• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam rangka menjaga reliabilitas data yang ada makan akan dilakukan dua macam reliabilitas, yaitu Reliabilitas Interkoder (Reproducibility) dengan tujuan agar analisis data yang disusun tidak bersifat subjektif sehingga data dianalisis oleh dua orang koder atau lebih yang kemudian dicocokan jumlah kesepakatan dalam kategori tersebut untuk dengan cara menghitung koefisien reliabilitas untuk kemudian dilihat apakah analisis datanya reliabel atau tidak.

Karena keterbatasan waktu, maka pengukuran reliabilitas pada penelitian ini akan menggunakan cara sebagai berikut:

1. Rater pertama menganalisis data yang diperoleh dan disusunlah kategorisasi data

2. Selanjutnya, rater kedua menganalisis data berdasarkan kategorisasi data yang sudah terbentuk dan apabila menurut rater kedua ada data yang ada tidak bisa dimasukkan kedalam kategori yang sudah tersusun maka rater kedua akan membentuk kategori yang baru.

Cara ini sesuai dengan cara yang disebutkan oleh William M.K. Trochim (2006) pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini, proses rating dilakukan oleh dua rater, yaitu peneliti dan seorang rater yang memiliki karakteristik yang serupa dengan rater, yaitu: wanita, mahasiswa semester akhir, sedang kuliah di fakultas psikologi, dan berada pada usia yang sama.

Tabel analisis data yang disusun oleh rater kedua dapat dilihat di lampiran untuk nantinya dapat dibandingkan dengan tabel analisis data yang ada di sub bab sebelumnya.

Berikut ini merupakan penghitungan koefisisen reliabilitas dari analisis data yang dilakukan oleh peneliti dan koder 2:

ࡼ ࡭=

PA = ଵ ଴ ଽ ଴ ଵ ଶ ସ ଷ

PA = 0, 88

Dari penghitungan koefisien reliabiitas di atas, tampak bahwa analisis data ini memiliki reliabilitas interkoder yang tinggi.

86 A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan berdasarkan hasil analisis data sebagai berikut:

1. Pria dan wanita memaknai persahabatan dengan lawan jenis sebagai

suatu bentuk hubungan yang intim dimana kedua belah pihak saling memberi dan menerima (simbiosis mutualisme), memungkinkan subjek untuk berkembang secara personal, lebih mengenal lawan jenis dan bersifat abadi.

2. Dengan menjalin persahabatan dengan lawan jenis, individu akan

memperoleh 3 jenis keuntungan, yaitu keuntungan secara emosional, kognitif, dan juga keuntungan secara finansial.

3. Selain merasakan keuntungan, individu juga merasakan kerugian ketika menjalin persahabatan dengan lawan jenis, antara lain individu mengalami beban secara emosional, kemungkinan bahwa individu akan menyukai sahabatnya sendiri, dan adanya respon sosial yang negatif ketika individu terutama wanita menjalin persahabatan dengan lawan jenis.

Secara umum terdapat beberapa kesamaan dalam cara pria dan wanita mempersepsikan makna, keuntungan, dan kerugian yang mereka

rasakan ketika menjalin persahabatan dengan lawan jenis, namun dalam beberapa hal pria dan wanita memiliki sudut pandang yang berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu: adanya perbedaan evolusioner antara pria dan wanita, perbedaan gender (perbedaan sifat dasar pria dan wanita), lingkungan budaya (dalam cara memperlakukan wanita dengan jantan, pandangan masyarakat terhadap persahabatan antara pria dan wanita).

B. SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal ini:

1. Bagi subjek penelitian dan individu yang memiliki sahabat yang berbeda

jenis kelamin yang membaca penelitian ini

 Dari hasil penelitian, tampak bahwa pria dan wanita memiliki sudut

pandang yang berbeda dalam memandang persahabatan mereka dengan lawan jenis sehingga dengan membaca penelitian ini diharapkan agar pembaca lebih memahami perbedaan yang ada di antara dirinya dan sahabat terkait dengan perbedaan gender, perbedaan individu, perbedaan evolusioner, maupun perbedaan latar belakakng budaya sehingga pembaca dapat berusaha untuk menjaga persahabatan mereka agar menjadi lebih harmonis dan bisa bertahan lama bahkan kekal.

2. Bagi Penelitian berikutnya

 Sebisa mungkin lebih mengontrol beberapa variabel yang juga

sangat mempengaruhi persahabatan antara pria dan wanita, seperti status (perkawinan ataupun pacaran), batasan mengenai definisi persahabatan antara pria dan wanita, ataupun latar belakang budaya yang juga merupakan salah satu keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini.

