BAB III METODE PENELITIAN
G. Keabsahan Data
Menurut Sugiyono dalam Sari (Sari & Sudiana, 2019) uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data, uji transferability, uji depenability dan uji comfirmability. Keabsahan data pada penelitian ini diperiksa menggunakan uji kredibilitas data yang dilakukan dengan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan pengecekan dengan berbagai cara, berbagai sumber, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tiga triagulasi dalam keabsahan data, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber adalah membandingkan cara mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.
Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen.
2. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik observasi dan wawancara untuk mengecek data yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data sebelumnya.
3. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan pengecekan data berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu kewaktu. Untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi pada penelitian ini akan diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pada sub bab ini akan memaparkan hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Bone terkait peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai sebagai upaya penanganan COVID-19 di Desa Tappale Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.Pada hasil penelitian ini juga menjelaskan tentang profil Desa Tappale Kecamatan Libureng Kabupaten Bone 1. Gambaran umum Desa Tappale
a. Geografis dan Administrasi
Gambar 4.1 Peta Desa Tappale
Sumber : Data Desa Tappale Tahun 2021
Desa Tappale merupakan salah satu dari 18 Desa di wilayah Kecamatan Libureng, dengan jarak membentang kurang lebih 90 Km dari ibu kota Kabupaten Bone. Dengan luas wilayah 843 Km. Secara administasi batas wilayah desa Tappale sesuai dengan peraturan desa atau dasar hukumnya nomor 03 Tahun 2003 tentang penetapan batas desa.
38
Sebelah Selatan : Desa Sanrego Kecamatan Kahu
Sebelah Barat : Desa Tompong patu Kecamatan Kahu
Sebelah Utara : Desa Laburasseng
Sebelah Timur : Desa Pitungpidange
Wilayah Desa Tappale berada pada ketinggian berkisar 153 Meter diatas permukaan air laut dengan Iklim Desa Tappale, sebagaimana Desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, dengan suhu rata- rata berkisar antara 28 s/d 35 hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Tappale Kecamatan Libureng
b. Sejarah Desa
Awal mula desa Tappale berasal dari nama sebuah kampung yang dikelilingi oleh sungai pada saat penetapan nama ini disepakati oleh masyarakat menjadi Tappale yang berarti tempat perkampungan masyarakat jadi Tappale pusat daerah penghasil pertanian dalam hal ini padi dan palawija.
Tabel 4.1 Gambaran tentang Perkembangan Desa Tappale
Tahun Peristiwa
1984-1994 Pada tahun tersebut kepala desa Tappale dipimpin oleh A. Arsong
1994-2004 Pada tahun tersebut kepala desa Tappale dipimpin oleh petta Sajo (H.Abdul Jabbar)
2004-2015 Pada tahun tersebut kepala Desa Tappale dipimpin oleh Andi Wawiruddin, S.Sos
2017-2022 Masa jabatan Andi Wawiruddin berakhir, kemudian pada tahun ini juga dilaksanakan pemilihan kepala desa dan dimenangkan kembali oleh Andi Wawiruddin, S.Sos sebagai kepala desa Tappale untuk periode 2017-2022.
Sumber : Data Desa Tappale Tahun 2020
Desa Tappale mempunyai jumlah penduduk jiwa yang tersebar dalam 5 (lima) dusun dengan pencarian sebagai berikut:
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Masyarakat Di Desa Tappale
No Nama Dusun Jumlah Penduduk Jumlah KK
1. Dusun 1 Tappale 395 133
2. Dusun 2 Tappale 410 124
3. Dusun 3 Tappale 329 103
4. Dusun 4 Labocing 359 109
5. Dusun 5 Tarumbae 342 106
TOTAL 1835 575
Sumber: Data Desa Tappale tahun 2021
Data diatas menunjukkan bahwa di desa Tappale terdiri dari 5 dusun, dan dari ke lima dusun tersebut dusun yang paling banyak memiliki penduduk adalah dusun 2 Tappale, dan yang paling sedikit adalah dusun 3 Tappale.
