• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Penyajian Data dan Analisis Data

B. Penyajian dan Analisis Data

3. Faktor Penghambat

Segala bentuk kegiatan yang diberikan oleh Lembaga Pemasyarakatan tentunya akan menemui hambatan-hambatan yang dialami. Begitu juga yang dihadapi oleh Lapas Probolinggo, terdapat beberapa hambatan yang membuat program-program pembinaan menjadi kurang efektif sebagaimana yang diharapkan oleh Lapas Probolinggo.

Terdapat beberapa hambatan yang di alami oleh Lapas Probolinggo seperti:

a. Keterbatasan Anggaran

Sesuai observasi yang dilakukan oleh peneliti faktor penghambat yang utama dalam pelaksanaan program pembinaan kemandirian Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) yaitu terkait keterbatasan anggaran. Karena Lembaga Pemasyarakatan merupakan milik pemerintah sehingga seluruh kebutuhan dananya ditanggung oleh pemerintah. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa dana yang di dapatkan dari Lembaga Pemasyarakatan tidak lah cukup.

Sehingga dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan, Warga Binaan juga menerima pekerjaan dari masyarakat sekitar supaya mereka mendapatkan penghasilan lebih untuk membeli keperluan yang dibutuhkan. 143

143 Observasi di Bagian Bimnadik Lapas Kelas IIB, Probolinggo, 13 Juni 2022

Hal ini diungkapkan oleh Irfan salah satu Warga Binaan yang melakukan pembinaan di SAE, menyatakan bahwa:

“…,Faktor penghambatnya yang pertama ada di dana mbak, kadang kita butuh peralatan ini tetapi dana tidak mencukupi jadi kadang untuk dana itu kita mengambil pekerjaan dari luar, kalau ada masyarakat yang butuh bantuan kami itu pasti kami bantu, seperti membehani mesin motor, membenahi rumah, membuat pagar atau apa aja. Untuk faktor penghambat yang lainnya itu kadang-kadang ada kegiatan di Lapas itu mbak, itu kita pasti mengutamakan Lapas jadi pekerjaan yang di SAE kita tinggal dulu.” 144

Hal ini juga sesuai dengan yang di sampaikan oleh Ahmad Wijaya, S.H. selaku yang bertanggung jawab dibagian pembinaan kemandirian, menyatakan bahwa:

“...,Untuk hambatan yang lain yaitu ada di dana mbak, jadi permodalannya yang dari Lembaga itu kurang untuk membeli perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan di bengkel.”145 Selanjutnya Siawanto Warga Binaan yang mengikut pembinaan kemandirian Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) megatakan bahwa:

“Ada mbak, yang pertama tentu kita terhambat di dana, karena dana yang diberikan oleh Lapas itu sangat minim sekali, dan yang kedua yaitu faktor penghambatnya ya ketika saya lagi ada kerjaan di SAE tiba-tiba staf Lapas menyuruh saya untuk membenahi fasilitas-fasilitas disana yang rusak. Hal itu yang membuat pekerjaan saya jadi terbengkalai kadang sampek berminggu-minggu seperti itu mbak.”146

Setelah melakukan wawancara terhadap informan diatas dapat diketahui bahwa faktor penghambat yang ada di pembinaan kemandirian yaitu terkait dengan dana, karena dana yang telah

144 Irfan, diwawancarai oleh penulis, Probolinggo, 13 Juni 2022

145 Ahmad Wijaya, diwawancarai oleh penulis, Probolinggo, 13 Juni 2022.

146 Siswanto, diwawancarai oleh penulis, Probolinggo, 13 Juni 2022.

diberikan oleh Lapas Probolinggo tidak mencukupi. Oleh karena itu Warga Binaan yang bekerja di SAE mengambil pekerjaan dari luar seperti masyarakat sekitar yang ingin membenai motor, membenai rumah, membuat pagar rumah dan sebagainya. Kurangnya anggaran dalam pelaksanaan pelatihan program pembinaan kemandirian merupakan penghambat utama sehingga Warga Binaan mengambil pekerjaan dari luar untuk menambah penghasilan lebih yang digunakan untuk membeli keperluan yang dibutuhkan.

b. Kurangnya Minat Warga Binaan

Faktor penghambat lainnya berasal dari kurangnya minat Warga Binaan dalam mengikuti program pembinaan yang ada di Lapas Probolinggo, hal tersebut menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program pembinaan. Sebagaimana yang di jelaskan oleh salah satu staf Lapas yang bertanggung jawab dibagian pembinaan SAE, Ahmad Wijaya, S.H. menyatakan:

“Ada beberapa hambatan yang dialami pada saat proses pelaksanaan kegiatan berlangsung yaitu kurangnya minat Warga Binaan untuk mengikuti program SAE sehingga saat ini tidak ada yang melanjutkan untuk pembuatan pot bunga, karena Warga Binaan yang bertugas sedang menjalankan sanksi di dalam Lapas,..”147

Setelah melakukan wawancara terhadap informan diatas dapat diketahui bahwa kurangnya minat Warga Binaan dalam mengikuti program pembinaan kemandirian, hal ini menyebabkan tempat pembuatan pot bunga jadi terbengkalai, tidak ada lagi yang bekerja

