• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Kelompok Kawasan Hutan Produksi Gedong Wani

Kelompok kawasan hutan produksi Gedong Wani adalah kawasan hutan produksi tetap (HP) yang merupakan pengelompokan dari 4 (empat) Register kawasan hutan produksi tetap yaitu KHP Way Ketibung I Reg. 5; KHP Way Ketibung II Reg. 35; KHP Way Kibang Reg 37 dan KHP Gedong Wani Reg. 40.

Kawasan hutan ini ditetapkan sejak jaman Belanda yang berlangsung antara tahun 1933 sampai dengan 1941. Pada saat itu Lampung merupakan wilayah keresidenan yang secara administrasi termasuk dalam provinsi Sumatera Selatan. Penetapan dilakukan dengan keputusan (Besluit) Residen. Masing-masing keputusan tersebut adalah: KHP Way Ketibung I Reg 5 telah ditunjuk berdasarkan Besluit Resident Lampung District No. 308 tanggal 31 Maret 1941; KHP Way Ketibung II Reg 35 telah ditunjuk berdasarkan Besluit Resident Lampung District No. 99 tanggal 7 Februari 1933; KHP Way Kibang Reg 37 telah ditunjuk berdasarkan Besluit Resident Lampung District No 311 tanggal

31 Maret 1941 dan KHP Gedong Wani Reg 40 telah ditunjuk berdasarkan Besluit Resident Lampung District No. 372 tanggal 12 Juni 1937.

Pada tahun 1970an Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung mengeluarkan kebijakan hak pengusahaan hutan kultur (HPHK) pada kelompok kawasan hutan produksi Gedong Wani yang pengelolaannya diserahkan kepada 9 (sembilan) perusahaan diantaranya adalah, PT Mitsugoro, PT. Herma, PT. Lampung Pelletezing Factory (LPF) dan PT. Jadico untuk menanam palawija (jagung, sorgum dan singkong). Menurut Hartoyo (2013) sejak PT. Mitsugoro bangkrut tahun 1979, mantan buruh yang bekerja di PT. Mitsugoro kemudian diberi lahan kompensasi untuk pemukiman, dan transmigrasi lokal di bekas lahan PT Mitsugoro dan PT Herma. Keberadaan pemukiman ini kemudian berkembang menjadi desa-desa yang lokasinya sampai saat ini masih berstatus kawasan hutan negara.

Kawasan hutan produksi ini ditunjuk sebagai kawasan hutan melalui Keputusan Menteri Kehutanan nomor 67/Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang Penunjukan Areal Hutan di wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Lampung berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan. Pada tahun 1992 dilakukan penaataan batas luar untuk wilayah kabupaten Lampung Timur dengan pengesahan Berita Acara Tata Batas (BATB) oleh Panitia Tata Batas tanggal 26 Maret 1996 dan pengesahan BATB oleh Menteri Kehutanan tanggal 10 April 1997. Pada tahun 1995/1996 dilakukan penataan batas untuk wilayah kabupaten Lampung Selatan dengan pengesahan BATB oleh Panitia Tata Batas tanggal 29 Maret 1996 dan pengesahan BATB oleh Menteri Kehutanan tanggal 6 Oktober 1998. Selanjutnya, pada tahun 1996, Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Nomor 338/Kpts- II/1996 memberikan izin hutan tanaman industri (HTI) kepada PT Dharma Hutan Lestari (perusahaan patungan PT Inhutani V dan PT LPF). Akan tetapi, sejak reformasi tahun 1998 perusahaan tidak dapat beroperasi akibat kawasan hutan produksi Gedong Wani diokupasi oleh masyarakat.

Pada tahun 2000, Menteri Kehutanan dan Perkebunan kembali mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 256/Kpts-II/2000 tanggal 23 Januari 2000 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di wilayah Provinsi Lampung dan masih mempertahankan kawasan ini menjadi kawasan hutan produksi tetap.

Pada tahun 2010, Menteri Kehutanan menetapkan kelompok kawasan hutan ini menjadi wilayah kelola KPHP Gedong Wani, dan pada tahun 2011 ditindaklanjuti dengan mencabut ijin HTI PT Darma Hutan Lestari melalui Surat Keputusan Nomor 248 /Menhut-II/ 2011 tanggal 2 Mei 2011.

Tata Ruang Wilayah

Penguatan status hukum kelompok kawasan hutan produksi Gedung Wani sebagai kawasan peruntukan budidaya kehutanan juga terdapat dalam rencana tata ruang wilayah provinsi (RTRWP) Lampung dan rencana tata ruang wilayah kabupaten (RTRWK) Lampung Selatan dan Lampung Timur, yang masing- masing terdapat dalam peraturan daerah provinsi Lampung nomor 1 tahun 2010 tentang tata ruang wilayah provinsi (RTRWP) Lampung, peraturan daerah kabupaten Lampung Selatan nomor 12 tahun 2012 tentang tata ruang wilayah kabupaten (RTRWK) Lampung Selatan dan Peraturan daerah kabupaten Lampung

Timur nomor 04 tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten (RTRWK) Lampung Timur.

Administrasi

Kelompok kawasan hutan produksi Gedong Wani secara adminsitrasi terletak di Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung. Secara geografis kawasan ini terletak pada 105º 17’ 40” sampai

dengan 105º 32’ 35” Merdian Timur dan 05º 10’ 00” sampai dengan 05º 32’ 30” Lintang Selatan. Pada kawasan ini terdapat 39 Desa yang tersebar di 11 kecamatan. Masing-masing adalah 27 desa pada 6 kecamatan termasuk dalam wilayah administrasi kabupaten Lampung Selatan dan 11 desa pada 5 kecamatan termasuk dalam wilayah administrasi kabupaten Lampung Timur (Gambar 5.)

Selain itu, wilayah kawasan hutan produksi Gedong Wani merupakan daerah hinterland dari kota Bandar Lampung, karena kecamatan Jati Agung, Natar, Tanjung Bintang dan Merbau Mataram secara geografis posisinya berbatasan langsung dengan kota Bandar Lampung sebagai ibu kota provinsi Lampung.

Kependudukan

Jumlah penduduk yang berada pada desa-desa yang masuk dalam wilayah kawasan hutan produksi Gedong Wani pada tahun 2003 berjumlah 132 789 jiwa dari 31 649 keluarga dan pada tahun 2011 meningkat jumlahnya jadi 150 424 jiwa dari 40 487 keluarga (Tabel 9). Dari data tersebut menunjukkan peningkatan

Gambar 5. Peta administrasi dan jumlah penduduk di kawasan hutan produksi Gedong Wani.

jumlah penduduk selama hampir 10 tahun pada kecamatan yang wilayahnya termasuk dalam kelompok kawasan hutan produksi Gedong Wani sebesar 13.2 %. Tabel 9. Jumlah penduduk dan keluarga pada kecamatan dalam kawasan hutan

produksi Gedong Wani

Kecamatan 2003 2011

Penduduk Keluarga Penduduk Keluarga

Batanghari 3 664 987 4 044 1 227 Jati Agung 21 039 5 474 22 848 6 225 Katibung 25 113 6 085 28 354 7 230 Margatiga - - 1 995 533 Merbau Mataram 9 919 2 577 12 141 3 279 Metro Kibang 6 627 1 677 7 506 2 093 Natar 6 155 2 365 6 875 1 651 Sekampung 4 279 1 138 6 687 1 947 Sekampung Udik 9 013 2 487 9 949 2 766

Tanjung Bintang dan Tanjung Sari

46 980 8 859 50 025 13 536 132 789 31 649 150 424 40.487 Sumber : Data Podes tahun 2003 dan 2011

Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk yang dominan pada kelompok kawasan hutan produksi Gedong Wani adalah pertanian. Dari jumlah keluarga yang ada pada tahun 2003 sebanyak 26 404 keluarga atau 83 % merupakan keluarga petani sedangkan pada tahun 2011 jumlah keluarga petani meningkat menjadi 29 050 keluarga atau 73 % dari jumlah keluarga pada tahun tersebut.

