• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 pada Triwulan I-2012 mengalami kontraksi atau pertumbuhan minus 0,24 persen jika dibandingkan dengan Triwulan IV-2011 (q-to-q) dan jika dibandingkan dengan Triwulan I-2011 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 11,25 persen.

Nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada Triwulan I-2012 mencapai Rp 12,13 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama adalah Rp 5,06 triliun.

Dari sisi produksi, kontraksi ekonomi pada Triwulan I-2012 ini tercermin dari pertumbuhan minus beberapa lapangan usaha yaitu sektor pertanian minus 0,73 persen, industri manufaktur minus 0,08 persen, angkutan dan komunikasi minus 1,75 persen , jasa-jasa minus 3,35 persen, sedangkan sektor lainnya tumbuh positif sebagai penyeimbang yaitu sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 7,25 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih tumbuh 1,12 persen, konstruksi tumbuh 0,08 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 1,77 persen, dan sektor keuangan real estat dan jasa perusahaan tumbuh 0,81 persen.

Dari sisi produksi, PDRB Triwulan I-2012 di domnasi oleh sektor pertanian 35,97 persen, sektor jasa-jasa 17,22 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran 12,47 persen, sektor industri manufaktur 6,68 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 7,06 persen, sektor konstruksi 7,74 persen, sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan 4,84 persen, sektor pertambangan dan penggalian 7,32 persen serta sektor listrik, gas dan air bersih 0,70 persen. Kontraksi ekonomi pada Triwulan I-2012 bersumber dari sektor pertanian minus 0,28 persen; industri manufaktur minus 0,005 persen; perdagangan,hotel dan restoran minus 0,13 persen; dan sektor jasa-jasa minus 0,54 persen. Sementara lima sektor lainya menyumbang pertumbuhan dengan nilai yang relatif kecil yaitu sektor pertambangan dan penggalian 0,44 persen; listrik, gas, dan air bersih 0,01 persen; konstruksi 0,01 persen; perdagangan, hotel dan restoran 0,23 persen dan sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan 0,04 persen.

Di sisi penggunaan PDRB Triwulan I-2012 sebagian besar digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga 57,74 persen, konsumsi lembaga non profit 1,58 persen, konsumsi pemerintah 17,23 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 19,04 persen, perubahan inventori 1,42 persen dan ekspor 18,71 persen serta impor 15,72 persen.

Sebagian besar komponen PDRB Penggunaan mengalami peningkatan pada triwulan I tahun 2012 (q to q) kecuali komponen lembaga non profit yang mengalami kontraksi minus 4,62 persen. Komponen lain mengalami pertumbuhan seperti komponen ekspor barang dan jasa 0,38 persen disusul oleh komponen PMTB tumbuh 0,50 persen dan Impor barang dan jasa tumbuh 4,25 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh 0,31 persen, konsumsi rumah tangga tumbuh 0,22 persen, dan perubahan inventori tumbuh 0,23 persen.

No. 27/05/72/Thn XV, 7 Mei 2012

PERTUMBUHAN

EKONOMI

SULAWESI

TENGAH

TRIWULAN

I

TAHUN

2012

(2)

I. PDRB Sulawesi Tengah Triwulan I Tahun 2012 dari sisi Produksi

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur dengan PBDR atas dasar harga konstan 2000 pada Triwulan I-2012 jika dibandingkan dengan Triwulan IV tahun 2011 (q to q) mengalami kontraksi atau pertumbuhan minus 0,24 persen. Kontraksi ini tercermin dari pertumbuhan minus beberapa sektor lapangan usaha, yaitu sektor pertanian minus 0,73 persen; industri manufaktur minus 0,08 persen; angkutan dan komunikasi minus 1,75 persen; jasa-jasa minus 3,35 persen sedangkansektor lainnya yaitu pertambangan dan penggalian tumbuh 7,25 persen; listrik, gas dan air bersih tumbuh 1,12 persen; konstruksi 0,08 persen; perdagangan 1,77 persen; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh 0,81 persen.

Kontraksi ekonomi pada Triwulan I-2012 ini bersumber dari empat sektor yaitu pertanian minus 0,28 persen; industri manufaktur minus 0,005 persen; pengangkutan dan komunikasi minus 0,132 persen; jasa-jasa minus 0,54 persen; sedangkan sektor lainnya menyubang pertumbuhan positif yaitu konstruksi 0,001 persen; perdagangan hotel dan restoran 0,23 persen; pertambangan dan penggalian 0,44 persen; sektor listrik, gas dan air bersih 0,01 persen; sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan positif 0,04 persen..

Kontraksi ekonomi sektor pertanian pada Triwulan I-2012 minus 0,73 persen terhadap Triwulan IV-2011 (q to q), secara lebih rinci disebabkan oleh kontraksi ekonomi subsektor tanaman bahan makanan minus 2,43 persen, subsektor peternakan minus 4,79 persen, sedangakan sub sektor lainnya tumbuh relatif kecil yaitu sub sekor perkebunan 0,63 persen, dan subsektor perikanan 0,08 persen serta subsektor kehutanan tumbuh 0,51 persen.

Kontraksi ekonmi sektor jasa-jasa minus 0,54 persen pada Triwulan I-2012 (q to q), menunjukkan bahwa sektor ini masih tergantung pada anggaran pemerintah, tercatat sub sektor jasa pemerintahan umum mengalami kontraksi minus 0,37 persen sedangkan jasa swasta minus 0,17 persen sebagai efek domino turunnya jasa pemerintahan umum.

Pertumbuhan ekonomi Triwulan I-2012 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y on y) meningkat sebesar 11,25 persen. Hal tersebut mencerminkan perubahan yang tidak dipengaruhi oleh faktor musim. Pada Triwulan I tahun 2012 (y on y) semua sektor mengalami peningkatan. PDRB total meningkat sebesar 11,25 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi meningkat sebesar 18,16 persen, sektor konstruksi 24,59 persen, sektor pertambangan dan penggalian 34,25 persen, sektor jasa-jasa 9,29 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 8,31 persen, sektor keuangan-real estat dan jasa perusahaan sebesar 8,76 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 18,16 persen, sektor pertanian sebesar 5,34 persen dan sektor sektor industri manufaktur 8,91 persen.

(3)

Sektor pertanian masih merupakan sumber pertumbuhan utama (y on y) perekonomian Sulawesi Tengah pada Triwulan I-2012, tumbuh 5,34 persen. Sektor ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian, karena total nilai tambahnya yang terbesar. Pertumbuhan sektor ini karena terjadi peningkatan produksi di sub-sektor tanaman bahan makanan sebesar 2,02 persen, subsektor perkebunan 6,85 persen, sub-sektor perikanan yakni mencapai 4,96 persen, sub sektor peternakan 8,16 persen, dan kehutanan 8,94 persen.

Pertumbuhan ekonomi Triwulan I-2012 (y on y) sektor jasa-jasa yang tumbuh sekitar 9,29 persen. Pertumbuhan ini terutama terjadi pada sub sektor jasa pemerintahan yang tumbuh 10,75 persen yang terkait dengan pertumbuhan belanja pemerintah, adapun pertumbuhan jasa swasta sebesar 6,18 persen.

Pertumbuhan ekonomi Triwulan I-2012 (y on y) sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 18,16 persen. Hal ini ditunjang oleh pertumbuhan ekonomi subsektor hotel 0,51 persen, sub sektor perdagangan besar dan eceran 18,77 persen dan sub sektor restoran 11,79 persen.

Tabel 1.

Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha (Persentase) Lapangan Usaha Triw I-2012 Terhadap Triw I-2011 (Y on Y) Triw I-2012 Terhadap Triw IV-2011 (q to q) Sumber Pertumbuhan Triw I-2012 (q to q) (1) (2) (3) (4) 1. Pertanian 5,34 -0,73 -0,28

2. Pertambangan dan Penggalian 34,25 7,25 0,44

3. Industri Manufaktur 8,90 -0,08 0,00

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 8,31 1,12 0,01

5. Konstruksi 24,59 0,08 0,01

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 18,16 1,77 0,23

7. Pengangkutan dan Komunikasi 10,82 -1,75 -0,13

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa

Persahaan 8,76 0,81 0,04

9. Jasa-jasa 9,29 -3,35 -0,54

(4)

Nilai PDRB atas dasar harga berlakupada Triwulan IV-2011 mencapai Rp 11. 955 miliar, kemudian pada Triwulan I-2012 naik menjadi Rp 12.126 miliar. Selanjutnya nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 Triwulan IV-2011 adalah sebesar Rp 5.075miliar dan pada Triwulan I-2012 menurun menjadi Rp 5.064 miliar.

Pada Triwulan I-2012, sektor penunjang besaran PDRB atas dasar harga berlaku yaitu

sektor pertanian sebesar Rp 4.362miliar, kemudian sektor jasa-jasa sebesar Rp 2.088 miliar disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 1.512 miliar, sektor industri manufaktur Rp 810 miliar, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 856 miliar, sektor konstruksi sebesar Rp 938 miliar, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan sebesar Rp 587 miliar,

sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 888 miliar, serta sektor listrik, gas dan air bersih

Rp 85 miliar. Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, sektor-sektor di atas, memberikan

nilai tambah bruto besarannya berbeda yaitu sektor Pertanian sebesar Rp 1.929 miliar, kemudian sektor jasa-jasa sebesar Rp 792 miliar disusul oleh sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar Rp 675 miliar, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 377 miliar, sektor industri manufaktur Rp 299 miliar, sektor konstruksi sebesar Rp 385 miliar, sektor keuangan, real estat

dan jasa perusahaan sebesar Rp 244 miliar, sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 328

(5)

Tabel 2.

Nilai dan Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha

Lapangan Usaha

PDRB Harga Berlaku

(Miliar rupiah) Distribusi (Persen)

PDRB Harga Konstan 2000 (Miliar rupiah) Triwulan IV-2011 Triwulan I-2012 Triwulan IV-2011 Triwulan I-2012 Triwulan IV-2011 Triwulan I-2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1.Pertanian 4.323 4.362 36,16 35,97 1.943 1.929 2.Pertambangan dan Penggalian 791 888 6,62 7,32 306 328 3.Industri Manufaktur 810 810 6,68 6,68 299 299

4.Listrik, Gas dan Air Bersih

76 85 0,64 0,70 35 35

5.Konstruksi 931 938 7,79 7,74 385 385

6.Perdagangan, Hotel dan

Restoran 1.465 1.512 12,26 12,47 663 675 7.Pengangkutan dan

Komunikasi 858 856 7,17 7,06 383 377 8. Keuangan, Real Estat

dan Jasa Perusahaan Perusahaan

571 587 4,78 4,84 242 244

9.Jasa-jasa 2.130 2.088 17,82 17,22 820 792

PDRB 11.955 12.126 100,00 100,00 5.076 5.064

Pada Triwulan IV-2011, sektor ekonomi yang memiliki distribusi terbesar adalah sektor Pertanian sebesar 36,16 persen, kemudian sektor jasa-jasa sebesar 17,82 persen disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 12,26 persen, sektor industri manufaktur 6,68 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,17 persen, sektor konstruksi sebesar 7,79 persen, sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan sebesar 4,78 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 6,62 persen serta sektor listrik, gas dan air bersih 0,64 persen. Pada triwulan I-2012, sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah masih sektor pertanian sebesar 35,97 persen, kemudian sektor jasa-jasa sebesar 17,22 persen disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 12,47 persen, sektor industri manufaktur 6,68 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,06 persen, sektor konstruksi sebesar 7,74 persen, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan sebesar 4,84 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 7,32 persen serta sektor listrik, gas dan air bersih 0,70 persen.

(6)

II. PDRB Sulawesi Tengah Triwulan I-2012 dari sisi penggunaan.

Ditinjau dari sisi penggunaan PDRB Sulawesi Tengah dipengaruhi oleh berbagai komponen penggunaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga non profit, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), perubahan inventori, dan ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa..

Pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada Triwulan I-2012 dibandingkan Triwulan I-2011 (y on y) yaitu 11,25 persen sedangkan Triwulan I-2012 dibandingkan Triwulan IV-2011 (q to q) yaitu minus 0,24 persen, pertumbuhan q to q ini bersumber dari komponen konsumsi rumah tangga sebesar 0,12 persen, lembaga non profit minus 0,06 persen, konsumsi pemerintah sebesar 0,06 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 0,11 persen dan ekspor sebesar 0,06 persen. Sementara komponen impor, yang merupakan faktor pengurang, mempunyai andil sebesar 0,53 persen.

PDRB Sulawesi Tengah Triwulan I 2012 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 57,74 persen, konsumsi lembaga non profit 1,58 persen, konsumsi pemerintah 17,23 persen, pembentukan modal tetap bruto 19,04 persen, perubahan inventori 1,42 persen dan ekspor 18,71 persen serta impor 15,72 persen.

Tabel 3.

Pertumbuhan Ekonomi Menurut Komponen Penggunaan (Persentase) Komponen Penggunaan Triw I 2012 Terhadap Triw I 2011 (Y on Y) Triw I 2012 Terhadap Triw IV 2011 (q to q) Sumber Pertumbuhan Triw I/2012 (q to q) (1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6,57 0,22 0,12

2. Pengeluaran Lembaga Non Profit -4,60 -4,62 -0,06

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 10,09 0,31 0,06

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 25,52 0,50 0,11

5. Perubahan Inventori 13,81 0,23 0,00

6. Ekspor Barang dan Jasa 19,21 0,38 0,06

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 18,75 4,25 0,53

(7)

Pengeluaran konsumsi rumah tangga secara riil (atas dasar harga konstan 2000) sedikit meningkat pada Triwulan I-2011 (Rp 2.741 miliar) dibandingkan dengan Triwulan IV-2011 (Rp 2.735 miliar). Pertumbuhan Triwulan I-2012 terhadap Triwulan IV-2011 (q to q) adalah positif 0,22 persen dan bila dibandingkan triwulan I terhadap triwulan yang sama tahun sebelumnya (y on y) yaitu meningkat sebesar 6,57 persen. Sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku dari Rp 6.919 miliar pada Triwulan IV-2011 meningkat menjadi Rp 7.001 miliar pada Triwulan I-2012.

Pengeluaran konsumsi lembaga non profit atas dasar harga konstan 2000 pada Triwulan I-2012 turun sebesar minus 4,62 persen dibanding triwulan sebelumnya (q to q). Penurunan yang cukup signifikan pada komponen pengeluaran lembaga non profit disebabkan oleh minimnya kegiatan-kegiatan besar yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga non profit di awal tahun 2012 sehingga pengeluarannya pun relatif kecil.

Pengeluaran konsumsi pemerintah pada Triwulan I-2012 mengalami peningkatan dibandingkan Triwulan IV-2011. Besarnya pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp 2.042 miliar pada Triwulan IV-2011 menjadi Rp 2.089 miliar pada Triwulan I-2012. Sementara pada kurun waktu yang sama pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga konstan 2000 naik sebesar 0,31 persen.

Tabel 4.

Nilai dan Distribusi PDRB Menurut Penggunaan

Komponen Penggunaan

Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah) Distribusi (Persen) Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Miliar Rupiah) Triw IV 2011 Triw I 2012 Triw IV 2011 Triw I 2012 Triw IV 2011 Triw I 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga 6.919 7.001 57,87 57,74 2.735 2.741

2. Pengeluaran Lembaga Non Profit 195 192 1,63 1,58 69 65

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.042 2.089 17,08 17,23 900 903

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.239 2.309 18,73 19,04 1.076 1.082

5. Perubahan Inventori 163 172 1,36 1,42 64 64

6. Ekspor 2.167 2.269 18,12 18,71 859 862

7. Dikurangi: Impor 1.769 1.906 14,80 15,72 627 653

(8)

Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku juga mengalami peningkatan dari Rp 2.239 miliar pada Triwulan IV-2011 menjadi Rp 2.309 miliar pada Triwulan I-2012. PMTB atas dasar harga konstan 2000 pada Triwulan I-2012 (Rp 1.082 miliar) naik sebesar 0,50 persen bila dibandingkan dengan Triwulan IV-2011 (Rp 1.076 miliar). Peningkatan PMTB atas dasar harga konstan 2000 tersebut terutama terjadi pada konstruksi bangunan sipil yang pertumbuhannya cukup cepat di awal tahun 2012 ini..

Nilai ekspor atas dasar harga berlaku naik dari Rp 2.167 miliar pada Triwulan IV-2011 menjadi Rp 2.269 miliar pada Triwulan I-2012. Peningkatan ekspor tersebut terjadi pada komoditas barang dan jasa baik luar negeri maupun antar daerah. Nilai ekspor pada Triwulan I-2012 berdasarkan harga konstan 2000 meningkat dibanding Triwulan IV-2011 (q to q) maupun dibanding triwulan I-2011 (y on y), yaitu masing masing sebesar 0,38 persen dan 19,21 persen.

Nilai impor Sulawesi Tengah atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp 1.769 miliar pada Triwulan IV-2011 menjadi Rp 1.906 miliar pada Triwulan I-2012. Sementara itu nilai impor atas dasar harga konstan 2000 dari Rp 627 miliar pada Triwulan IV-2011 menjadi Rp 653 miliar pada Triwulan I-2012. Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor atas dasar konstan 2000 meningkat sebesar 4,25 persen.

(9)

BPS PROVINSI SULAWESI TENGAH

Informasi lebih lanjut hubungi:

Syaiful Rahman, SE, MT

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis BPS Provinsi Sulawesi Tengah

Telepon: 0451-483610/11 E-mail: bps7200@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

 Bahwa akan tetapi disisi lain judex factie (Pengadilan Negeri Medan) telah pula mempermasalahkan tentang hasil temuan sidang pemeriksaan setempat yang dilakukan

• Contohnya seperti nilai dari atribut kepentingan dan kepuasan untuk ruang kelas praktikum yang nyaman, nilai atribut kepentingannya bernilai (3,95) dan nilai kepuasannya adalah

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan aktifitas siswa, ketrampilan guru, wawancara dan catatan lapangan dalam pembelajaran menulis

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa, mengindentifikasi dan mengetahui perilaku elit politik Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Bantul pada Pemilukada

Berdasarkan pengamatan Saudara, apakah ada dokumen penawaran yang sudah dibuka oleh Pokja Pengadaan, tetapinilai penawarannya tidak dibacakan?.

Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyatakan pengertian Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang

Dalam mencapai pengembangan jama’ah, Masjid Nurul Huda sudah mampu mengajak seluruh masyarakat untuk shalat berjama’ah di masjid, hampir semua kaum laki-laki shalat di masjid

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilalukan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik simpulan bahwa permintaan, produk domestik bruto dan