147 Ahmad Wijaya, diwawancarai oleh penulis, Probolinggo, 13 Juni 2022.

dibidang tersebut. Sehingga diharapkan staf Lapas yang bertanggung jawab di bidang pembinaan kemandirian ini diharapkan untuk menyaring lagi Warga Binaan yang ada di Lapas Probolinggo diarahkan untuk mengikuti program pembinaan kemandirian yang ada di Lapas Probolinggo.

c. Rasa Malas

Berdsarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti faktor penghambat lainnya yaitu berasal dari Warga Binaan sendiri, dimana hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi terhadap Warga Binaan. Dalam mengikuti program pembinaan Warga Binaan masih memiliki rasa malas. Adanya rasa malas dalam diri Warga Binaan membuat jalannya program pembinaan ini menjadi terhambat, karena dalam mengikuti pembinaan kepribadian Warga Binaan terkadang memiliki rasa jenuh, malas dan kurangnya motivasi dalam menjalani program pembinaan. 148Seperti yang diungkapkan oleh Machmud Yunus selaku penanggung jawab pembinaan kepribadian mengatakan:

“Kalau faktor penghambatnya pasti ada mbak, contohnya kalau dari Warga Binaannya sendiri kadang mereka merasa malas, jadi peserta yang mengikuti pembinaan menjadi berkurang,…”149

Selanjutnya Hadi Warga Binaan yang mengikuti pembinaan kepribadian, mengatakan bahwa:

148 Observasi di Bagian Bimnadik Lapas Kelas IIB, Probolinggo, 13 Juni 2022

149 Machmud Yunus, diwawancarai oleh penulis, Probolinggo, 15 Juni 2022.

“Ada mbak, kalau faktor penghambatnya itu kadang-kadang ada temen-temen WBP yang malas, tidak mengikuti pembinaan. Setiap adanya kegiatan pembinaan pasti ada saja WBP yang tidak mengikuti pembinaan tersebut mbak,.... ”150

Selanjutnya Yudi Warga Binaan yang mengikuti pembinaan kepribadian, mengatakan bahwa:

“Kalau hambatan mengikuti pembinaan ini mbak itu yang saya alami sendiri yaitu rasa malas yang ada di diri saya mbak, kadang-kadang itu saya merasa malas kalau ada kegiatan tausiah atau hadrah seperti itu mbak.”151

Berdasarkan hasil observasi dan pernyataan subyek dalam proses wawancara diatas. Peneliti juga mendapatkan daftar hadir peserta pembinaan kepribadian, dimana yang mengikuti pembinaan tersebut sangatlah sedikit. Kurangnya motivasi Warga Binaan dan adanya rasa malas yang dimiliki Warga Binaan dapat menghambat jalannya program pembinaan, jalannya pembinaan kepribadian ini menjadi tidak efektif dan produktif apabila Warga Binaan masih memiliki rasa malas. Untuk mengurangi rasa malas yang ada pada diri Warga Binaan petugas yang bertanggung jawab di bagian pembinaan kepribadian harus memberikan motivasi kepada Warga Binaan agar menjadi semangat lagi dalam mengikuti program pembinaan.152

Berdasarkan hasil dokumentasi yang di dapatkan oleh peneliti Adanya faktor penghambat dapat menyebabkan program kegiatan yang dilakukan di Lapas Probolinggo menjadi kurang maksimal dan

150 Machmud Hadi, diwawancarai oleh penulis, Probolinggo, 15 Juni 2022.

151 Machmud Yudi, diwawancarai oleh penulis, Probolinggo, 15 Juni 2022.

152Observasi di Bagian Bimnadik Lapas Kelas IIB, Probolinggo, 13 Juni 2022

efektir. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan anggaran, dimana dana yang di dapatkan dari Lembaga Pemasyarakatan tidak lah cukup.

Sehingga dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan, Warga Binaan juga menerima pekerjaan dari masyarakat sekitar supaya mereka mendapatkan penghasilan lebih untuk membeli keperluan yang dibutuhkan. Faktor penghambat lainnya berasal dari kurangnya minat Warga Binaan, kurangnya minat Warga Binaan dalam mengikuti program kemandirian, disebabkan karena tidak sedikit Warga Binaan berasumsi bahwa seseorang yang pernah dijatuhi pidana penjara mereka tidak akan bisa lagi memperoleh pekerjaan, sehingga para Warga Binaan tidak begitu tertarik untuk mengikuti pembinaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan. Adapun faktor penghambat yang terakhir yaitu disebabkan oleh adanya rasa malas yang ada pada diri Warga Binaan, Rasa malas berasal dari Warga Binaan sendiri, mereka tidak berfikir bahwa kegiatan yang mereka lakukan sangat bermanfaat bagi dirinya karena dapat memperbaiki mental atau watak pada Warga Binaan. untuk mengurangi rasa malas yang ada pada diri Warga Binaan para petugas Lapas harus memberikan motivasi kepada Warga Binaan agar menjadi semangat lagi dan memiliki rasa sungguh-sungguh dalam mengikuti program pembinaan.153

153 Bimnadik Lapas Kelas IIB, “Tujuan Lapas Probolinggo”, Probolinggo, 13 Juni 2022

Dokumen terkait