• Tidak ada hasil yang ditemukan

status lingkungan hidup daerah provinsi lampung tahun 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "status lingkungan hidup daerah provinsi lampung tahun 2007"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

PROVINSI LAMPUNG

TAHUN 2007

Diterbitkan : Desember 2007

Data : Oktober 2006-Oktober 2007

(2)

BADAN PENGENDALIAN DAM PAK LINGKUNGAN DAERAH

PROVINSI LAM PUNG

Alamat

: Jl. Basuki Rahmat No. 10

Bandar

Lampung

Telp :

(0721)

486761

Fax :

(0721)

486761-

486559

Email :

---

(3)

GUBERNUR LAMP UNG

SAMBUTAN GUBERNUR LAMPUNG

Dengan m em anjatkan puji syu kur ke hadhirat Tuhan Yang M aha E sa, sa ya menyambut dengan gembira buku Sta tu s Ling kungan Hidup Dae ra h (SLHD) Provin si Lam pu ng Tahun 20 07 yang merupa kan ha sil ke rja sam a Badan Pe nge ndalian Dam pa k Li ng kun g an (Bapedalda) Propin si Lampung dengan Kementerian Negara Ling kungan Hidup.

Publika si data dan inform asi yang terdapat dalam buku Status Ling kungan Hidup Dae rah (SL HD) Provinsi Lam pung Tahun 2007 ini menjadi sangat penting a rtinya, kare na merupakan saran a untu k m eng komunika si kan inform asi m engenai status lingkungan hidup di Pro vin si Lampung se rta upa ya -upaya yang telah dilaku kan. Informa si yang tertuang di dalam nya dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkat kan ke sadara n dan pem ahaman m asyara kat terhadap lingkungan dan membantu pengambil keputusan menentukan tinda kan yang diperlu kan untuk memperbai ki pengelolaan lingkungan.

Dihara p kan kepada sem ua inst ansi pemerintah, BUM N m aupun swa sta di Propin si Lam pung untu k dapat bekerja sam a dan m em bantu B a p e d a l d a Propin si Lam pung dalam upaya mengumpulkan dan m enyajikan data li n gku ng a n yang faktual dan aku rat. Dengan info rmasi sem acam itu perencanaan pembangunan l i ngku ng an di Propin si Lam pung menjadi lebih terarah dan tepat sasaran.

Semoga Tuhan Yang M aha E sa selalu mem berikan petunjuk-Nya kepada kita se kalian untu k m ela ksana kan pem bangunan di Propin si yang kita cintai ini dengan seb ai k-bai kn ya. Terim a kasih.

Bandar Lam pung, De sem ber 20 07 GUBERNUR L AM PUNG

(4)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup dan mewujudkan a kuntabilitas publik pemerintah Provinsi Lampung berkewajiban menyedia kan info rmasi ling kungan hidup dan m enyebarlua skann ya kepada m asyara kat. Untu k itu pelaporan lingkungan menjadi sangat p enting sebagai sa rana untu k m emantau kualitas dan alat untuk menjamin perlindungannya bagi gene rasi se karang d an mendatang. Bu ku Statu s Ling kungan Hidup Dae rah (S LHD) P rovin si Lam pung Tahun 2007 ini merupa kan salah satu pelaporan lingkungan yang memuat data dan inform asi tentang lingkungan hidup di Provin si Lam pung yang m enggambarkan keadaan lingkungan hidup secara t ransp aran, penyebab dan dampa k permasalahann ya, serta respon pemerintah dan ma syara kat dalam menanggulangi m asalah lingkungan hidup.

Penyu sunan Statu s Ling kungan Hidup Dae rah Provin si Lam pung Tahun 2007 ini merupa kan ha sil kerjasama antara Bap edalda Pro vin si Lam pung dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Dalam pela ksanaannya, kete rlibatan berbagai in stansi pem erintah, pe rguruan tinggi, pihak swa sta, maupun m asyara kat dalam penyediaan data-d ata dan inform asi lainnya sanga t menunjang tersele sai kannya buku ini. Untu k itu kami sam paikan ucapan terima ka sih kepada sem ua pihak yang telah membantu penyu sunan buku SL HD ini. Semoga buku ini dapat berm anfaat bagi pembangunan lingkungan di Provin si Lampung.

Bandar Lampung, De sember 2007

Kepala Bapedalda Pro vin si Lampung

(5)

DAFTAR ISI

1.4.9 Kebijakan Pendanaan Lingkungan………. I - 41

BAB II

ISU LINGKUNGAN HIDUP UTAMA ………. II - 1

2.1 KERUSAKAN WILAYAH PESISIR PANTAI TIMUR LAMPUNG ……… II - 1

2.1.1 Gambaran Kerusakan ……… II - 1

2.1.2 Upaya Penanggulangan ……… II - 11

2.2 PENCEMARAN PERAIRAN DAN KERUSAKAN TERUMBU KARANG

(6)

2.4 WABAH FLU BURUNG (

AVIAN INFLUENZA

) ……….. II - 37

8.2 ARAH DAN KEBIJAKAN UMUM SATUAN KERJA BAPEDALDA

PROVINSI LAMPUNG ……….. VIII - 4

8.3 PERATURAN HUKUM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN

LINGKUNGAN HIDUP ………. VIII - 7

8.4 TINDAK LANJUT RESPON DAN RENCANA PENGELOLAAN

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Angka Harapan Hidup menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung

Tahun 2005 ... I- 16 1.2 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 2002-2005 I- 17 1.3 Banyaknya Fasilitas dan Tenaga Kesehatan menurut Jenisnya

di Provinsi Lampung Tahun 2002-2005... I- 17 1.4 Persentase Kelahiran Bayi menurut Penolong Persalinan di Provinsi

Lampung Tahun 2003-2005 ... I- 18 1.5 Persentase Persalinan menurut Penolong Persalinan dan Daerah

Tempat Tinggal di Propinsi Lampung Tahun 2005 ... I- 18 1.6 Persentase Bayi 0-6 Bulan yang Menerima ASI Eksklusif di Provinsi

Lampung Tahun 2005 ... I- 19 1.7 Banyaknya Penderita Baru Rawat Jalan di Puskesmas dan Rumah Sakit

menurut Jenis Penyakit di Propinsi Lampung Tahun 2005 ... I- 20 1.8 Jumlah Rumah Tangga Penerima BLT menurut Klasifikasi Miskin

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2006... I- 23 1.9 Prediksi Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Lampung Tahun 2006 ... I- 24 1.10 Persentase Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Lampung Tahun 2006... I- 24 1.11 Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Provinsi Lampung

Tahun 2005 ... I- 29 1.12 Struktur Pusat Pelayanan ... I- 37 1.13 Alokasi Dana Urusan Wajib Lingkungan Hidup Bapedalda Provinsi

Lampung Tahun 2007 ... I- 41 1.14 Perolehan dan Usulan Dana DAK Bidang Lingkungan Hidup Menurut

Kabupaten/ Kota dan Provinsi Lampung 2006-2008 ... I- 42 2.1 Parameter Kualitas Air pada Beberapa Sungai di Wilayah Pesisir

Kota Bandar Lampung Tahun 2007 ... II- 20 2.2 Kualitas Air Laut di Wilayah Pesisir Kota Bandar Lampung Tahun 2007.. II- 24 2.3 Kualitas Air Sumur di Wilayah Pesisir Kota Bandar Lampung Tahun 2007 II- 26 2.4 Rekapitulasi Kematian Unggas Akibat Penyakit Avian Influenza Selama

Tahun 2007 ... II- 41 2.5 Daftar Kecamatan yang Terjangkit Penyakit Flu Burung Menurut

(8)

2.6 Distribusi Vaksin di Provinsi Lampung Hingga Juli 2007 ... II- 44 3.1 Jumlah Curah Hujan di Provinsi Lampung Tahun 2001-2005 ... III- 1 3.2 Potensi Sumberdaya Air Permukaan di Provinsi Lampung... III- 4 3.3 Luas Daerah Tangkapan dan Debit Air Beberapa Sungai Utama

di Provinsi Lampung... III- 4 3.4 Kualitas Air Way Tulang Bawang Tahun 2006-2007... III-12 3.5 Kualitas Air Way Seputih Tahun 2006-2007 ... III-14 3.6 Kualitas Air Way Pengubuan Tahun 2006-2007 ... III-15 3.7 Kualitas Air Way Terusan Tahun 2006-2007 ... III-16 3.8 Kualitas Air Way Sekampung Tahun 2006-2007 ... III-18 3.9 Kualitas Air Way Pegadungan Tahun 2006-2007 ... III-22 3.10 Jenis Kasus dan Upaya Penyelesaian Pencemaran Perairan Thn 2007 . III-24 4.1 Kandungan NO2 dan SO2 di Kota Bandar Lampung 2005-2006... IV- 2 5.1 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya di Provinsi Lampung 2001-2005 V- 1 5.2 Luas Kawasan Menurut Fungsinya di Provinsi Lampung tahun 2005 ... V- 3 5.3 Kawasan Konservasi yang Ditunjuk s.d Tahun 2005 ... V- 3 5.4 Perkembangan Kerusakan Kawasan Hutan Menurut Fungsi Hutan

di Provinsi Lampung s.d Tahun 2005 ... V- 5 5.5 Kerusakan kawasan Hutan Menurut Fungsi Hutan per Kabupaten/

Unit Kerja di Provinsi Lampung s.d tahun 2005 ... V- 5 5.6 Luas Lahan Kritis di Provinsi Lampung Tahun 2005... V- 6 5.7 Luas Kawasan Hutan/Lahan yang Perlu Direhabilitasi Menurut DAS

Tahun 2005 ... V- 7 6.1 Jumlah Satwa yang Dilindungi Undang-Undang Menurut Unit Kerja 2005 VI- 2 6.2 Jenis-Jenis Fauna/Satwa Liar yang Dilindungi UU Dalam Kawasan

