• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARATTRIWULAN I-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARATTRIWULAN I-2014"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 22/05/91/Th.VIII, 05Mei 2014| 1 No. 22/05/91/Th.VIII, 05 Mei 2014

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

P

APUA

B

ARAT

T

RIWULAN

I-2014

Besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2014 mencapai Rp 13.647,54 miliar, sedangkan menurut harga konstan 2000 besaran PDRB adalah Rp 3.789,63miliar.

Struktur ekonomi Papua Barat triwulan I-2014 didominasi oleh sektor industri pengolahan sebesar 53,00 persen; sektor pertanian sebesar 11,65 persen; dan sektor bangunan sebesar 8,66 persen.

Pertumbuhan ekonomi diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. Dengan minyak dan gas bumi dibandingkan dengan triwulan IV-2013 (q-to-q), Provinsi Papua Barat mengalami kontraksi pertumbuhansebesar minus 4,10 persen pada triwulan I-2014 dan tumbuh positif 1,54 persenapabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 (y-on-y).Sedangkan tanpa minyak dan gas bumi pertumbuhan Provinsi Papua Barat mengalami kontraksi pertumbuhan minus 1,56 persen pada triwulan I-2014 dan tumbuh sebesar 6,55 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 ( y-on-y).

Tiga sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan tertinggi (q-to-q) adalahsektor bangunan 2,47 persen; sektor listrik dan air bersih1,79 persen; dansektor pengangkutan dan komunikasi 1,74 persen.

Tiga sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan tertinggi (y on y) adalah sektor bangunan 15,75 persen; disusul sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 10,65 persenserta sektor perdagangan, hotel dan restoran9,39 persen.

Sumber utama pertumbuhan ekonomi 1,54 persen (y-on-y) berasal dari sektor bangunan sebesar 1,01 persen; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,62 persen; sertasektor pengangkutan dan komunikasi 0,50 persen.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2014 dibandingkan dengan triwulan IV-2013 (q-to-q) meningkat sebesar sebesar 0,11 persen. Sementara pengeluaran lembaga swasta nirlaba tumbuh sebesar 5,31 persen, pengeluaran konsumsi pemerintahturun sebesar minus 11,14 persen, pembentukan modal tetap bruto tumbuh sebesar 1,44persen, perubahan stok turun sebesarminus 11,05 persen, ekspor mengalami kontraksi sebesar minus 6,88persen, dan impor juga mengalami kontraksi sebesarminus 3,65 persen. Dibandingkan dengan triwulan I-2013 (y-on-y), pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 9,11 persen, pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh sebesar 18,54 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh sebesar16,66persen, dan pembentukan modal tetap bruto tumbuh sebesar 18,09 persen. Komponen perubahan stok meningkat sebesar 97,27 persen, ekspor tumbuh sebesar 1,45 persen dan impor tumbuh sebesar 11,20 persen.

(2)

2

|

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 22/05/91/Th.VIII, 05 Mei 2014 I. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2014

Dengan migas kinerja perekonomian Provinsi Papua Barat digambarkan oleh perkembangan PDRB atas dasar harga konstan 2000, pada triwulan I-2014mengalamikontraksi pertumbuhansebesar minus 4,10persen bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q). Lima sektor ekonomi pada triwulan I-2014 mengalami peningkatan kinerja sementara empat sektor lain mengalami penurunan kinerja. Sektor-sektor ekonomi memberikan pertumbuhan positif, yaitu sektor bangunan (2,47 persen); sektor listrik dan air bersih (1,79 persen); sektor pengangkutan dan komunikasi (1,74 persen); sektor perdagangan, hotel dan restoran (0,95 persen); serta sektor pertambangan dan penggalian (0,91 persen). Sementara empat sektor lainnya mengalami kontraksi pertumbuhan, yaitu sektor jasa-jasa (minus 7,85 persen); sektor industri pengolahan (minus 7,14); sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (minus 4,84 persen) serta sektor pertanian (minus 1,87 persen). Untuk pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang sama untuk tahun 2013 (y-on-y) perekonomian Papua Barat tumbuh sebesar 1,54 persen. Sedangkan tanpa migas, perekonomian Papua Barat pada triwulan I-2014 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar minus 1,56 persen persen (q-to-q). Bila dibandingkan pada triwulan yang sama untuk tahun 2013 (y-on-y) perekonomian Papua Barat tumbuh sebesar 6,55 persen.

