• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIl DESA

2.1.3 Keadaan Sosial

Penduduk desa Sei Mencirim berasal dari berbagai daerah yang berbeda-beda, dimana mayoritas penduduknya yang paling dominan berasal dari provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat sehingga tradisi-tradisi musyawarah untuk mufakat, dan sebagian suku Batak Karo, gotong royong dan kearifan lokal yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya desa Sei Mencirim dan hal

tersebut secara efektif dapat menghindarkan adanya benturan-benturan antar kelompok masyarakat.

Desa Sei Mencirim mempunyai jumlah penduduk 5766 jiwa, yang terdiri dari laki-laki : 2802 jiwa, perempuan : 2964 orang dan 1471 kk, yang terbagi dalam 11 (sebelas) wilayah dusun, dengan rincian sebagai berikut:

TABEL II

Sumber: Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Kutalimbaru, Desa Sei Mencirim : Rencana Kegiatan Pembangunan Desa Sei Mencirim Tahun Anggaran 2011-2015

TABEL III

TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT DESA

PRA

Sumber: Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Kutalimbaru, Desa Sei Mencirim : Rencana Kegiatan Pembangunan Desa Sei Mencirim Tahun Anggaran 2011-2015

Karena desa Sei Mencirim merupakan desa Wilayah (perkebunan/pertanian/perikana) maka sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani, selangkapnya sebagai berikut:

TABEL IV

PEKERJAAN

PETANI PEDAGANG PNS BURUH TANI

BURUH KEBUN

TNI POLRI

446 KK 307 KK 98 KK 340 KK 259 KK 12KK 9 KK Sumber: Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Kutalimbaru, Desa Sei Mencirim : Rencana Kegiatan Pembangunan Desa Sei Mencirim Tahun Anggaran 2011-2015

Penggunaan tanag di desa Sei Mencirim sebagai besar diperuntukkan untuk tanah pertanian dan perkebunan sedangkan sisanya untuk (tanah kering/lahan tidur) yang merupakan bangunan fasilitas-fasilitas lainnya

2.1.4 KEADAAN EKONOMI

Kondisi ekonomi masyarakat desa Sei Mencirim secara kasat mata terlihat jelas perbedaannya anatara rumah tangga yang berkategori miskin, sangat miskin, sedang, dan kaya. Hal ini disebabkan karena mata pencahariannya di sektor-sektor usaha yang berbeda-beda pula, sebagian besar di sektor non formal seperti buruh bangunan, buruh tani, petani sawah tadah hujan, perkebunan karet dan sawit dan sebagian kecil di sektor formal seperti PNS pemda, honorer, guru, tenaga medis, TNI/polri, dll

2.1.5 KONDISI PEMERINTAHAN DESA

• Pembagian wilayah desa

Pembagian wilayah desa Sei Mencirim dibagi menjadi 11 wilayah dusun, dan masing-masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara khusus, jadi di setiap dusun ada yang mempunyai wilayah pertanian dan perkebunan, sementara pusat desa berada di dusun II, satiap dusun dipimpin oleh seorang kepala dusun.

• Struktur Organisasi Pemerintahan Desa (SOPD)

Struktur organisasi desa Sei Mencirim kecamatan Kutalimbaru menganut sistem kelembagaan pemerintah desa dengan pola minimal, selengkapnya disajikan dalam gambar berikut : ( terlampir )

Sturuktur Pemerintahan Desa Sei Mencirim Kecamatan Kutalimbaru Tahun 2016

Kepala Desa : Eri Saputra

Sek. Desa : Hery Suryo Hadi

Bendahara : H.P Manurung, ST

Kaur Umum : Sution

Kaur Pemerintahan : Weni Hariani

Kaur Pembangunan :Johan Wahyu

Kadus I KP. Baru : Mastan

Kadus I-A STAL : P. Sembiring

Kadus II Pondok : A.Yahya

Kadus III S.P ADIOS: Susliadi

Kadus III-A : Kamsiar

Kadus IV : M. Sembiring

Kadus V : Aprijal

Kadus V-A : Wasrah

Kadus VI : Kamsiono

Kadus VII : M.Zein

Kadus VIII : Mariono

2.3 Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya”

2.3.1 Latar Belakang Berdirinya Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya”

Riwayat singkat berdirinya Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya” ini beriringan dengan keluhan dan perjuangan tuntutan pengembalian hak atas tanah di wilayah Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 21 kelompok yang terhimpun dalam satu wadah Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya”

terkhususnya kelompok petani yang tergabung di Desa Sei Mencirim dan Desa Namo Rube Julu, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang.