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1.1. Peta Administrasi Provinsi Lampung... I - 7 1.2 Pemukiman Kumuh di Sekitar Pesisir Kota Bandar Lampung ... I- 27 2.1 Foto Satelit Areal Pertambakan PT DCD dan PT CPB ... II- 3 2.2 Foto Satelit Kerusakan Pesisir di Kabupaten Lampung Timur... II- 5 2.3 Foto Satelit Kerusakan Pesisir di Kecamatan Sragi, Lampung Selatan... II- 6 2.4 Kondisi Mangrove di Areal Pertambakan di Kuala Sekampung... II- 7 2.5 Foto Satelit Kerusakan Pesisir Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan II- 8 2.6 Pembangunan Dermaga dan Kondisi Mangrove di Desa Sumur

Lampung Selatan ... II- 9 2.7 Foto Satelit Kerusakan Pesisir di Kecamatan Bakauheni, Lampung

Selatan ... II-10 2.8

Penyadaran Masyarakat akan Pentingnya Peranan Mangrove Melalui

Penyuluhan dan Demonstrasi Pond Tambak Wanamina... II-12 2.9 Penanaman Mangrove di Desa Pematang Pasir ... II-13 2.10 Program Konservasi Mangrove (MCP) PT CPB Tahun 2006 ... II-15 2.11 Sungai-Sungai di Wilayah Pesisir Kota Bandar Lampung ... II-19 2.12 Pencemaran Sampah di Pantai Bandar Lampung ... II-23 2.13 Aktivitas Pengambilan Karang untuk Bahan Reklamasi ... II-28 2.14 Hamparan Karang Mati dan Aktivitas Karang Hidup yang Mulai Tumbuh

di Sekitarnya... II-29 2.15

SDN 2 Waymuli yang Rusak Parah Diterjang Gelombang Pasang... II-34 2.16 Ciri-Ciri Unggas yang Terjangkit Virus Flu Burung (AI) ... II-38 2.17 Depopulasi Unggas yang Positif AI di Desa Kurungannyawa

Lampung Selatan ... II-45 2.18 Bentuk-Bentuk Publikasi Berupa Leaflet dan Poster Tentang Flu Burung

dalam Rangka Public Awareness ... II-47 2.19 Kampanye Waspada Flu Burung dalam Bentuk Billboard di Jalan T. Umar

(10)

6.1 Sebagian Satwa Liar yang Digagalkan Diselundupkan... VI- 5 7.1 Usaha Budidaya Ikan Kerapu di Teluk Lampung ... VII- 3 7.2 Habitat Mangrove di Pantai Puri Gading, Bandar Lampung ... VII- 6 7.3 Tempat Wisata di Pesisir Kota Bandar Lampung yang Dibangun di Atas

(11)

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007

ABSTRAK

Provinsi Lampung memiliki luas lahan daratan sekitar 35.288,35 km2 dengan kondisi topografi yang beragam. Provinsi ini memiliki w ilayah perairan seluas 16.623,3 km2 dengan panjang garis pantai 1.105 km (termasuk pulau-pulau kecilnya). Secara administratif Provinsi Lampung terdiri dari 10 kabupaten/kota, yaitu Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, Lampung Barat, Lampung Timur, Tulang Baw ang, Way Kanan, Tanggamus, Bandar Lampung, dan Metro.

Selain memiliki sejumlah besar potensi sumberdaya alam yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, Provinsi Lampung juga menghadapi beragam per masalahan lingkungan. Pada tahun 2007 ini setidaknya terdapat berbagai isu lingkungan, seperti: kerusakan w ilayah pesisir pantai timur Lampung, pencemaran perairan dan kerusakan terumbu karang di pesisir Kota Bandar Lampung, gelombang pasang laut, serta w abah flu burung.

Isu mengenai kerusakan w ilayah pesisir pantai timur Lampung pada dasarnya telah lama menjadi persoalan lingkungan di Provinsi Lampung sejak budidaya udang berkembang pesat di w ilayah tersebut. Penyebab utamanya adalah semakin banyaknya areal mangrove di w ilayah pesisir yang dikonversi menjadi tambak-tambak udang yang tidak ramah lingkungan, sehingga menjadikan kaw asan tersebut rentan terhadap bencana alam yang sew aktu-w aktu dapat terjadi di w ilayah pesisir. Per masalahan yang saat ini dihadapi oleh masyarakat pesisir adalah mundurnya garis pantai akibat abrasi karena tidak adanya mangrove yang berfungsi sebagai green belt, menurunnya produksi per ikanan karena hilangnya fungsi ekologis mangrove, serta merebaknya penyakit udang dan pencemaran bahan organik yang tinggi di perairan sekitarnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, LSM, pihak sw asta, dan masyarakat, namun hingga kini belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

(12)

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007

dengan sistem tancap yang minim sanitasi, sehingga limbah rumah tangga yang berasal dari pemukiman tersebut seluruhnya dibuang ke laut.

Kerusakan terumbu karang di w ilayah pesisir Kota Bandar Lampung erat kaitannya dengan terbatasnya lahan dan rendahnya daya beli masyarakat untuk membeli bahan-bahan bangunan, sehingga reklamasi menjadi pilihan untuk lahan pemukiman dan terumbu karang menjadi bahan bangunan yang relatif murah. Tidak hanya w arga masyarakat miskin yang menjadi penyebab kerusakan terumbu karang di w ilayah pesisir Kota Bandar Lampung, tetapi pengusaha besar pun melakukannya. Sebagian besar lahan reklamasi yang dilakukan oleh pengusaha juga menggunakan terumbu karang sebagai bahan timbunan.

Fenomena gelombang pasang yang ter jadi di w ilayah pesisir Lampung telah menimbulkan kerugian harta benda di berbagai tempat. Fenomena alam ini menjadi salah satu bagian dari potensi bencana di w ilayah pesisir yang perlu dimasukkan ke dalam perencanaan dalam mitigasi bencana.

Wabah flu burung telah merebak di Provinsi Lampung sejak tahun 2003. Dalam SLHD 2005 dan SLHD 2006 w abah flu burung sudah menjadi isu utama, dan di tahun 2007 dengan merebaknya kembali penyakit flu burung di berbagai w ilayah di Provinsi Lampung telah menjadikannya isu utama dalam penyusunan SLHD 2007. Tingkat penularan virus AI ini ke manusia yang dapat menyebabkan kematian merupakan alasan utama penetapan w abah flu burung menjadi isu utama.

(13)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BEL AKANG

Konferensi PBB ten tang Lingkunga n dan Pembangunan (The United Nations Conference and Development- UNCE D) di Rio de Janeiro tahu n 1992 telah menghasil kan strategi pengelolaan lingkungan hidup yang dituang kan ke dalam Agenda 2 1. Dalam Agenda 21 Bab 40 di sebut kan pe rlunya Pemerintah, bai k Dae rah m aupun Na sion al, untu k mengum pulkan dan mem anfaat kan dat a dan informasi m ultise ktoral pada pro ses pengambilan keputu san untuk melaksana kan pem bangunan berkelanjutan, sehingga informa si bagi pengam bil keputu san merupa kan isu lintas sektor yang utama. Hal tersebut menuntut ketersediaan data, kea kuratan analisi s, se rta pen yajian informasi lingkungan hidup ya ng informatif.

Sejalan dengan Pa sal 10 hu ruf h, Undang-Undang 23 ta hun1997 tentang Pengelolaan Ling kungan Hidup yang m ewajibkan pemerintah, bai k na sio nal maupun daerah, untu k menyedia kan inform asi lingkungan hidup dan menyebarluaskannya kepada m asyara kat. Selain itu, Undang-Un dang 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telah m elimpahkan kewenangan pe ngelolaan lingkungan hidup kepada Pemerintah Daerah (provin si/ kabupaten/ kota ). Dengan meningkatnya kemampuan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan tata pem erintahan yang bai k (good environ mental governan ce) diharap kan a kan sem akin m eningkatka n kepe dulian ke pada pele sta rian lingkungan hidup.

Sebagai tinda k lanjut dari kesepakatan nega ra-nega ra Asia Pa sifi k dan amanat undang-undang te rsebut, sejak tahun 2002 pada ting kat na sional telah diterbitkan laporan Statu s Ling kung an Hidup Da era h (SL HD) dengan mengacu kepada Pedom an Umum Penyu suna n Lapo ran SL HD yang dikeluarkan KNLH. Lapo ran SLHD Pro vin si merupakan dokumen yang menggam barkan statu s dan kecend erun gan lingkungan (kom ponen biofisi ka, e kon om i, sosial dan dem ografi) dalam suatu wilayah pro vin si (lintas kabu paten/ kota). Dalam melaku kan analisi snya, pemerintah p ro vinsi pe rlu mengangkat isu linta s kabupate n/kota dan atau m enggunakan i su prioritas yang perlu ditangani seg era yang te rjadi di salah satu ka bupaten/kota.

(14)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 2

1.2 T UJUAN PENULISAN LAPORAN

Penulisan Lapo ran St atu s Lingkungan Hidup Daerah P rovin si Lam pung ini bertujuan untu k:

1) Menyediakan data, informasi, dan do kumenta si untu k m ening katkan kualitas pengam bilan keputusan pada semua ting kat dengan m emperhatika n a spe k da ya du kung dan daya tam pung lingkunga n hidup Provin si Lampung.

2) Meningkat kan mutu informa si tentang ling kungan hidup sebagai bagian dari sistem pelaporan publi k se rta sebagai bentu k da ri a kuntabilitas publik.

3) Menyediakan sum ber inform asi utama bagi Re ncana Pembangunan Tahu nan Dae rah (Repeta da), P rog ram Pem bangunan Daerah (P ropeda), dan kepentingan pena nam an modal (inve stor).

4) Menyediakan info rm asi lingku ngan hidup sebagai saran a publik untuk melaku kan pe nga wa san dan penilaian pelaksanaan Tata Praja Ling kun gan (Good Environ mental Governance) di P rovin si Lam pung; serta sebag ai landa san publik un tuk berperan dalam m enentu kan kebija kan pem bangunan berkelanjutan bersam a-sama dengan lembaga e kse kutif, legi slatif, dan yudikatif.

1.3 VISI DAN M ISI PROV INSI LAMPUNG

1.3.1 Visi

Visi Provin si Lam pung yang tert uang dalam Peraturan Dae rah Pro vinsi Lampung No.3 tahun 2004 te ntang Ren cana St ratejik (Re nst ra) P ro vinsi Lampung tahun 2004-2009 adalah seb agai berikut:

Te rwujudn ya masya rakat Lampung yang bert aqwa, sejahte ra, aman, harmonis dan d emokratis, sert a menjadi provinsi unggulan dan berdayasaing di Indonesia.

