• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urusan Pilihan

Dalam dokumen RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG (Halaman 121-126)

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

A. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

3. Urusan Pilihan

Meskipun berada dalam urusan pilihan, namun berbagai bidang di dalam urusan ini tetap menjadi hal strategis yang perlu diulas dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah. Urusan ini terkait dengan dinamika optimalisasi potensi lokal daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan berbagai bidang dalam urusan pilihan, merupakan bidang strategis yang menentukan masa depan pembangunan Kabupaten Paser.

a. Energi Dan Sumber Daya Mineral

Kekurangan energi listrik telah menjadi salah satu persoalan besar bagi masyarakat Kabupaten Paser yang berpengaruh juga terhadap aspek lain, misalnya aspek komunikasi dan informatika. Selain itu, kekurangan pasokan energi listrik telah menyebabkan masih banyak rumah tangga yang belum menggunakan listrik.

Persoalan ini menjadikan sumber energi listrik alternatif perlu segera dioptimalkan.Dari hal tersebut perlu diupayakan pengembangan sarana pembangkit listrik dengan mengandalkan potensi yang tersedia di Kabupaten Paser, misalnya pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga air, atau pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Pengembangan pembangkit listrik baru dengan mengandalkan potensi alam ini diarahkan untuk memenuhi pasokan energi listrik ke wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh pasokan dari pembangkit listrik yang ada.

Selain masalah pasokan energi listrik, hal lain yang perlu dipikirkan terkait sumber daya mineral adalah exit strategy yang bisa diambil untuk mengurangi ketergantungan terhadap pertambangan yang kewenangan perizinannya telah diambil alih oleh pemerintah provinsi. Salah satu strategi yang memungkinkan adalah menggalakkan dan meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan perkebunan, serta sektor kelautan dan perikanan. Selain mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan mineral, sektor-sektor ini juga akan memberi dampak positif bagi kelestarian lingkungan hidup.

Rasio elektrifikasi menjadi salah satu kunci penentuan arah kebijakan Provinsi Kalimantan Timur dalam spirit besar green economy.Hal tersebut juga harus bisa memiliki gaung bagi Kabupaten Paser. Hal ini harus disinergikan dengan kegiatan, program dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Paser, khususnya dalam pemerataan pembangunan fasilitas dan jaringan kelistrikan.

b. Pariwisata

Fakta bahwa Kabupaten Paser merupakan salah satu kabupaten dengan kekayaan alam terutama bahan tambang yang melimpah tidak serta merta menutup kemungkinan bagi pengembangan sektor pariwisata. Karena itu yang harus segera dilakukan pemerintah adalah mengidentifikasi tempat-tempat yang berpotensi menjadi destinasi wisata dan mulai secara serius mengembangkannya.

Upaya ini tentu perlu diimbangi juga dengan perbaikan fasilitas di tempat-tempat pariwisata yang sudah ada saat ini. Peningkatan fasilitas penunjang pariwisata serta pembentukan kelompok-kelompok sadar wisata akan mempermudah upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Paser sebagaimana terjadi selama ini. Kehadiran kelompok-kelompok sadar wisata dengan dampingan dan fasilitas dari SKPD terkait akan meningkatkan minat masyarakat Paser sendiri terhadap pengembangan potensi wisata yang ada di daerahnya.

Selain itu, pihak swasta juga perlu dilibatkan untuk menjamin ketersediaan sarana penunjang pariwisata seperti hotel atau penginapan yang memudahkan akomodasi bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Paser.

c. Perdagangan

Tantangan bagi sektor perdagangan di Kabupaten Paser adalah upaya meningkatkan penjualan komoditas-komoditas andalan dari sektor pertanian ke luar Kabupaten Paser. Hal ini penting dilakukan untuk mengimbangi kecenderungan jasa layanan yang masih menjadi fokus perdagangan masyarakat Kabupaten Paser. Upaya ini juga menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan posisi tawar pedagang-pedagang tradisional berhadapan dengan pedagang-pedagang besar yang hadir dengan modal raksasa.