Berdasarkan jumlah penduduk menurut jenis kelamin, dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.3 Data Penduduk Desa Tappale berdasarkan Jenis Kelamin
NO Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki – Laki 894 Orang
2 Perempuan 941Orang
3 Kepala Keluarga 575 KK
Sumber : Data Desa Tappale 2021
Data diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan 51 % atau sebanyak 941 orang lebih banyak dibanding hanya 49 % laki-laki atau sebanyak 894 orang.
berikut :
Tabel 4.4 Data Penduduk Desa Tappale berdasarkan Kelompok Umur
No Umur(Tahun) Jumlah (Jiwa)
1 0-5 275
2 6-13 279
3 14-18 346
4 19-25 262
5 26-45 240
6 46-67 231
7 > 68 202
8 Total 1835
Sumber : Data Desa Tappale 2021
Data diatas menunjukkan bahwa penduduk berumur 14-18 tahun merupakan jumlah penduduk terbanyak dengan jumlah 346 jiwa sedangkan penduduk
berumur >68 tahun merupakan jumlah penduduk tersedikit dengan jumlah 202 jiwa.
Berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.5 Data Penduduk Desa Tappale Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)
1 Tamat SD / Sederajat 318
2 Tamat SLTP / Sederajat 168 3 Tamat SLTA / Sederajat 124
4 Kejuruan 47
Sumber : Data Desa Tappale Tahun 2021
di desa Tappale lebih banyak tamatan Sekolah Dasar sebanyak 318 orang dibandingkan dengan tamatan tingkat SLTP sebanyak 168, SLTA sebanyak 124 dan Kejuruan sebanyak 47.
Berdasarkan jumlah mata pencaharian penduduk, dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.6 Data Mata Pencaharian Penduduk Desa Tappale
No Profesi Jumlah
1 TNI 2
2 PNS 56
3 Buruh 18
4 Swasta 46
5 Petani 580
6 Pengangguran 48
Sumber : Data Desa Tappale 2021
Data diatas menunjukkan bahwa tingkat mata pencaharian yang ada di Desa Tappale lebih banyak yang berprofesi sebagia petani dengan jumlah 580 orang dibanding dengan profesi lainnya. Dikarenakan mata pencaharian utama desa Tappale adalah petani.
Visi Misi Desa Tappale tahun 2017-2022
Visi : “Menuju Desa Tappale sebagai Desa yang Mandiri Berbasis Pertanian, untuk Mencapai Masyarakat yang Sejahtera”.
Apabila dikaji visi tersebut, maka dapat diketahui ada 2 (dua) frase, mandiri dan sejahtera dengan penjabaran masing-masing frase sebagi berikut:
a) Mandiri
Kemandirian dalam hal ini memiliki dua aspek yaitu pemerintah desa dan
kapasitas pemerintah desa dan kapasitas pelaksanaan masyarakat.
b) Sejahtera
Masyarakat sejahtera adalah kondisi masyarakat yang kaya baik lahir maupun batin. Secara umum, kemakmuran berkaitan dengan kepuasan, masalah hidup dan agama, dan pembangunan terkait dengan ekonomi dan kesehatan.
Misi
Dari uraian visi diatas berdasarkan 2 (dua) frase. Adapun misi Desa Tappale adalah meningkatkan pemerintah Desa yang cepat tanggap terhadap keadaan dan aspirasi masyarakat dengan terjun langsung melihat kondisi masyarakat diseluruh Desa Tappale. Selanjutnya dijabarkan dalam Misi Kepala Desa Tappale sebagai berikut:
a) Menciptakan suasa aman dan tertib dalam kehidupan masyarakat
b) Mengoptimalkan kinerja perangkat desa secara maksimal sesuai tugas dan fungsi perangkat desa
c) Menyelenggarakan penyelenggaraan pemerintahan desa secara transparan dan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
d) Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mewujudkan hak-hak dasar masyarakat yang adil
e) Mengutamakan musyawarah dan mufakat dengan melibatkan lembaga- lembaga yang ada, baik formal maupun informal.
f) Melaksanakan pembangunan yang berkeadilan.