 Semakin memperdalam kajian penelitian mengenai keuntungan dan

kerugian dalam menjalin persahabatan dengan lawan jenis terkait dengan motivasi individu untuk memulai persahabatan ataupun mengakhiri persahabatan karena pada dasarnya variabel keuntungan dan kerugian seringkali menjadi dasar pertimbangan bagi individu sebelum mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu termasuk untuk memulai ataupun memutuskan untuk mengakhiri suatu hubungan (persahabatan)

3. Bagi Masyarakat

 Diharapkan agar dengan adanya penelitian ini masyarakat dapat

lebih memahami bahwa persahabatan yang terjalin di antara pria dan wanita khususnya yang terjalin di kalangan mahasiswa yang berada pada usia dewasa awal tidak selalu mengarah pada kecenderungan untuk melakukan hal-hal yang melanggar norma ataupun

(berselingkuh ketika salah satu individu telah memiliki pasangan) sehingga dapat mengurangi adanya respon ataupun pandangan sosial yang negatif ketika melihat dua individu yang berbeda jenis kelamin menjalin persahabatan.

90

Anita, Ade. 2004. Bersahabat dengan Lawan Jenis. http://www.kafemuslimah.com/article_detail.php?id=448. Diakses tanggal: 11 September 2009.

Anonim. 2003. Study Suggests Difference Between Female And Male Sexuality. http://www.sciencedaily.com/releases/2003/06/030613075252.html. Diakses tanggal : 30 Oktober 2007.

Anonim. 2005. FRIENDSHIP (Stanford Encyclopedia of Phylosophy). http://plato.stanford.edu/entries/friendship/. Diakses tanggal : 27 September 2007

Anonim. 2005. Men and Women: No Big Difference. http://www.psychologymatters.org/nodifference.html. Diakses tanggal: 27 September 2007

Anonim. 2007. Gender Differences. http://en.wikipedia/org/wiki/Gender_differences. Diakses tanggal: 27 September 2007.

Anonim. 2007. Friendship. www.infed.org/biblio/friendship.htm. Diakses tanggal: 27 September 2007

Anonim. 2007. Friendship and Education.

www.infed.org/biblio/friendship_and_education.htm. Diakses tanggal: 27 September 2007

http://shaktipower.wordpress.com/2007/01/17/female-friendship

/.

Diakses tanggal: 28 Oktober 2007.

Anonim. 2007. Research on The Dimensions of Older Adult Friendship. http://medicine.jrank.org/pages/659/Friendship-Research-on-dimensions-older-adult-friendship.html. Diakses tanggal: 30 Oktober 2007.

Anonim. 2007. Gender Differences: Introduction. http://web.syr.edu/~jaclar01/gender.html. Diakses tanggal: 12 November 2007.

Anonim. 2007. Persahabatan Tanpa Cinta? Bisa Kok! http://www.bloggaul.com/spider_bonyok/readblog/67399/persahabatan-tanpa-cinta-bisa-kok?op=searchblog. Diakses tanggal: 11 September 2009.

Anonim. 2008. Friendship: Definition And Characteristics, Benefits Of Friendship, Voluntariness And Contextual Factors In Friendship, Friendships Throughout Childhood. http://family.jrank.org/pages/666/Friendship.html. Diakses tanggal: 18 September 2008.

Anonim. 2008. Tahapan Perkembangan Manusia. http://mercusuarku.wordpress.com/2008/08/10/perkembangan-manusia/.

Diakses tanggal: 23 September 2008.

Andrist, Debra d. 2007. Male Versus Female Friendship in Don Quijote. http://www.hnet.org/~cervantes/csa/articf83/andrist.htm. Diakses tanggal: 30 Oktober 2007

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Berkowitz, Gale. 2002. UCLA Study On Friendship Among Women : An alternative to fight or flight. http://www.anapsid.org/cnd/gender/tendfend.html. Diakses tanggal : 5 Oktober 2007.

Bleske, April. L. & David M. Buss. 2000. Can Men and Women Be Just Friends? http://homepage.psy.utexas.edu/HomePage/Group/BussLAB/pdffiles/just_fri ends_2000.pdf.Diakses tanggal: 07 Mei 2008

Brizendine, Louann. 2006. The Female Brain. Jakarta: UFUK PRESS, PT. Cahaya Insan Suci

Buote, Vanessa M., Pancer Mark. S., Pratt Michael W., Adams, G., Lefcovitch, Shelly B., Polivy J., Wintre, Maxine G. 2007. The Importance of Friends: Friendship and Adjusment Among 1st-Year University Student. http://jar.sagepub.com/cgi/content/abstract/22/6/665. Diakses tanggal 07 Mei 2008

Carroll, Misty N. 2002. Gender Differences in Trust and Loyalty within Single Sex Friendships. http://clearinghouse.missouriwestern.edu/manuscripts/397.asp. Diakses tanggal : 16 September 2007.

Chaerunnisa. 2008. Persahabatan Pria dan Wanita, bisakan? http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/04/16/197/101254/pe rsahabatan-pria-dan-wanita-bisa-kan. Diakses tanggal: 11 September 2009

Creswell, J. W. 2002. Educational Research : Planning, Conducting, and Evaluating Qualitative and Quantitative Research.New Jersey: Merrill Prentice Halll.

Creswell, John W. (1998). Qualitative inquiry and research design: choosing among five traditions.USA: SAGE Publication

Elkins, Leigh E. dan Christopher Peterson. 2003. Gender Differences in Best Friendships. http://findarticles.com/p/articles/mi_m2294/is_n7-8_v29/ai_14853625/pg_8. Diakses tanggal: 31 Oktober 2007

Ferrell, Michael. 2007. Can Men And Women Be Friends? Or When Harry Met Sally Did He Really Just Want to Jump Her Bones? http://www.hereinmaine.com/relationships/27519.php. Diakses tanggal: 08 Maret 2008.

Floyd, K. 1995. Gender and Closeness Among Friends and Siblings. The Journal of Psychology, 129n2, 193.

French, Doran C., Sri Pidada, Andrea Victor. 2005. Friendship of Indonesian and United States Youth. http://jbd.sagepub.com/cgi/reprint/29/4/304. Diakses tanggal: 07 Mei 2008

Gray, John. 2004. Truly Mars and Venus. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Hartup, W. W., & Stevens, N. 1997. Friendship and Adaptation in The Life Course.

Psychological Bulletin, 121, 355-370.

Harvey, Vickie. 2003. "We're Just Friends": Myth Construction As A Communication Strategy In Maintaining Cross-Sex Friendships. http://nova.edu/sss/QR?QR8-2/garvey.pdf. diakses tanggal: 17 Agustus 2009

Huffman, Karen; Mark Vernoy; dan Judith Vernoy. 1997. Psychology in Action 4th ed.United State of Amerika: John Wiley & Sons, Inc.

Iswanto. 2007. Persahabatan Dalam Perspektif Etika Kristen. http://forumteologi.com/blog/2007/12/29/persahabatan-dalam-perspektif-etika-kristen/. Diakses tanggal: 23 September 2008.

Kapalan, D. L., & Keys, C. B. 1997. Sex and Relationship Variables as Predictors of Sexual Attractions in Cross-Sex Platonic Friendship between Young Heterosexsual Adults. Journal of Social and Personal Relationship, 14, 191-206.

Kountour, R. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis.Jakarta: PPM.

Krippendorff, Klaus. 2004. Content Analysis: An Introduction to Its Methodology. 2ndedition.Thousand Oaks, CA: Sage.

Monsour, M., Beard, C., Harris, B. & Kurzweil, N. 1994. Challenges Confronting Cross-Sex Friendship: Much ado about Nothing?Sex Roles, 31, 55-77.

Neuendorf, Dr. Kimberly A. 2002. The Content Analysis Guidebook Online. http://academic.csuohio.edu/kneuendorf/content/. Diakses tanggal: 11 ei 2009-06-11

O’ Connor, P. 1992. Friendship Between Women: A Critical Review.New York: The Guilford Press.

Poerwandari, E.K. (1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.

Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Tokuno, K. A. 1986. The Early Adult Transition and Friendship: Mechanism of Support.Adolesence, 21, 593-606.

Traustadottir, Rannveig. 2007. Gender Patterns In Friendship. http://thechp.syr.edu/genpat.htm. Diakses tanggal: 5 Oktober 2007.

Trochim, William M.K. 2006. Types of Realibility. http://www.socialresearchmethods.net/kb/reltypes.php. Diakses tanggal: 11 Juni 2009.

Turner, Elizabeth R.. 2007. The Differences In Levels Of Trust In Male And Female

Same-Sex Friendships.

http://clearinghouse.missouriwestern.edu/manuscripts/384.asp. Diakses tanggal: 25 Oktober 2007

Santrock, John W. 1995. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid II 5thed.Jakarta : Erlangga.

Septiyadi, Rosian YB. 1997. Perbedaan Kemampuan Asertif Antara Remaja Putra dan Remaja Putri dalam Relasi Persahabatan. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Shaughnessy, John J. dkk. 2006. Research Methods in Psychology 7th edition. New York: Mc Graw Hill Higher Education.

Sugiono. 2000. Statistika untuk Penelitian.Bandung: CV. Alfabeta

Suryabrata, S. 1998. Metodologi Penelitian.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Weber, Robert Philip. 1990. Basic Content Analysis Second Edition. United States of America: Sage Publication, Inc.

Dokumen terkait