• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENI S PENYAKI T PU SK ESMAS RUMAH SAKI T TOTA L

D. Upaya Penanggulangan Kemiskinan

1.4.8 Ke bijakan T ataruang

Upa ya pening kat an pem bangunan dae rah pe rlu dilakukan melalui perencanaan, pelaksanaan, dan penga wasan pem bangunan yang Iebih terpadu dan te rara h, aga r sum berdaya yang terbatas dapat dimantaatkan secara efe ktif dan efisien. Salah satu upaya untu k mencapainya adalah melalui kete rpad uan da n kese ra sian pembangunan dalam m atra ruang yang tert ata se cara bai k. Untuk ke butuhan tersebut, penyiapan rencan a tata ruang wilayah diharapka n dapat mengakom oda si kan b erbagai perubah an dan pe rkem bangan di wilayah P ro vinsi Lampung seca ra terpadu dan se rasi.

Ren cana Tata Ruang Provinsi Lampung 2000-201 5 di susun berlandaskan UU Nomor 24 Tahun 19 92 tentang Penataan Ruang dan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Dae rah. RTRWP Lam pung merupa kan pe rwujudan rencana spa sial pengembangan Dae rah Pro vinsi Lampung 15 tahu n ke depan pada skala 1 : 250.000. RTRWP Lampung merupakan penjabaran st rategi dan arah kebija kan pemanfaatan ruang wilayah nasional ke dalam strat egi dan st rukt ur wilayah Dae rah Pro vin si Lam pung. Secara fung sion al RT RWP L am pung merupa kan suatu kebijakan po kok pem bangunan Daerah P rovinsi Lampung yang diwujud kan ke dalam bentuk rencana st ruktu r yang menunjukkan anta ra lain:

a) Perum u san kebija ksana an poko k pem antaatan ruan g di wilayah P ro vinsi Lampung;

b) Perwujudan kete rpad uan, kete rkaitan, dan ke seimbangan perkem bangan wilayah Provin si Lam pung dengan sekitarn ya, khu susnya wilayah Sumatera bagian Selatan, se rta ke sera sian antar sektor;

STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007 I - 34 c) Pengarahan loka si inve sta si yang dilaksanakan Pem erintah dan/atau

masya rakat;

d) Pengarahan (guidan ce) bagi pengem bangan yang bersifat lintas kabupaten/ kota.

Dalam upaya mewujudkan vi si pembangunan Provin si Lam pung, maka arahan perencanaan, pemanfaatan , dan penge ndalian tata ruang wilayah P ro vinsi Lampung yang menda sari RT RW P Lam pung 2000 -2005 dio rientasi kan un tuk melaksana kan tiga m isi utam a sebagai berikut:

1. Meningkat kan ke sejahtera an pendud uk Lam pung.

2. Memperkuat dan m embangun seluruh bagian wilayah p rovin si se suai dengan poten sinya.

3. Membangun Iingkungan yang le stari se cara berkelanjutan.

Strategi pembangunan t ata ruang dilaku kan melalui:

(a) Pengendalian se cara konsi sten kegiatan budidaya yang dapat m emutus atau m engganggu fung si suatu e kosi stem. Untu k menjalankan strat egi tersebut, p ro ses kesepa katan m engenai delinea si ka wa san lindung yang Iebih reali sti s menjadi amat penting dan pe rlu diikuti oleh irnplementasi pemanfaatan ruang dan pengendaliannya se cara taat asa s. Pro ses pemaduse rasian TGHK dan evalua si hak ata s t anah m enjadi tahap awal pro ses perencanaan tata ruan g untu k m enyiap kan alo kasi ruang budidaya di Pro vin si Lam pung. Seluruh kriteria ka wa san lindung perlu di kaji dalam konteks P rovin si Lam pung, term asu k dae rah aliran sungai, hutan lindung, pe si sir, ra wan gem pa, maupun perlindungan setem pat.

(b) Memperkuat basi s pere konomian menurut sekto r-se ktor ungg ulan pada masing-ma sing wilayah, terma suk mem perlua s keane karagam an sum berdaya alam yang perlu dim anfaatkan, antara lain sumberda ya m ineral, peri kanan dan laut, dan seb againya. Dalam st rategi ini identifikasi sum berdaya alam , skala, dan nilainya menjadi penting untu k ke kuatan dan perlua san a ktivita s an dalan bagi setiap bagian wilayah Provin si Lampung.

