• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Keadaan Penduduk di Kota Surabaya

Kota Surabaya merupakan kota dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi setelah DKI Jakarta yang merupakan ibu kota Negara Indonesia dimana jumlah penduduk kota Surabaya pada tahun 2008 mencapai 2.902.507 jiwa, yang terdiri dari 1.453.135 jiwa laki-laki dan 1.449.372 jiwa perempuan (Anonim, 2009:81)

Tingkat kepadatan penduduk yang terjadi di kota Surabaya disebabkan dengan adanya beberapa faktor, yaitu :

a. Faktor Geografis dan Letak Strategis

Surabaya merupakan gerbang utama bagi kawasan Indonesia bagian timur, memiliki potensi penting dan fasilitas yang menunjang bagi kegiatan perekonomian seperti perdagangan, industri, perhubungan dan perbankan.

b. Faktor Industri

Pertumbuhan dan perkembangan industri, baik industri besar, sedang, kecil, maupun industri kerajinan tangan merupakan daya tarik tersendiri bagi arus penyebaran urbanisasi. Hal ini dapat diketahui bahwa kota Surabaya banyak memiliki industri, untuk lebih jelas

melihat perkembangan penduduk yang terjadi di kota Surabaya, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Surabaya

Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah Perkembangan (%) 2003 1.337.982 1.321.584 2.659.566 2004 1.353.886 1.337.780 2.691.666 1,21 2005 1.377.951 1.362.539 2.740.490 1,81 2006 1.399.385 1.384.811 2.784.196 1,59 2007 1.421.573 1.407.979 2.829.552 1,63 2008 1.453.135 1.449.372 2.902.507 2,58 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk kota Surabaya selama periode 2003-2008 meningkat dari tahun ke tahun. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun ada kemungkinan dipengaruhi oleh adanya peningkatan jumlah migran dari luar kota yang masuk ke kota Surabaya. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dari tahun 2003-2008, maka kecenderungan tingkat pengangguran yang cukup tinggi yang diakibatkan kurangnya fasilitas/ kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.

Dengan banyaknya jumlah penduduk, serta sebagai konsekuensi dari model pembangunan dimana Surabaya sebagai wilayah pusat pertumbuhan, maka kota ini juga tak luput dari proses industrialisasi yang pada satu sisi menjadikannya sebagai wilayah ekonomi yang menarik bagi

daerah-daerah sekitarnya. Sedangkan pada sisi lain, kemiskinan menjadi satu hal yang tidak terhindarkan.

Tingginya angka kemiskinan di kota Surabaya banyak disebabkan oleh semakin tingginya jumlah penduduk dari tahun ke tahun sedangkan jumlah lapangan pekerjaan tidak dapat mengimbangi pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi, sehingga mengakibatkan tingkat kemiskinan yang tak terelakkan bagi masyarakat di kota Surabaya.

Dari tabel dibawah ini dapat diketahui banyaknya penduduk Surabaya yang berada di bawah garis kemiskinan secara total berjumlah sebesar 523.637 jiwa, yang terdiri dari sebanyak 262.717 jiwa laki-laki dan sebanyak 260.920 jiwa perempuan yang tergolong sebagai masyarakat miskin.

Tabel 3 : Jumlah Penduduk Miskin Kota Surabaya

No. Kecamatan KK (Kepala

Keluarga) Jiwa 1 Semampir 10.875 57.769 2 Tambak Sari 9.860 42,599 3 Sawahan 8.814 40.458 4 Simokerto 7.776 36.192 5 Wonokromo 6.670 29.578 6 Gubeng 5.418 22.664 7 Kenjeran 5.329 25.760 8 Bubutan 5.320 22.781 9 Krembangan 5.166 24.880 10 Tegalsari 4.247 18.935 11 Sukolilo 4.082 13.416 12 Pabean Cantian 3.680 17.553 13 Rungkut 3.383 15.718 14 Tandes 3.181 14.769 15 Wonocolo 2.685 2.685 16 Wiyung 2.597 10.953 17 Genteng 2.360 10.756 18 Sambi Kerep 2.129 8.763 19 Mulyorejo 2.118 9.689 20 Lakar Santri 1.976 7.975 21 Karangpilang 1.855 8.380 22 Asemrowo 1.848 9.713 23 Bulak 1.697 8.399 24 Suko Manunggal 1.615 13.588 25 Jambangan 1.529 6.958 26 Benowo 1.463 6.827 27 Dukuh Pakis 1.436 6.581 28 Gunung Anyar 1.405 6.576 29 Pakal 1.240 6.066 30 Tenggilis Mejoyo 1.189 5.535 31 Gayungan 804 3.569 Total 113.747 516.085

Terdapat 15 kelurahan yang menjadi obyek daripada penelitian ini yaitu kelurahan Sidotopo Wetan terdapat 8.423 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Tambak Kalikedinding terdapat 8.870 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Dupak terdapat 8.130 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Banyu Urip terdapat 9.186 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Putat Jaya terdapat 10.191 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Pegerian terdapat 9.205 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Sidotopo terdapat 14.045 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Ujung terdapat 10.143 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Wonokusumo terdapat 17.959 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Simokerto terdapat 8.295 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Simolawang terdapat 8.262 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Tambakrejo terdapat 8.018 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Simomulyo terdapat 7.874 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Gading terdapat 14.684 jiwa penduduk yang tergolong miskin, kelurahan Ngagel Rejo terdapat 7.879 jiwa penduduk yang tergolong miskin.

