• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Keadaan Guru

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, dalam usaha mengantarkan siswa kepada kedewasaan baik dalam berfikir maupun dalam bertingkah laku. Oleh karena itu, guru dituntut keahliannya dalam mengajar dan mendidik siswanya, agar ilmu dan bidang studi yang diajarkan mudah

diserap dan ditransfer anak didik. Dengan demikian, nampak jelas bahwa menjadi guru bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan, sebab keberhasilan suatu sekolah khususnya di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala tergantung pada aktivitas dan kreativitas seorang guru dalam memberikan bimbingan dan pembelajaran terhadap siswa.

Kemudian klasifikasi tenaga pendidik di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala sebanyak 68 orang termasuk pimpinan sekolah. Untuk mengetahui lebih jelas keadaan jumlah guru dan mata pelajaran yang di ajarkannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Pimpinan SMK Muhammadiyah 2 Bontoala

No Nama Jabatan

1 Abdul. Munir, S.Pd, M.Ag NBM:826705

Kepala Sekolah

2 Drs.Muri Khalid,M.Pd.I Wakasek Humas/Urs. Industri

3 Ka’bai S.Pd Wakasek UrusanSarana

4 Agus Purwanto,S.Pd

Nip: 19690822 200701 1 002

Wakasek Kurikulum

5 Ir.H.A.Rosihan Wakasek Urusan SDM

6 Muhammad Said,A.Mk Kaur.Keuangan

7 Ahmad Amiruddin,S.Pd Wakasek Kesiswaan Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMK Muhammadiyah 2 Bontoala

Tabel 2

Keadaan guru di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala

No Mata Pelajaran Nama Guru Jumlah

1 Pendidikan Agama dan

Budi Pekerti Dra. Hj. Sitti. Zaenabo Syamsuddin, Sag Hasanuddin, M.Pdi Nur Syamsi Hasyim, Spd Fikri Gasali, S.Pdi

5 orang

2 PKN Abdul Munir, Mag, S.pd

Nilawati, S.pd Andi Rostiati, SH

3 Orang

3 Bahasa Indonesia Mustiah Eni, S.S Masri, S.pd

Andi Marliah, S.Pd Ummussalama S.Pd/

Nurwaidah S.Pd

5 Orang

4 Matematika Muh. Said, S.Pd

Drs. Firdaus Yusuf, S.Pd Nurjannah, S.Pd

Drs. Muh. Ali Hermawati, Yp

5 Orang

5 Sejarah Indonesia Drs. Muri Khalid

Nur Rahmi Ulul Asmi 2 Orang 6 Bahasa Inggris Ka’bai, S.Pd

Kurnia Ningsih S.Pd Suharto, S.Pd

3 Orang

7 Seni Budaya Suharto, S.Pd

Hj. Karyanti Andi Sahabu, M.Si

Suhardi Syam, S.Pd

3 Orang

8 Prakarya dan

Kewirausahaan Ir. H. Ahmad Rosihan

Andi Rosnaeti, ST 2 Orang 9 Pendidikan Jasmani,

10 Kemuhammadiyahan Drs. Firdaus Yusuf Abdul Munir, S.Pd

Nur Syamsi Hasyim, Spd 6 Orang

Agus Purwanto, S.Pd Fikri Algasali, S.Pdi Hasanuddin, M.Pdi 11 Bahasa Arab Muh. Ilham, S.Pd