(15)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 3 merupa kan upaya untu k m engge rakkan Lampung menjadi provinsi unggulan mengantarkan masya rakat Lam pung untu k siap bersaing dalam pa sar beb as, dengan tetap mempertahan kan jatidiri daerah dan bang sa yang be rkeadilan dan bertakwa. Melalui visi tersebut, wa wasan p eningkatan da ya saing dan keunggulan Pro vin si Lampung dan ke sejahte raan dan keta kwaan ma syara kat yang d em okrati s merupa kan u paya m enyeluruh (co mprehensif) yang didu kun g selu ruh bidang pem bangunan sehingga pada a khimya akan membawa perbai kan dalam sem ua aspek kehidupan m asyara kat dan daerah.

1.3.2 M isi

Untu k mewujudkan Vi si P rovin si Lam pung ma ka pe rlu diterjem ah kan dalam berbagai m isi. Setida knya te rdapat delapan m isi u ntu k m ewujud kan vi si t ersebut, yaitu:

Misi-1: M ewujudka n sumbe rdaya ma nusia ya ng berta qwa, seja htera,

berk uali tas, berakhlaq mulia, profesional, unggul dan berdayasaing.

Pela ksanaa n misi ini dilandasi oleh ke sad aran bah wa keberhasilan pem bangunan sangat ditentu ka n oleh ku alitas SDM dan orientasi pembangunan dengan paradigma pembangunan kualitas manu sia yan g sehat d an sejahtera se rta berpendidi kan dan berka ra kter. Misi ini ditujukan untu k m eningkatkan kualitas sum berdaya manusia m elalui peningkatan kualitas d an perlua san ca kupan pelayanan kesehatan, ke sejahte raan, pendidikan, pelatihan, penguasaan te knologi, dan pengembangan pendidikan dan latihan yang berkewiraswa staan . M elalui misi ini akan di sinerji kan sem ua potensi ya ng dimiliki oleh pemerintah dan m asyara kat melalui keterpadu an kebija kan dan pendekatan, program ke rja, dan alokasi anggaran.

Misi-2: M embangunan dan mengoptimalka n potensi pe rek onomia n daerah

de nga n berbasis agribisnis dan ek onomi kerakyata n ya ng ta ngguh,

unggul, dan berday asaing.

(16)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 4 petani/masyara kat dan pengu saha juga aka n teru s di kembang kan untuk membangun pere konomian yang tangguh dan berda ya saing te rsebut.

Misi-3: M embangun dan me ni ngkatk an kuali tas i nfrastruk tur wil ayah yang

mampu me ndukung secara optimal pembangunan dae ra h dan

nasi onal serta bersai ng seca ra global.

Misi ini dimaksudkan untu k mening kat kan kualitas d an ca kupan pelayanan pra sarana dan sarana (inf rast ru cture) t ran spo rta si, peng airan, ene rgi list ri k, dan telekom uni kasi, serta membangun infra stru ktu r ba ru beke rja sam a dengan swa sta dan atau B UM N untu k m enghadapi era gobalisa si serta m embangun dayasaing dan keunggulan daerah sert a dalam rangka m eningkatkan efi sien si dan produktivita s daerah.

Misi-4: M ewujudka n tata kepemerintahan yang baik (good governa nce) dan

menduk ung manta pny a rasa kesatuan dan persatuan di daerah dalam

Ne gara Kesatua n Republik I ndonesia (NKRI ).

Misi ini dim aksud kan unt u k m encapai kondisi tata kepemerintahan yang bai k, yaitu tata kepem erintahan dila ksanaka n dengan t ran spa ran, didukung oleh aparatur dan tata pemerintahan yang a kunt abel, profe sional, efi sien dan efe ktif, dan berkeadilan. Denga n te rca painya hal ini, m aka a kan tercipta kondi si yang kondusif un tuk sem akin mem perkuat rasa persatuan dan ke satuan oleh seluruh elem en masya rakat daerah yang pada a khirnya a kan sem akin m em antapka n koh e sivitas dalam kera ng ka Ne gara Kesatuan Republi k Indone sia.

Misi-5: M engoptimalkan pe ngelol aan pote nsi s umberdaya alam dan

lingkungan hi dup secara bijaksana y ang be rsinergi dengan

kabupate n/k ota menuj u pembangunan yang berkelanj utan.

Misi ini ditujukan untuk mengoptim alkan pengelolaan sumberdaya alam (hutan, tanah, air, fauna dan flora) seca ra bijaksana sehingga semua a ktivitas pernbangunan tida k rne ru sa k lingkungan, yan g pada akhirnya a kan m enurun kan daya du kung Iing kung an untuk menopang hajat hidup seluruh m asyara kat dalam jangka panjang. Kebe rha silan pelaksanaan misi ini sangat t erga ntung dari komitm en politik (kebijakan) dan pe ran sert a m asyara kat. OI eh karen a itu, maka pendekatan yang dilakukan dim ulai dari m em bangun ke sadaran (public awarene ss); membangunan kom itmen, kebijakan dan pe ren canaan tat a rua ng, se rta keterpaduan p rog ram pele starian Iing ku ngan hidup.

Misi-6: M embangun demokra si, menci ptakan ke tenteraman da n ketertiban,

(17)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 5 Misi ini dimaksud kan untuk meningkat kan du kungan Pemerintah Provinsi dalam menciptakan ke am anan dan kete rtiban ma syara kat melalui penegakan hu kum yang dim otori oleh aparat penega k hukum yang be rsih dan adil se rta didu kung oleh seluruh ma syarakat. Kebe rha silan m isi ini a kan memberikan ra sa aman bagi sernua wa rga ma syara kat dan d unia usaha sehingga sem ua a ktivita s so sial, e konomi dan budaya dap at tum buh dan be rkem bang

Misi- 7: M engem ba ngk an buday a daerah dan masyaraka t yang berk arak ter

positi f da n k ondusif ba gi pem bangunan.

Misi ini ditujukan untu k mem bangun budaya ma syara kat yang berkara kte r po sitif dan kondu sif te rhadap pembaharuan da n pem bangunan. A rti budaya di sini menca kup arti yang luas, yaitu m encakup pola berfi kir, pola be rsi kap, pola be rtindak dan pola berma syarakat. Melalui re kayasa budaya yan g diarah kan un tuk membangun kara kte r yang positif, ma ka diharap kan ma sya rakat Lam pung a kan Iebih m andiri dan siap menghadapi kete rbu kaan dan p ersaingan pada era global.

Misi-8: Peningka ta n kesi nergia n dan keterpadua n serta keharmonisan

pembanguna n, pemerintaha n, da n pelay ana n kemasyara katan

pemerintaha n provi nsi da n ka bupate n/k ota.

Misi ini m erupakan pela ksanaan tuga s Pem erintah Pu sat yang didelegasi kan kepada Pemerintah Provin si dan tuga s-tugas pro vin si yang m elekat untuk membangun ke sinerjian, ket erpa duan, keha rmonisan pem bangunan, pem erintahan, dan pelayanan kema syara katan pem erintahan Pro vin si dan Kabupaten/Kota. Un tuk membangun hal itu akan dilaku ka n se cara inten sif kesinerjian dan keterpaduan kegiatan pem bangunan dan pen yelengga raan pem erintahan serta pelayanan kem asyara kat an oleh Pernerintah Kabu paten/Kota dan P ro vinsi m ewujud kan provinsi yang unggul dan berdaya saing. Pada p ela ksanaannya dilaku kan ke rjasama kebijakan d an pelaksanaan pem bangunan, pem erintahan, da n kema sya rakatan yang harm onis antara pemerintah Pro vin si dan Kabu paten/Kot a, sehingga a kan sem akin cepat terwujudnya Pro vin si Lam pung yang be rkeunggulan dan berdaya saing.

1.3.3 Nilai

(18)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 6 Selain itu, semua gera k dan lang kah pela ksanaan tugas pemerintahan a kan dilakukan dengan nilai (value) sebagai beri kut:

Kea dila n dan kese taraa n. Pemerintah memberikan a kse s yang sama

kepada m asyara kat untuk berp arti sipa si dalam pembangunan dan rnenikm ati hasil pembangunan yang setara dan adil se suai dengan poten si, kebutuhan dan po rsi m asing-ma sing.

Demokratis. Pem erintah memberi kesempatan kepada seluruh m asyara kat untu k menyam paikan penda pat dan piki ran demi memajukan P rovinsi Lam pung m enurut aturan yang berla ku.

Tra nspara n da n akunta bel. Pela ksanaan tuga s pemerintah ha ru s dilaku kan

dengan t ran spara n dan a kuntabel untuk menuju terwujudnya tata kepemerintahan yang bai k (good governance) sehingga pada a khirnya dapat tercipta pemerintah yang am anah dan berwiba wa sehingga a kan mendapat sim pati dan du kung an da ri m asya ra kat.

Peran serta masyaraka t. De ngan berge se rn ya peran pemerintah dari pelaku utama pembangunan rne njadi Iebih berperan dalam m ediasi dan fasilitasi, m aka pe ran se rta ma sya ra kat dan dunia u saha a kan sema kin dibang kitkan untu k m engisi pembangunan dan terlibat dalam pelayanan publik.

Intensi f. Sem ua program dan kegiatan h aru s dilaku kan dengan inten sif, efe ktif dan efi sien dalam rang ka untu k m encapai keberhasilan pem bangunan dalam waktu ya ng cep at dan den gan menghem at sumberdaya.

Kemi traan. K eberha silan pem bangunan adalah tan ggung jawab sem ua

elemen m asya ra kat; dan semua elemen m asyara kat tersebut m ernpun yai ha k untuk menikmati ha sil pembangunan. Oleh ka rena itu, ma ka p ola kem itraan akan teru s di kem bangkan dalam banyak dim ensi, antara lain antara pela ku ekonom i lemah dengan pelaku e konomi menengah dan kuat, antara pem erintah, m asyara kat, dan dunia usaha; se rta antara Pem erintah Pro vin si dengan Pemerintah Kabupaten /Kota.

