• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No. 55/08/Th. XVI, 2 Agustus 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013

EKONOMI

INDONESIA

TRIWULAN

II-2013

TUMBUH

5,81

PERSEN

; Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar

harga berlaku pada Triwulan II-2013 mencapai Rp2.210,1 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp688,9 triliun.

; Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB)

pada triwulan II-2013 dibanding triwulan I-2013 mencapai 2,61 persen (q-to-q) dan apabila

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2012 mengalami pertumbuhan 5,81 persen (y-on-y). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2013 dibandingkan dengan semester I-2012 tumbuh 5,92 persen (c-to-c).

; Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2013 dibandingkan triwulan II-2012 (y-on-y) didorong oleh hampir semua sektor. Pertumbuhan tertinggi dicapai Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang tumbuh sebesar 11,46 persen. Sementara bila dibandingkan dengan triwulan I-2013 (q-to-q), pertumbuhan tertinggi dicapai Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih sebesar 4,84 persen.

; Pertumbuhan semester I-2013 dibanding semester I-2012 (c-to-c) didukung oleh semua sektor

kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan sebesar 0,70 persen dan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,73 persen.

; Struktur PDB triwulan II-2013 didominasi oleh Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian, dan

Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran masing-masing memberikan kontribusi sebesar 23,77 persen, 14,98 persen, dan 14,40 persen.

; Pertumbuhan PDB pada triwulan II-2013 dibandingkan dengan triwulan I-2013 (q-to-q) sebesar 2,61 persen ditopang oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh sebesar 1,50 persen; sementara Pengeluaran Konsumsi Pemerintah meningkat 30,78 persen; Pembentukan Modal Tetap Bruto 5,17 persen; Ekspor Barang dan Jasa 2,72 persen; serta Impor Barang dan Jasa 10,03 persen.

; Dibandingkan dengan triwulan II-2012 (y-on-y), pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,81 persen didukung Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 5,06 persen; Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,13 persen; Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,67 persen; Ekspor Barang dan Jasa 4,78 persen; serta Impor Barang dan Jasa 0,62 persen.

; Pertumbuhan ekonomi semester I-2013 terhadap semester I-2012 (c-to-c) sebesar 5,92 persen

didukung Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 5,12 persen, Konsumsi Pemerintah tumbuh 1,38 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto tumbuh 5,21 persen, sedangkan Ekspor dan Impor tumbuh positif masing-masing 4,18 persen dan 0,29 persen.

; Struktur PDB menurut Pengeluaran triwulan II-2013 didominasi oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga sebesar 55,44 persen. Selain itu, didukung oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang memberikan kontribusi masing-masing sebesar 32,68 persen dan 8,63 persen. Sedangkan peranan Ekspor dan Impor masing-masing sebesar 23,15 persen dan 25,72 persen.

; Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan II-2013 masih didominasi oleh

kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,15 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,90 persen, Pulau Kalimantan 8,73 persen, Pulau Sulawesi 4,81 persen, dan sisanya 4,41 persen di pulau-pulau lainnya.

(2)

A. PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan II-2013

1. Besaran PDB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Triwulan II-2013

Pada triwulan II-2013 PDB Indonesia atas dasar harga berlaku mencapai Rp2.210,1 triliun, meningkat dibanding triwulan I-2013 sebesar Rp2.144,9 triliun. Demikian pula PDB atas dasar harga konstan 2000, meningkat menjadi 688,9 triliun pada triwulan II-2013 dari Rp671,4 triliun pada triwulan I-2013.