(c) Membentuk satuan ruang pen gem bangan yang lebih efisien da ri segi aksesibilitas, kondi si fi sk wilayah, ket ersediaan sumberdaya alam, sum berdaya manusia, se rta pe ranan pendu kungnya. Satuan ruang pengembangan diharap kan m enjadi lebih terbata s skalanya, nam un jumlahnya menjadi lebih besar. P rin sip yang dianut adalah terciptanya skala

STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007 I - 35 ruang yang lebih terjangkau oleh suat u pu sat dengan hinterland-n ya, sehingga skala ekono rni suatu u saha dapat dicapai oleh se kto r perekonom ian ra kyat di pede saan.

(d) Memperpende k hirarki fung sional dan tata-kaitan (forward linkage) antara se ktor primer, se kunder, dan tersier melalui pengembangan agropolitan untuk mewadahi agroindust ri dan agrobi sni s dan setiap satuan ruang pengembangan. M elalui perkuatan si klu s produ ksi dalam satuan ruang yang lebih terbatas diharap kan se kto r primer tida k sekeda r menghasil kan bahan mentah hasil ekst raksi, narnun membentuk daur pertambahan nilai untuk dinikm ati seca ra setempat serta m elibatkan pela ku e konom i lokal secara langsu ng. Dengan senantia sa memperkuat basi s e konom i lokal, m aka se kaligus akan te rbangun keterkaitan fungsional secara ho rizontal antar satuan ruang p engem bangan.

(e) Memperkuat indu strial-belt yeng telah terbentu k di se kita r Bandar L ampung dengan m engupaya kan pengu rangan ketergantungan terhadap pu sat (Ja karta).

(f) Stru ktu r ruang wilayah P rovinsi Lampung teru tam a dibentu k oleh jaringan pra sarana tran spo rta si dan pusat pelayanan. Dua hal po kok yang menjadi pertimbangan utama bagi penetapan struktur ruang wilayah P ro vinsi Lampung adalah pengembangan struktu r ruang yang lebih bersifat horizontal dibanding kan be rhira rki, serta pe rkuatan st ru ktu r m ikro pada satuan ruang yang lebih efi sien melalui pem bangunan feeder-road ke sentra pengha sil sum berdaya p rimer.

Hira rki fungsional wilayah Provinsi Lampung yang bersifat hori sontal diwujud kan dalam 3 (tiga) hirarki p usat p elayanan, yaitu:

a. Pusat Pelaya na n P rimer, yaitu pusat yang rnelayani wilayah P ro vinsi Lampung dan/atau wilayah se kita rnya (S umbag sel). Pu sat pelayanan mi terleta k di Kota Banda r Lampung.

b. Pusat Pel aya nan Sekunde r, yaitu pu sat ya ng melayani satu atau lebih Kabupaten/ Kota. Pu sat pelayanan se ku nder A ini terdiri atas pu sat pelayanan se kunder B. Pusat pelaya nan se kunde r A dikembang kan dengan intensitas yang lebih tinggi untuk m em acu pertum buhan perekonomian di wilayah se kita rnya, yang te rleta k di Kota M etro, M enggala, dan Kotabumi. Pu sat pelayan an sekunder B terleta k di Kalianda, Sukadana, Kota Agung, Punggu r, Blam bangan Um pu, dan Liwa.

STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007 I - 36 c. Pusat Pelaya nan Te rsier, yaitu kot a-kota mandiri selain pusat p rim er dan

se kund er yang dikem bangkan unt u k m elayani satu at au lebih kecamatan. Pu sal pelayanan te rsier ini terutama di kembang kan untu k m encipta kan satuan ruang wilayah yang lebih efisien.

Jaringan tran sportasi yang m em bentuk stru ktu r ruang di P rovin si L am pung dibentuk melalui:

a. Jalur regional berpola radial, meliputi 3 (tiga) jalur utam a, yaitu:

• Jalur Tim ur mulai dari Bakauheni, Ketapan g, Bunut, L abuhan Maringgai, Sukadana, Bujung Tenu k, dan Pematang Pangg ang;

• Jalur Tengah ya ng m erupa kan bagian da ri Tran s Sumatera , m ulai dari Ba kauheni, Panjang, Banda r La rnung, Banda r Ja ya, Kotabumi, Bu kit Kem uning, Blam bangan Um pu, hingga ke arah Palem bang