Penurunan kinerja pada triwulan I-2014 didorong oleh penurunan kinerja sektor industri pengolahan. Sektor ini memberikan sumbangan kontraksi pertumbuhan sebesar minus 3,41 persen terhadap pertumbuhan total yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar minus 4,10 persen. Selanjutnya sektor pertanian, sektor jasa-jasa serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang masing-masing memberikan sumbangan kontraksi pertumbuhan sebesar minus 0,26, minus 0,75 persen dan minus 0,09 persen.

Sementara lima sektor lainnya memberikan sumbangan pertumbuhan positif terhadap pertumbuhan ekonomi total, yaitu sektor bangunan sebesar 0,17 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,10 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,07 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran (0,06 persen) serta sektor listrik dan air bersih sebesar 0,01 persen . Sektor bangunan memiliki laju pertumbuhan ekonomi tertinggi dan andil terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi total dibandingkan sektor industri pengolahan yang memiliki penurunan kinerja pertumbuhan ekonomi dan andil negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.Ini berarti bahwa sektor industri pengolahan masih dominan dalam pertumbuhan ekonomi Papua Barat.

PDRB triwulan I tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mencerminkan perubahan tanpa dipengaruhi faktor musim (y-on-y). Semua sektor mengalami peningkatan pada triwulan I tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2013, kecuali sektor industri pengolahan yang mengalami kontraksi pertumbuhan yaitu sebesar minus 3,25 persen. PDRB atas dasar harga konstan 2000 meningkat sebesar 1,54persen pada triwulan I tahun 2014 bila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2013. Sektor bangunan meningkat sebesar 15,75 persen; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan meningkat sebesar 10,65 persen; sektor perdagangan, hotel dan restoranmeningkat sebesar 9,39 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi meningkat sebesar 9,30 persen; sektor listrik dan air bersih meningkat sebesar 8,33 persen; sektor jasa-jasa meningkat sebesar 5,75 persen; serta sektor pertambangan dan penggalian meningkat sebesar 1,78 persen. Sementara sektor pertanian mencatat pertumbuhan terendah sebesar 0,97 persen.

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 22/05/91/Th.VIII, 05Mei 2014| 3

Semua sektor memberikan sumbangan positif terhadap pertumbuhan ekonomi Papua Barat, kecuali sektor industria pengolahan yang memberikan sumbangan negatif atau kontraksi pertumbuhan. Sektor bangunan memberikan sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada triwulan I-2014 (y-on-y) dengan kontribusi sebesar 1,01 persen. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa yang masing-masing memberikan kontribusi sebesar 0,62 persen dan 0,51 persen. Sementara sektor listrik dan air bersih memberikan sumbangan terendah dengan konstribusi sebesar hanya 0,02 persen.

II. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlakudan Harga Konstan 2000 TriwulanI-2014 dan Triwulan IV-2013

Pada triwulan IV-2013 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp 13.758,99miliar, kemudian pada triwulan I-2014 mencapai Rp 13.647,53miliar. Sementara itu, atas dasar harga konstan 2000, PDRB triwulan IV-2013 sebesar Rp 3.951,75miliar dan triwulan I-2014menjadi Rp 3.789,63miliar.