KEPALA DESA
B. Hasil Penelitian
Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan peneliti mengenai peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai sebagai upaya penanganan COVID-19 di Desa Tappale Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Peran diartikan sebagai pola sikap,nilai,dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
1. Peran Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai Sebagai Upaya Penanganan COVID-19 di Desa Tappale Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.
Merton dalam Prastika mengungkapkan, peran diartikan sebagai suatu bentuk pola dari perilaku yang diharapkan ada oleh masyarakat kepada suatu individu yang menduduki suatu kedudukan ataupun jabatan tertentu (Prastika, 2016). Oleh karena itu, peran merupakan kelengkapan dari hubungan-hubungan yang terbentuk karenaperan yang dimiliki dari individu yang menduduki suatu status sosial dalam tatanan masyarakat.
Peranan pemerintah daerah dalam perencanaan pembangunan daerah yaitu mempunyai wewenang dan kemampuan untuk mengelola, melaksanakan program-program pembangunan daerah termasuk dalam situasi pandemi COVID- 19 ini. Oleh karena itu pemerintah daerah memegang peranan untuk menentukan keberhasilan proses pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil wawancara peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai sebagai
Bone berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Muhadam Labolo : A. Sebagai Regulator
Peran pemerintah daerah sebagai regulator adalah menyiapkan arah penyeimbang bagi perkembangan regulasi. Sebagai regulator, pemerintah memberikan landasan kepada masyarakat sebagai sarana untuk mengatur segala kegiatan.
Akibat kasus COVID-19, pemerintah menjadi undang-undang tentang stabilitas kebijakan moneter negara dan sistem keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan nasional, serta stabilitas ekonomi dan/atau sistem keuangan nasional.
Untuk melindungi masyarakat miskin, pemerintah memperluas jaring pengaman sosial untuk perubahan Permendesa PDTT No. 11 2019, yang tertuang dalam Permendesa PDTT No. 6. Ini adalah perubahan yang disebutkan dalam peraturan penanganan COVID. 19 mengenai Bantuan langsung tunai desa.
Sementara itu, Permendesa No. 11 menjelaskan bahwa prioritas penggunaan dana desa pada tahun 2020 perlu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan komunitas masyarakat pedesaan. Prioritas pendanaan desa pada tahun 2020 adalah bidang kesejahteraan sosial dasar yang berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat.(Pamungkas, 2020).
Berdasarkan Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap COVID-19 dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa tersebut dana desa yang dialihkan menjadi BLT itu sekitar 31 persen dari total Rp71,19 Triliun, yaitu sebesar Rp22,4 triliun. Program BLT bagi 12,3 juta kepala keluarga (KK) yang terdampak COVID-19 yang diserahkan oleh Kepala Desa dan Perangkat Desa.
dan Juni hingga total menjadi Rp1,8 juta. alokasi pemberian BLT itu dibagi dalam tiga tingkatan dengan merujuk pada besaran Dana Desa:
1. Desa yang miliki Dana Desa kurang Rp800 juta, BLT dialokasikan 25 persen;
2. Desa yang miliki Dana Desa Rp800 juta – Rp1,2 Miliar, BLT dialokasikan 30 persen;
3. Desa yang miliki Dana Desa diatas Rp1,2 Miliar, BLT dialokasikan 35 persen.
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-Dana Desa) adalah bantuan keuangan untuk keluarga miskin di desa yang dikumpulkan dari Dana Desa untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19. Nilai Dana BLT Desa adalah Rp per bulan untuk setiap keluarga miskin yang diberikan selama 3 bulan. Memenuhi 5.000 kriteria. Rp 600.000 per bulan untuk 3 bulan ke depan. Ini 300.000. BLT- DanaDesa bebas pajak. Apabila kebutuhan desa melebihi ketentuan maksimal yang dapat dialokasikan oleh desa, walikota dapat mengajukan usulan peningkatan alokasi dana desa untuk bantuan tunai langsung kepada Bupati/Walikota. Usulan tersebut harus disertai alasan untuk menambah kuota sesuai keputusan Musyawarah Desa Istimewa.