Syamsuddin, S.Ag Surahmat Rahmawan Sidiq Fiqi. R

4 Orang

12 Fisika Muhammad Ilham, S.Pd

Nuriyah, S.Pd 2 Orang

13 Kimia Drs. Sukri

Nuriyah, S.Pd 2 Orang

14 Simulasi Digital Ramlah, S.Kom 1 Orang

15 Pemeliharaan Chasis

kelistrikan TKR dan TLDO

Pemekiharaan

kelistrikan TKR dan TLDO

Pemekiharaan

kelistrikan TKR dan TLDOPemekiharaan

kelistrikan TKR dan TSM

Pemekiharaan mesin

19 TDO Niswah S.Pd 1 Orang

20 Gambar Teknik

Otomotif Drs. Abd. Wahab 1 Orang

21 Kejuruan TAV Agus Purwanto, S.Pd Nur Kahar, S.Pd Ahmad Soliqin, S.Pd

3 Orang

22 Kejuruan TKM Ahmad Amiruddin, S.Pd Ahmad Thoriq, S. Kom. Mt Abdullah, S.Pd

Sahar Chaca

4 Orang

23 Kejuruan TKJ Muh. Sadik, S.Kom Budiarman Wajid, S.Kom

Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMK Muhammadiya 2 Bontoala

Tabel 3

Nama Staf Tata Usaha

No Nama Alamat Ibu Kandung

1 Riski Amalia Tallo Rachmawati

2 Hajiwadang Bontoala Suratman

3 Nur Rahmi Ulul Asmi Bontoala Rehana

4 Safaruddin --- Saniah

5 Sahar --- St. Harah

6 Wahyudi Hafsah

Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMK Muhammadiya 2 Bontoala 3. Keadaan siswa

Keadan siswa SMK Muhammadiyah 2 Bontoala, pada tahun pelajaran 2016/2017 menampung 1043 siswa dengan perincian kelas X sebanyak 297 siswa, kelas XI sebanyak 378 siswa, kelas XII sebanyak 368 siswa, dapat dilihat pada tebel berikut :

Table 4

Keadaan Siswa SMK Muhammadiyah 2 Bontoala

N o

Program Keahlian

Keadaan Siswa

Kelas X Kelas XI Kelas XII

L P L P L P

1 Perbankan 4 21 4 13 4 31

2 Tehnik Audio Video 12 2 19 0 26 2

Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMK Muhammadiya 2 Bontoala 4. Keadaan Fasilitas Sekolah

SMK Muhammadiyah 2 Bontoala memiliki fasilitas yang dapat dikategorikan sangat memadai yang dapat mendukung keberlangsungan proses pembelajaran yang produktif. Adapun beberapa fasilitas yang terdapat di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar, yakni :

Tabel 4

Keadaan Fasilitas Sekolah SMK Muhammadiyah 2 Bontoala

No Fasilitas Jumlah

1 Ruang Kepala Sekolah /Ruang Wakil Kepala Sekolah

1

2 Ruang Guru 1

3 Ruang Pelayanan Administrasi 1

3 Teknik Komputer jaringan 30 5 33 7 16 16

4 Teknik Komputer Multimedia 34 16 45 35 53 37 5 Tehnik Otomotif Kendaraan

Ringan

40 0 87 0 73 0

6 Tehnik Sepeda Motor 64 0 84 0 62 0

7 Akutansi 5 28 3 18 2 21

8 Administrasi Perkantoran 2 34 3 34 2 21

Jumlah 191 106 278 100 238 13

0 Jumlah Siswa Keseluruhan 1043

4 Ruang perpustakaan 1

5 Ruang Belajar/Kelas 33

6 Ruang Unit Produksi 1

7 Ruang Ibadah/Mushollah 1

8 Ruang Kantin Sekolah 1

9 Toilet/WC 9

10 Ruang Gudang 1

11 Ruang BP/BK 1

12 Ruang Osis 1

13 Ruang Penjaga Sekolah 1

14 Lapangan Upacara 1

15 Ruang Praktek Komputer 1

16 Ruang Lab Multimedia 1

17 Ruang Praktek Gambar Teknik 1

18 Ruang Praktek Teknik Kendaraan Ringan 1 19 Ruang Praktek Teknik Sepeda Motor 1

20 Ruang Praktek Teknik Audio-Video 1

Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMK Muhammadiya 2 Bontoala

B. Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Muhammadiyah 2 Bontoala

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Muhammadiyah 2 Bontoala adalah guru melakukan berbagai macam

kegiatan seperti yang penulis ketahui bahwa guru Pendidikan Agama Islam melakukan proses pembelajaran sebelum memulai mata pelajaran guru melakukan kegiatan-kegiatan seperti:

a. Kegiatan awal

1. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdoa bersama siswa

2. Absensi

3. Siswa menyiapkan kitab suci Alquran

4. Secara bersama-sama siswa membaca Alquran selama 2-10 menit 5. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan

dengan kompetensi dasar yang dicapai.

b. Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti guru dan para siswa melakukan beberapa kegiatan sebagai seperti untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi pembelajaran, guru mengawali dengan mengajukan pertanyaan. Setelah itu guru menunjuk siswa yang sudah mengerti tentang materi yang diajarkan untuk menjelaskan ulang kepada teman-temannya dibawah bimbingan guru. Setelah para siswa selesai mendengarkan secara klasikal, guru menunjuk beberapa siswa untuk menerangkan kembali. Setelah itu guru menyuruh siswa untuk merangkum kembali materi yang diajarkan.

c. Kegiatan akhir (penutup)

Guru menjelaskan kembali tentang materi yang sudah diajarkan kepada siswa sebagai penutup materi pembelajaran, setelah itu guru menyarankan siswa agar rajin mempelajari materi-materi yang sudah diajarkan, kemudian guru menutup atau mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca “hamdallah”, setelah membaca “hamdallah” siswa mengucapkan salam sebelum keluar.

