• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urusan Wajib Non-Dasar

Dalam dokumen RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG (Halaman 117-121)

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

A. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

2. Urusan Wajib Non-Dasar

Urusan yang bersifat wajib non-dasar juga merupakan bidang strategis yang perlu diketahui dinamika pembangunannya selama ini Bidang-bidang dalam urusan ini terkait dengan urusan kependudukan dan pencatatan sipil yang berhubungan erat dengan hak dasar warga negara, urusan keberlanjutan dan daya dukung lingkungan, urusan terkait berbagai sektor yang memperkuat perekonomian masyarakat, hingga urusan kebudayaan yang terkait dengan pembangunan identitas dan pelestarian tradisi luhur daerah.

a. Lingkungan Hidup

Aspek lingkungan hidup menjadi salah isu penting yang perlu diperhatikan, mengingat Kabupaten Paser sebagai salah satu wilayah dengan persentase aktivitas pertambangan yang cukup tinggi. Pencemaran lingkungan hidup oleh sampah B3 (bahan beracun dan berbahaya) akan menjadi persoalan bagi pengembangan potensi daerah selain tambang. Indikator persoalan ini salah satunya direpresentasikan oleh data yang menunjukkan bahwa hanya 9 perusahaan yang memiliki izin pembuangan air limbah.

Oleh karena itu, perlu peningkatan pengawasan dan memperketat perizinan bagi pembuangan limbah-limbah perusahaan yang beresiko tinggi mencemari lingkungan hidup, terutama tanah, udara dan air. Untuk itu perlu menata strategi pelestarian lingkungan hidup dengan mendorong investasi di luar tambang terutama bidang pertanian dan perkebunan yang terkait erat dengan lingkungan hidup. Selain mengurangi ketergantungan yang berlebihan pada sektor tambang, pertanian dan perkebunan tidak saja memberi sumbangsih bagi PDRB tetapi secara tidak langsung membawa pengaruh positif bagi kelestarian lingkungan hidup.

Hal ini akan sejalan dengan apa yang menjadi cita-cita Provinsi Kalimantan Timur yang memberi penekanan baru pada geliat ekonomi hijau (green

economy) sebagai salah satu jawaban terhadap degradasi lingkungan yang

semakin mengkhawatirkan. Lingkungan Hidup adalah salah satu urusan penting yang harus bisa mengawal isu ini.

b. Kependudukan dan Catatan Sipil

Salah satu persoalan yang perlu diperhatikan secara serius oleh SKPD kependudukan dan catatan sipil adalah manajemen administrasi bagi penduduk lokal dan penduduk yang bermigrasi masuk ke Kabupaten Paser. Tujuannya adalah menghindari duplikasi data dari mereka yang bermigrasi ke Kabupaten Paser. Masyarakat yang bermigrasi ke Kabupaten Paser secara administratif juga harus menjadi penduduk Paser. Dengan demikian, mereka masuk dalam hitungan sebagai wajib pajak Kabupaten Paser, sehingga kehadiran kelompok migran ini memberi sumbangsih bagi pendapatan Paser, bukan hanya meraup keuntungan dari Kabupaten Paser.

c. Tenaga Kerja

Komposisi penyerapan tenaga kerja di Kabupaten paser masih didominasi oleh sektor pertanian dengan kecenderungan yang terus menurun. Hal ini menandakan masih belum terbukanya bidang-bidang pekerjaan lain, terutama yang berhubungan dengan kewirausahaan. Mereka yang masuk dalam usia angkatan kerja di Kabupaten Paser masih memiliki

kecenderungan untuk terjun ke bidang-bidang pekerjaan yang sudah ada, dan belum beralih ke upaya menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Di samping itu, kecenderungan ini dapat dilihat sebagai gambaran kualitas tenaga kerja yang tersedia di Kabupaten Paser. Maka, salah satu agenda penting adalah melakukan pendampingan secara rutin untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas angkatan kerja yang ada di Kabupaten Paser. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat sektor-sektor yang menjanjikan penyerapan tenaga kerja, misalnya sektor kelautan dan perikanan, serta kewirausahaan. Tujuannya adalah tersedianya angkatan kerja yang kompeten dan mampu bersaing, serta memiliki daya untuk membuka bidang-bidang pekerjaan baru di luar yang sudah ada. Kreativitas ini membutuhkan adanya stimulan berupa potensi-potensi perekonomian baru yang sekaligus bisa menjadi jawaban ketika sektor andalan seperti pertambangan semakin tidak menentu.

d. Koperasi dan UMKM

Meningkatnya jumlah koperasi dan UMKM di Kabupaten Paser dalam kurun waktu antara 2009 hingga 2013 mengindikasikan kecenderungan masyarakat Paser untuk secara mandiri menggerakkan ekonomi pada skala mikro. Namun, kecenderungan ini belum diimbangi oleh penanaman modal (investasi) karena para investor lebih memilih menanamkan modalnya pada sektor pertambangan.

Kenyataan ini perlu disikapi dengan seksama,terutama mengarahkan para investor agar bersedia terlibat dalam penanaman modal di luar sektor pertambangan, misalnya berinvestasi dalam bidang pertanian, perkebunan dan perikanan. Selain itu, tidak kalah penting adalah keberadaan koperasi dan UMKM sebagai salah satu urusan yang mampu meningkatkan nilai tambah dari potensi-potensi non-tambang yang ada di Kabupaten Paser. Misalnya menjadikan koperasi dan UMKM sebagai unit pengelola hasil-hasil pertanian dan perkebunan sebelum dilepas ke pasar, sehingga hasil pertanian dan perkebunan tidak lagi berupa bahan mentah, tetapi sebagai bahan olahan yang telah ditingkatkan nilai jualnya lewat aktivitas di koperasi atau UMKM.

e. Kebudayaan

Persoalan yang perlu diselesaikan pemerintah dalam bidang kebudayaan adalah melakukan inventarisasi budaya-budaya lokal Kabupaten Paser. Hal ini perlu dilakukan demi mengenalkan secara tepat unsur-unsur kebudayaan lokal Kabupaten Paser sebelum ditampilkan dalam festival-festival atau pameran budaya. Identifikasi, inventarisasi dan

pengembangan nilai dan pesona budaya ini berkorelasi positif terhadap kemampuan Kabupaten Paser dalam menemukan ruang-ruang kreatif baru baik dari segi sosial, politik, perekonomian dan lain sebagainya. Pengenalan dan inventarisasi terhadap budaya asli masyarakat lokal Paser ini perlu dilakukan, mengingat Paser sebagai salah satu daerah yang didiami oleh banyak orang dari berbagai wilayah lain. Pengenalan atas budaya asli Paser serta nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya juga dapat dijadikan sebagai pegangan dalam menentukan semangat dan arah pembangunan Paser di masa yang akan datang.

f. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Pengembangan potensi serta pemberdayaan masyarakat desa yang didukung oleh alokasi dana yang lebih dari1 miliar rupiah ditambah pengadaan satu unit mobil dan ragam fasilitas lain untuk masing-masing desa menunjukkan kesungguhan Pemerintah Kabupaten Paser dalam melaksanakan dan mensukseskan penguatan perekonomian dari desa. Namun demikian, kucuran dana yang sedemikian besar untuk setiap desa ini perlu mendapat kontrol yang ketat dari berbagai pemangku kepentingan agar tidak terjadi penyalahgunaan dan dapat berkelanjutan dalam menggerakkan dan mewujudkan semangat desa membangun.

g. Komunikasi dan Informasi

Jaringan komunikasi yang ada di Kabupaten Paser meliputi jaringan telepon rumah dan telepon genggam, televisi, radio, internet serta surat kabar, baik nasional maupun lokal. Kehadiran jaringan komunikasi ini tentu saja mempermudah akses warga Kabupaten Paser terhadap beragam informasi atau berita yang berasal dari luar serta mempererat jalinan komunikasi antar warga. Ini juga menandakan keterbukaan wilayah Kabupaten Paser terhadap informasi-informasi yang berasal dari luar daerah.

Melihat pentingnya jaringan komunikasi dan informasi ini, maka pemerintah berkewajiban memperluas jangkauan jaringan komunikasi hingga ke wilayah-wilayah pedalaman agar masyarakat di wilayah tersebut juga bisa memperoleh akses bagi komunikasi dan memperoleh informasi dari dunia luar. Perluasan jaringan ini harus pula diimbangi dengan peningkatan kapasitas jaringan tidak saja GSM, tetapi juga 3G dan 3,5G sebagaimana yang terjadi dalam perkembangan jaringan komunikasi saat ini.

Selain kedua hal di atas, pemerintah harus menggunakan jaringan komunikasi dan informasi ini untuk mengembangkan keterbukaan dan

kemudahan akses data informasi publik. Misalnya melalui website resmi milik pemerintah daerah yang datanya konsisten diperbaharui.Website pemerintah daerah diharapkan mampu menyajikan data-data yang dapat diakses bagi kepentingan publik, serta memanfaatkannya sebagai sarana untuk menerima masukan atau aspirasi masyarakat.

h. Ketahanan Pangan

Secara umum,tanaman padi, baik padi sawah maupun padi ladang masih menjadi komoditi pangan yang dominan di Kabupaten Paser. Hal ini terbukti dari besarnya lahan yang diperuntukkan bagi tanaman ini dibandingkan dengan lahan bagi tanaman pangan yang lain. Namun, persoalannya adalah ketika produksi tanaman padi meningkat, produksi tanaman pangan lain, misalnya jagung justru menurun. Hal ini tidak berimplikasi bagus untuk jangka panjang, sebab akan menimbulkan ketergantungan berlebihan terhadap beras sebagai bahan pangan pokok.

Untuk mengatasi persoalan ini, yang perlu dilakukan adalah memaksimalkan diversifikasi tanaman pangan dan peningkatan produktivitas hasil panen secara berimbang. Artinya masyarakat disadarkan untuk melihat tanaman pangan lain di luar padi sebagai bahan pangan dan sumber makanan pokok. Keberhasilan meningkatkan produktivitas padi perlu diimbangi dengan peningkatan produktivitas tanaman lain misalnya jagung, singkong, dan ubi rambat. Kesemuanya adalah bahan pangan yang bila diupayakan peningkatan produktivitasnya secara berimbang akan membantu meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Paser.

Dalam dokumen RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG (Halaman 117-121)