Tabel 1

PDB Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (triliun rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Triw I-2013 Triw II-2013 Triw I-2013 Triw II-2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 322,6 331,2 85,5 87,7

2. Pertambangan dan Penggalian 244,3 230,4 48,2 47,7

3. Industri Pengolahan 507,1 525,4 169,8 174,5

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 17,5 18,6 5,1 5,4

5. Konstruksi 218,0 228,3 43,3 45,1

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 303,1 318,1 119,7 125,0

7. Pengangkutan dan Komunikasi 146,0 152,1 70,1 72,4

8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 162,5 166,5 66,7 67,7

9. Jasa-jasa 223,8 239,5 63,0 63,4

PDB 2 144,9 2 210,1 671,4 688,9

PDB Tanpa Migas 1 985,2 2 055,2 638,2 655,6

Sektor Industri Pengolahan mempunyai nilai tambah terbesar pada triwulan II-2013 yaitu Rp525,4 triliun, diikuti oleh Sektor Pertanian sebesar Rp331,2 triliun; disusul Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar Rp318,1 triliun; Sektor Jasa-jasa sebesar Rp239,5 triliun; Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp230,4 triliun; Sektor Konstruksi Rp228,3 triliun; Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan sebesar Rp166,5 triliun; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar Rp152,1 triliun; dan terakhir Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih sebesar Rp18,6 triliun.

(3)

dan Penggalian yang mengalami penurunan sebesar 1,11 persen disebabkan oleh penurunan Subsektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Subsektor Pertambangan Bukan Migas masing-masing sebesar 0,02 persen dan 3,84 persen.

Sektor Pertanian pada triwulan II-2013 tumbuh 2,58 persen (q-to-q), setelah pada triwulan I-2013

meningkat cukup tajam sebesar 22,95 persen. Pertumbuhan triwulan II-2013 didorong oleh Subsektor Tanaman Perkebunan yang bersifat musiman yaitu tumbuh 52,50 persen, kemudian Subsektor Kehutanan tumbuh 17,97 persen, Subsektor Perikanan tumbuh 5,09 persen, dan Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya tumbuh 1,62 persen, sementara Subsektor Tanaman Bahan Makanan turun 9,66 persen.

Sektor Industri Pengolahan tumbuh 2,77 persen (q-to-q), bersumber dari kenaikan Subsektor

Industri Migas dan Industri Bukan Migas masing-masing tumbuh sebesar 0,55 persen dan 2,93 persen. Selanjutnya Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih tumbuh 4,84 persen; Sektor Konstruksi 4,11 persen; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 4,50 persen; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 3,26 persen; dan Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 1,44 persen; serta Sektor Jasa-Jasa 0,76 persen.

PDB Indonesia pada triwulan II-2013 bila dibandingkan dengan triwulan II-2012 mencerminkan

perubahan tanpa dipengaruhi faktor musim (y-on-y) meningkat sebesar 5,81 persen. Pertumbuhan

tertinggi dicapai oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 11,46 persen diikuti oleh Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan sebesar 8,07 persen; Sektor Konstruksi 6,88 persen; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,60 persen; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6,47 persen; Sektor Industri Pengolahan 5,84 persen; dan Sektor Pertanian meningkat sebesar 3,20 persen, serta Sektor Jasa-jasa 4,48 persen, sementara Sektor Pertambangan dan Penggalian turun sebesar 1,19 persen.

Sektor Industri Pengolahan memberikan sumbangan terbesar terhadap total pertumbuhan ekonomi

Indonesia pada triwulan II-2013 (y-on-y) dengan kontribusi sebesar 1,48 persen disusul oleh Sektor

(4)

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha (persen) 8. Keuangan, Real Estat, dan

Jasa Perusahaan 2,96 1,44 8,35 8,07 8,21 0,78

9. Jasa-jasa -0,09 0,76 6,48 4,48 5,47 0,42

PDB 1,42 2,61 6,03 5,81 5,92 5,81

PDB Tanpa Migas 1,50 2,74 6,68 6,35 6,51 -

PDB Indonesia semester I-2013 dibandingkan dengan semester I-2012 menunjukkan kenaikan sebesar 5,92 persen, terjadi di semua sektor, kecuali Sektor Pertambangan dan penggalian turun sebesar 0,70 persen. Pertumbuhan PDB semester II-2013 didorong oleh pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,73 persen; Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 8,21 persen; Sektor Konstruksi 6,94 persen; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,58 persen; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6,50 persen; Sektor Industri Pengolahan 5,86 persen; Sektor Jasa-jasa 5,47 persen; dan Sektor Pertanian sebesar 3,40 persen.