Itulah proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan oleh guru SMK Muhammadiyah 2 Bontoala.

Menurut Bapak Hasanuddin Djali, M.Pd.I guru Pendidikan Agama Islam di sekolah SMK muhammadiyah 2 bontoala mengatakan bahwa:

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam berjalan dengan lancar dan penuh semangat, hal itu terjadi karena hubungan timbal balik antara guru dan murid. Terutama di dalam kelas ketika proses pembelajaran, interaksi antar guru dan murid berjalan dengan aktif, maksudnya ketika guru menerangkan materi yang diajarkan siswa aktif mendengarkan penjelasan, kemudian siswa aktif menanyakan apa-apa yang belum mereka pahami dengan baik, dan ini menunjukkan adanya hubungan antara guru dan murid berjalan positif. Sebelum menerima pelajaran siswa dibiasakan membaca do'a bersama-sama. Hal ini dilakukan setiap hari menjelang pelajaran dimulai. Dengan demikian pembiasaan akhlak yang baik akan ditanamkan secara terus menerus di mulai dari hal yang sekecil-kecilnya. (wawancara tanggal 13 Agustus 2016)

Menurut Bapak Syamsuddin, S.Ag guru Pendidikan Agama Islam SMK Muhammadiyah 2 Bontoala mengatakan bahwa:

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala sangat berjalan dengan bagus dan baik, karena pembelajaran di sekolah ini sangat relevan dengan kurikulum, terkadang pembelajaran yang secara berlangsung itu sesuai dengan keadaan dan situasi para peserta didik sehingga melahirkan proses

pembelajaran yang dinamis baik dari strategi maupun metode pembelajaran itu sendiri. (wawancara 27 agustus 2016)

Menurut Bapak Fikri Gasali, S.Pdi guru Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 2 bontoala mengatakan bahwa:

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam memberikan Perhatian yang sangat besar, karena perkembangan siswa semakin maju, semakin kritis, cenderung meniru dan ingin mencoba apa yang mereka lihat dan yang mereka dengar, dan hal ini perlu mendapatkan pengarahan yang bersifat positif, dan semua itu selalu di perhatikan dan diarahkan, seperti cara berpakaian dan tingkah lakunya serta kesiapan siswa terutama kesiapan mentalnya dalam menerima pelajaran, dan apabila semua sudah dalam keadaan kondusif barulah digunakan free test guna untuk mengukur kemampuan siswa tentang penguasaan materi pelajaran yang belum dan sudah mereka dapatkan, selanjutnya barulah mereka menyampaikan materi pelajaran yang akan diajarkan. Jadi pelajaran Agama islam yang telah diberikan dapat juga dipadukan dengan pendalaman terhadap dalil-dalil Al-qur'an dan Hadits yang telah diberikan. (wawancara 13 Agustus 2016).

Ketiga pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa, dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Muhammadiyah 2 bontoala menekankan nilai praktis, artinya titik akhir dari pengajaran materi ini adalah bagaimana siswa harus mampu bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan akhlak yang telah diajarkan oleh guru yang bersumber dari Al-qur'an dan Al-hadits melalui referensi beberapa buku sebagai acuan pengajaran, berdasarkan kurikulum di sekolah itu sendiri dan guru harus memberikan perhatian lebih terhadap siswa agar meningkatkan prestasi belajarnya serta mencapai tujuan pendidikan.

C. Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa SMK Muhammadiyah 2 Bontoala

Tingkat kecerdasan emosional siswa SMK Muhammadiyah 2 Bontoala berkategori sedang karena masih ada prilaku yang tidak terpuji yang dilakukan oleh sebagian siswa contohnya berkelahi, mengejek temannya, bolos sekolah dan lain sebagainya yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Untuk mencegah masalah timbulnya prilaku tidak terpuji ini SMK Muhammadiyah 2 Bontoala maka kepala sekolah membentuk guru-guru pembina dalam berbagai bidang, misalnya dalam bidang organisasi ada IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah), dan Tapak Suci, biasanya juga dilakukan pengajian bersama peserta didik di mesjid Raya Makassar. Dengan adanya kegiatan tersebut maka tentu memberikan pemahaman keagamaan terhadap siswa agar ada perubahan serta kesadaran pada diri siswa, sehingga siswa terbina dengan prilaku-prilaku yang baik.

