• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kawasan rawan Bencana

Dalam dokumen RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG (Halaman 40-44)

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

A. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

3. Kawasan rawan Bencana

Perlidungan terhadap resiko bencana ditujukan untuk melindungi warga dan lingkungannya dari kerusakan yang ditimbulkan oleh fenomena alam atau aktivitas manusia. Di wilayah Kabupaten Paser, terdapat beberapa identifikasi terkait dengan rawan bencana yaitu bencana banjir, tanah longsor, gelombang pasang, angin topan, kebakaran, gempa dan kekeringan. Lihat Tabel 2.11.

Tabel 2.11. Jenis dan daerah Rawan Bencana di Kabupaten Paser

No Rawan Bencana Kecamatan Rawan Bencana

1 Banjir Long Kali, Long Ikis, Kuaro, Tanah Grogot, Pasir Belengkong, Batu Engau, dan Tanjung Harapan

2 Tanah Longsor (gerakan tanah

kerentanan tinggi) Batu Sopang, Long Ikis, Long Kali, Muara komam, Pasir Belengkong dan Tanung harapan 3 Gelombang Pasang Kawasan yang berhadapan dengan laut

4 Kebakaran Long Kali, Long Ikis, Kuaro, Tanah Grogot, Batu Sopang, Pasir Belengkong dan Batu Engau

Sumber: RTRW Kabupaten Paser 2012

4. Demografi

Selain sebagai subjek dalam proses pembangunan, penduduk merupakan tujuan bagi pembangunan itu sendiri. Itu sebabnya analisis kependudukan menentukan berbagai keputusan selama perumusan perencanaan pembangunan daerah.

a. Jumlah Penduduk

Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Kalimantan Timur, juga terjadi di Kabupaten Paser yang tampak dalam berbagai fenomena kependudukan termasuk meningkatnya jumlah penduduk, laju pertumbuhan, kepadatan penduduk yang terkonsentrasi di beberapa titik strategis di Kabupaten Paser. Secara gradual, jumlah penduduk di Kabupaten Paser mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir sebesar 2,54%. Hal tersebut memberi dasar dan gambaran yang semakin jelas tentang meningkatnya kepadatan penduduk setiap tahun.Lihat Tabel 2.12.

Tabel 2.12. Jumlah Penduduk Kabupaten Paser No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah Penduduk 231.668 237.783 244.111 249.991 256.175 2 Komposisimenurut Jenis Kelamin: Laki-laki Perempuan 122.995108.693 126.217111.566 129.680114.431 132.722117.269 135.925120.250 3 Pertumbuhan(%) 2,63 2,66 2,41 2,47 4 Tingkat Kepadatan (km2) 21,04 21,54 22,08 Sumber : Kabupaten Paser dalam Angka 2015

Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk bersifat fluktuatif, sedangkan tingkat kepadatan penduduk selalu naik. Penduduk sebagai motor sekaligus tujuan pembangunan itu sendiri perlu dipantau, hingga pada titik tertentu perlu dikendalikan.

b. Struktur Penduduk

Sampai saat ini Kabupaten Paser memiliki karakteristik piramida penduduk melebar (piramida muda) yang berarti kelompok balita dan remaja masih sangat besar. Gambaran dari karakteristik penduduk ini satu sisi menyimpan potensi usia produktif yang tinggi, sedangkan di sisi lain menanggung rasio ketergantungan (dependency ratio) usia tidak produktif yang tinggi pula, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 2.13.

Tabel 2.13. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur 2014

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 -- 4 13.790 13.136 26.926 5 -- 9 13.172 12.227 25.339 10 -- 14 12.496 11.900 24.396 15 -- 19 12.104 11.076 23.180 20 -- 24 12.472 11.012 23.484 25 -- 29 12.722 11.020 23.742 30 -- 34 12.494 10.788 23.282 35 -- 39 11.444 9.686 21.130 40 -- 44 9.943 8.755 18.698 45 -- 49 8.546 6.952 15.498 50 -- 54 6.203 5.104 11.307 55 -- 59 4.331 3.217 7.548 60 – 64 2.744 2.207 4.951

Struktur penduduk penting untuk diketahui sebagai bahan menentukan prioritas program dalam memaksimalkan penyediaan layanan dasar dan ketenagakerjaan. Berdasarkan tabel di atas, Kabupaten Paser memiliki penduduk usia sekolah dan usia produktif yang tinggi. Dengan demikian, terdapat implikasi terhadap kebijakan penyediaan layanan pendidikan yang memadai sekaligus didukung penyediaan lapangan kerja segala sektor. Dari sisi rasio ketergantungan (dependency ratio) pada tahun 2013, 100 kelompok umur produktif (15-64 tahun) Kabupaten Paser menanggung kurang lebih 52,09 penduduk tidak produktif (0-14 dan 65+ tahun). Capaian tersebut sedikit lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu 51,98. Lihat Tabel 2.14.