Pemerintah perlu fokus memperhatikan keberlangsungan usaha para pedagang tradisional di tengah gempuran pedagang-pedagang modern. Artinya, dibutuhkan kebijakan yang menguntungkan para pedagang tradisional dalam memasarkan berbagai komoditas andalan mereka, bukan hanya dalam wilayah Kabupaten Paser, tetapi sampai ke luar Kabupaten Paser.

d. Industri

Problem utama terkait dengan sektor industri di Kabupaten Paser adalah belum terlalu kuatnya upaya peningkatan nilai tambah bagi bahan-bahan baku yang dihasilkan daerah ini. Hal tersebut menjadikan potensi lokal sebagai bahan baku industri memiliki nilai jual yang rendah. Realitas ini, tentu berbeda dengan bahan baku yang telah diolah sebelum dijual. Kedepan, industri yang perlu digalakkan adalah industri pengolahan bahan baku yang tidak saja bermanfaat untuk meningkatkan nilai jual, tetapi membuka kesempatan bagi penyerapan tenaga kerja. Jika hal tersebut tidak dioptimalkan, maka daerah lain yang mengembangkan industri pengolahan bahan bakulah yang akan diuntungkan. Tidak menutup kemungkinan dengan memanfaatkan bahan baku berharga murah yang berasal dari Kabupaten Paser.

e. Transmigrasi

Perlu disadari bahwa Kabupaten Paser merupakan salah satu daerah tujuan transmigrasi pada masa lalu. Bahkan ada tiga gelombang transmigrasi yang masuk daerah ini, yaitu gelombang pertama pada era sebelum tahun 70-an, gelombang kedua pada kurun waktu tahun 70-an hingga tahun

80-an, dan terakhir pada kurun waktu setelahnya, yaitu sejak tahun 90-an. Kehadiran kelompok-kelompok transmigran ini di satu sisi membawa perubahan berupa kemajuan dan perkembangan Kabupaten Paser, tetapi pada sisi lain justru menimbulkan efek tergusurnya warga pribumi atau suku-suku asli. Para transmigran yang mengikuti program pemerintah tidak jarang lebih mendapatan keuntungan, salah satunya berupa lahan huni dan lahan garap, namun tidak demikian halnya dengan warga asli. Hal demikian pada akhirnya menimbulkan kesenjangan,yaitu ketika para transmigran dianggap menikmati kemajuan dan tinggal menetap di perkotaan atau wilayah utara dan tengah yang dilengkapi jalan trans Kalimantan Timur.Sementara itu, sebagian warga lokal tergusur ke daerah pesisir dan/atau semakin tersudut di wilayah pedalaman.

Kenyataan ini harus segera diubah dengan mengevaluasi pola-pola kebijakan terkait transmigrasi yang selama ini dilaksanakan dan untuk memberi kesempatan lebih pada upaya mengurangi disparitas kesejahteraan antara kaum trasmigran dengan warga asli yang sudah lebih dahulu mendiami Kabupaten Paser sebelum kedatangan para transmigran.

f. Pertanian

Tahun 2013, sektor pertanian menyumbang 12,05% bagi PDRB Kabupaten Paser. Kontribusi ini jauh di bawah sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai angka 76,32%. Kecilnya kontribusi sektor pertanian ini berbanding lurus dengan semakin berkurangnya lahan pertanian akibat dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, padahal kontribusi sektor perkebunan hanya 4,65%.Namun persentase tersebut, tetap menjadikan kelapa sawit sebagai komoditas andalan sektor perkebunan. Selain berkurangnya lahan pertanian, minimnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Paser juga disebabkan oleh semakin berkurangnya jumlah petani.

Ini menjadi sebuah permasalahan serius yang butuh untuk segera ditangani oleh pemerintah, sebab sektor pertanian lebih dominan bergantung pada produktivitas padi yang juga semakin menurun dari tahun ke tahun. Salah satu alternatif yang bisa diterapkan adalah dengan menggalakkan program diversifikasi pertanian, yaitu lahan pertanian yang tersedia tidak hanya ditanami padi, sekaligus ditanamitanaman pangan lainnya seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau, dan kacang tanah. Dengan demikian petani tidak hanya bergantung pada produktivitas padi, terutama ketika harga padi anjlok setelah panen raya, para petani mengalami kerugian

yang cukup besar. Diversifikasi memungkinkan petani untuk tetap bisa bertahan dengan mengandalkan hasil panen lain, selain padi.

