• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.2 Analisis Data

5.2.1 Keadaan Sosial ( Interaksi Sosial)

Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu ciri bahwa kehidupan sosial itu ada yaitu adanya interaksi (Fatnar, 2014: 2 ). Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Adanya interaksi sosial merupakan naluri manusia sejak lahir untuk bersosialisasi dan bergaul dengan sesama dimana dalam interaksi itu individu ada kontak dan hubungan yang merupakan sentuhan fisik yang biasanya disertai dengan adanya suatu komunikasi baik secara langsung (tatap muka), dan secara tidak langsung (Gultom, 2011: 6).

Berdasarkan hasil wawancara menjelaskan bahwa rata-rata pengemis penggendong anak yang diteliti tidak memiliki interaksi sosial yang lancar baik melalui keluarga, tetangga bahkan sesama pengemis.

Informan I

Interaksinya dengan anggota keluarga lancar kecuali terhadap suaminya. Suaminya sering memarahinya karena hal sepele misalnya di rumah tidak ada lauk untuk makan. Informan I tidak mengakui hal tersebut namun peneliti mendapatkan hal tersebut dari tetangganya. Begitu pula dengan teman sesama pengemis penggendong anak, informan ini tidak percaya diri untuk bersosialisasi dengan mereka karena ia seorang yang tinggal beda tempat dengan pengemis

penggendong anak lainnya. pengemis penggendong anak . Berikut kutipan wawancara dengan informan tambahan I:

“Sama anaknya dia sayang kali itu tapi kalo sama suami yaudalah, suaminya seringnya tidur dirumah. Sering juga orang itu gaduh. Cuma ibu yang kerjanya gini dek disini, gak ada ibu kenal pengemis yang lain. kalo di “tempat kerja” memang ada cuma aku gak dekatlah sama orang itu. Beda rumah kami awak pun segan ngomong sama orang itu. Keluarga saya kurang bergaul disini paling lah sama ibu yang punya kontrakan ini itupun karena kami bersebelahan. Gak pernah kami ikut gotong royong disini malu kami bertemu orang-orang. Ibu kerja gini gak ada pengaruh dari tetangga.”

Informan II

Informan II interaksinya dengan anak-anaknya tidak berjalan lancar. Semua anaknya tidak ada yang mau menurutinya, bahkan anak-anaknya sering bertengkar dengannya. Untungnya ia memiliki suami yang sangat baik dan perhatian walaupun suami kedua tetapi suaminya sudah menganggap anak-anak itu sebagai anak kandungnya. Sama halnya dengan pengemis penggendong anak lainnya interaksi dengan sesama tetangga tidak baik karena didasarkan alasan yang sama yaitu rasa minder. Informan II memiliki tetangga yang sama dengannya yaitu pengemis penggendong anak. Informan II kurang bersosialisasi dengan tetangganya ia merasa minder dengan tetangganya yang ekonominya mampu.

Berikut kutipan wawancara dengan informan II :

“kalo anak-anak kami gak mau kerja dek melawan itu terpaksa lah awak sama suami yang kerja. Untung suamiku baik udah dianggapnya orang itu kayak anak kandungnya sendiri. Tetangga kami kebanyakan pengemis sama kayak ibu. Udah saling kenal lah

kompak kami. Kalo sama tetangga yang lain ya agak kurang dek. Cemanalah awak kerjanya macam ini manalah mereka mau bergaul sama awak ya kan. Tetangga kami kebanyakan pengemis sama kayak ibu. Udah saling kenal lah kompak kami. Kalo sama tetangga yang lain ya agak kurang dek. Cemanalah awak kerjanya macam ini”.

Informan III

Interaksi informan III dengan anggota keluarga tidak baik. Baik dengan suami maupun anak-anaknya. Anak-anak informan ini selalu melawan kepadanya jika disuruh melakukan sesuatu sedangkan suaminya jarang pulang ke rumah. Interaksi dengan sesama pengemis penggendong anak cukup baik karena ia juga memiliki tetangga yang kegiatannya sama dengannya. Begitu pula dengan interaksi antar tetangga ia minder untuk bergaul dengan tetangga yang ekonominya menengah. Berikut kutipan wawancara dengan informan III :

“Anak-anak bandal lah kalo disuruh melawan mending awak diam aja.. Samalah kayak bapaknya entah kemana dia kalo udah pulang kerumah bergaduh lah samaku.

Ini (pengemis penggendong anak) semua kebanyakan tetangga itu. Cuman agak jauh jaraknya 1 di sebelah kiri satu sebelah kanan. Kami pulang piginya sama, kalo mau pulang duluan ya duluan ya kan. Tinggal sekali angkot aja naik angkot 517. Kalo tetangga yang lain ramahnya kalo lebaran mau ngasi beras. Baik-baik juga orang situ tapikan awak juga mindernya dek bergaul sama orang itu”.

Informan IV

Informan IV tidak memiliki interaksi yang baik dengan ibunya yang tinggal bersamanya. Informan keempat sering dimarahi oleh ibunya yang dapat dikatakan kasar melalui omongan. Kebetulan informan ini beserta ibunya melakukan kegiatan yang sama yaitu mengemis. Keadaan

ini peneliti lihat sendiri setelah seharian melihat kegiatannya. Peneliti pun ada mendengar kata- kata yang dilontarkan oleh ibu dari informan IV berikut kutipannya :

“itu banyak orang disana, cepat pergi kesana bawak anakmu ini. Lambat kali kau jalan.” Seharian itu peneliti melihat ibunya tidak ada bergerak hanya duduk saja ditempatnya. Ia hanya mengatur informan IV ini untuk pergi meminta-minta dengan membawa anaknya. Kadang informan ini kelamaan berdiri daripada duduk dan ia tidak berani melawan ibunya. Anak satu- satunya dan ayahnya baik padanya, mereka lah yang membuatnya bertahan hingga saat ini. Hal yang sama juga dikatakan oleh tetangga informan IV.

“kasian lah kalo adek ini (informan IV). Sering dimarahi mamaknya, padahal udah punya anak dia ya kan. Tapi memang dia gak mau melawan sama mamaknya. Sering kudengar dia nangis. Kalo suaminya baik sih cuma jarang juga pulang karena kerja bangunan ada proyek di luar kota kan”.

Sedangkan sesama pengemis penggendong anak, informan ini memiliki interaksi yang baik dengan sesama pengemis penggendong anak. Interaksi dengan tetangga, informan ini tidak memiliki interaksi yang baik ia minder untuk bergaul dengan tetangganya yang beda kemampuan ekonominya. Berikut kutipan wawancara dengan informan IV :

“Kami kompak (sesama pengemis) karena tetangga juga. Tetangga yang lain ramahnya baik-baik juga orang situ cuma kami aja yang kurang percaya diri mau bergaul sama mereka”.

5.2.2 Keadaan Ekonomi

Dokumen terkait