Diberinya nama Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya” ini merupakan hasil dari musyawarah mufakat para anggota dimana Maju Jaya maksudnya adanya keinginan para tani Maju untuk Jaya dalam memperjuangkan tanah mereka dan selalu berjaya dalam hak kepemilikan tanah mereka.

Dimana ketua kelompok sebagai pemegang kuasa yang melaksanakan amanah masyarakat (rakyat) untuk melakukan upaya hukum dan menyampaikan permohonan tentang hubungan tuntutan pengembalian tanah di beberapa wilayah Kabupaten/Kota dimana termasuk tanah konsesi perkebunan Sei Mencirim yang dikelola oleh Perusahaan Belanda bernama Verennigde Deli Matchappij (VDM) pada saat itu. Dimana pada tanggal 14 September 1956/1957 penjajahan Belanda meninggalkan atau anjak kaki dari Bumi Persada Republik Indonesia yang dinyatakan bahwa Perkebunan Tembakau Deli Matchappij ditutup. Akan tetapi usaha perkebunan dilanjutkan oleh Bangsa kita yaitu Tembakau Deli I (TD I) dan Tembakau Deli II (TD II) dan PNP penggabungan menjadi PTP IX. Oleh karena

itu, Ketua Kelompok atau sebagai pemegang kuasa seluruh wilayah yang tergabung dalam satu wadah “Maju Jaya” pada tahun 1951/1952 dimana masuk dan mengelola serta menggarap setelah tujuh tahun kemerdekaan Republik Indonesia pada saat itu. Masyarakat desa memperjuangkan hidup mereka dengan cara mereka masing-masing, seperti berdagang, melanjutkan menjadi TNI, bertani dan lain sebagainya. Jadi dalam hal ini yang digarap atau yang dikerjakan oleh petani yaitu menanam padi, jagung, palawija, dan lainnya secara terus menerus dan turun temurun serta membuat gubuk perkampungan untuk tempat tinggal.

Selama petani menggarap atau mengerjakan tanah garapan banyak rintangan yang dialami oleh petani dikarenakan pihak perkebunan Belanda masih berusaha untuk menanam tembakau, hingga pada akhirnya dikeluarkanlah Undang-undang Darurat No. 8 tahun 1954 yang menjadi dasar atau alas hak dari para petani bahwa telah dilindungi hukum. Namun, pihak perkebunan tetap menggusur, mentraktor tanaman yang sudah ditanam, dan gubuk perkampungan habis dirobohkan secara paksa. Hingga pada tanggal 10 Juni 1965 oleh Menteri Agraria mengeluarkan Hak Guna Usaha No. 24/HGU/1965 selama 35 tahun dan HGU berakhir pada tanggal 10 Juni 2000.

Hal ini tidak menjadikan alasan kepada kelompok masyarakat petani

“Maju Jaya” untuk berputus asa, mereka tetap menuntut hak mereka sebagai petani/penggarap karena mereka telah mempunyai bukti Surat Alas Hak yang ada pada mereka.

2.3.2 Struktur Organisasi Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya”

Berdasarkan data Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya” bahwa Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya” terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan tim-tim kelompok pada masing-masing daerahnya. Dimana struktur kepengurusan Kelompok Tani Maju Jaya yaitu:

Penanggung Jawab : Pengurus Kelompok Tani Maju Jaya

Ketua : Widi Wahyudi (Anggota)

Ketua : Musliadi (Anggota)

Ketua : Abd. Kadir Surbakti (Anggota)

Sekretaris : 1. Imam Wahyudi (Anggota)

2. Syahrul (Anggota)

Bendahara : Ali Hasymi (Anggota)

Tim Pengukuran : 1. Susiono

2. Heru

3. Syahrullah

4. Sujono

5. Anuardi

Tim Lapangan : 1. Sapriadi. G

2. Iswandi

3. Sulaiman

4. Rudi Herianto

5. Saifullah

6. Bahrum Ginting

7. Hartono

Tim Humasy : 1. Rusiadi

2. Junaidi

3. Alimin

Tim Sekretariat : 1. Unsur Pengurus KTMJ

Tim Keamanan : 1. Babinkamtibmasy

2. Babinsa

3. Staff Kecamatan

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari ketua Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya” berikut daerah di beberapa Kecamatan dengan luas lahan para petani penggarap yang tergabung pada Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya”:

1. Kecamatan Kutalimbaru

a. Desa Sei Mencirim seluas 560 Ha

b. Desa Silebo-lebo seluas 360 Ha

2. Kecamatan Hamparan Perak

a. Desa Bulu Cina I seluas 900 Ha

b. Desa Bulu Cina II seluas 275 Ha

c. Desa Klumpang seluas 250 Ha

d. Desa Andan Sari seluas 400 Ha

e. Desa Klambir Lima seluas 132 Ha

3. Kecamatan Sunggal

a. Desa Mulyo Rejo seluas 560 Ha

4. Kecamatan Patumbak

a. Desa Patumbak I seluas 80 Ha

b. Desa Patumbak II seluas 200 Ha

5. Kecamatan Percut Sei Tuan

1. Desa Sampali seluas 121 Ha

2. Desa Bandar Halippah I seluas 88 Ha

3. Desa Bandar Halippah II seluas 79 Ha

6.Kecamatan Tanjung Morawa

a.Desa Bangun Sari seluas 119 Ha

b. Desa Menara seluas 470 Ha

c. Desa Bangun Sari seluas 359 Ha

7. Kecamatan Batang Kuis

a. Desa Sidodadi seluas 56 Ha

8. Kecamatan Serba Jadi

a. Desa Tambak Cakur seluas 250 Ha

9. Kecamatan Sei Bingai

a. Desa Kwala Mencirim seluas 350 Ha

10. Kecamatan Stabat

a. Desa Banyumas seluas 447 Ha

11. Kecamatan Binjai Timur

a. Desa Tunggurono seluas 100 Ha

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PERANAN KELOMPOK TANI DALAM PARTISIPASI MASYARAKAT DESA SEI MENCIRIM KUTA LIMBARU

Sistem pemerintahan Indonesia yang menganut sistem demokrasi membuka ruang kepada masyarakat atau kelompok untuk terlibat dalam tindakan politik. Keikutsertaan masyarakat/kelompok dalam berpartisipasi sangatlah penting karena teori demokrasi menyebutkan bahwa masyarakat tersebut sangatlah mengetahui apa yang mereka kehendaki. Tiada demokrasi tanpa partisipasi politik warga, sebab partisipasi merupakan esensi dari demokrasi. Partisipasi atau keterlibatan masyarakat/kelompok dalam berpolitik merupakan ukuran demokrasi suatu negara.

UUD 1945 pasal 28 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat dengan lisan dan tulisan. Atas dasar tersebut, masyarakat atau kelompok mempunyai kebebasan berpartisipasi dalam tindakan politik. Masyarakat dalam sebuah negara demokrasi memiliki andil besar terhadap arah visi dan misi negaranya yang tak lain mensejahterakan masyarakat.

Masyarakat tidak boleh hanya tinggal diam dalam menentukan arah negara, oleh karena itu setiap insan negara berhak untuk ikut dalam partisipasi politik.

Masyarakat atau kelompok mempunyai kebebasan berpartisipasi dalam tindakan politik dalam hal ini bahwa setiap orang berhak atas

kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat dengan lisan dan tulisan37. Masyarakat dalam sebuah negara demokrasi memiliki andil besar terhadap visi dan misi negaranya yang tak lain mensejahterakan masyarakat. Masyarakat tidak boleh hany tinggal diam dalam menentukan arah negara, oleh karena itu setiap insan negara berhak untuk ikut berpartisipasi dalam politik.

Keputusan politik yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah menyangkut tentang mempengaruhi kehidupan warga Negara, maka warga masyarakat berhak ikut serta menentukan isi keputusan yang mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik, seperti dalam kegiatan musrembang yang membahas masalah pertanian, hutan, serta infrastruktur jalan desa dan jalan tani. Kegiatan masyarakat biasanya dibagi atas dua yaitu, mempengaruhi isi kebijakan umum, dan ikut menentukan pembuatan dan pelaksana keputusan politik.

Sejak berdirinya Kabupaten Deli Serdang, dari tahun 1956 sampai tahun 2018 telah mengalami 11 kali pergantian kepala desa, hal ini membuktikan bahwa tindakan politik di Desa Sei Mencirim berjalan dengan demokratif. Hal ini juga terjadi di Desa Sei Mencirim, yang membuat partisipasi politik masyarakat cukup tinggi, terutama disetiap pelaksanaan pemilihan kepala desa dalam beberapa tahun terakhir.