Menurut Dra. Hj. Sitti. Zaenabo guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:

Untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa, guru Pendidikan Agama Islam SMK Muhammadiyah 2 Bontoala melakukan berbagai macam upaya yaitu:

a. Memberi tauladan kepada anak didik. Artinya guru memberikan contoh-contoh yang baik, untuk selanjutnya dapat diikuti oleh murid.

b. Melatih dan membiasakan siswa untuk selalu beribadah kepada Allah Swt, bersabar dan menyelesaikan masalah dengan baik.

c. Anjuran, suruhan dan perintah baik dari guru maupun orang tua di rumah, agar senantiasa melaksanakan shalat, bersopan santun dan bertutur sapa yang terhadap siapa saja.

d. Memberikan hadiah sebagai pendorong kepada siswa, agar dapat bersungguh-sungguh melaksnakan sesuatu, misalnya, puasa.

e. Melarang anak didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik.

f. Memberi hukuman, apabila perintah tidak dilaksanakan.

Hukuman ini tidak sampai menyakiti mereka. (wawancara 26 Agustus 2016)

Menurut Fikri Gasali, S.Pdi guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:

Guru Pendidikan Agama Islam telah mengajarkan berbagai macam ajaran yang terkandung dalam islam untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa SMK Muhammadiyah 2 bontoala seperti Islam Mengajarkan siswa untuk selalu berbuat baik terhadap sesama. (wawancara 13 Agustus 2016)

Menurut Mifta riskiana andi kelas XII Mitra b mengatakan bahwa:

Tingkat kecerdasan emosional siswa SMK Muhammadiyah 2 bontoala itu masih kurang atau masih bernilai standar karena masih ada sebagian siswa yang kurang memahami dan mengamalkan apa yang diajarkan oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam, sehingga melahirkan perilaku-perilaku tidak terpuji, adapun perilaku tidak terpuji yaitu masih ada siswa yang melakukan perkelahian tapi jarang, dan ada juga yang sering mengejek teman-temannya, bolos sekolah, sering marah dan lainnya. Adapula siswa yang mampu melahirkan perilaku-perilaku terpuji seperti, selalu sabar, giat belajar, jujur, disiplin, dan mengamalkan apa yang di ajarkan oleh gurunya salah satunya mengenai keimanan, ketakwaan sehingga melahirkan akhlak mulia. (wawancara, 15 agustus 2016)

Berdasarkan ketiga hasil wawancara siswa di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa tingkat kecerdasan emosional siswa di SMK Muhammadiyah 2 bontoala berkategori standar atau sedang, hal itu

ditandai dengan adanya perubahan pada tingkah laku siswa yang sebelumnya banyak melakukan perkelahian, bolos sekolah, dan lain-lain.

Namun sekarang hal itu jarang terlihat, mereka sudah mulai mematuhi peraturan yang ada, karena guru Pendidikan Agama Islam telah berusaha dan berupaya serta menanamkan akhlak yang baik terhadap siswa sesuai dengan ajaran Islam. Dan adapula sebagian siswa melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Hal itu ditandai dengan adanya perilaku-perilaku tidak terpuji yang tertanam pada dirinya karena pengaruh lingkungan.

D. Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Menumbuhkan Kecerdasan Emosional Siswa SMK Muhammadiya 2 Bontoala

Peranan Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan kecerdasan emosional siswa SMK Muhammadiyah 2 Bontoala yaitu menanamkan sikap-sikap terpuji dari kalbu dan akal yakni menanamkan sikap bersahabat, kasih sayang, empati, takut berbuat salah, keimanan, beradaptasi, dorongan moral, serta berkomunikasi dengan baik dan peduli terhadap sesama. Karena pendidikan Agama Islam mengajarjakan agar membina pribadi muslim yang sempurna dan beribadah kepada Allah SWT. termasuk salah satunya adalah akhlak mulia.

