• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 KEADAAN DAERAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum

Kabupaten Tangerang terletak pada posisi 106o20’ sampai 106o43’ BT dan diantara 6o00’ sampai 6o22’ LS. Posisi geografi Kabupaten Tangerang yang persis berbatasan dengan DKI Jakarta telah menyebabkannya menjadi daerah penyangga, sebagaimana juga dengan Kota Tangerang, Kota Depok, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi. Besarnya pengaruh perkembangan DKI Jakarta terhadap Tangerang ditunjukkan dengan cukup pesatnya perkembangan ekonomi Tangerang, baik dicirikan oleh pertumbuhan berbagai jenis investasi maupun dampak sosialnya (antara lain pertambahan penduduk). Jakarta sebagai suatu kawasan pusat kegiatan pemerintahan dan bisnis utama di Indonesia tidak mampu lagi menampung dinamika perkembangan penduduk DKI dan kegiatannya, termasuk mengakomodasi arus investasi, khususnya sektor industri manufaktur. Hal ini mengakibatkan tumbuhnya migrasi pekerja industri, baik yang bekerja di wilayah DKI Jakarta maupun di Tangerang.

Wilayah kabupaten ini secara administratif terbagi menjadi 26 kecamatan dan 328 desa. Dari 26 kecamatan yang menjadi wilayah Kabupaten Tangerang, hanya 7 kecamatan yang mempunyai wilayah pesisir dan lautan, yaitu terdiri dari Kecamatan Kosambi, Teluk Naga, Paku Haji, Sukadiri, Mauk, Kemiri, dan Kecamatan Kronjo.

Luas wilayah Kabupaten Tangerang adalah 1.110,38 km2. Jika dilihat dari jumlah penduduk yang ada di kawasan pesisir, maka wilayah pesisir Kabupaten Tangerang memiliki 541.076 jiwa atau sebesar 16,20 % dari total penduduk Kabupaten Tangerang, atau sebesar 7, 25 % dari total penduduk Provinsi Banten. Jumlah penduduk pesisir Tangerang pada tahun 2002 ini merupakan hasil estimasi berdasarkan prakiraan penduduk Kabupaten Tangerang pada Laporan Revisi RTRW Kabupaten Tangerang (BAPPEDA 2001). Namun demikian, hasil pengolahan PKSPL IPB terhadap data kependudukan (BAPPEDA 2004) menunjukkan bahwa dinamika jumlah penduduk Kabupaten

Tangerang telah meningkat sebanyak 463,51 % dari tahun 1961 (643.647 jiwa) sampai tahun 2002 (3.185.994 jiwa) (PKSPL IPB 2004)

Tahun 2002, Kecamatan Kosambi berpenduduk 103.701 jiwa, dan nomor dua penduduk kecamatan pesisir terbanyak setelah Teluk Naga, yaitu sebanyak 109.157 jiwa (BAPPEDA 2004). Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan data tahun 1999, yaitu 75.921 jiwa tinggal di Kecamatan Kosambi (kenaikan 36,59 %), dan 94.140 jiwa tinggal di Kecamatan Teluk Naga (kenaikan 15,95 %). Dengan demikian, kenaikan populasi penduduk di Kecamatan Kosambi hampir mencapai 2,3 kali lipat dibandingkan dengan populasi penduduk di Kecamatan Teluk Naga.

Salah satu kawasan yang sangat dinamik di Kecamatan Kosambi adalah Desa Dadap. Tingginya dinamika yang terjadi di desa ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

(1) Berbatasan dengan wilayah DKI Jakarta Utara yaitu dengan Kelurahan Kamal Muara;

(2) Dekat dengan jalur tol bandara;

(3) Terdapat pangkalan pendaratan ikan (PPI) Dadap;

(4) Muara Kali Perancis merupakan tempat berlabuhnya beberapa kapal pesiar (yacht);

(5) Terdapatnya areal pergudangan dengan segala aktivitas bongkar muatnya;

(6) Sumberdaya manusia untuk pekerjaan yang tidak spesifik tersedia cukup banyak.