Berbagai kebijakan lain telah dikeluarkan untuk memfasilitasi pelaksanaan BLT-Dana Desa, di antaranya Permendagri Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanganan COVID-19 Desa melalui anggaran dan peraturan desa. Menteri Keuangan Nomor 40 Tahun 2020 tentang Revisi Peraturan Menteri.
Perbendaharaan No. 205 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Dana Desa. Cita-cita
merebaknya virus corona (COVID-19) yang melanda hampir setiap negara, termasuk Indonesia, khususnya Desa Tappale. Pasalnya, dana desa akan digunakan untuk penanganan COVID-19. Artinya, sebagian besar dana desa akan dialokasikan untuk percepatan penanganan COVID-19.
a. Tingkat Kabupaten
Tanggapan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Ketentuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020, Kebijakan Keuangan Negara dan Pemantapan Sistem Keuangan untuk Menangani Wabah Infeksi Virus Corona (COVID-19) Sebagai sistem ekonomi dan/atau keuangan seksual dan/atau nasional Stabilitas hukum, Pemerintah Kabupaten Bone mengeluarkan Keputusan Bupati Bone Tahun 2020 Nomor 178 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Non Alam Terhadap Pandemi COVID-19 Tulang. Kabupaten: Upaya mendesak harus dilakukan dalam rangka penanganan kedaruratan bencana non alam di masa pandemi COVID-19 untuk memprediksi risiko dampak bencana yang lebih luas. Aturan ini juga mengatur perlindungan sosial masyarakat. Bupati Bone mengerahkan koordinasi antar dinas terkait, khususnya Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Sosial agar menyampaikan kepada Camat dan Kepala Desa dalam menyebarluaskan informasi pendataan penerima BLT-Dana Desa dengan pemanfaatan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Nomor 5 tahun 2019 tentang Pengelolaan Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial
Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa, yang mengatakan bahwa:
”Setiap Desa yang ada di kabupaten Bone saat ini tengah melaksanakan Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa ini sebagaimana peraturan pemerintah yang menyatakan bahwa sebagian besar anggaran yang diterima oleh masing masing desa akan dialokasikan untuk Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa sebagai dampak adanya pandemi COVID-19 ini dan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa ini ditujukan untuk keluarga miskin dan rentan yang memenuhi kriteria serta belum menerima PKH, BPNT, dan Kartu Prakerja.”
(hasil wawancara dengan MU pada tanggal 13 April 2021)
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa saat ini tengah dilaksanakan di setiap desa yang ada di Kabupaten Bone dalam upaya pemerintah daerah dalam mengatasi pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia yang menyebabkan banyak dari masyarakat mengalami kondisi kesulitan ekonomi diakibatkan oleh pandemi COVID-19 dan adapun syarat dari penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa ini diperuntukkan untuk keluarga miskin dan rentan yang memenuhi kriteria serta belum menerima PKH, BPNT, dan Kartu Prakerja
Selanjutnya hasil wawancara peneliti dengan ALB Kepala Seksi Fasilitasi Bantuan Sosial Kesejahteraan Keluarga, yang mengatakan bahwa:
“Dengan adanya Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa,Dinas sosial mengarahkan koordinasi antar dinas terkait, khususnya Dinas Sosial, Dinas PMD, Camat, dan Kepala Desa dalam pemanfaatan DTKS sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial agar membantu mengurangi kesalahan dalam penetapan sasaran Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa”
(hasil wawancara dengan ALB pada tanggal 26 April 2021)
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa koordinasi antara setiap perangkat daerah yang ada di kabupaten Bone dalam
memperbaiki kualitas penetapan sasaran program-program perlindungan sosial. DTKS membantu perencanaan program, memperbaiki penggunaan anggaran, dan sumber daya program perlindungan sosial. hal ini akan membantu mengurangi kesalahan dalam penetapan sasaran program perlindungan sosial termasuk Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa di Desa Tappale Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.
Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa merupakan langkah yang diambil oleh pemerintah dalam mengahadapi krisis ekonomi yang terjadi saat ini dimana masyarakat sangat merasakan dampak dari adanya pandemi COVID-19 yang dimana masyarakat berada pada suatu kondisi yang serba terbatas, baik dalam aksesibilitas pada faktor produksi, peluang/kesempatan berusaha, pendidikan, fasilitas hidup lainnya. Dimana Kabupaten Bone dengan Sigap mengeluarkan regulasi dalam merespon adanya pandemi COVID-19 dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Bone dan Desa dan Dinas Sosial Kabupaten Bone melakukan tugas pembantuan dari bupati dalan rangka mempercepat penyaluran Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa.
b. Tingkat Kecamatan
Kecamatan Libureng membantu bupati dalam pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa sesuai Keputusan Bupati Bone Nomor 178 Tahun 2020 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Non Alam Pandemi COVID-19.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Sekretaris Camat Libureng
yang mengatakan bahwa:
Dana Desa ini,dengan melakukan verifikasi daftar usulan kepala keluarga miskin dan rentan calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa yang diusulkan setiap desa dan mengintruksikan kepada setiap desa agar pendataan calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa dilakukan secara cepat dan tepat agar program ini dapat dirasakan oleh masyarakat”.
(hasil wawancara dengan ASM pada tanggal 5 Mei 2021)
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Libureng sangat menginginkan Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa dapat diterima oleh masyarakat yang membutuhkan uluran tangan dari pemerintah, dan Kecamatan juga ingin agar pendataan bagi calon penerima bantuan langsung tunai di setiap desa dilakukan secara menyeluruh dengan melakukan verifikasi daftar usulan kepala keluarga miskin dan rentan calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa yang diusulkan setiap desa agar kiranya program ini diterima oleh pihak yang benar-benar membutuhkan.
Kecamatan Libureng melakukan tugas pembantuan dari regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Bone dengan melakukan verifikasi daftar usulan kepala keluarga miskin dan rentan calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa yang diusulkan setiap desa.
c. Tingkat Desa
Berdasarkan Keputusan Bupati Bone Nomor 178 Tahun 2020 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Non Alam Pandemi COVID-19 dan Berdasarkan Permendesa PDTT Nomor 6 Tahun 2020 tentang perubahan atas Permendesa PDTT nomor 11 tahun 2019, Pemerintah Desa Tappale menerbitkan Keputusan Kepala Desa Tappale Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penetapan Keluarga Penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) Tappale Kecamatan Libureng Tahun 2020, yang dimana keputusan tersebut merupakan
Tunai Dana Desa dimasa pandemi COVID-19.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Tappale mengatakan bahwa:
“Sesuai aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah Desa Tappale, pemerintah Desa Tappale dengan sigap melakukan sosialisasi Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa kemudian menyusun laporan pelaksanaan pendataan calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa dan diserahkan kepada Bupati melalui Camat”.
(hasil wawancara dengan RY pada tanggal 2 Mei 2021)
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa pemerintah Desa Tappale dengan segera melaksanakan proses laporan pelaksanaan pendataan kepada calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa setelah peraturan menteri desa dikeluarkan dengan tujuan agar masyarakat dapat mengahadapi krisis ekonomi di masa pandemi COVID-19.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Relawan Desa COVID-19 Desa Tappale, yang mengatakan bahwa:
“Setelah kepada desa Tappale menerbitkan SK penunjukan Relawan Desa COVID- 19 sebagai tim pendata bantuan kangsung tunai dana desa, kami segera melakukan pendataan di tingkat RT/RW atau konsultasi dengan Kepala Dusun.
(hasil wawancara dengan AA pada tanggal 2 Mei 2021)
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa Pembentukan relawan Desa COVID-19 merupakan Langkah yang diambil oleh Kepala Desa Tappale agar Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa bisa diterima oleh masyarakat dengan cepat dan tepat.