(19)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 7

Keseim ba ngan. Dalam rang ka menuju kehidupan yang ha rmonis, m a ka

sem ua kebija kan dan program pem bangunan haru s dilaku kan d engan p ola yang seimbang, yaitu keseim bangan antara kepentingan semua stakeholder; antara kepentingan e konomi, so sial, buda ya dan ling kungan hidup; anta ra kepentingan jang ka pende k, menengah dan jang ka panjang.

1.4 GAM BARAN UM UM

1.4.1 Kon disi Geograf is

Se car a Ge og r a fi s Pr o pi n si L amp un g ter le ta k p ad a ke du d u ka n ti mu r -b a r at ber a da

an tara 1 03 ° 4 0' - 1 05 °5 0' Bu j ur Ti mu r ; p ad a ke d ud u ka n u tara -sel a tan be ra da an ta ra :

6°4 5 ' - 3°4 5' Li n tan g S ela ta n. Da e ra h P r op i n si L ampu n g me l i pu ti ar e al d atar an

sel u as 35 .28 8 ,35 km2 te r ma su k p ul au - p ul au ya n g te rl e tak pa d a b agi a n seb e l ah pa li n g uj un g te n gg a ra pu l a u S uma te r a , d a n d i ba tasi ole h :

• Se b el a h Utar a : P r opi n si S umate r a S el a tan d an Be n gku l u

• Se b el a h S e la ta n : S e la t Su n da

• Se b el a h Ti mu r : L a ut Jawa

• Se b el a h B a ra t : S a mu dr a Ind o ne sia

(20)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 8 Pr o pin si L a mp un g seb e l um ta ng g al 1 8 Ma r e t 1 96 4 mer u pa kan Ke r esi d en a n La mpu n g, ya n g be r d asa rka n Pe r a tur a n P emer i n tah No mo r 3 tah u n 1 9 64 , ya ng kemud i a n me n ja d i Un da n g- Und a ng No mor 1 4 tah u n 19 6 4 Ke r esi de n an La mpu n g d i tin g ka tkan me n ja di Pr o pi n si La mpu n g d e ng a n Ib uko ta Ta n j un g ka r an g - Tel ukb etu n g. S e la n j utn ya K ota ma d ya Ta n j un g ka r an g -Te l ukb etu n g ter seb u t b erd a sa r kan P era tu ra n Da er a h No mo r 2 4 ta h un 1 9 83 tel a h dig a nti na man ya me n j ad i K o tamad ya B an d ar L ampu n g te rhi tun g se j ak ta n gg a l 1 7 Ju ni 19 8 3. S e ca r a a dmi ni str ati f P r opi n si La mpu n g d i b agi d al a m 10 (se p ul u h) Ka b up a ten /Ko ta , yan g se l anj utn ya terd ir i d ar i b e ber ap a wi l a ya h K e ca mata n d e ng a n pe ri nci a n se ba g ai b er i kut :

1 . K a bu p ate n L a mp u ng Ba r at d en g an Ib u kota nya L i wa, l ua s wil aya hn ya 4 .95 0 ,40 km 2 terd ir i d ar i 1 4 ke ca mata n.

2. K a bu p ate n Tan g ga mus de n ga n Ib uko ta n ya Ko ta A gu n g, l ua s wi la ya hn ya

3 .3 56 ,61 km2 ter d iri d ar i 24 keca ma tan .

3. K a bu p ate n L a mp un g S e la ta n den g an Ib u ko ta nya K a li a n da , l u as wi l a yah n ya 3 .1 80 ,78 km2 ter dir i dar i 2 0 ke camata n .

4. K a bu p ate n L amp un g Ti mu r d e ng a n Ibu kota n ya Su kad a na , l u a s wil a yah n ya

4 .3 37 ,89 km2 ter dir i dar i 2 4 ke ca mata n .

5. K a bu p ate n L amp un g Ten g ah d e ng a n Ibu kota n ya Gun u n g S ugi h , l ua s

wi l aya hn ya 4 .78 9 ,82 km2 te rdi ri da ri 2 7 ke ca mata n .

6. K a bu p ate n L amp un g Utar a d e ng a n Ibu kota n ya K o tab u mi , l u a s wil a yah n ya

2 .7 25 ,63 km2 te r di ri da ri 1 6 ke ca mata n .

7. K a bu p ate n Wa y K an a n d en g an Ibu kota n ya Bl a mb a ng a n U mp u , l u as wi l a yah n ya

3 .9 21 ,63 km2 te r diri dar i 14 ke ca ma ta n .

8. K a bu p ate n Tul a n gb a wa n g de n ga n Ib uko tan ya Men g ga l a, l ua s wil aya hn ya

7 .7 70 ,84 km2 ter d iri d ari 2 4 keca ma tan .

9. K o ta Ba n da r L a mp u ng d e ng a n l ua s wi l aya h 1 92 ,96 km2 ter di ri d ar i 13 ke ca mata n .

(21)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 9

(22)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 10 c) Da er a h d a tar a n a ll uvi al :

Da er a h i n i sa ng a t l u as me l i pu ti L a mp u ng Te n ga h sa mp ai me n de kati pa n tai se b el a h ti mu r ya n g me r up a ka n b ag i a n hili r (d own str e a m) dar i su ng a i-su n ga i ya ng be sar sep er ti Wa y S eka mp u ng , Wa y Tul a n g B awa ng , da n Wa y Me su j i . K e ti n g gi a n di d a era h i n i be r ki sa r a nta r a 2 5 -7 5 m, d e ng a n kemi ri ng a n 0 - 3 %. P a da ba g ia n p a nta i se be l a h b ar a t d ata r an all u vi al me nye mp i t d a n me ma n ja n g men u ru t ar a h B u ki t B ari san .

d ) Da er a h d a ta r a n r a wa pa san g su r ut :

Di se p an j an g p a ntai ti mu r a d al a h mer u pa ka n da e ra h ra wa pa san g su ru t D e ng a n ke ti n g gi a n 0 ,5- 1 m, p en g en d ap a n a i r men u ru t na i knya pa san g a i r la u t.

e ) Da e ra h Ri ver B asi n :

Da er a h L a mp u ng ter d ap a t 5 (l ima ) Ri ve r Ba si n yan g uta ma :

- Ri ve r Ba si n Tul a n g B a wa ng

P ad a a r e al Ri ve r B asi n i n i ter da p at Su n ga i Tul an g B a wa n g d an an a k-a n k-ak su n gk-a i nyk-a me mb e ntu k p o lk-a k-alir k-a n sun g k-ai d en d ri ti c yk-a ng um u mn yk-a mer u p aka n cir i sun g ai - sun g ai di L amp un g . L ua s Ri ver Ba si n i ni a da l ah

1 0 .1 5 0 km2 , pa n ja n g se lu r u hn ya 7 53 ,5 k m d a n cab a ng - cab a ng su n ga i 9 b u ah , se hi n g ga d e nsi ty p o l a a l i r a n a d a l a h 0 , 0 7 d an fr e kue n si p o la ali r a n 0 ,00 0 9.

- Ri ve r Ba si n S ep u tih

L u as Ri ver B asi n i n i a d al a h 7 .5 50 km2 , p an j a ng sel u ru h nya 96 5 km d an ca ba n g- cab a ng su ng a i 1 4 b ua h, seh i ng g a de n sity p o l a a l i r a n a d a l a h 0,1 3 d a n fr eku en si p ola a li r a n 0 ,00 1 9.

- Ri ve r Ba si n S eka mp u ng

L u as Ri ver B asi n i n i a d al a h 5 .67 5 km2, p an j an g se l ur u h nya 6 2 3 km d a n ca ba n g- cab a ng su ng a i 1 2 b ua h, seh i ng g a de n sity p o l a a l i r a n a d a l a h 0 , 1 1 da n fr e kue n si p ol a alir an 0 ,0 0 21 .

- Ri ve r Ba si n S e man g ka

(23)
(24)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 12 seb e lu m ti mu r l a ut Pr o pi n si L amp u n g , Me suj i , Me ng g al a , K ota b umi d a n Su kad a na . Su d ah pe r na h dil a ku kan pe n yel i dika n ol eh Pe r tami na n amun b el u m jel a s p o te n si d an sumbe r - su mbe r nya . K e mun g kin a n j u g a ter da p at di d aer a h lep a s p an ta i ti mur La mpu n g.

- U r a n i u m :

En d ap a n Ura n i um ke mu n g ki na n di j ump ai ter u tam a d i d a la m mas sa b atu a n Gr a ni t yan g ter si n gka p b e sa r se kali di B uki t A r ah a n seb al ah Ba r at Daya Wa y Se man g ka , Ge do n g Su ri an , Bu kit Se moa n g d an B u ki t Le ma ta ng di ti mur Te l u kb e tu n g j u ga Pu l au Ta b ua n . P en g ama ta n - pe n ga ma ta n da n pe n ye li di ka n po te nsi Ur an i u m se d an g di l aku ka n ol eh Di r e kto r at Ge ol o g i B an d un g d a n Ba d an Ten a ga Ato m ( BA TA N) Ja kar ta .

- Bat u b ar a M u d a ( B ro wn Co al) :

En d ap a n B atu b ar a mu da ter d ap a t d i la p i sa n se di me n da n fo r ma si e nd e si f tua , ya kni d ib a gia n hu l u Way Tu l a ng Ba wan g ( W ay P ed a da )

- Min eral B e si :

En d ap a n B esi b e ra kumu l asi p a da mi n er a l-mi ne r a l yan g men g an d un g b e si terj a di seb a gai aki ba t pr o ses hi d r ote r ma l p a da ba gi an kota k d ari pa d a pl ate a u ba sal t Su kad a na d i d e ka t S u ka d an a se be l a h Ti mur da n d e kat La b uh a n Ma r i ng g ai .

- Em a s d an Pe r ak :

En d ap a n e ma s d an pe r a k ter d a pa t p a da si n g ka p an ma ssa g r a ni t di seb e l ah ba r a td a ya Wa y S ema ng ka, di h ul u Wa y Ril au da n Pe me r i ha n ya n g men g al ir ke pa n tai b ar a t ( S amu dr a In d on e sia ) .