Menurut informasi, pemukiman Dadap di lokasi tanah Perum Angkasa Pura (PAP) dan Pemda ini mulai tumbuh sekitar awal 1976. Para nelayan yang tergusur dari Muara Karang berpindah ke sini. Mereka mulai memadatkan tanah dan membangun rumah-rumah sederhana di tepi Kali Perancis, mulai dari tepi laut sampai ke darat sekitar dua kilometer. Lambat laun, tumbuhlah sebuah kampung, lengkap dengan masjid, gereja, madrasah, dan kantor KUD. Bahkan, di kampung ini akhirnya dibentuk RT dan RW. Warga juga membayar Pajak Bumi Bangunan, meski sejak 1991 berhenti (Republika Online 1996).

Dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Tangerang (Dinas Tata Ruang dan Bangunan 2001), di kawasan pantura direncanakan akan dikembangkan beberapa kawasan wisata, yaitu di Pulau Cangkir (Kecamatan Kronjo), Tanjung Kait Kecamatan Sukajadi, Tanjung Burung dan Tanjung Pasir (Kecamatan Teluk Naga), Arukan/Muara (Kecamatan Kosambi), Salembaran Jati dan Dadap (Kecamatan Kosambi). Kawasan-kawasan wisata tersebut secara terpadu akan dialokasikan untuk 3 kegiatan utama, yaitu kawasan perumahan, kawasan wisata, dan kawasan campuran wisata dan perumahan. Objek wisata andalan di Kecamatan Kosambi adalah Pantai Dadap, dimana aktivitas yang direncanakan adalah:

(1) wisata keluarga:

1) waterfront, meliputi dermaga nelayan, tempat pelelangan ikan, pasar ikan, dan pasar sayur

2) daerah komersial, meliputi restoran, penginapan, play ground dan tempat olah raga terbuka, taman-taman, serta tempat parkir.

(2) Wisata lahan pertanian dan tambak (3) Pembenahan kegiatan-kegiatan hiburan

(4) Pembukaan gerbang tol Jakarta-Cengkareng ke arah Dadap (5) Perbaikan jalur jalan

(6) Pengadaan air bersih

(7) Pengadaan jaringan infrastruktur

Disamping rencana-rencana sektor pariwisata tersebut di atas, kebijakan sektor perhubungan (Dinas Tata Ruang dan Bangunan 2001) adalah:

(1) Pembangunan fasilitas pergudangan di Kecamatan Kosambi dan pelabuhan peti kemas di sekitar muara Kali Perancis;

(2) Membangun dermaga wisata bahari di kawasan wisata Tanjung Pasir.

Sektor perikanan dan kelautan juga mempunyai beberapa rencana di kawasan pantura tersebut, yakni:

(1) Relokasi kawasan pertambakan dari Kecamatan Kosambi, Teluk Naga, dan Paku Haji, ke Kecamatan Mauk dan Kronjo;

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sampai tahun 2004, hanya sedikit fasilitas pelabuhan dan TPI yang secara permanen dibangun di muara Kali Perancis. Artinya, TPI Dadap sebenarnya sudah tidak berfungsi lagi, baik sebagai tempat pelelangan ikan maupun tempat pendaratan ikan. Kadang-kadang ada para nelayan atau pedagang ikan yang berjualan di TPI Dadap tersebut, yang menawarkan dagangannya kepada para pengunjung restoran seafood yang terdapat di sekitar TPI tersebut.

P

erkembangan kegiatan pembangunan di Desa Dadap yang semakin pesat telah mendorong dilakukannya pembangunan fasilitas pemukiman bagi penduduk. Terdapat dua komplek perumahan yang sudah dibangun, yaitu Villa Taman Bandara dan Christer Griya Lestari. Sampai saat ini, kedua komplek perumahan tersebut belum sepenuhnya berpenghuni, meskipun sudah lebih dari lima tahun dibangun.

Salah satu tanda sedang berkembangnya kegiatan ekonomi di Dadap ditunjukkan oleh pesatnya pembangunan komplek pergudangan. Terdapat 3 perusahaan pengelola pergudangan, yaitu PT Parung Harapan, PT Mutiara Kosambi, dan PT Marina Dadap, dimana total jumlah gudang sekitar 400 unit. Komplek pergudangangan ini dibangun di atas areal persawahan, yang tingkat produktivitasnya satu tahun sekali panen. Berkembangnya areal pergudangan menyebabkan tingginya frekwensi kendaraan berat yang melalui Wilayah Dadap, akibat kondisi kualitas jalan yang tidak sesuai dengan beban yang diterimanya, maka terjadi kerusakan jalan yang cukup parah.