Menurut Bapak Fikri Gasali, S.Pdi guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:

Peranan Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan kecerdasan emosional siswa SMK Muhammadiyah 2 Bontoala

sangat penting dan sangat berpengaruh dalam pembelajaran karena dengan adanya bimbingan mengenai ajaran-ajaran Islam yaitu: Pendidikan ketauhidan agar ber-Tuhan pada Allah Yang Maha Esa mencakup: (mensyukuri nikmat, meyakini pembalasan, dan melarang keras syirik). 2. Pendidikan akhlak agar siswa memiliki akhlak terpuji, (Akhlak kepada Allah , akhlak kepada orangtua, akhlak terhadap guru dan Akhlak kepada masyarakat). 3.

Pendidikan shalat artinya siswa harus mengerjakan shalat sebagai salah satu tanda kepatuhan kepada Allah Swt. 4. Pendidikan amar ma’ruf nahi munkar artinya Siswa harus bersifat konstruktif bagi perbaikan kehidupan masyarakat. 5. Pendidikan ketabahan dan kesabaran. (wawancara 15 Agustus 2016).

Menurut Bapak Hasanuddin Djali, M.Pd.i guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:

Peranan Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan kecerdasan emosional siswa sangatlah penting, karena dengan adanya Pendidikan Agama Islam yang diterapkan dilingkungan sekolah secara tidak langsung siswa dapat meningkatkan keimanan melalui pemberian pengetahuan mengenai mana yang harus dikerjakan dan mana yang harus ditinggalkannya serta mengatur sikap, tingkah laku, kemampuan menyesuaikan diri, kemampuan memecahkan masalah, serta agar mengenali emosi diri sendiri dan orang lain. (wawancara 16 Agustus 2016).

Menurut Syamsi Hasyim, S.Pd guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:

Peranan Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan kecerdasan emosional siswa SMK Muhammadiyah 2 Bontoala sangat urgen dalam membentuk karakter dan kepribadian siswa, karena agamalah yang menjadikan siswa berkarakter dan bersikap dengan baik oleh karena itu Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan kecerdasan emosional siswa, dengan Pendidikan Agama Islam siswa dapat menyesuaikan dan menyeimbangkan apa yang harus dilakukannya. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan cara membaca Al-Qur’an dan mengkajinya, berlatih untuk berbicara tentang keagamaan serta guru menghadirkan rasa cinta dan sukanya siswa terhadap materi yang diajarkannya. (wawancara 26 Agustus 2016)

Dari hasil wawancara menurut ketiga pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa peranan Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan kecerdasan emosional siswa SMK Muhammadiyah 2 bontoala sangat penting dalam pembelajaran, karena dengan adanya pembelajaran mengenai kecerdasan emosional yang dididik oleh guru Pendidikan Agama Islam dapat melahirkan generasi muda yang berakhlak mulia serta mendidik siswa agar menjadi manusia yang tertakwa kepada Allah SWT.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala, maka peneliti dapat memberi kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMK Muhammadiyah 2 bontoala menekankan nilai praktis, artinya titik akhir dari pengajaran materi ini adalah bagaimana siswa harus mampu bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan akhlak yang telah diajarkan oleh guru yang bersumber dari Al-qur'an dan Al-hadits melalui referensi beberapa buku sebagai acuan pengajaran, berdasarkan kurikulum di sekolah itu sendiri dan guru harus memberikan perhatian lebih terhadap siswa agar meningkatkan prestasi belajarnya serta mencapai tujuan pendidikan.

2. Tingkat kecerdasan emosional siswa SMK Muhammadiyah 2 bontoala berkategorikan standar atau sedang, karena sebagian siswa sudah bisa melahirkan perilaku-perilaku terpuji karena guru Pendidikan Agama Islam telah berusaha dan berupaya mendidik serta menanamkan akhlak yang baik terhadap siswa sesuai ajaran Islam.

Dan ada pula sebagian siswa yang melahirkan perilaku-perilaku tidak terpuji yang tertanam pada dirinya karena pengaruh lingkungan.

3. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan kecerdasan emosional siswa SMK Muhammadiyah 2 Bontoala yaitu usaha yaitu berupa bimbingan terhadap peserta didik, atau murid agar kelak setelah selesai pendidikan siswa dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan sehari-hari. Kecerdasaan emosional adalah merupakan kemampuan seseorang untuk mendengarkan hati nuraninya atau bisikkan dalam diri seseorang, mengambil keputusan atau melakukan pilihan dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang, agar tindakan tersebut sejalan dengan keinginan hatinya, yang pada akhirnya melahirkan akhlak yang al-kharimah ( akhlak yang baik).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa SMK Muhammadiyah 2 Bontoala hendaknya dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik serta mengamalkan ajaran Islam dikehidupan sehari-hari agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. Saling menghargai agama-agama lain serta dapat mencapai apa yang telah dicita-citakan.