Tabel 2 menunjukkan bahwa atas dasar harga berlaku, tiga sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah bruto terbesar pada triwulan I-2014 adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp 7.233,60 miliar (53,00 persen); sektor pertanian sebesar Rp 1.589,89 miliar (11,65 persen); dan sektor bangunan sebesar Rp 1.182,17 miliar (8,66 persen). Urutan terbesar berikutnya yaitu: sektor perdagangan, hotel dan restoransebesar Rp 975,69miliar (7,15 persen); sektor jasa-jasa sebesar Rp 871,75miliar (6,39 persen); sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 778,35miliar (5,70 persen); sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 676,42 miliar (4,96 persen); sektor

Lapangan Usaha Triw IV 2013 terhadap Triw III 2013 Triw I 2014 terhadap Triw IV 2013 Triw I 2014 terhadap Triw I 2013 Sumber Pertumbuhan (q-to-q) Sumber Pertumbuhan (y-on-y) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian 0.04 -1.87 0.97 -0.26 0.14

2. Pertambangan dan Penggalian -0.01 0.91 1.78 0.07 0.15

3. Industri Pengolahan 6.26 -7.14 -3.25 -3.41 -1.58

4. Listrik, dan Air Bersih 1.69 1.79 8.33 0.01 0.02

5. Bangunan 4.81 2.47 15.75 0.17 1.01

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3.54 0.95 9.39 0.06 0.62

7. Pengangkutan dan Komunikasi 2.34 1.74 9.30 0.10 0.50

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perush. 6.99 -4.84 10.65 -0.09 0.17

9. Jasa-jasa 7.25 -7.85 5.75 -0.75 0.51

PDRB 4.45 -4.10 1.54 -4.10 1.54

PDRB Tanpa Migas 3.16 -1.56 6.55 -1.56 6.55

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Papua Barat M enurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun 2014 (persentase)

(4)

4

|

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 22/05/91/Th.VIII, 05 Mei 2014

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Rp 298,37 miliar (2,19 persen); dan terakhir paling kecil sektor listrik dan air bersih sebesar Rp 41,29miliar (0,30 persen) .

Sementara perhitungan atas dasar harga konstan 2000, urutan terbesarnya adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp 1.752,57 miliar (46,25 persen), kemudian disusul oleh sektor pertanian sebesar Rp 532,91miliar (14,06 persen); sektor jasa-jasa Rp 349,08miliar (9,21 persen); sektor pertambangan dan penggalian Rp 309,68 miliar (8,17 persen); sektor bangunan Rp 275,87 miliar (7,28 persen); sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp 269,89miliar (7,12 persen); sektor pengangkutan dan komunikasi Rp 221,14 miliar (5,84 persen); sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaanRp 66,95miliar (1,77 persen);serta sektor listrik dan air bersih Rp 11,54miliar (0,30 persen).

Triw IV-2013 Triw I-2014 Triw IV-2013 Triw I-2014

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 1,553.26 1,589.89 543.07 532.91

2. Pertambangan dan Penggalian 746.75 778.35 306.88 309.68

3. Industri Pengolahan 7,474.12 7,233.60 1,887.32 1,752.57

4. Listrik, dan Air Bersih 40.15 41.29 11.34 11.54

5. Bangunan 1,109.00 1,182.17 269.23 275.87

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 953.29 975.69 267.36 269.89

7. Pengangkutan dan Komunikasi 649.34 676.42 217.35 221.14

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perush. 297.92 298.37 70.36 66.95

9. Jasa-jasa 935.16 871.75 378.84 349.08

PDRB 13,758.99 13,647.53 3,951.75 3,789.63

PDRB Tanpa Migas 6,115.15 6,228.41 1,964.19 1,933.59 Tabel 2

PDRB Papua Barat M enurut Lapangan Usaha Triwulan IV-2013 dan Triwulan I-2014 (M iliar rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000

III.

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan I-2014

Pada triwulan I tahun 2014, sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah sektor industri pengolahan, yaitu sebesar 53,00 persen, diikuti oleh sektor pertanian sebesar 11,65 persen, sektor bangunan sebesar 8,66 persen, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7,15 persen. Secara keseluruhan keempat sektor di atas mempunyai andil sebesar 80,46 persen. Sedangkan keempat sektor lainnya mempunyai andil masing-masing di bawah 6 persen terhadap total PDRB, kecuali sektor jasa-jasa yang mempunyai andil sebesar 6,39 persen.

Untuk sektor industri pengolahan memiliki peranan yang berfluktuasi terhadap total PDRB. Pada tahun 2012, peranan sektor industri pengolahan mencapai sebesar 53,48 persen dan meningkat signifikan pada tahun 2013 hingga mencapai sebesar 54,28 persen. Namun pada triwulan I 2014, peranannya menurun signifikan menjadi sebesar 53,00 persen dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2013 yang mencapai sebesar 55,91 persen.