Berikut ini adalah kutipan hasil wawancara dengan bapak Eri Saputra:

37 UUD 1945 Pasal 28

“Masyarakat Desa Sei Mencirim itu bisa dikatakan partisipasi politiknya bisa dikatakan tinggi, terutama kelompok tani yang ada didalamnya.

Partisipasi politik dapat dilihat dari segi tindakan yang dilakukan dalam mengikuti pemilu, hubungan timbal balik yang dilakukan antara kelompok tani dengan aparatur pemerintahan desa, kegiatan kelompok tani yang berkenaan dengan arus politik masyarakat didesa, komunikasi kelompok tani dengan kelompok tani lainnya dalam mendapatkan ide maupun gagasan yang berkenaan dengan kebijakan pertanian antar daerah, dan juga tindakan kelompok tani dalam mempengaruhi keputusan”38

Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa kelompok tani memiliki peran aktif dalam partisipasi politik di desa. Partisipasi politik aktif yang diberikan kelompok tani akan berdampak positif dan menjadikan pelajaran bagi masyarakat maupun kelompok-kelompok tani lainnya. Sebagai bentuk bahwa kelompok tani meningkatkan partisipasi politiknya dapat dilihat bentuk-bentuk partisipasi politik yang telah dilakukan.

Adapun bentuk-bentuk partisipasi politik menurut Samuel Huntington dan Jhon M. Nelson, yaitu sebagai berikut:

a. Bentuk kegiatan pemilihan, yang mencakup memberikan suara, sumbangansumbangan untuk kegiatan kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, mencari dukungan bagi seorang calon, atau melakukan tindakan yang bertujuan mempengaruhihasil proses pemilihan.

38 Wawancara dengan bapak Eri saputra selaku Kepala Desa 12 Agustus 2018

b. Bentuk Lobbying, yaitu upaya-upaya perorangan atau kelompok untuk menghubungi pejabat-pejabat pemerintah dan pemimpin-pemimpin politik dengan maksud untuk mempengaruhi keputusan mereka mengenai persoalan yang menyangkut sejumlah besar orang.

c. Bentuk kegiatan Organisasi, yang menyangkut partisipasi sebagai anggota atau pejabat dalam suatu organisasi dengan tujuan utamanya untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan oleh pemerintah.

d. Bentuk mencari koneksi, yaitu tindakan perorangan yang ditujukan terhadap pejabat-pejabat pemerintah dan biasanya dengan maksud memperoleh manfaat yang hanya dirasakan oleh satu orang atau beberapa orang saja.

e. Bentuk tindakan kekerasan, upaya untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan pemerintah dengan jalan menimbulkan kerugian fisik terhadap pejabat pemerintahan atau harta benda. Kekerasan dapat ditujukan untuk mengubah pimpinan politik (Dalam bentuk kudeta dan pembunuhan), mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah (Dalam bentuk huruhara dan pemberontakan, atau mengubah seluruh sistem politik dalam bentuk revolusi). Kekerasan hanya dilakukan setelah tertutupnya kesempatan berpartisipasi politik secara damai.

Lembaga sosial telah berperan besar dalam peningkatan partisipasi politik masyarakat, dengan adanya kemampuan dari lembaga sosial untuk

memberikan sanksi positif dan negatif kepada masyarakat sehingga mempengaruhi masyarakat untuk menentukan ikut berpartisipasi atau tidak. Permasalahan partisipasi politik, lembaga sosial mampu memberikan dorongan kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam politik. Berdasar kanpengamatan peneliti, lembaga sosial yang turut berperan dalam partisipasi politik masyarakat antara lain adalah KPUD, Partai Politik, Media Massa, dan Ormas.

Salah satu lembaga sosial yang berada dekat dengan masyarakat desa yaitu organisasi massa kelompok tani. Di Desa Sei Mencirim ada yang disebut dengan kelompok tani aktif dan kelompok tani tidak aktif.

Dikatakan kelompok tani aktif yaitu kelompok yang mandiri terhadap kelompoknya dalam pemenuhan sarana pertanian dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pemerintah, sedangkan kelompok tani yang tidak aktif yaitu kelompok yang hanya menunggu bantuan dari pemerintah dalam pemenuhan sarana kelompoknya.

Partisipasi yang sejatihnya dapat menghubungkan antara rakyat biasa dengan pemerintah. Partisipasi politik dapat diartikan, yaitu keikutsertaan warga negara dalam segala bentuk kebijakan daerah, baik dalam pembuatan kebijakan publik, sampai pada pelaksanaan kebijakan.

Partisipasi politik bukan sekedar keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pemilihan kepala daerah atau terlibat dalam partai politik, tetapi juga partisipasi dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan masalah pembangunan dan pemerintah desa.

Peneliti dalam penelitian ini membahas tentang peranan kelompok tani dalam partisipasi politik masyarakat, mengambil konsep yang dikemukakan oleh Miriam Budiardjo, dan Samuel Huntington dan Jhon M. Nelson. Menurut Miriam Budiardjo, partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yakni dengan cara memilih pemimpin Negara atau kepala daerah. Sedangkan menurut Samuel Huntington dan Jhon M.

Nelson, partisipasi politik merupakan kegiatan warga sipil (private citizen) yang bertujuan mempengaruhi pengambilan kebijakan oleh pemerintah.

1. Peranan dalam kegiatan politik atau politik praktis

Kehidupan manusia didalam masyarakat memiliki peranan penting dalam sistem politik suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti makan, minum, biologis, pakaian dan papan (rumah).

Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Politik Praktis adalah suatu kegiatan aktifitas, gerakan, atau gerakan dari suatu orang atau sekelompok orang yang dapat mempengaruhi pandangan, pendapat (opini) masyarakat tentang suatu keputusan/kebijakan pemerintah atau bahkan dapat merubah keputusan pemerintah. Proses pelaksanaan dalam politik praktis dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Secara tidak

langsung, hal ini sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik yang terjadi, sedangkan jika secara langsung, berarti orang tersebut terlibat dalam peristiwa politik tertentu.

Kelompok tani, khususnya di Desa Sei Mencirim diketahui ada yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan politik atau politik praktis, namun keterlibatannya tidak secara langsung mempengaruhi partisipasi politik masyarakat desa. Kelompok tani yang merupakan lembaga sosial dapat membantu mensosialisasikan pentingnya partisipasi masyarakat dan anggota kelompok tani itu sendiri, baik itu dalam menggunakan hak pilih serta mengawasi pemerintahan. Hal ini dikemukakan oleh pernyataan Kepala Desa Sei Mencirim dalam hal ini Bapak Ery yang menyatakan bahwa:

“Kelompok tani tidak mempunyai peranan dalam partisipasi politik yang secara sah diatur dalam peraturan desa. Kendati demikian, dalam pembuatan kebijakan desa, seperti dalam kegiatan Musrembang maupun dalam perhelatan pesta demokrasi yakni pemilu, tidak sedikit dari anggota kelompok tani yang langsung terlibat dalam kegiatan tersebut dan beberapa diantara mereka ada yang menjadi tim sukses, panitia pelaksana kegiatan pemilu, dan kadang juga mereka mengikuti diskusi politik”.39

Hal yang serupa di dikemukakan oleh bapak Heru, salah satu tim pengukuran tanah pertanian di KTMH yaitu:

39 Wawancara dengan Bapak Ery saputra Selaku kepala Desa Sei Mencirim

“Menurut saya kelompok tani di Desa Sei Mencirim mempunyai peran dalam partisipasi politik, Cuma sifatnya tidak mengikat karena tidak diatur dalam peraturan Desa Sei Mencirim. Cukup banyak anggota kelompok tani di Desa Sei Mencirim yang terlibat langsung dalam kegiatan politik, contohnya salah satu anggota kelompok tani yang perna maju dalam pemilihan legislatif. Selain itu anggota kelompok tani di Desa Sei Mencirim ikut serta mensosialisasikan pemilu kepada masyarakat, seperti pemilukada, gubernur, legislatif dan presiden, hal itu sedikit membantu peran dari KPU dan perangkat Desa Sei Mencirim”.40

Pernyataan dari kepala Desa Sei Mencirim dan Tokoh Petani, didukung dengan penyataan yang dikemukakan oleh Mak Endo selaku masyarakat daerah KTMJ:

“Menurut saya ada beberapa kelompok tani yang terlibat langsung dalam kegiatan politik, contohnya kelompok tani Sei Mencirim.

Banyak diantara mereka yang sering menjadi tim sukses, ikut kampanye, diskusi mengenai masalah politik”.41

Berdasarkan wawancara diatas menunjukkan bahwa kelompok tani tidak memiliki peran dalam partisipasi politik yang disahkan dengan peraturan desa, namun pada dasarnya banyak dari anggota kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan politik, seperti keterlibatannya dalam kegiatan pemilu yang ikut serta dalam mensosialisasikan kegiatan pemilihan umum kepada masyarakat, seperti pemilukada, gubernur,

40 Wawancara dengan Bapak Heru Selaku Tim pengukuran Tanah

41 Wawancara dengan Mak Endo Selaku Masyarakat sekitar KTMJ

legislatif dan presiden, selain itu beberapa dari naggota kelompok tani ada yang menjadi tim sukses, panitia pelaksana kegiatan pemilu, dan mengikuti diskusi politik. Terlepas dari peranan kelompok tani tersebut, peranan mencakup tiga hal menurut soejorno soekanto, yaitu sebagai berikut:

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Pernyataan konsep peran tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pembangunan dan pemerintah desa, itu tidak semata-mata didominasi oleh elit-elit pemerintahan desa, melainkan juga melibatkan peran kelompok tani.

Terkait dengan kegiatan politik, kelompok tani di desa Mencirim mempunyai peranan dalam partisipasi politik. Dalam kegiatan pemilihan umum, kepala desa biasanya menghimbau kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dan tidak golput. Selain itu biasa mengikuti beberapa diskusi politik serta membangun hubungan baik dengan pemerintah dan anggota PARPOL, dan hal tersebut merupakan salah satu cara untuk mempermudah kelompok tani kami dalam memperoleh dana ataupun bantuan yang berkaitan dengan kebutuhan kelompok tani kami secara khusus dan masyarakat Desa Sei Mencirim secara umum.

Dengan hal itu kelompok tani terlibat dalam kegiatan politik, namun keterlibatannya dalam kegiatan politik ini bukanlah sesuatu hal yang negatip bagi kelompok itu sendiri melainkan sesuatu yang positip karena keterlibatannya berdampak baik bagi kelompoknya sendiri secara khusus dan Desa Sei Mencirim secara umum. Hal itu terlihat dari apa yang mereka dapatkan berupa alat pertanian yang dapat dimanfaatkan secara umum oleh masyarakat Desa Sei mencirim, khususnya para petani.

Peranan masyarakat ataupun kelompok sosial sangat diharapkan dalam peningkatan partisipasi politik, karena hal tersebut dapat menunjang tatanan kehidupan masyarakat. Meskipun begitu, ada juga berupa tindakan atau kegiatan yang mesti dihindari oleh pelaku politik terutama dalam kegiatan pemilu, seperti adanya kegiatan serangan pajar atau money politik dan sosialisasi yang sifatnya memaksa, karena kegiatan seperti itu adalah bentuk pelanggaran dalam sistem pemilu, walaupun kampanye seperti itu sudah menjadi sesuatu yang banyak kita temukan dalam setiap pelaksanaan pemilukada.

Di Desa Sei Mencirim, anggota kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan politik, umumnya banyak bersosialisasi kepada masyarakat yang tidak terlalu mengetahui tentang kondisi atau kegiatan politik, terutama dalam pelaksanaan pemilu.

Uraian diatas menunjukkan bahwa Kelompok tani selain berperan sebagai pengembangan pertanian dengan mengoptimalkan tekhnologi pertanian untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian, kelompok tani

atau anggotanya juga berperan dalam partisipasi politik dan mempunyai peranan yang cukup baik untuk kemajuan suatu sistem demokrasi. Adanya kebebasan rakyat dalam menjalankan partisipasi politik yang menjadi ukuran untuk melihat eksistensi demokrasi dalam suatu wilayah. Disisi lain dengan ikut terlibat dalam kegiatan politik, masyarakat sudah menunjukkan nilai kebebasan demokrasi dalam hal melakukan hak-haknya sebagai warga negara, selama hal tersebut tidak mencederai sistem politik

atau anggotanya juga berperan dalam partisipasi politik dan mempunyai peranan yang cukup baik untuk kemajuan suatu sistem demokrasi. Adanya kebebasan rakyat dalam menjalankan partisipasi politik yang menjadi ukuran untuk melihat eksistensi demokrasi dalam suatu wilayah. Disisi lain dengan ikut terlibat dalam kegiatan politik, masyarakat sudah menunjukkan nilai kebebasan demokrasi dalam hal melakukan hak-haknya sebagai warga negara, selama hal tersebut tidak mencederai sistem politik

Dokumen terkait