- M a r m e r :

Ba tu p u al a m a ta u Ma r me r ter d a pa t d i hu l u Wa y Ril a u di se be l ah bar a t Way Se man g ka , B u ki t Ar a ha n da n Wa y P er i h an .

- Su m b er P a n a s B u mi :

Su mbe r p an a s b umi mer u pa kan a kti vi ta s vu l kan i sme ya ng mu n cu l ke pe r mu ka an bu mi d an dise r ta i air pa n as yan g men g an d un g ga s b eler a ng ( H2S) da n C O2. Su mb e r p an a s b u m i i n i te rd a pa t di Nata r , Way Ng a ri p , di de kat

(25)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 13 Pa n as bu mi ter d a pa t di L e mb a h Su o h su d ah di seli d i ki ol e h Di r e kto r at Ge o l ogi d e ng a n kon su lta n d ari New Ze al a n d. P o te nsi su mb e r p a na s b u mi i ni cuku p b es a r d a n me mp un yai h ar a pa n u n tuk d iu sah a ka n .

(26)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 14 sedang kan selebihnya yaitu 3.387.267 o rang perem puan. Berarti rasio jenis kelamin atau sex ratio penduduk Lam pung adalah sebe sar 106,18. Dengan lua s wilayah

Aksepto r KB baru yang dicapai pada tahun 2005 (194.222 orang) telah m elebihi target (170.000 orang ) yang ditetap kan BKKBN yaitu se kitar 14,25 persen. Jenis kontra sep si yang paling dim inati oleh aksepto r baru ma sih sama dengan yang paling dim inati pada tahun sebelumnya yaitu sunti kan, sebe sar 92.341 orang (47,54 persen ) kemudian disu sul jenis pil, sebanya k 71.271 orang (36,70 persen ).

(27)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 15 adalah seban yak 59.719. Dimana sebagian be sar pen cari ke rja bera sal dari Kota Bandar Lampung dengan jum lah pencari kerja 26.29 0 o rang atau sebe sar 44,02%. Dari jumlah total di Propinsi Lampung, sebagian be sar pen cari ke rja memiliki tingkat pendidikan SLTA, yaitu sebanyak 38.590 atau sebe sa r 64,62 %. Sedang kan penca ri ke rja dengan tingkat pendidi kan sarjana S1 sebanya k 12.558 orang atau sebesar 21,03 % dari total keseluruhan pencari kerja. Namun, jumlah lowongan ke rja yang tersedia di Propinsi Lampung tahun 2005 hanya sebe sar 3.349 saja. Hal ini berarti lowongan peke rjaan yang ada saat ini masih ku rang.

Penetapan Upah M inim um Propinsi (UMP) Propinsi Lampung pada tahun 2006 sebe sar Rp. 505.000,00 per bulan. Seda ng kan be sarnya Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) pe kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja P ropin si Lam pung Tahun 2006 rata-rata sebesa r Rp. 58 9.540,00. Dengan demikian UM P Propinsi Lam pung m asih berada dibawah ang ka KMH pe kerja.

Selama tahun 2005, jumlah orang a sing yang berada di Propinsi Lampung meningkat da ri 185 orang pada tahun sebelum nya, m enjadi 207 orang. Sebagian be sar dari orang asing te rsebut be rkebang saan Cina (31,88%) dii kuti oleh orang asing berkebangsaan India (1 4%).

1.4.6 Keseh atan M asyarakat

Pem bangunan bidang ke sehatan pada da sarnya bertujuan a gar setiap pendu duk mampu hidup sehat, sehingga a kan te rwujud suatu m asyara kat I ndone sia dengan derajat ke sehatan yan g lebih baik. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah telah berupa ya menyediaka n berbagai fa silita s dan sarana kesehatan. Selain itu upaya-upaya penyuluhan ke se hatan agar keluarga berperilaku hidup sehat juga te rus dilakukan.

Status gizi be rkaitan erat dengan kesehatan. Gizi yang bai k m enjadi pra kondisi yang m enentu kan status ke sehatan. Upaya perbai kan gizi m asyara kat dewasa ini telah diko ordinasi kan secara na sional oleh Dep artemen Ke seh atan, antara lain dengan dibentukn ya tim -tim UPGK (Usaha Pe rbai kan Gizi Keluarga ) sam pai dengan ting ka t kecam atan yang melibatkan ma sya rakat, lembaga m asya ra kat, dan juga dunia usaha.

A. Derajat Kesehata n M asyarakat

(28)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 16 akhir hayatnya. Angka ini sebenarnya dapat dihitung dengan m engguna kan ta bel kem atian (life table), nam un ka rena data kem atian m enurut kelompok umur tidak tersedia m aka ca ra ini tidak dapat dilakukan. Sehingga penghitungan an g ka harapan hidup dihitung dengan m etode tida k Iangsung (indirect me thod).

Da ri Tabel 1.1 terlihat bahwa an gka h arap an hidup pendudu k Propinsi Lampung pada tahun 2 005 sebesa r 6 8,0 tahun. Bila dilihat menurut wilayah, ang ka harapan hidup berki sa r antara 65,2 tahun (Kabupat en Lampung Barat) dan 71,9 tahun (Kota Metro). Gambaran mengenai ang ka harapan hidup (eo ) di sepuluh kabupaten/ kota memperlihatkan bah wa seca ra umum ada 5 (lim a) kabupaten yang nilai eo-nya berada di bawah ang ka hara pan hidup propin si, ya kni Kabupaten Lampung Ba rat, Tangam us, Lampung Selatan, Lampung Uta ra d an Tulang Ba wang.

Tabel 1.1. Angka Ha rapan Hidup menurut Kabupaten/ Kota di Propinsi Lampung tahun 2005

(29)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 17 Tabel 1.2. Persentase Pend udu k yang M engalami Keluhan Kesehatan 20 02-2 005

Ka bupate n/Kota 2002 2003 2004 2005

Sumber: BPS Provin si La mpung (2006)

B. Fasili tas dan Tena ga Ke sehata n

Tersedianya fa silitas dan tenag a ke sehatan yang memadai m erupa kan salah satu upaya pem erintah dalam meningkat kan de rajat ke sehatan masya rakat. P enyediaan fasilitas ke sehatan dan tenaga kesehatan haru s di se sua kan denga n kondi si yang ada, dilaku kan secara merat a dan da pat dijang kau oleh seluruh lapisan m asyara kat. De rajat ke sehatan ma syarakat yang bai k tida k te rlepas da ri sa rana yang ada.

Pada Tabel 1.3 da pat dilihat tren ketersediaan fa silitas ke sehatan d ari tahun 2002 hingga tahun 2005 di Propinsi Lam pung. Dengan banya kn ya fa silitas ke sehatan bera rti dapat mem udahkan pen dudu k untu k berobat ataupun han ya se kedar ingin mengetahui kondi si ke se hatannya (check up). Selain itu dengan banyakn ya tenaga keseha tan, terut ama di wilayah kabupaten/ kota, diharap kan aka n membantu masya rakat untuk lebih m engenal tentang arti hidup sehat.

Tabel 1.3 Banya knya Fa silitas dan Tenaga Ke sehatan m enuru t Jeni sn ya di Propin si Lampung Tahun 2002 – 2005

Tenaga/Sara na

Sumber: BPS Provin si La mpung (2006)

(30)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 18 tahun 2005 jumlah sa rana ke sehatan yang be rupa rumah sa kit, balai pengobatan, klinik, dan labo rato rium yang dim iliki oleh pemerintah, swa sta maupun militer/Polri di Pro vin si Lampung adalah sebag ai berikut : 23 rumah sa kit umum, 2.243 rumah sa kit khu sus, 3 rum ah sakit be rsalin, 132 balai pengob atan, 29 laboratorium kesehatan, dan 1 klini k spe sial. Banyaknya sa rana ke sehatan yang te rseb ar di sepuluh kabupaten/ kota adalah sebagai beri kut: puskesm as 21 7, puskesm as rawat inap 36, pu skesma s pembantu 707, pu ske sm a s keliling 239, dan po syandu 7.1 16.

Indikat or lain yang dapat menggam barkan pem anfaatan tenaga kesehatan adalah tenaga penolong persalinan. Pada Tabel 1.4 te rlihat bahwa dalam tiga tahun tera khir penolong persalinan oleh tenaga ke sehatan di P ropinsi Lampung mengalam i peningkatan. Pada ta hun 200 5 penolong persalinan oleh tenaga keseha tan sud ah mencapai 72,6 pe rsen, m ening kat dari tahun sebelumnya yang baru m encapai 70,8 p ersen.

Tabel 1.4 Persenta se Kelahiran Bayi menurut P enolong Persalinan di Propinsi Lampung Tahun 2003 – 2005

Sumber: BPS Provin si La mpung (2006)

Data komposi si penolong persalinan m erupa kan salah satu indi kator kesehatan, terutam a dalam hubungannya dengan tingkat keseha tan ibu dan ana k se rta pelayanan kesehatan secara um um . Jenis penolong pe rsalinan ini punya pengaruh be sar terh adap ke selamatan jiwa bayi yang dibantu dalam prose s persalinannya, maupun ke selamatan jiwa ibunya. Dalam hal ini persalinan yang ditolong oleh tenaga medis dianggap lebih bai k daripada p ersalinan yang ditolong oleh du kun, fam ili atau lainnya.

Tabel 1.5. Persenta se Pe rsalinan m enurut Penolong Pe rsalinan dan Dae rah Tempat Tinggal di Propinsi Lam pung Tahun 2005

Penol ong Persali na n Perk otaan Pedesaan Kota+Desa

Tenaga Kesehatan : 91.9 66.2 72.6

(31)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 19 C. Sta tus Keseha tan Ba yi

Upa ya yang dilaku ka n untu k meningka t kan kualita s fi si k pen duduk akan berha sil jika dilaku kan seja k dini. Salah sat u upaya yang perlu dila kukan adalah dengan meningkat kan sta tus ke sehatan balita, kare na balita adalah gene ra si pene rus pem bangunan bangsa. Sem akin banya k balita ya ng m em iliki status gizi yan g bai k menunjukkan pengeta huan o rang t ua terhadap gizi balita cukup bai k dan ta raf kehidupan penduduk ma kin m eningkat.