3. Struktur PDB menurut Lapangan Usaha Triwulan II Tahun 2012-2013

(5)

Tabel 3

Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Triwulan I dan II Tahun 2012–2013 (persen)

Lapangan Usaha 2012 2013

Triw I Triw II Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 15,20 14,85 15,04 14,98

2. Pertambangan dan Penggalian 12,67 12,04 11,39 10,43

3. Industri Pengolahan 23,65 23,61 23,64 23,77

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,77 0,79 0,82 0,84

5. Konstruksi 10,08 10,25 10,16 10,33

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,55 13,79 14,13 14,40

7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,58 6,46 6,81 6,88

8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 7,27 7,16 7,58 7,53

9. Jasa-jasa 10,23 11,05 10,43 10,84

PDB 100,00 100,00 100,00 100,00

PDB Tanpa Migas 91,74 92,12 92,55 92,99

B. PDB Menurut Pengeluaran Triwulan II-2013

PDB menurut pengeluaran terdiri dari Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Inventori serta Ekspor dan Impor. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga secara riil (atas dasar harga konstan 2000) tumbuh sebesar 1,50 persen pada triwulan II-2013 (Rp374,8 triliun) dibandingkan dengan triwulan I-2013 (Rp369,3 triliun).

Bila dibandingkan terhadap triwulan II-2012 (y-on-y), Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga tumbuh

sebesar 5,06 persen dan secara kumulatif (semester I-2013 terhadap semester I-2012) tumbuh 5,12 persen. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga atas dasar harga berlaku mencapai Rp1.194,3 triliun pada triwulan I-2013, sedangkan pada triwulan II-2013 mencapai Rp1.225,2 triliun dengan kontribusi sebesar 55,44 persen terhadap total PDB atas dasar harga berlaku.

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2013 mencapai Rp 190,7 triliun, sementara pada triwulan I-2013 mencapai Rp146,2 triliun. Apabila dihitung berdasarkan harga konstan tahun 2000, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar

30,78 persen dibanding triwulan I-2013 (q-to-q). Namun apabila dibandingkan dengan Pengeluaran

Konsumsi Pemerintah pada triwulan II-2012, tumbuh 2,13 persen (y-on-y), Sedangkan secara kumulatif

(6)

Tabel 4

Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran

(persen)

Pada triwulan II-2013, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp722,4 triliun naik dibanding triwulan I-2013 yang sebesar Rp685,7 triliun. Apabila dihitung atas dasar harga konstan 2000, PMTB pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 5,17 persen bila dibandingkan dengan triwulan I-2013. Pertumbuhan PMTB atas dasar harga konstan 2000 tersebut terutama terjadi pada Alat Angkutan yang berasal dari luar negeri. Sementara PMTB pada triwulan

II-2013 dibanding triwulan yang sama pada tahun 2012 (y-on-y) tumbuh sebesar 4,67 persen. Sedangkan

secara kumulatif (semester I-2013) tumbuh sebesar 5,21 persen (c-to-c).

Nilai ekspor atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2013 mencapai Rp502,0 triliun, sedangkan pada triwulan II-2013 mencapai Rp511,6 triliun. Apabila dihitung berdasarkan harga konstan tahun 2000,

ekspor pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 2,72 persen dibanding triwulan I-2013 (q-to-q), yaitu dari

Rp314,2 triliun menjadi Rp322,7 triliun. Namun apabila dibandingkan dengan triwulan II-2012, ekspor

pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 4,78 persen (y-on-y). Sedangkan secara kumulatif selama semester

I-2013, ekspor tumbuh 4,18 persen (c-to-c). Kontribusi ekspor pada triwulan II-2013 mencapai 23,15

persen dari total PDB atas dasar harga berlaku.

