konteks RTRW Provinsi Kalimantan Selatan, Kabupaten Balangan berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berpusat di Kawasan Perkotaan Paringin (Kecamatan Paringin). Selain itu, letak Kabupaten Balangan yang berada diantara pusat Kegiatan Nasional (PKN) Banjarmasin dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Amuntai menunjukan peran Kabupaten Balangan yang penting bagi daerah lain juga merupakan peluang bagi pertumbuhan Kabupaten Balangan. Kabupaten Balangan juga dilewati jaringan jalan penghubung Kota Banjarmasin - Kota Tanjung - Palangkaraya (Kalimantan Tengah) dan Samarinda/Balikpapan (Kalimantan Timur), hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Balangan mudah dijangkau dari daerah lain. Berdasarkan peran Kabupaten Balangan dalamm konteks regional, maka pengembangan perumahan permukiman menjadi hal yang penting guna kelangsungan pertumbuhan Kabupaten Balangan dimasa mendatang.

Konsep pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman yang ada di Kabupaten Balangan harus memperhatikan daya dukung lingkungan yang bertujuan untuk:

• Memahami kondisi dan daya dukung lingkungan, dan • Memahami tingkat pemanfaatan sumber daya.

Pemahaman ini diperlukan untuk merumuskan dan menempatkan zonasi ruang di wilayah perencanaan seperti kawasan lindung dan kawasan budidaya, hutan lindung, dan hutan produksi. Sumber daya alam utama yang akan dibahas dalam kajian ini adalah: sumber daya tanah, sumber daya air, sumber daya udara, sumber daya hutan, dan sumber daya lainnya. Berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang kawasan lindnung, analisis daya dukung lahan ini pengaruhi oleh kondisi fisik suatu kawasan yaitu

(33)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

topografi dan kemiringan lereng, geologi dan jenis tanah, klimatologi atau curah hujan serta rawan bencana. Setelah analisis kondisi fisik dasar, maka didapat 3 kawasan yang direkomendasikan berdasarkan analisis daya dukung lahan, yaitu:

a. Kawasan Limitasi yaitu merupakan kawasan yang tidak boleh dibangun atau dijadikan kawasan budidaya. Bias disebut kawasan lindung. Kriteria kawan limitasi adalah:

• Kemiringan > 40% • Ketinggian > 2000 mdpl

• Tingkat Kepekaan jenis tanah terhadap erosi (mudah erosi) tinggi yaitu Regosol, Organosol, Renzina, Andosol, Laterit, Grumosol, Podsol, Podsolik • Merupakan kawasan rawan bencana, dan

• Intensitas curah hujan tinggi >34,8 mm/hari.

b. Kawasan Kendala yaitu merupakan kawasan yang boleh dibangun dan dijadikan kawasan budidaya tetapi memiliki syarat.Kriteria kawasan kendala adalah:

• Kemiringan 15-40% • Ketinggian < 2000 mdpl

• Tingkat kepekaan jenis tanah terhadap erosi sedang seperti tanah jenis mediteran

• Bukan merupakan kawasan rewan bencana, dan • Intensitas curah hujan sedang 20,7 – 34,8 mm/hari.

c. Kawasan Kemungkinan yaitu merupakan kawasan yang boleh dibangun atau dijadikan kawasan budidaya. Keriteria kawasan kemungkinan adalah:

• Kemiringan <15% • Ketinggian <2000 mdpl

• Tingkat kepekaan jenis tanah terhadap erosi renda, seperti jenis tanah Aluvial, Glei, Planosol, Hiromorf

• Bukan merupakan kawasan rawan bencana, dan • Intensitas curah hujan rendah, <20,7 mm/hari. Analisis daya dukung lingkungan bertujuan untuk:

• Memahami kondisi dan daya dukung lingkungan, dan • Memahami tingkat pemanfaatan sumber daya.