2. Bagi para pendidik agar kiranya senantiasa memberikan motivasi kepada para peserta didik agar lebih giat belajar dan terus memberikan bimbingan dan pembinaan khususnya untuk guru

Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan kecerdasan emosional siswa SMK Muhammadiyah 2 Bontoala agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

3. Kepada kepala sekolah SMK Muhammadiyah 2 Bontoala agar lebih meningkatkan kualitas pendidik dan fasilitas sekolah agar dapat menambah motivasi peserta didik dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran.

Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran, (Cet. IV ; Ujung Pandang : CV.

Bintang Selatan, 1993).

AbuddinNata, Manajemen Pendidikan (Bogor ; Kencana, 2003).

Agustian Ginanjar Ary, ESQ The ESQ Way 165 (Cet. XX;Jakarta:Arga, 2005).

Al- Tirmidzi, Sunan Tirmizi, Kitab Adahiy, Bab Azan FīUzūn al-Maulud (Lebanon: Dar al-Fikr, 1414 H).

Ary Ginanjar Agustiar, ESQ The ESQ Way 165 (Cet.

XX;Jakarta:Arga,2005).

Auliya Delta M.Yaniyullah,Melejitkan Hati dan Otak Menurut Petunjuk al-Qur’an dan Neurologi, Edisi I (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2005).

B.UnoHamzah, Pengantar Psikologi Pembelajaran (Gorontalo:Nuruljannah, 2002).

Daniel Goleman, Emotional Intelligence (Cet.I;New York: Bantam Books, 1995

Daradjat Zakiah,dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Bumi Aksara,2002).

Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung :Gema Risalah Press, 1992).

Elizabeth Hurlock,Child Development (New York: Book Company,1950), h.

145. Lihat pula Monty P. Satiadarma, Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan (Cet.I;Jakarta:Pustaka Populer Obor, 2003).

Goleman Daniel, Emotional Intelligence (Cet.I;New York: Bantam Books, 1995).

Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din, Jilid.III (Beirut:Dar al-Fikr, 1989).

Hurlock Elizabeth, Child Development (New York:Mc. Graw Hill Book Company 1950).

IX;Jakarta: Dian Rakyat, 2003).

Mappanganro, Pendidikan Islam di Sekolah, (Ujung Pandang :Ahkam, 1996).

Muhaimin, Ilmu Pendidikan Islam suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner(Cet.V ;Jakarta :Bumi Aksara, 2000).

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Rosdakarya, 2002).

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000).

MuhibbinSyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Cet.VIII;Bandung:RamajaRosdakarya, 2003).

Poerwadarminta WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Cet. XII;Jakarta :Balai Pustaka, 1991).

Robert C. Beck, Motivations : Theories and Principles (New Jersey:Prentice Hall, 1990).

Said Usman, Sumbangan Pendidikan Islam terhadap Pembentukan Kepribadian Indonesia, (Jakarta :AgusSalim, 1966).

Shadily Hassan dan M. Echols John, Kamus Inggris Indonesia (Cet.VII;

Jakarta :Gramedia, 1986).

Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. CetVI, Bangdung: CV Alfabeta.

.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, kualitatif danR&D.Cet XV. Bandung: CV Alfabeta.

SyahrinHarahap, Al-Qur’an dan Sekularisasi, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994).

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Cet.VII;Jakarta:RemajaRosdakarya, 2006).

SyamsulMa’arif, Revitalisasi Pendidikan Islam, Edisi I (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007).

SyamsulMa’arif, Revitalisasi Pendidikan Islam, Edisi I (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007.

ZakiahDaradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001).

tepatnya di desa Saneo kec. Woja Kab. Dompu anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Nuriah dan Abdullah. Penulis tamat sekolah dasar pada tahun 2005 di SDN. 06 Woja kemudian pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SMP PGRI SANEO dan tamat pada tahun 2008 kemudian melanjutkan pendidikan di tahun yang sama di MAN Kandai II Dompu tamat pada tahun 2011 kemudian pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Atas Ridho Allah SWT. Dan do,a restu kedua orang tua, keluarga dan sahabat, sehingga penulis menyelesaikan skripsi pada tahun 2016 dengan judul skripsi “Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Menumbuhkan Kecerdasan Emosional Siswa SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar”.

Dokumen terkait