Perubahan persentase jumlah keluarga petani ini menunjukkan telah terjadi perubahan mata pencaharian penduduk dari tahun 2003 ke tahun 2011 dari pertanian ke non pertanian sebesar 10 % . Perubahan jumlah keluarga petani tahun 2003 dan 2011 ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Perubahan jumlah keluarga petani tahun 2003 dan 2011 di kawasan hutan produksi Gedong Wani

Karakteristik Fisik Wilayah Iklim

Kawasan hutan produksi Gedong Wani termasuk beriklim basah dengan curah hujan rerata tahunan berkisar antara 1966-2580 mm, dan rerata hariannya antara 60-444 mm. Tipe hujan menurut Schmidt dan Ferguson (1951) dalam Djaenudin (2006) termasuk B, sedangkan zona agroklimatnya menurut Oldeman et al. (1978) dalam Djaenudin (2006) termasuk C1 dengan jumlah bulan basah antara 5 sampai 6 bulan, dan bulan keringnya < 3 bulan

Topografi

Ketinggian tempat kawasan hutan produksi Gedong Wani sebagian besar berada pada 25 -50 mdpl dengan luasan mencapai 53.1%. Pada ketinggian 3-25 mdpl dengan luasan mencapai 15.4 % merupakan daerah sempadan sungai yang sering mengalami genangan pada saat musim penghujan. Kemiringan lereng kawsan hutan produksi Gedong Wani cukup bervariasi antara 0%-3% dengan topografi datar, 3%-8% dengan topografi berombak, 8%-15% dengan topografi bergelombang dan 15%-17% dengan topografi berbukit. Ketinggian tempat dan kemiringan lereng kawasan hutan produksi Gedong Wani masing-masing disajikan pada Tabel 10 dan Tabel 11, sebaran spasialnya ditampilkan pada Gambar 7 dan Gambar 8.

Tabel 10. Ketinggian tempat (mdpl) pada kelompok kawasan hutan produksi Gedong Wani

No Ketinggian Luas (ha) %

1 3-25 mdpl 4 648 15.4 2 25-50 mdpl 16 008 53.1 3 50-75 mdpl 4 340 14.4 4 75-100 mdpl 4 002 13.3 5 100-125 mdpl 1 002 3.3 6 125-150 mdpl 128 0.4 7 150-175 mdpl 18 0.1 Jumlah 30 146 100

Tabel 11. Kemiringan lereng pada kawasan hutan produksi Gedong Wani.

No Kelas Lereng Luas (ha) %

1 0%-3% (Datar) 26 602 88.24

2 3%-8% (Berombak) 3 423 11.36

3 8%-15% (Bergelombang) 117 0.39

4 15%-17% (Berbukit) 3 0.01

Jenis Tanah

Gambar 7. Peta ketinggian tempat kelompok kawasan hutan produksi Gedong Wani.

Gambar 8. Peta kelas lereng kelompok kawasan hutan produksi Gedong Wani.

Berdasarkan peta satuan lahan dan tanah lembar Tanjung Karang Sumatera sheet 1110, di lokasi penelitian didominasi satuan lahan grup dataran tuf masam dan dataran. Jenis tanah yang mendominasi pada dataran tuf masam pada tingkat Great group adalah Dystropept dan Kanhapludult, berpenampang sedang sampai dalam, tekstur umumnya halus dan drainase baik. Kesuburan tanahnya rendah sampai sangat rendah demikian pula kandungan bahan organiknya. Jenis tanah Dystropept mempunyai kandungan hara yang lebih baik. Sebagian besar jenis tanah kanhapludult mempunyai sifat fisik yang jelek disebabkan banyak terdapat lapisan kedap air. Pada cekungan dan pelembahan (dataran rendah) dijumpai jenis tanah Tropaquept yang berpenampang sedang, tekstur halus, dan drainase terhambat. Jenis tanah utama yang dijumpai pada grup dataran adalah Kanhapludult, Dystropept, Hapludult dan Tropaquepts. Karena jenisnya yang sama maka karakterisik tanah pada group dataran ini juga hampir mirip dengan dataran tuf masam (Dai, et al. 1989)

Jenis tanah Dystropept dan Tropaquept pada tingkat order, dalam taksonomi tanah USDA termasuk pada order Inceptisol sedangkan jenis tanah Kanhapludult termasuk dalam order Ultisol. Jenis tanah pada kelompok kawasan hutan produksi Gedong Wani ditampilkan pada Tabel 12 dan sebaran spasialnya ditampilkan pada Gambar 9.

Tabel 12. Jenis tanah pada kelompok kawasan hutan produksi Gedong Wani

No Jenis Tanah Luas (ha) %

1 Inceptisol 8 727 29%

2 Ultisol 21 420 71%

Jumlah 30 146 100%

Gambar 9. Peta jenis tanah tingkat ordo pada kelompok kawasan hutan produksi Gedong Wani

Dokumen terkait