Pemahaman ini diperlukan untuk merumuskan dan menempatkan zonasi ruang di wilayah perencanaan seperti kawasan lindung dan kawasan budidaya, hutan lindung, dan hutan produksi. Sumber daya alam utama yang akan dibahas dalam kajian ini adalah: sumber daya tanah, sumber daya air, sumber daya udara, sumber daya hutan, dan sumber daya lainnya. Berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang kawasan

3 - 56

LAPORAN AKHIR

(34)

R REEVVIIEEWWRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMIINNVVEESSTTAASSIIJJAANNGGKKAAMMEENNEENNGGAAHH((RRPPIIJJMM)) T TAAHHUUNN22001166 KABUPATEN BALANGAN

lindnung, Analisis Daya dukung lahan ini pengaruhi oleh kondisi fisik suatu kawasan yaitu topografi dan kemiringan lereng, geologi dan jenis tanah, klimatologi atau curah hujan serta rawan bencana. Setelah analisis kondisi fisik dasar, maka didapat 3 kawasan yang direkomendasikan berdasarkan analisis daya dukung lahan, yaitu:

d. Kawasan Limitasi yaitu merupakan kawasan yang tidak boleh dibangun atau dijadikan kawasan budidaya. Bias disebut kawasan lindung. Kriteria kawan limitasi adalah:

• Kemiringan > 40% • Ketinggian > 2000 mdpl

• Tingkat Kepekaan jenis tanah terhadap erosi (mudah erosi) tinggi yaitu Regosol, Organosol, Renzina, Andosol, Laterit, Grumosol, Podsol, Podsolik • Merupakan kawasan rawan bencana, dan

• Intensitas curah hujan tinggi >34,8 mm/hari.

e. Kawasan Kendala yaitu merupakan kawasan yang boleh dibangun dan dijadikan kawasan budidaya tetapi memiliki syarat. Kriteria kawasan kendala adalah: • Kemiringan 15- 40%

• Ketinggian < 2000 mdpl

• Tingkat kepekaan jenis tanah terhadap erosi sedang seperti tanah jenis mediteran;

• Bukan merupakan kawasan rawan bencana, dan • Intensitas curah hujan sedang 20,7 - 34,8 mm/hari.

f. Kawasan kemungkinan yaitu merupakan kawasan yang boleh dibangun atau dijadikan kawasan budidaya. Keriteria kawasan kemungkinan adalah:

• Kemiringan <15% • Ketinggian <2000 mdpl

• Tingkat kepekaan jenis tanah terhadap erosi renda, seperti jenis tanah Aluvial, Glei, Planosol, Hiromorf

• Bukan merupakan kawasan rawan bencana, dan • Intensitas curah hujan rendah, <20,7 mm/hari.

3.8.3. KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Kebijakan dan strategi pengembangan perumahan dan permukiman di Kabupaten Balangan akan ditinjau dari yang paling pangkal yaitu visi dan misi pengembangan. Visi dan misi pengembangan perumahan dan permukiman di Kabupaten Balangan adalah mengikuti visi dan misi Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perumahan dan Permukiman (KSNPP).

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan tanpa minyak dan gas bumi pertumbuhan Provinsi Papua Barat mengalami kontraksi pertumbuhan minus 1,56 persen pada triwulan I-2014 dan tumbuh sebesar 6,55 persen

Penyajian sama dengan PSAK 2004, kecuali tidak ada lagi: (1) asset keuangan; (2) property investasi yang diukur dengan nilai wajar; (3) asset bilogik yang

Dalam penyusunan ini, objek penelitian yang dipilih adalah Toko Bangunan MAKMUR REZEKI yang beralamat di JL.Cemara Raya No 6 Banyumanik Semarang. Adapun data yang

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Januari 2016, yaitu: kelompok bahan makanan 1,50 persen; kelompok makanan jadi, minuman; rokok

dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat Hal ini disebabkan karena endometrium dianggap mengalami luka atau kecacatan, apalagi pada ibu riwayat abortus yang

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan

Teknik Melambungkan Bola Rounders (Aziz Syamsir:2000:8.9) Menangkap bola dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan, yang perlu diperhatikan dalam menangkap bola

Dokumen Hasil Musrenbang Tahunan Kabupaten adalah dokumen yang disusun setiap tahun oleh Forum Delegasi Musrenbang dan SKPD, di bawah koordinasi Bappeda, serta