• Jalur B arat yang merupa kan lanjutan dan jalur Tengah, rnulai dan Bu kit Kem uning, Sum ber Ja ya, Mutar Alam, Kenali, Liwa, Pugung, Tapak Melesom hingga ke P rovin si Beng kulu.

b. Jalur sub -regional berpola laba-laba (spider-net), dengan pu satnya di Bandar L ampung yang akan memberikan a kse s yan g tinggi terhadap perkem bangan pu sat pertumbuhan utama dengan wilayah lainnya. Pola jaringan laba-laba ini ditujukan untu k mem elihara fungsi beberapa sa rana tran sporta si penting seperti Pelabuhan Panjang dan Bandara Ra din Inten II, serta m elayani kebut uhan bagi a ktivitas eko nom i berskala besar.

c. Jaringan jalan lokal yang merupa kan feede r-road deng an fung si kole ksi dan dist ribu si kom oditi ekonomi dari dan ke wilayah pede saan. Kom oditi yang difasilitasi oleh jaringan jalan ini adalah komoditi lokal yang berperan un tuk menum buhkan perekonomian berba sis sektor prim er. Melalui pem bangunan feeder-road ini, m aka se kto r pe rekonomian ra kyat yang be rskala e kon omi terbata s dapat te rjang kau untuk diolah lebih lanjut dalam se kto r se kunder. Feede r-roa d ini selain diperan kan oleh jalan-jalan lokal, juga oleh jalur sungai yang t erut ama banya k mengalir di ka wa san Pantai Tim ur.

STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007 I - 37 Tabel 1.12 Stru ktu r Pu sat Pela yanan

Hierarki Kota Fungsi Utama

Prim er Bandar Lam pung • Pu sat Pe merin tah Provinsi

• Pu sat Perdagangan dan jasa regional • Pu sat distribusi dan kolektor barang & jasa • Pu sat pendukung jasa pariwi sata

• Pendidi kan tinggi • Industri

1. M etro • Pe merintah ko ta • Perdagangan dan ja sa

2. Kotabum i • Pe merintah kabupa ten • Perdagangan dan ja sa • Industri

Sekunde r A

3. M enggala • Pe merintah kabupa ten • Perdagangan, ja sa, dan indu stri • Kegia tan u saha dan produksi

1. Kalianda • Pu sat pemerin tah kabupaten • Jasa pendukung jasa pariwi sata • Perdagangan

2. Kota Agu ng • Pu sat pemerin tah kabupaten • Perdagangan

• Peri kanan

3. Sukad ana • Pu sat pemerin tah kabupaten • Perdagangan

4. Punggur • Pu sat pemerin tah kabupaten • Perdagangan

5. Blam bangan Um pu • Pu sat pemerin tah kabupaten • Perdagangan

• Industri

Sekunde r B

6. Liwa • Pu sat pemerin tah kabupaten • Perdagangan dan ja sa

1. Sidomulyo • Pertanian • Industri

2. Tanjung Bintang • Industri

3. Pring sewu • Perdagangan

4. Talang Padang • Pengolahan hasil pertanian

5. Labuhan Maringgai • Peri kanan

6. Bandar Jaya • Perdagangan dan ja sa

7. Seputih Ban yak • Pengolahan hasil pertanian

8. M esuji Lampung • Peri kanan • Industri peri kanan

Tersier

9. Simpang Pematang • Perdagangan

• Industri pengolahan hasil pertanian Su mber : Bappeda Provin si La mpung (2000)

STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007 I - 38 Sejalan dengan pembangunan jaringan t ran spo rta si ya ng mem bentuk stru ktu r ruang wilayah Pro vin si Lam pung, p rasa rana transporta si dikembang kan untu k m endukung stru ktu r ruan g yang dibentu k. Bersamaan dengan pernbangunan fe eder-road, pemanfaatan pelabuhan-pelabuhan kecil didorong untu k m elayani perdagangan antar bagian wilayah. Pelabuha n-pelabuha n yang dikembang kan untu k m endukung stru ktu r ruang wilayah Provin si Lampung m eliputi Pelabuhan Bakauh eni, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Telukb etung, Pelabuhan Me suji, Pelabuhan Bratasena, Pelabuhan Labuhan M aringgai, Pelabuhan Kota Agung, da n Pelabuhan Krui.