Pada sisi lain, pemerintah juga perlu melakukan pemerataan dalam pembagian lahan pertanian bagi kaum transmigran dengan warga asli Kabupaten Paser, terutama yang berada di pedalaman dan bermatapencaharian sebagai petani. Kebijakan pemerintah memberi lahan seluas 2 hektar kepada para transmigran perlu ditinjau kembali untuk menjamin adanya kesetaraan akses dan kesamaan peluang mengusahakan lahan bagi warga lainnya.

g. Kehutanan

Meskipun kewenangan pengelolaan hutan telah dialihkan ke pemerintah provinsi, pola-pola perambahan hutan yang selama ini terjadi patut dijadikan perhatian serius oleh pemerintah Kabupaten Paser. Paling tidak ada tiga pola perambahan hutan yang terjadi yaitu; pertama, perambahan hutan oleh masyarakat untuk dijadikan lahan bertani/berkebun, kedua, perambahan hutan untuk dijadikan pemukiman, dan ketiga, perambahan hutan oleh perusahaan pemegang izin HPH.

Fokus perhatian pemerintah adalah pada pola perambahan yang ketiga, yang dilakukan oleh perusahaan pemegang izin HPH. Ada kecenderungan pihak perusahaan melakukan kecurangan melalui perambahan hutan yang melampaui batas pada setiap tahunnya demi meningkatkan produktivitas. Akibatnya, sebelum masa kontrak berakhir, hutan yang ada telah habis dirambahdan ada kekhawatiran berupa kepergian perusahaan sebelum melakukan upaya pemulihan kembali.

Kecurangan yang dilakukan perusahaan yang mengantongi izin HPH ini berbanding terbalik dengan kondisi 26 desa yang berada dalam wilayah hutan lindung dan cagar alam. Mereka tidak memiliki kewenangan apapun dan kehilangan hak untuk memanfaatkan hasil hutan tempat mereka bermukim, padahal mereka sudah lebih dahulu ada di sana sebelum penetapan kawasan tersebut sebagai hutan lindung atau cagar alam. Karena itu, perlu diupayakan pengakuan atas hak-hak tenurial warga desa yang sudah mendiami sebuah kawasan secara turun temurun, sekaligus untuk memenuhi hak-hak dasar mereka sebagai warga negara. Jika tidak,hal ini menjadi bentuk ketidakadilan terhadap warga negara. Koordinasi, konsultasi dan negosiasi dengan level pemerintah yang lebih tinggi (provinsi dan pusat) menjadi sesuatu yang urgen, ketika pembangunan di Kabupaten Paser mulai menyasar hak-hak dasar warga negara yang secara empiris berada dalam situasi serba sulit, dan secara hukum prosedural terbayang oleh tuduhan pelanggaran dan penyerobotan hutan.

h. Kelautan dan Perikanan

Potensi yang paling mungkin untuk dikembangkan di Kabupaten Paser adalah perikanan air tawar, sebab kewenangan atas sektor kelautan sudah ditarik menjadi tanggung jawab provinsi. Permasalahan yang terjadi dan berhubungan dengan sektor perikanan air tawar ini adalah masih minimnya upaya pengembangan yang dilakukan pemerintah, termasuk dalam mendorong masyarakat untuk terjun menjadi pekerja pada sektor ini.

Kendala yang dihadapi terkait pengembangan sektor ini dan minimnya minat masyarakat adalah belum terbukanya jalur-jalur distribusi bagi pemasaran hasil perikanan air tawar. Dengan demikian, salah satu tanggung jawab yang seharusnya dijalankan pemerintah adalah membuka jalur-jalur distribusi bagi pemasaran hasil usaha ikan air tawar ini. Jika jalur distribusi telah terbuka dan permintaan terhadap ikan air tawar meningkat maka masyarakat akan tertarik untuk terlibat dalam membudidayakan ikan air tawar dan menjadikan sektor ini sebagai salah satu sektor andalan yang bisa mendatangkan keuntungan dan menyerap tenaga kerja.

Karena itu,pada langkah awal, perlu mengidentifikasi potensi ikan air tawar yang bisa dibudidayakan dan banyak diminati untuk konsumsi masyarakat. Hal ini mempunyai tujuan agar masyarakat yang menekuni sektor ini tidak menderita kerugian dan bisa menjadikan sektor perikanan sebagai sektor mata pencaharian pokok.

Dalam dokumen RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG (Halaman 121-126)