Nilai impor Indonesia atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp525,0 triliun pada triwulan I-2013 menjadi Rp568,5 triliun pada triwulan II-2013. Sementara itu nilai impor Indonesia atas dasar harga konstan 2000 mengalami peningkatan dari Rp236,8 triliun pada triwulan I-2013 menjadi

Rp260,5 triliun pada triwulan II-2013 atau tumbuh 10,03 persen (q-to-q). Jika dibandingkan dengan

triwulan yang sama pada tahun 2012 (y-on-y), nilai impor atas dasar harga konstan 2000 triwulan II-2013

(7)

PDB Menurut Pengeluaran

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (triliun rupiah)

Jenis Pengeluaran Harga Berlaku Harga Konstan

Triw I-2013 Triw II-2013 Triw I-2013 Triw II-2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 1 194,3 1 225,2 369,3 374,8

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 146,2 190,7 38,8 50,8

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 685,7 722,4 163,3 171,7

4. a. Perubahan Inventori 73,1 90,0 22,2 26,4

b. Diskrepansi Statistik 68,6 38,7 0,4 3,0

5. Ekspor Barang dan Jasa 502,0 511,6 314,2 322,7

6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 525,0 568,5 236,8 260,5

PDB 2 144,9 2 210,1 671,4 688,9

Tabel 6

Struktur PDB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Triwulan I dan II Tahun 2012–2013

(persen)

Jenis Pengeluaran 2012 2013

Triw I Triw II Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 54,27 53,49 55,68 55,44

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6,98 9,07 6,82 8,63

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 31,86 32,75 31,97 32,68

4. a. Perubahan Inventori 4,37 3,43 3,41 4,07

b. Diskrepansi Statistik 2,37 3,45 3,20 1,75

5. Ekspor Barang dan Jasa 24,86 24,45 23,40 23,15

6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 24,71 26,64 24,48 25,72

PDB 100,00 100,00 100,00 100,00

C. Profil Spasial Ekonomi Indonesia Menurut Kelompok Provinsi Triwulan II-2013

Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan II-2013 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 58,15 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,90 persen, Pulau Kalimantan 8,73 persen, Pulau Sulawesi 4,81 persen dan sisanya 4,41 persen di pulau-pulau lainnya.

(8)

Tabel 7

Peranan Wilayah/Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional

(persen)

Wilayah/Pulau 2011 2012 2013

Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Sumatera 23,57 23,77 23,92 23,90

2. Jawa 57,59 57,62 57,83 58,15

3. Bali dan Nusa Tenggara 2,55 2,51 2,49 2,50

4. Kalimantan 9,55 9,30 8,93 8,73

5. Sulawesi 4,61 4,74 4,70 4,81

6. Maluku dan Papua 2,13 2,06 2,13 1,91

Gambar

Tabel 1 PDB Menurut Lapangan Usaha
Tabel 2 Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha
Tabel 3 Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha
Tabel 4 Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

Melalui pengerjaan LKPD 2 ini, siswa diharapkan dapat menemukan sifat-sifat limit fungsi aljabar di suatu titik secara intuitif.. Awali dan akhiri kegiatan pengerjaan LKPD ini

Di dalam estetika (filsafat keindahan), keindahan adalah sebuah prinsip yang penting yang membuat suatu karya seni yang bersifat indrawi (konkret) dapat

Kompetensi yang harus dicapai oleh peserta Program Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah agar dapat menjadi seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh

• Contohnya seperti nilai dari atribut kepentingan dan kepuasan untuk ruang kelas praktikum yang nyaman, nilai atribut kepentingannya bernilai (3,95) dan nilai kepuasannya adalah

Koefisien Determinasi (R²) ... PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... Gambaran Perekonomian di Indonesia ... Pembahasan Hasil Penelitian ... Distribusi Jumlah Kemiskinan, Produk

Seiring dengan kebijaksanaan pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tentang Pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri

Lampiran 8 Daftar Hasil Wawancara dengan Bagian Penjualan Lampiran 9 Daftar Belanja Rutin Rumah Makan Selera Baru Lampiran 10 Daftar Menu Makanan Rumah Makan Selera Baru

Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan pelayanan penempatan transmigrasi.