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 22/05/91/Th.VIII, 05Mei 2014| 5

Demikian juga dengan peranan sektor pertanian yang juga makin menurun. Pada tahun 2012, peranan sektor ini sebesar 12,36 persen dan menurun menjadi sebesar 11,65 persen pada tahun 2013. Pada triwulan I 2014 peranan sektor pertanian tidak berubah, yaitu sebesar 11,65 persen namun mengalami peningkatan dibandingkan triwulan IV-2013 yang memiliki kontribusi sebesar 11,29 persen. Untuk lebih jelasnya mengenai peranan masing-masing sektor dapat dilihat pada tabel 3.

IV-2013 I-2014

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 12.36 11.65 11.29 11.65

2. Pertambangan dan Penggalian 6.50 5.69 5.43 5.70

3. Industri Pengolahan 53.48 54.28 54.32 53.00

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.29 0.30 0.29 0.30

5. Bangunan 7.26 7.73 8.06 8.66

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6.55 6.90 6.93 7.15

7. Pengangkutan dan Komunikasi 4.73 4.75 4.72 4.96

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perush. 1.85 1.98 2.17 2.19

9. Jasa-jasa 6.97 6.72 6.80 6.39

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00

PDRB Tanpa Migas 44.36 44.28 44.44 45.64

Tabel 3

Struktur PDRB Papua Barat Atas Dasar Harga Berlaku (persentase)

M enurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 dan Triwulan IV 2013 dan I Tahun 2014

Lapangan Usaha 2012 2013 Triwulan

IV.

PDRB Menurut Penggunaan TriwulanI-2014

Seperti telah diketahui sebelumnya, PDRB menurut penggunaan dibangun dari pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, dan ekspor-impor.Bila diperhatikan pada tabel 4 maka terlihat pada triwulan I2014nilai PDRB menurut penggunaan atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp 13.647,54 Milliar atau turun sebesar 0,81persen bila dibandingkan dengan triwulan IV 2013. Jika dilihat PDRB menurut penggunaan atas harga konstan (ADHK), terjadi pertumbuhan sebesar minus 4,10 persen dimana pertumbuhan komponen pembentuk PDRB menurut penggunaan bervariasi.Pada komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta nirlaba, pembentukan modal tetap bruto, dan perubahan stok mengalami kenaikan, sedangkan komponen konsumsipemerintah, ekspor, dan impor mengalami penurunan.

(6)

6

|

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 22/05/91/Th.VIII, 05 Mei 2014

Triw I-2014 Triw IV-2013 Triw I-2014 Triw IV-2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4.876,48 4.856,81 1.442,35 1.440,82

2. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba 53,72 50,89 17,01 16,15

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1.839,88 2.064,41 434,64 489,14

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3.570,83 3.446,80 829,83 818,02

5. Perubahan Stok 1.223,90 1.322,36 -278,04 -312,59

6. Ekspor 7.098,73 7.053,37 2.926,81 3.143,14

7. Dikurangi Impor 5.015,99 5.035,65 1.582,97 1.642,93

PDRB 13.647,54 13.758,99 3.789,63 3.951,75

Tabel 4

PDRB M enurut Penggunaan Triwulan I 2014 dan Triwulan IV 2013 (M iliar Rupiah)

Jenis Penggunaan Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Pengeluaran konsumsi rumah tangga secara riil (atas dasar harga konstan 2000) pada triwulan I 2014 mengalami peningkatan tipis yaitu sebesar 0,11 persen bila dibandingkan terhadap triwulan sebelumnya. Peningkatan konsumsi rumah tangga ini disumbang oleh kenaikan konsumsi makanan, sedangkan pada konsumsi non makanan terjadi penurunan. Pada komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba terjadi peningkatan sebesar 5,31 persen yang dipicu oleh peningkatan aktifitas yang dilakukan partai politik yang sudah melaksanakan kampanye terbuka untuk PemilihanLegislatif tahun 2014 pada bulan Maret.