Tabel2.14. Angka Ketergantungan di Kabupaten Paser 2010 - 2014

Tahun Angka Ketergantungan

2010 50,91

2011 50,98

2012 51,98

2013 52,09

2014 49,61

Sumber: Kabupaten Paser dalam Angka 2011 - 2015

Dari tabel di atas, terlihat angka ketergantungan penduduk mengalami penurunan pada tahun 2014. Namun keseluruhan angka ketergantungan penduduk dalam jangka waktu lima tahun terakhir tersebut tetap wajib diperhatikan untuk memroyeksikan kemampuan penduduk produktif. Kabupaten Paser sebagai salah satu daerah dengan percepatan jumlah penduduk yang tinggi harus diimbangi persiapan layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan kemudian diikuti penyiapan lapangan kerja yang memadai.

c. Distribusi Penduduk

Persebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapat perhatian karena berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Saat ini, distribusi penduduk di Kabupaten Paser masih belum merata. Hal tersebut dibuktikan dengan konsentrasi penduduk yang terpusat di Kecamatan Tanah Grogot sebanyak 28,70% dari total jumlah penduduk. Padahal dilihat dari luas wilayah, Tanah Grogot merukan daerah dengan luas daerah terkecil. Lihat diagram 2.1.

Diagram 2.1. Distribusi Penduduk di Kabupaten Paser Tahun 2014

Sumber: Kabupaten Paser dalam angka 2015

Dari diagram di atas, terlihat bahwa distribusi penduduk masih terpusat di ibu kota kabupaten, tepatnya di Kecamatan Tanah Grogot. Kepadatan dan jumlah penduduk yang masih terpusat ini menjadi pola umum di berbagai daerah, yaitu konsentrasi penduduk mengikuti pusat pertumbuhan dan pusat pemerintahan. Konsentrasi penduduk paling banyak setelah Tanah Grogot adalah di Kecamatan Long Ikis, Long kali, dan Kuaro. Ketiga kecamatan tersebut, walaupun terletak cukup jauh dari pusat pemerintahan daerah, namun terletak di jalan poros utama kalimantan atau antara Tanah Grogot dengan Balikpapan, sehingga aktivitas perekonomian tumbuh cukup pesat. Sedangkan kecamatan yang memiliki distribusi penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Tanjung Harapan. Dari pola distribusi penduduk tersebut dan dipengaruhi luas wilayah kecamatan maka membentuk kepadatan penduduk, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 2.15.

Tabel 2.15. Kepadatan Penduduk Kabupaten Paser Berdasarkan Kecamatan 2014

Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Jumlah Penduduk Penduduk/KmKepadatan 2

Batu Sopang 1.111,38 25.139 22,62 Muara Samu 855,25 5.825 6,81 Batu Engau 714,05 17.799 24,93 Tanjung Harapan 1.507,26 9.339 6,20 Pasir Belengkong 990,11 26.062 26,32 Tanah Grogot 335,58 66.393 197,85 Kuaro 747,30 26.948 36,06 Long Ikis 1.204,40 37.668 31,28 Muara Komam 1.753,40 13.254 7,56 Long Kali 2.385,39 27.748 11,63

Total Kabupaten Paser

2014 11.603,94 256.175 22,08

2013 11.603,94 249.991 21,54

2012 11.603,94 244.111 21,04

Sumber: Kabupaten Paser dalam Angka 2015

Persebaran penduduk yang tidak merata disebabkan beberapa faktor, di antaranya adalah ketersediaan fasilitas publik atau potensi wilayah yang dimiliki. Kondisi penyebaran ini tidak menguntungkan bagi pemerataan pembangunan daerah.Dengan adanya perbedaan kepadatan, maka pola penyebaran penduduk yang terjadi juga mengikuti pola penduduk yang mengelompok pada tempat-tempat tertentu. Penduduk banyak dijumpai pada daerah-daerah yang mempunyai aktivitas ekonomi yang tinggi, tersediannya sarana dan prasarana yang memadai, dan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan penduduk yang rendah pada umumnya terdapat di daerah-daerah yang mempunyai aktifitas ekonomi yang relatif masih rendah dan keadaan sarana transportasi yang masih terbatas.

Dalam dokumen RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG (Halaman 40-44)