Pada sisi tingkat pendidikan Surabaya sebagai kawan industri dan perdagangan juga memiliki konsekuensi logis sebagai wilayah pusat pendidikan. Hal ini tentu tidak terelakkan karena proses pembangunan membutuhkan sumber daya manusia dengan kompetensi keahlian sesuai dengan proses perkembangan sedang berlangsung. Namun berdasarkan

data banyaknya jumlah penduduk Surabaya dari tahun 2004-2008 berdasarkan tingkat pendidikannya yang tertera pada tabel di bawah ini ternyata ada hal-hal yang cukup mengejutkan. Pertama, dari total jumlah penduduk dengan berbagai tingkatan pendidikannya baik laki-laki dan perempuan sebesar 2.902.507 jiwa, tingkat pendidikan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah lulusan Sekolah Menengah Umum sebesar 715.468 jiwa atau sekitar 24,65 % dari total jumlah penduduk. Kedua, jumlah tenaga kerja terampil yang cerminkan dari pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan hanya sebesar 232.781 jiwa atau sekitar 8,02 % dari jumlah penduduk kota Surabaya.

Tabel 4 : Banyaknya Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surabaya Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) (1) (2) (3)

1. Tidak / Belum pernah sekolah 116.971 4,03 2. Tidak / Belum tamat SD/MI 309.407 10,66

3. SD/MI 606.624 20,90 4. SLTP sederajat 571.504 19,69 5. SMU sederajat 715.468 24,65 6. SMK sederajat 232.781 8,02 7. Perguruan tinggi 349.752 12,05 Total 2.902.507 100

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009.

Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk maka pada tabel diatas jumlah data yang masuk untuk jenjang pendidikan tingkat SMU sederajat terdapat suatu jumlah data yang cukup tinggi jika dibandingkan

dengan tingkat pendidikan lainnya yang ditempuh oleh masyarakat kota Surabaya. Hal ini ada kemungkinan sebagai salah satu penyebab adalah masih tergolong rendahnya tingkat pendapatan masyarakat sehingga banyak dari pada masyarakat miskin tidak dapat menyekolahkan putra-putrinya hingga tingkat yang lebih tinggi. Hal seperti inilah yang dapat menjadi salah satu faktor penghambat laju pertumbuhan ekonomi yaitu tidak tersedianya SDM yang cukup memadai.

Dari segi mata pencaharian dapat dilihat bahwa penduduk kota Surabaya cenderung bermata pencaharian dalam bidang perdagangan, disamping itu mata pencaharian yang lain adalah pertanian, pertambangan, industri, listrik, gas dan air, konstruksi, komunikasi, keuangan, jasa, serta mata pencaharian yang lainnya.

Dengan melihat dari data penduduk menurut mata pencaharian terbanyak adalah dari sektor perdagangan yaitu sebesar 356.279 jiwa atau 34,91% dari total laporan usaha yang ada. Sedangkan penduduk yang bermata pencaharian terendah adalah dari sektor-sektor lainnya sebesar 1.078 jiwa atau 0,11% dari lapangan usaha yang ada. Dalam hal ini menunjukkan bahwasanya semakin sempit dan kompetitif peluang kesempatan kerja yang ada serta skill dan SDM yang rendah yang mengakibatkan susah mencari pekerjaan pada saat ini sehingga banyak penduduk yang beralih ke sektor perdagangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5 : Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian / Lapangan Usaha di Kota Surabaya

Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Jumlah %

1. Pertanian 15.631 5.929 21.560 2,11 2. Tambang&Galian 2.156 - 2.156 0,21 3. Industri 145.530 100.254 245.784 24,08 4. Listrik, Gas&Air 8.324 539 8.863 0,87 5. Konstruksi 56.056 3.773 59.829 5,86 6. Perdagangan 202.664 153.615 356.279 34,91 7. Komunikasi 114.807 8.085 122.892 12,04 8. Keuangan 12.397 1.312 16.709 1,64 9. Jasa 108.878 76.538 185.416 18,17 10. Lainnya 539 539 1.078 0,11 Jumlah 651.351 353.584 1.020.566 100 Sumber : Badan Pusat Statistik, Jawa Timur, Surabaya, 2008

Dokumen terkait