Konsumsi pemerintahmengalami penurunan sebesar 11,14 persen. Hal ini sangat wajar terjadi pada triwulan I setiap tahunnya karena keterlambatan pengesahan APBD.Daya serap belanja pemerintah daerah secara umum masih terlalu rendah di beberapa Kabupaten/Kota, begitu pula dengan belanja pemerintah pusat (dana APBN) yang dilaksanakan di Provinsi Papua Barat menurun cukup tajam dibandingkan triwulan sebelumnya.

Meskipun belanja modal pemerintah masih rendah, tidak demikian dengan belanja modal oleh swasta, sehingga tetap terjadi peningkatan PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) pada triwulan ini. PMTB pada triwulan ini meningkat sebesar 1,44 persen, karena adanya peningkatan penanaman modal oleh investor dalam negeri dan luar negeri. Peningkatan pembangunan berbagai fasilitas di beberapa tempat semakin marak.

Komponen ekspor pada triwulan ini mengalami penurunan sebesar 6,88 persen. Penurunan ini disebabkan penurunan ekspor luar negeri mengalami penurunan sebesar 7,74 persensedangkan ekspor antar provinsi masih tumbuh sebesar 4,79 persen. Impor total juga mengalami penurunan yaitu sebesar 3,65 persen. Penurunan ini dipicu penurunan impor antar provinsi karena barang yang masuk ke Papua Barat tidak sebanyak yang terjadi pada triwulan IV 2013, sedangkan impor luar negeri mengalami peningkatan.

(7)

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 22/05/91/Th.VIII, 05Mei 2014| 7 Jenis Penggunaan Triw I 2014 terhadap Triw IV 2013 Triw I 2014 terhadap Triw I 2013 Triw I 2013 terhadap Triw I 2012 Sumber Pertumbuhan (y-on-y) Sumber Pertumbuhan (q-to-q) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 0,11 9,11 8,61 3,23 0,04

2. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba 5,31 18,54 15,74 0,07 0,02

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah -11,14 16,66 9,58 1,66 -1,38

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,44 18,09 16,44 3,41 0,30

5. Perubahan Stok -11,05 97,27 (176,73) (3,67) 0,87

6. Ekspor -6,88 1,45 22,03 1,12 -5,47

7. Dikurangi Impor -3,65 11,20 8,30 4,27 -1,52

PDRB -4,10 1,54 9,56 1,54 -4,10

Tabel 5

Laju Pertumbuhan PDRB Papua Barat Menurut Penggunaan Triwulan I Tahun 2014 (persentase)

Sebagaimana dirilis pada triwulan sebelumnya maka untuk menganalisis bagaimana pergerakan ekonomi triwulan I 2014 bila dibandingkan dengan pergerakan ekonomi triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (y on y). Dengan analisis ini bisa mengurangi dampak pola pergerakanmusim (seasonal movement), sehingga secara riil terlihat perkembangan ekonomi yang ada di Provinsi Papua Barat. Perekonomian Papua Barat pada triwulan I 2014 tumbuh sebesar 1,54 persen bila dibandingkan dengan triwulan I 2013. Pertumbuhan ini lebih lambat bila dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yaitu sebesar 9,56 persen. Komponen yang paling besar sebagai sumber pertumbuhan adalah pembentukan modal tetap bruto sebesar 3,41 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 3,23, pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 1,66 persen, komponen ekspor 1,12 persen, konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 0,07 persen. Sedangkan impor dan perubahan stok menjadi sumber pertumbuhan negatif masing-masing sebesar 4,27 persen dan 3,67 persen.

Seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan positif secara year on year. Pertumbuhan tertinggi pada triwulan ini terjadi pada komponen perubahan stok yaitu sebesar 97,27 persen. Komponen selanjutnya yang pertumbuhannya cukup tinggi adalah konsumsi lembaga swasta nirlaba dengan 18,54 persen karena tahun 2014 merupakan tahun diselenggarakannya Pemilihan Umum. Komponen pembentukan modal tetap bruto juga mengalami peningkatan cukup tinggi yaitu sebesar 18,09 persen yang berarti terjadi peningkatan penanaman modal di Papua Barat yang cukup tinggi. Komponen konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 16,66 persen, menunujukkan peningkatan dibanding pertumbuhan pada tahun 2013. Komponen impor sebagai faktor pengurang juga mengalami pertumbuhan cukup tinggi yaitu sebesar 11,20 persen. Komponen konsumsi rumah tangga tumbuh 9,11 persen, meningkat dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya. Sementara komponen ekspor hanya mengalami pertumbuhan sebesar 1,45 persen melambat dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya pada triwulan yang sama.

(8)

8

|

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 22/05/91/Th.VIII, 05 Mei 2014

2014 2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 35,20 35,35 35,73 33,96

2. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba 0,34 0,37 0,39 0,35

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 14,40 13,47 13,48 11,78

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 23,27 24,63 26,16 23,29

5. Perubahan Stok 12,03 9,86 8,97 11,60

6. Ekspor 47,77 51,67 52,01 51,82

7. Dikurangi Impor 33,01 35,35 36,75 32,80

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

Tabel 6

Struktur Komponen-komponen PDRB Papua Barat Atas Dasar Harga Berlaku (persentase)

M enurut Penggunaan Tahun 2012-2013 dan Triwulan I Tahun 2013-2014

Jenis Penggunaan 2012 2013 Triwulan I

Tabel 6 di atas menunjukkan seberapa besar kontribusi masing-masing komponen dalam mempengaruhi perkonomian Papua Barat. Secara umum tidak ada pergeseran struktur pada komponen penyusun PDRB menurut pengeluaran setiap tahunnya. Kontribusi ekspor masih yang terbesar, jika dibandingkan triwulan I 2013 terjadi peningkatan kontribusi dari 51,82 persen menjadi 52,01 persen. Namun komponen impor pun memberikan kontribusi cukup besar sehingga net ekspor hanya berkontribusi sebesar 15,26 persen. Komponen yang memberikan kontribusi terbesar kedua adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan 35,73 persen, diikuti oleh komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 26,16 persen. Berturut-turut komponen penyusun PDRB menurut pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar selanjutnya yaitu pengeluaran konsumsi pemerintah, perubahan stok, dan pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba.

(9)

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 22/05/91/Th.VIII, 05Mei 2014| 9

Informasi lebih lanjut hubungi:

Drs. Jerison Sumual, MM

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Papua Barat

Telepon/Fax: (0986) 214199 Email: bps9100@bps.go.id

Homepage: http://irjabar.bps.go.id/

Gambar

Tabel 2 menunjukkan bahwa atas dasar harga berlaku, tiga sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah  bruto terbesar pada triwulan I-2014 adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp 7.233,60 miliar (53,00 persen);   sektor pertanian sebesar Rp 1.589,89 mil

Referensi

Dokumen terkait

Seiring dengan kebijaksanaan pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tentang Pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri

Kualitas tapak atau tempat tumbuh adalah totalitas faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tegakan dan menunjukkan kapasitas produksi tanah dalam

Kasasi Demi Kepentingan Hukum terhadap semua putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, dapat diajukan satu

Untuk pengembangan di daerah lain yang mempunyai lingkungan ber- beda (iklim dan tanah berbeda) perlu dilakukan uji multilokasi di beberapa lokasi selama bebe- rapa tahun,

Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : (1.) Ada pengaruh sari rimpang jahe (Zingiber officinale) terhadap jumlah koloni bakteri

Medium CTBA mempunyai kemam- puan selektivitas terbatas tidak hanya bakteri Corynebacterium yang tumbuh tapi juga beberapa bakteri lainnya masih dapat tumbuh seperti

Berdasarkan pengamatan Saudara, apakah ada dokumen penawaran yang sudah dibuka oleh Pokja Pengadaan, tetapinilai penawarannya tidak dibacakan?.

Hasil menunjukkan bahwa metode yang diusulkan yakni ensemble least square support vector machine lebih baik dibandingkan dengan metode lainnya dengan persentase tingkat accuracy,