Meningkatnya status gizi balita tida k te rlepa s dari sem akin Ieng kapn ya pem berian imunisa si, ASI dan m akanan tambahan ba yi. Pem berian Air Su su Ibu (ASI ) pada bayi u sia 0 -1 tahun mempunyai arti yang sangat penting, terutam a m enyang kut pem enuhan kebutuhan gizi dan zat-zat pem bentuk ke kebalan tubuh te rhadap berbagai penyakit. Pemberian ASI secara ekskl u sif di usia 0-6 bulan dipandang sangat st rategi s, karena pada u sia tersebut kondi si bayi m asih sangat labil dan rentan terhadap be rbagai penya kit.

Tabel 1.6 memperlihatkan persenta se bayi u sia 0-6 bulan yang menerim a ASI eksklu sif m enurut ka bupaten/ kota. Dari tabel tersebut te rlihat bahwa 73,0 persen bayi di Provin si Lam pung m endapat ASI se cara eksklu sif hingga usia 6 bulan. Dilihat menurut wilayah, Kabupaten Tulang Bawang mempunyai persenta se bayi usia 0-6 bulan yang menerima ASI eksklusif te rtinggi (93,8 persen) dibanding kabupaten/ kota lain di Provin si Lam pung, sem entara Kabupaten Lampung Timur mernpunyai persenta se te rendah (57, 8 persen).

Tabel 1.6 Persenta se Bayi 0-6 B ulan yang Menerima ASI Eksklu sif di Provinsi Lampung Tahun 2005

(32)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 20 D. Penyakit

Gambaran ke sehatan m asyara kat di suatu wilayah erat kaitannya dengan lingkungan tem pat mereka tinggal yang dipenga ruhi be rbagai faktor, seperti ting kat kesejahteraan, sa nita si lingkungan, pen cemaran, pen yebaran penya kit, dan lain-lain. Tingkat kesehata n masyara kat di Provinsi Lampung selama tahun 2005 dapat terlihat pada Tabel 1.7.

Tabel 1.7 Banya knya Penderita Baru Ra wat Jalan di Pu ske sma s dan Rum ah Sa kit menurut Jeni s Pen ya kit di Propin si Lampung Tahun 2005

JENI S PENYAKI T PU SK ESMAS RUMAH SAKI T TOTA L

(33)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 21 Lam pung tidak mempunyai sara na MCK, sumbe r air bersih dan tem pat pem buangan sam pah. Kebia saan di desa untuk membuang air be sar di m ana-m ana dilakukan pula di sini. Demikian pula dalam kebiasaan membuang sampah, sem entara pelayanan sanita si di kota terbat a s, sehingga m enyebabkan penyeba ran penyakit lebih cepat d an m eluas.

Penya kit m alaria klinis yang ban ya k menyerang m asyara kat disebab kan sebagian be sar wilayah pe sisi r dan pulau-pulau kecil di Provin si Lampung, terutama di wilayah Lampung Selatan, merupa kan dae rah endem i m alaria. Penya kit malaria banyak menyerang m a sya ra kat yang tinggal di wilayah pe si si r dan pulau-pulau kecil tersebut. Pen yakit lainnya yang ban ya k menyeran g adalah TBC paru klinis (9,5%), typu s (9%), dan di sent ri (7,3% ). Ketiga jenis penya kit ini pun e rat kaitannya dengan kondisi sanita si rumah wa rga dan kebersihan lingkungan.

1.4.7 Kemiskinan dan M asalah Sosial

Kegiatan pem bangunan yang dilaksanakan di Propinsi Lampung tidak ha nya menghasil kan pening katan kesejahteraan ma sya rakat, tetapi juga m enyisa kan masalah-m asalah yang berkaitan dengan ke sejahteraan m a syara kat itu sen diri. Belum sem ua ma sya rakat yang be rmu kim di Provin si Lampung meni kmati ha sil-ha sil pembangunan secara mem uaskan, sehingga mere ka belum tergolong hidup seca ra laya k atau hidup dalam garis kemiskinan. Kemiskina n pendudu k t ersebut menunjukkan sem akin sulitnya pendudu k m iski n untu k m em enuhi kebutuhan minimum, seperti ma kanan, pakaian, pe rum ahan, pendidi kan, dan ke sehatan.

Kemiskinan m erupakan suatu ko ndi si ketidakcuku pan/ ke kurangan a ka n a set-a set penting dan peluang-peluang dim ana setiap manusia berhak mem perolehnya. Jadi, jelasnya, seseorang dap at berpi kir tentang kemiskinan dari sudut pandang non-moneter. M eskipun diguna kan se cara luas, kem iskinan secara moneter b ukan satu-satunya paradigm a bagi pengukuran kem iskinan dan dimensi non moneter dan kem iskinan sangat penting/be rguna dalam menggarap kom ponen -kom ponen kem iskinan.

Kem iskinan juga berkaitan dengan ‘outcome” yang ku ran g/tidak cu kup dalam hubungann ya dengan (i) kesehatan, gizi dan literasi; (ii) ku rangnya hubungan so sial; (iii) kera wanan; dan (iv) Kepe rca yaan diri yang rendah dan ketida kberd ayaan .

(34)

1976-STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 22 1981 dengan mengguna kan dat a m odul konsumsi S usenas. Seja k tahun 1981, setiap tiga tahun sekali, dengan data m odul konsum si Su senas, BPS secara rutin mengeluarkan dat a jumlah dan persenta se pendudu k m iskin. Sam pai dengan 1987, informasi m engenai jumlah dan persent a se penduduk miskin han ya di sajikan un tuk tingkat na sional. Pad a tahun 1990, inform asi jumlah dan persenta se pendu duk miskin su dah dapat dia kuka n pada tingkat propinsi, m eskipun untuk beberapa propin si ke cil dilakukan peng gabungan. Selanjutnya seja k tahun 1993 inform asi mengenai jumlah dan persenta se pen dudu k miskin sudah dapat di sajika n untuk seluruh propin si.

Metode penghitungan pendudu k m i skin yang dilaku kan BP S seja k p ertam a kali hingga saa t ini menggunaka n pende katan yang sama, yaitu pendekatan kebutuhan da sar (ba sic needs). De ngan pendekatan ini, kemiskinan di konsepsualisasi kan sebagai ketida km ampuan dalam m em enuhi kebutuhan dasar. Deng an kata lain, kem iskinan dipandang sebag ai ketidakm am puan dari si si e konom i untuk memenuhi kebutuhan ma kanan maupun non m akanan ya ng be rsifat m endasa r. Nam un dem ikian, suatu hal yang mung kin untu k m enggabung ka n inform asi da ri dua jenis sum ber data (Survei Rum ahtangga M odul Konsumsi Su sen as secara detil dan Data Sen su s), sehingga pemetaan kemiskinan da pat dibangun.

A. Gamba ran Kemiskinan 2 006

Pem erintah pada bulan Okt ober 2005 melalui perpanjangan tangan Badan Pu sat Stati sti k (BPS ) untuk pe rtam a kalinya melaksana kan pendataan kemiskinan yang bersifat mikro melalui Pendataan Sosial E kon om i 2005 (PSE05) dengan tujuan khu sus memfasilitasi pemerintah dalam menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau juga dikenal sebagai sub sidi Langsung Tunai (SLT ). Pendataan PSE05 didasa rkan ata s 1 4 variabel yang diguna kan dalam pendataan rum ahtangga miskin. Uji stati sti k menyataka n adan ya hubungan yang sa ngat erat antara ga ris kem iskinan dengan 14 va riabel yang diguna kan dalam pendataan PSE05. Hasilnya diperoleh rum ah tangga miskin yang dapat dibedakan rnenu rut 3 klasifika si: Ham pir Miskin, Miskin dan Sangat Miskin. Tetapi untuk menghindari kera ncuan dengan istilah stati sti k kemiskinan yang diha silka n Susena s, m aka data hasil PSE05 disebut sebagai Rumahtangga Pene rima BLT (RT-B LT).

(35)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 23 554.720 rumah tangga m iskin ada 342. 777 rum ah tangga ma su k kla sifi kasi Miskin dan si sanya sebanya k 211.9 43 rumah tangga m asu k klasifi ka si Sangat M iskin.

Tabel 1.8 Jum lah Rum ah Tangga Pene rima BLT m enurut Klasifika si M iskin menurut Kabupat en/Kota di Pro vinsi Lampung Tahun 2006

Miskin

Kab/ Kota Hampir

Miskin Miskin Sanga t

Miskin

Jumla h

Lampung Barat 15.388 21.118 13.000 49.506

Tangamus 18.841 37.280 28.592 84.713

Lampung Selatan 59.617 68.247 44.291 172.155

Lampung Tim ur 19.648 54.957 25.028 99.633

Lampung Tengah 36.499 46.913 30.222 113.634

Lampung Uta ra 14.141 31.912 23.681 69.734

Way K anan 1.936 21.434 24.540 47.910

Tulang Bawang 27.669 35.350 18.135 81.154

Bandar Lampung 32.581 23.018 3.584 59.183

M etro 4.001 2.548 870 7.419

Provinsi Lam pung 230.321 342.777 211.943 785.041

Sumber: Hasil PSE05, BPS (2006)

Untu k mengi si ke kosongan data jumlah pendudu k m iskin, m aka digunakan data ha sil PSE05. Dim ana RTBLT dengan klasifi ka si sangat m iskin dan m iskin m enjadi acuan. RTBLT di koreksi be rda sa rkan trend kemiskina n Suse na s be rda sarkan tingkat inflasi. K arena se ca ra metodologis PSE 05 tida k o ne-to--one corresponden ce, ma ka ya ng bi sa diperoleh hanya proxy HC statistics (jumlah dan % pendudu k m iskin ), sepe rti yang te rlihat pada Tabel 1.9.

Tabel 1.9. Prediksi Jumlah Pendudu k M iskin M enurut Kabupaten/ Kota di Propin si Lam pung Tahun 2006

Tangamus 37.280 28.592 65.872 188.689

Lampung Selatan 68.247 44.291 112.538 368.438 Lampung Tim ur 54.957 25.028 79.985 262.784 Lampung Tengah 46.913 30.222 77.135 223.505 Lampung Uta ra 31.912 23.681 55.593 196.148

Way K anan 21.434 24.540 45.974 121.093

Tulang Bawang 35.350 18.135 53.485 140.166

Bandar Lampung 23.018 3.584 26.602 72.714

M etro 2.548 870 3.418 11.683

Provinsi Lam pung 342.777 211.943 554.720 1.673.921

(36)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 24 Pada Tabel 1.10 jumlah pendudu k m iskin di Propin si Lampung diperki rakan sebe sar 1.673.921 jiwa ata u 22,62 persen da ri total pendudu k Lampung. Pe rsenta se ini lebih tinggi 0,40 % dibanding keadaan pada tahun 2004 . Walaupun ada kenai kan persentase penduduk miskin, nam un ke nai kan itu tidak terlalu signifi kan.

Tabel 1.10 Persenta se Jum lah Penduduk Miskin M enurut Kabupaten/Kota, Propin si Lam pung 2006

Lampung Barat 407.008 88.701 21,79

Tangamus 864.912 188.689 21,82

Lampung Selatan 1.263.058 368.438 29,17

Lampung Tim ur 955.641 262.784 27,49

Lampung Tengah 1.171.815 223.505 19,07

Lampung Uta ra 585.890 196.148 33,49

Way K anan 396.455 121.093 30,54

Tulang Bawang 817.995 140.166 17,14

Bandar Lampung 850.069 72.714 8,55

M etro 88.257 11.683 13,24

Provinsi Lam pung 7.401.100 1.673.921 22,62

Sum ber: Hasil PSE05, BP S (2006)

Bia dilihat m enurut wilayah, pada tahun 2006 Kota Bandar Lampung dapat dikateg ori kan mem iliki persentase pendudu k m iskin ya ng relatif rendah. Persent a se penduduk miskin tertinggi terdapat di Kabupa ten Lampung Uta ra, yaitu sebe sar 33,49%, kemudian di Kabupaten Way Kanan (30,54%). P eringkat ketiga yang mempunyai persent a se penduduk miskin tinggi adalah Kabupaten Lampung Selatan, yaitu seb e sa r 29,17%.

B. Gamba ran Kemiskinan 2 007

(37)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 25 tersebut m erupakan jumlah yang sa ngat be sa r, apalagi 45 persen desa atau 765 de sa di Lampung juga terma suk kate gori de sa m iskin.

Penyebab kem iskina n di Pro vin si Lampung pada da sarn ya merupa kan pe rsoalan yang kompleks. M ulai dari jumlah pendudu k yang sangat pad at, kesempatan untuk

beru saha yang minim , ketenaga kerjaan dan pengangguran cu kup besar, pendidi kan

sangat rendah, kesehatan yang belum merata, m asih banya kn ya desa-d e sa

tertinggal, dan lain-lain. M enurut Gubernur Lampung, Sjach roedin Z.P, a kar masalah kemi skinan itu adalah pere konom ian Lampung yang sangat bergantung pada hasil pertanian, keterbata san lahan yang dim iliki penduduk, dan kondisi tenaga kerja yang kuran g terampil sehingga hanya mampu m enggeluti profesi sebagai pembantu rum ah tangga .

Data B PS Lampung triwulan I tahun 2007 m enyebut kan jumlah pendudu k yang be kerja di se ktor pertanian mencapai 2,06 juta o rang, atau 170 ribu orang lebih banyak dibanding kan tahun sebelum nya. Selain itu, angka penga ngguran terb u ka turun, hanya 8 ,29 pe rsen da ri 3,45 juta tenaga ke rja di Lampung. Data itu secara gam blang menunjukkan ma kin banya knya pendudu k yang beke rja di se ktor pertanian berkaitan makin ban yaknya inve sta si di se kt or pert anian di Lampung belaka ngan ini. Pada tri wulan I tahun 2007, sektor pertanian adalah kont ributor terbesar bagi pert umbuhan e konomi Lampung, yakni 43,2 persen, kemudian se ktor perdagangan/hotel/re storan (15 ,87 pe rsen), se ktor industri pengolahan (10,3 persen), dan se kto r ja sa-jasa (8,8 pe rse n).

Kondi si penduduk de sa m iskin dapat dilihat dari kajian BPN P rovinsi Lam pung atas dua de sa yang masu k Pro gram Refo rma Agraria, ya kni kem iskinan di sebabkan oleh kura ngnya akses petani terhada p a set, pe rmodalan, dan teknologi. Dengan kata lain, sebagian be sar petani m em iliki lahan di bawah 0,5 h a, atau stat usn ya ha nya sebagai pengg arap, sem enta ra ha sil pertanian tidak produ ktif akibat kurang nya pengua saa n te knologi perta nian. Akses mereka t erha dap pema sa ran pro duk pertanian pun sangat te rbat as, sehingga pa ra tengkula k dan pe dagang pengum pullah yang m enikmati keuntungannya.

C. Permasala ha n Sosial Lai nnya

(38)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 26 keseha tan yang buru k, ting kat morbiditas dan buta huruf tinggi. Sem entara itu sind rom enersia terwujud pada si kap fatali sme, passivism e, ra sa saling ketergantungan yang tinggi, kehidupan se rba misti k dan sebagainya. Kedua jenis sind rom ini diseba bkan oleh be rbagai fa ktor yang saling berkaitan, antara lain ketimpangan pem ilikan dan di st ribusi pelapi san so sial yang rancu, kurang nya pem anfaatan sum ber daya alam dan sebagainya .

Dam pa k da ri kem iskinan ini sangat lua s dan mengkh awatirkan. Pa ra ahli melihat dengan sudut panda ng yang b erb eda sesu ai dengan latar b ela kang keahliannya. Krim inolog menyebutkan kem iskinan sebag ai salah satu penye bab tingginya ting kat krim inalitas. S o siolog melihat kemiskinan bi sa menjadi penyebab suburnya ting kah laku m enyimpang dalam masya ra kat. Pengam at politik melihat kem iskinan berpotensi m enyebab kan timbulnya ke re sah an so sial yang pada a khirnya menguncang kestabilan pemerintahaan nega ra (Gana dan Wa rdani, 1998 ). Geog raf memandang kemi skinan merupa ka n intera ksi manusia dengan alam yang dapat berdam pa k meru sak sum ber da ya alam dan mengganggu p roses pem bangunan berkelanjutan.

Banya k indi kator yang digunakan untu k menggolong kan seseorang atau keluarga term asu k miskin atau tidak miskin, di anta ranya adalah keadaan fa silitas tem pat tinggal (rumah) atau bangunan fi sik rumah ya ng ditem pati. Keterkaitan ini nam paknya te rbu kti dari perm asalahan ling kungan so sial terb esa r kedua yang ada di Propinsi Lampung, yaitu ma sih banyaknya kelua rga be rumah tak laya k h uni (238.497 keluarg a). Ma salah ini terutam a dihadapi oleh keluarga-keluarga di Kabupaten Tulang Ba wang (31,72% ), kelua rga di Kota Banda r Lampung (15, 09%), dan keluarg a di Kabupaten Lampung Ba rat (14,21%)

(39)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 27 Gamba r 1.2 Pemukima n Kumuh di Seki tar P esisir Kota Bandar Lampung

(Ja nua ri 2007 )

Salah sat u m asalah yang berat adalah sanitasi. Rumah-rumah tak laya k h uni tentunya tidak manusiawi. Rumah tersebut tida k m em punyai sara na MCK, sum ber air bersih dan tem pat pembuangan sam pah. K ebia saan di de sa untu k mem buang air be sar di m ana-m ana dilaku kan pula di sini. Dem ikian pula dalam kebiasaan membuang sampah, sementara pelayanan sanitasi di kota terbatas, sehingga terjadi keru sa kan lingkungan biofi si k dapat m enyebabkan banjir dan ma salah-masalah lainnya.

(40)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 28 Banya knya ka sus ana k te rlantar tentu sangat mem prihatinkan, ka rena seha rusnya kehidupan pada m asa ana k-ana k adalah penuh denga n kegembiraan, kebahagiaan dan hal-hal yang menyenang kan lainnya. Nam un ken yataan nya tida k semua anak dapat merasa kan kehidupan pada masa kanak-kanak den gan m enyenangkan, nam un sebaliknya m alah ditelantarkan. Tentun ya hal ini dapat dijadikan indikasi potret buram m asa depan ana k-ana k di daerah ini.

Masalah lingkungan so sial lainnya di Provin si Lam pung adalah keluarga berma salah so sial (21% ), ana k na kal (0,9%), pengemis (0,05%), gelandangan (0,13% ), ko rba n pen yalahgunaan narkoti ka (0,13%), tu na susila (0,10%), an ak, wanita, dan lan sia ko rban ke kera san (0,14% ), ana k b alita terlantar (6,37%), wa nita rawan sosial e konom i (4,95%), , ko rban be ncana alam (1,44%), dan m asyara kat yang tinggal di daerah ra wan bencan a (4, 09%).

(41)

STA TUS LI NGKUNGAN HI DUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007 I- 29 Tabel 1.11 Jumlah Penyandang Ma salah K e sejahte raan S osial di Provin si Lampung Tahun 200 5 *)

No. Masalah So sial LB Tg m LS LTm LTg LU WK TB BL Mt LPG

1 Anak Terl antar 84.322 12.994 9.654 2.539 6.661 3.173 15.808 91.192 2.229 197 228.769

2 Anak Nakal 100 3.274 567 448 375 346 54 180 3.017 41 8.402 3 Tuna Susil a 315 32 156 149 156 7 - 48 104 1 968 4 Peng emis 155 19 27 35 135 2 - 55 67 4 499 5 Gel andangan 121 12 25 58 120 167 108 80 459 42 1.192 6 Kor ban Penyalahg unaan nar kotika - 57 23 591 - 53 - 42 393 42 1.201

7

Anak, Wani ta dan Lansia kor ban

keker asan 75 97 24 332 37 327 11 377 58 18 1.356 8 Anak Bali ta Terlantar 40.404 119 355 1.135 85 31 3.303 13.865 181 143 59.621 9 Anak Jal anan 1.162 129 783 - 931 1.008 - 548 844 131 5.536 10 Lanj ut Usi a Terlantar 18.760 8.724 12.055 2.404 5.849 35.161 5.625 5.824 707 233 95.342 11 Wani ta R awan Sosial Ekonomi 6.622 8.017 9.769 2.229 4.378 147 3.672 7.640 3.555 310 46.339 12 Kel uarga Ber umah Tak La yak H uni 33.880 14.013 21.698 7.642 7.160 30.081 11.502 75.648 35.984 889 238.497

13 Kel uarga Ber masal ah Sosi al 4.648 12 118 455 93 172 387 190.331 331 37 196.584 14 Kor ban Bencana Al am dan Sosi al 8.157 - 591 781 161 419 1.857 1.298 228 - 13.492

15 M asy. yg Tinggal di D aer ah Rawan

Bencana 6.812 372 2.115 1.382 575 14.714 1.909 6.649 3.628 89 38.245

Sumber: BPS La mpung (2006) Keterangan:

*) Tidak tersedia data 2006/2007

LB : Kab. La mpung Barat WK : Kab. Way Kanan Tgm : Kab. Tangga mus TB : Kab. Tulang Bawang LS : Kab. La mpung Selatan BL : Kota Bandar La mpung LTm : Kab. La mpung Ti mur Mt : Kota Me tro

(42)

STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007 I - 30

D. Upaya Penanggulangan Kemiskinan

Pemerintah Daerah P rovinsi Lampung telah berupaya sema ksim al mungkin untuk

mengatasi pe rsoalan kemiskinan dan ma salah so sial lainnya. Melalui berbagai

program pem berdayaan masya rakat m iskin hingga studi banding ke DI Y yang

dianggap telah berhasil m engembangkan p rog ram pemberdayaan m asyara kat

tersebut. Tujuannya adalah aga r p rog ram-program ya ng akan dilaksana kan un tuk

pengentasa n kem iskin an tersebut se suai dengan ta rget yang diha rap kan.

Pada tahu n 2007 Pempro v Lam pung m ela kukan beragam upaya pe nanggulangan

kem iskinan, antara lain dalam pem bangunan infrast ruktur, ke sehata n, dan

pendidikan. Bebe rapa p rogram tersebut adalah sebagai be rikut:

• Pembangunan 200 de sa miskin da ri 756 desa tertinggal dari jumlah 2.193

de sa yang ada di Propin si Lampung dengan dana Rp1-2 miliar/de sa,

pemberdayaan m asyara kat desa m elalui program pertanian, pe rkebunan,

peterna kan, peri kanan, kehutanan, ke seh atan, pendidikan, PMD dan PU.

Pengenta san kem iskinan a kan dilaku kan se cara be rjenjang. Pada tahun

2008, pem prov m elalui Dinas Pemberd ayaan M asyara kat De sa (PMD) a kan

membangun infra stru ktur di 200 de sa miskin di selu ruh kabupaten yang

terdapat di Lampung. B eri kutn ya, 200 de sa m iskin a kan mendapat bagian

pada tahun 2009 . Program ini terus be rke sinambungan sehingga d esa

miskin di Lam pung berku rang setiap tahunn ya.

• Pembukaan daera h teri sola si dengan membangun sarana dan pra sa rana perhubungan, membuka jalan dan jembatan untu k menghubung kan dae rah

teri sola si dan perkot aan.

• Pening katan pelayan an pendidika n kepada 100.000 pelajar dengan anggaran Rp 20 m iliar dalam bentuk pe ralatan se kolah, pem berian intensif

pada guru di desa te rtinggal, serta pem bangunan rehabilitasi gedung S D di

seluruh Lampung.

• Pemberdayaa n terhadap 7.333 posyandu, pengob atan grati s untuk sem ua penderita dem an berdarah dan diare di rum ah sakit kelas 3, baik pem erintah

dan swasta.

• Bantuan m odal untuk usaha kecil.

• Bantuan perbaikan perum ahan ra kya t dalam bentuk bedah rumah seban yak

(43)

STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007 I - 31 miliar. Setiap KK mendapat kan total anggaran senilai Rp5 juta per rum ah.

Bedah rum ah warga miskin itu hanya be rsifat mem perbaiki lantai, atap, dan

MCK (mandi cuci kaku s).

• Pening katan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan prog ram Keluarga Beren cana (KB) yang be rtujuan agar pertam bahan penduduk dapat

dikend alikan sehingga te rjadi pertumbuhan yang seim bang antara pertum buhan e konom i dengan pertumbuhan jumlah pendudu k.

Pemerintah Kota/Kabupaten juga tidak ketinggalan deng an pela ksanaan p rog ram

pengentasa n kem iskinan ini. Sebagai contoh adalah Kota B andar Lam pung yang

pada tahun -tahun sebelumnya pun su dah melaksana kan program pem berdayaan

masya rakat. Sedi kitnya 33 kelurahan di 13 kecamatan di Bandarlampung dipasti kan mendapatkan ku cura n dana senilai Rp11 miliar dari Program Nasio nal Pemberdayaa n M asyara kat (PNPM ) pa da 2007. Prog ram ini m erupakan lanjutan dari Program Penangg ulangan K em iskinan di Perkotaa n (P2KP). Setelah kelurahan miskin itu dibantu dengan dana penangg ulangan kemiskinan, lalu ditindaklanjuti pemberdayaan m asyara kat. Kelurahan yang mendapat kan PNPM adalah yang sebelumnya tidak mendapat kan P2 KP. Pen cairan dananya sudah dilaku kan sejak April m elalui tiga termin. Sebelum nya, ada 50 kelu rahan di 11 ke cam atan di Bandarlam pung yang terlebih dahulu m endapatkan kucuran dan a sega r sebe sa r Rp18,6 miliar P2KP 2006.

(44)

STA TUS LI NGKUN GAN HI DU P DAERAH PROVINSI LAMPUN G 2007 I - 32 mengurangi kemiskina n sehingga dapat diguna kan untuk mengidentifika si lang kah langka h kebijakan yang da pat ditempuh dalam pengembangan UM KM dalam rangka m engura ngi kem iskinan di P rovin si Lam pung. Dengan mengguna kan explanatory re sea rch, penelitian yang dilaku kan oleh Ban k Indone sia Banda r Lampung bekerja sam a dengan LPM UNILA ini mengguna kan sampel yang diambil dari u sah a ke cil yang m asu k dalam sembilan se kto r usaha bai k yang tergabung dalam kelompok ILM EA (Industri Logam, Mesin, Elektroni k dan Aneka ) m aupun IKA H (I ndu st ri Kim ia, Agro Indust ri dan Hasil Hutan) yang ada di Provinsi Lam pung.

Bebera pa hasil dan ke sim pulan dari penelitian ini antara lain:

1. Stru ktu r u saha m ikro, kecil, dan menengah di P ropinsi Lampung ma sih dikuasai oleh sekt or a gra ris te rutama di sektor pertanian.

2. Tingkat keeratan hubungan anta ra penambahan satu unit u saha kecil baru dengan upaya peng urangan kem iskinan di Propin si Lampung sangat kuat/e rat, dim ana se tiap penam bahan (pembu kaan) satu unit u saha kecil baru a kan berpoten si m eningkat kan pendapatan riil perkapita masyara kat sebesa r Rp14 ,57838.

3. Penam bahan tenaga ke rja pada u saha m ikro, kecil, dan m enengah yang berstru ktu r ekonomi agra ris yang didom inasi oleh sekto r perta nian tidak bisa diguna kan sebag ai media pengurangan kem iskin an ka rena produ ktivitas tenaga ke rja di se ktor pe rtanian ini sangat renda h.

4. Penam bahan modal (inve sta si) pada usaha mikro, kecil dan m enengah tidak memiliki pengaruh yang sig nifikan pada upaya pengurangan kemiskinan di Propin si Lam pung. Dim ana setiap penambahan investasi pada UM KM sebesa r Rp 1.000.000, - se cara kumulatif hanya berpotensi meningkat kan pendapatan pe rkapita sebesa r Rp 0,826531

Sementara beberapa saran yang diajukan sebagai beri kut :

1. Arah pem bangunan usaha Propin si L am pung sebaiknya tida k m enitik-berat kan pada se kto r agrari s terut ama pertanian yang cend erun g m emiliki tingkat produ ktivitas yang rendah.

2. Jika pemerintah dae rah tetap ingin m em ajukan/mempertahan kan UM KM se ktor pe rtanian, m a ka pemerintah haru s m eningkatkan skill ka rya wan misalnya melalui peningkatan p endidika n tenaga ke rja UM KM .

Gambar

Tabel 1.7   Banyaknya Penderita Baru Rawat Jalan di Puskesmas dan Rumah Sakit menurut Jeni s Penyakit di Propinsi Lampung Tahun 2005
Gambar 1.2  Pemukiman Kumuh di Sekitar Pesisir Kota Bandar Lampung
Tabel 1.11  Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Provinsi Lampung Tahun 2005 *)
Tabel 1.14   Perolehan dan Usulan Dana DAK Bidang Lingkungan Hidup Menurut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa hampir 1 dari 10 orang Indonesia secara eksplisit setuju NKRI diganti dengan khilafah. Untuk merespon hal itulah maka

Salah satu faktor penyebab kemiskinan masyarakat Indonesia adalah tidak berkembangnya sebuah kultur etos kerja. Selain itu hilangnya hak-hak yang seharusnya di dapat

Sub Bab 3 (Cambria 11, ditebalkan). Modul elektronik fisika yang telah dikembangkan divalidasi oleh beberapa orang validator. Validasi dilakukan dengan menggunakan

Tim Geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara multidisipliner, interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan usia lanjut.Tim ini

Form Rekam Medis Rawat Jalan memuat data pemeriksaan Form Rekam Medis Rawat Jalan memuat data pemeriksaan pasien yang minimal terdiri atas:. pasien yang minimal

Kenaikan tonus dari otot uterus dan kepekaan terhadap perangsangan sering terjadi pada preeklampsia. Hal ini menyebabkan sering terjadinya partus prematurus pada pasien

Migas hanya terbentuk dalam setting geologi dan syarat  –   –   syarat  syarat tertentu dimana migas terakumulasikan yang mana nantinya akan membutuhkan tahapan -

HONDA FREED 010 w putih Tangan1 is- timewa sekali Harga Damai TTKrd Jl.. Jati- waringin