Pemerintah Desa Tappale menerbitkan Keputusan Kepala Desa Tappale Nomor 14 Tahun 2020 dan mengeluarkan Surat Keterangan pembentukan Relawan Desa COVID-19 dan dengan segera melaksanakan proses laporan
Desa agar masyarakat Desa Tappale dapat menjalankan roda perekonomiannya ditengah situasi pandemic COVID-19.
B. Sebagai Dinamisator
Pemerintah daerah sebagai dinamisator menggerakkan partisipasi untuk memajukan dan memelihara dinamika pembangunan daerah ketika proses pembangunan mengalami gangguan. Pemerintah berperan dengan memberikan bimbingan dan arahan yang intensif dan efektif kepada masyarakat. Pembinaan biasanya diberikan melalui penyuluh atau tim lembaga tertentu untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat.
Pemerintah akan memberikan pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat selama masa pandemi COVID-19 melalui tim penyuluh dan instansi tertentu.
Pemerintah diharapkan dapat memberikan arahan dan arahan kepada masyarakat terkait program bantuan langsung dana desa. Dapat diterima oleh orang yang membutuhkan.
Calon penerima BLT-Dana Desa sesuai dengan PMK 222/2020 tentang Pengelolaan Dana Desa. Aturan lainnya adalah Permendesa PDTT 13 tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah keluarga miskin baik yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial(DTKS) maupun yang tidak terdata yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Keluarga miskin atau tidak mampu yang berdomisili di desa bersangkutan b. Tidak termasuk dalam penerima Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu
Sembako, Kartu Pra Kerja, Bantuan Sosial Tunai (BST) dan bansos pemerintah lainnya
d. Rincian Keluarga Penerima Manfaat (KPM) berdasarkan keluarga pekerjaan ditetapkan dengan peraturan kepala desa
e. Pendataan KPM Bantuan Langsung Tunai Dana Desa mempertimbangkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Kementerian Sosial.
Tim pendata perlu memastikan bahwa kelompok rentan seperti perempuan, lansia, dan keluarga miskin yang dipimpin oleh penyandang disabilitas terdaftar sebagai calon penerima manfaat Keluarga Penerima Manfaat BLT-Dana Desa.
a. Tingkat Kabupaten
Pemerintah Kabupaten Bone semakin bersiap untuk meringankan beban masyarakat, khususnya bagi mereka yang terdampak virus COVID-19.
Pemerintah memberikan semacam dana desa bantuan tunai langsung Tujuan dari rencana pemberian program bantuan ini adalah untuk menjaga daya beli masyarakat selama masa COVID-19. Semua bantuan tersebut kemudian akan langsung disalurkan secara tunai dan disalurkan kepada seluruh masyarakat yang secara langsung atau tidak langsung menyasar masyarakat terdampak. Akan tetapi banyak dari penerima program ini yang masuk dalam calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa akan tetapi tidak terverifikasi dan gugur menjadi calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa, maka dari itu perlu adanya bimbingan dan pengarahan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui syarat penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan MU selaku Seksi Bina Pengembangan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa sebagai berikut:
“Jumlah keluarga penerima manfaat Bantuan Langsung Tunai Dana Desa mengalami penururunan pada bulan Juli sampai Desember diakibatkan oleh banyak dari penerima program ini di pindahkan ke bantuan sosial lainnya seperti PKH, BPNT, dan Kartu Prakerja lalu banyak juga
yang mereka miliki tidak terdaftar di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dinas Dukcapil) dan Dinas Sosial Kabupaten Bone ataupun tidak menerima program ini jika orang tersebut telah meninggal atau berpindah dari desa yang telah memasukkan namanya. dalam calon penerima Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa ini”.
(hasil wawancara dengan MU pada tanggal 13 April 2021)
Berdasarkan wawancara peneliti dengan informan dapat disimpulkan bahwa ada berbagai aspek yang menyebabkan jumlah Keluarga Penerima Manfaat
Berdasarkan wawancara peneliti dengan informan dapat disimpulkan bahwa ada berbagai aspek yang menyebabkan jumlah Keluarga Penerima Manfaat