Pemanfaatan jalur ke reta api yang melayani perge ra kan jara k sedang anta rbagian wilayah P rovin si Lam pung den gan bagian wilayah lainnya di region Sumatera bagian Selatan ditingkat kan u tilitasnya. Secara ring ka s renca na stru ktur rua ng dan pu sat -pusat pelayanan di Pro vin si Lampung disaji kan pada Tab el 1.12.

Pola pemanfaatan dan arah pe rkembangan ruang Provinsi Lam pung merupa kan arahan bagi penggunaan ruang di wilayah Provin si Lampung yang dida sari prin sip pemantaatan sumberdaya alam berasa skan keseimbangan lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan. A rahan ini diharap kan dapat m encipta kan pertum buhan da n pe rkembangan anta r bagian wilayah Provin si Lam pung yang Iebih berim bang dan proporsional tanpa mengganggu kele starian Iing kungannya.

Untuk menuju pembangunan P rovin si Lam pung yang be rkelanjutan, m aka tahap pertam a yang dilakukan adalah pe netapan ka wasan lindung, selanjutnya pemanfaatan ruang u ntu k kegiatan budidaya yang seca ra umum terbagi 2 (dua), yaitu ka wa san pedesaan dan ka wa san perkotaan , indust ri, jasa dan pe rda gangan, serta kegiatan pelayanan Iainnya .

Pola pemanfaatan ruang pada kawa san lindung seca ra gari s be sarn ya menca kup em pat fung si perlindungan sebagai beri kut:

1. Kawasan yang m em berikan pe rlindungan kawasan di bawahnya, te rutama berkaitan dengan fungsi hidroo rologis untu k pen cegaha n banjir, m enahan ero si dan sedimentasi, se rta mempertahan kan ketersediaan sumberda ya air. Termasuk dalam kawasan ini adalah sebagian be sar kawa san Bu kit Bari san bagian tim ur yang membentang dari uta ra ke selatan, Batu Se ram po k, Kubu Cu kuh, Gunung Rajabasa, dan Gunung Bala k.

2. Kawasan ya ng berfun gsi sebagai suaka alam untuk m elidungi keane karag am an hayati, eko si stem , dan keuni ka n alam. Termasuk dalam ka wasan ini adalah sua ka alam dan taman nasional Kepulauan K rakatau (Pulau Ra kata, P ulau Rakata Kecil, dan Pulau Se rtung ), kawa san Bukit

STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007 I - 39 Bari san bagian ba rat yang m embentang dan utara ke selatan, Way Kambas, Taman Hutan Raya di se kit ar Gunung Betung, se rta eko si stem mangrove dan ra wa.

3. Kawasan rawan bencan a yang berp otensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusa n gunung berapi, gempa bumi, tanah Iongso r, banjir dan sebagainya. Term asu k dalam kawa san ini adalah ka wa san banjir se kita r Wono sobo dan Padang Cermin; ka wa san long so r di sekitar hutan lindung; ka wasan ra wan gempa di se kita r se sar/ patahan Semang ka, yaitu pada jalur Teluk Ba kauheni dan sekitar Sumber Jaya, Rawa S ragi, dan Teluk Semangka.

4. Kawasan perlindungun setem pat yang b erfung si m elesta ri kan perlindungan dan ke giatan budidaya. Fungsi ini berlaku se cara setem pat di sem padan sungai, sempadan pantai, e stu aria, se kita r mata air, dan se kita r waduk/danau untu k m elindungi keru sakan fi sik setempat.

Arahan pemanfaatan ruang untu k kegiatan budidaya menca kup arahan pemanfaatan kawasan hutan, kawa san pertanian, serta ka wa san nonpe rtanian. Kawasan budidaya kehutanan m eliputi kawa san hutan produ ksi terbatas (HPT) dan hutan p roduksi tetap (HP ). Sam pai tahun 2005 lua s HPT a dalah sebe sa r 33.358 ha terleta k di bagian Barat Kabupat en Lam pung Barat. Adap un luas HP sebe sa r 191.732 ha, terseba r di beberapa kab upaten, meliputi Seputih Surabaya, Gedong Aji, bagian Utara K abupaten Tulang Ba wa ng, bagian Selara n Pa kuan Ratu, Blambangan Umpu, Lam pung Timur (m eliputi Sekampung, Su kadana , dan Jabung), serta Lam pung Selatan (Tanjung Bintang, Ketibung, Sidom ulyo, Palas, dan Penengahan)

Kawasan b udidaya pe rtanian terdiri ata s em pat ka wasan, yaitu: