• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA

(Studi Kasus: Desa Sei Mencirim Kuta Limbaru)

Disusun Oleh : Donal Ariadi Siahaan

130906085

Dosen Pembimbing: Drs. Tonny P Situmorang, M.Si

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(2)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, karunia, dan hikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARKAT DESA yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana ilmu politik.

Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga tercinta kepada orang tua KB.Siahaan dan C.Tobing yang selalu setia memberikan doa dan kasih sayang tanpa pamrih, dan juga kepada adikku Satriani Siahaan yang menjadi penyemangat dan pendorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof DR Runtung Sitepu, SH.Mhum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak DR.Muryanto Amin selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Warjio,MA selaku Ketua Jurusan Departemen Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Tonny P Situmorang, M.Si selaku dosen pembimbing saya yang dengan segala kesabarannya telah membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk waktu yang telah diluangkan, semua masukan, arahan, ilmu,dan nasihat yang telah

(3)

diberikan. Serta Terimakasih juga untuk setiap motivasi dan semangat yang diberikan agar tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini hingga tepat waktu.

6. Semua teman-teman Organisasi Front Mahasiswa Nasional ( FMN ) Bung solihin, Fahmi, Roby, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberikan bantuan dan pengertian secara tulus dan terimakasih atas doa dan sarannya selama ini.

7. Teman-teman kost yang selalu memberikan semangat, motivasi yang telah diberikan sehingga skripsi ini bisa dapat terselesaikan dengan cepat.

8. Kolektif Kecil Artasari Nababan, SE yang telah duluan mendapat gelar yang selalu menemani bimbingan skripsi dan mencari data-data untuk mengakuratkan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna dengan keterbatasan dalam penulisan ini. Oleh karena itu, peneliti terbuka dengan kritik dan saran dari pembaca.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi pihak yang membutuhkan. Apabila terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini penulis memohon maaf. Terima Kasih

Medan, Maret 2019

Donal Ariadi Siahaan

NIM. 130906085

(4)

ABSTRAK

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA SEI MENCIRIM

DONAL ARIADI SIAHAAN (130906085) donalsiahaan290@gmail.com

Saat ini peranan kelompok tani sangat diperlukan demi terjalinnya hubungan dengan aparatur pemerintahan desa , khsususnya dalam menigkatkan partisipasi politik masyarakat desa baik berupa kampanye politik, sosialisasi politik, dan mobilisasi massa dalam politik. Dalam hal meningkatkan partisipasi yang baik, kelompok tani melakukan inovasi baru demi menciptakan suasana politik baik. Untuk itu kelompok tani satu dengan yang lainnya bekerja sama dalam membangun ataupun membentuk desa yang maju.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan arti pentingnya sebuah organisasi didalam masyarakat. Oraganisasi yang maksud yaitu organisasi kelompok tani yang bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat di suatu desa juga memahami strategi-strategi kelompok tani dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Medan tepatnya di Desa Sei Mencirim Kutalimbaru.

Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari januari 2018 hingga februari 2019. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif kualitatif, data primer dalam penelitian ini melalui proses wawancara kepada beberapa informan yang dianggap mampu menjawab rumusan masalah.

(5)

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa peranan kelompok tani ada dalam peningkatan partisipasi politik masyarakat desa. Peranan kelompok tani dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan para kelompok tani di suatu daerah dan terealisasinya terhadap masyarakat di desa Sei Mencirim Kuta limbaru.

(6)

ABSTRACT

ROLE OF TANI GROUPS IN IMPROVING COMMUNITY PARTICIPATION SEI MENCIRIM VILLAGE

DONAL ARIADI SIAHAAN (130906085) donalsiahaan290@gmail.com

At present the role of farmer groups is very necessary for the establishment of relations with the village government apparatus, especially in increasing the political participation of rural communities in the form of political campaigns, political socialization, and mass mobilization in politics. In terms of increasing good participation, farmer groups make new innovations to create a good political atmosphere. For this reason, farmer groups with each other work together in developing or forming advanced villages.

The purpose of this study is to explain the importance of an organization in society. Organizations whose intentions are farmer group organizations that aim to increase community participation in a village also understand the strategies of farmer groups in increasing the political participation of the community. This research was conducted in Medan City, precisely in the village of Sei, sending Kutalimbaru. The time for conducting this study began from January 2018 to February 2019. This study used qualitative research methods with qualitative descriptive types, primary data in this study through an interview process to several informants who were considered able to answer the problem statement.

(7)

The results of this study reveal that the role of farmer groups is in increasing the political participation of rural communities. The role of farmer groups can be seen from the activities carried out by farmer groups in an area and the realization of the community in the village of Sei Mencirim Kuta limbaru.

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 12

1.3. Pembatasan Masalah ... 12

1.4. Tujuan Penelitian ... 13

1.5. Manfaat Penelitian ... 13

1.6. Kerangka Teori ... 14

1.6.1 Teori Peran (role theory) ... 14

1.6.2 Teori Kelompok ... 16

1.6.3 Teori Partisipasi ... 24

1.6.3 Teori Masyarakat ... 28

1.7. Metode Penelitian ... 30

1.8.Jenis Penelitian ... 31

1.8.1 Teknik Pengumpulan Data ... 31

1.8.2. Teknik Analisis Data ... 32

1.9. Sistematis Penulisan... 32

BAB II PROFIl DESA 2.1 Kondisi Desa ... 34

2.1.1 Sejarah Desa ... 34

2.1.2 Demografi ... 38

2.1.3 Keadaan Sosial ... 38

(9)

2.1.4 Keadaan Ekonomi ... 41 2.1.5 Kondisi Pemerintahan ... 41

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASN

3.1 Peranan Kelompok Tani Dalam Partisipasi Masyarakat Desa Sei Mencirim

Kutalimbaru ... 50 3.2 Strategi/ Cara Kelompok Tani Mempengaruhi Masyarakat atau Anggotanya dalam Mewujudkan Tindakan Politik ... 66

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ... 73 4.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai insan yang hidup dalam suatu lingkungan, manusia tidak pernah terlepas dari kebutuhan akan orang lain, karena adanya keterbatasan dalam dirinya yang harus ditutupi dengan kehadiran orang lain. Namun, terkadang kebutuhan akan orang lain lebih disebabkan karena adanya persamaan tujuan maupun motif yang ingin dicapai. Hal tersebut menyebabkan seseorang berupanya membangun suatu ikatan untuk menyelesaikan setiap persoalannya dengan cara membangun perkumpulan yang disebut kelompok. Setiap individu didalam kelompok akan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk pencapaian tujuan. Kelompok lebih berperan besar dalam memenuhi pencapaian tujuan dibandingkan dengan individu, karena individu tidak dapat menguasai atau mengendalikan dirinya sendiri.

Kelompok merupakan wadah belajar bersama dimana masyarakat bisa saling bertukar pengalaman dan pengetahuan. Selain itu kelompok membangun solidaritas sesama warga desa. Sastraatmadja berpendapat bahwa setiap anggota kelompok dapat berpartisipasi dalam pengembangan kelompok dengan segala potensi dan keterbatasan yang mereka miliki. Kelompok bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi berbagai permasalahan dan kebutuhannya. Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah terbiasa bekerja berkelompok dengan bentuk yang sesuai dengan budaya dan kondisi lokal yang

(11)

ada. Berkelompok akan lebih mudah mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, dibandingkan dengan bekerja sendiri.

Kelompok tani merupakan media bagi penyuluhan pertanian, yang merupakan tempat untuk kegiatan produksi pertanian atau sebagai unit produksi di mana penyuluh berfungsi sebagai pembimbing dan petani sebagai pelaksana proses produksi pertanian.1 Sementara menurut Departemen Pertanian, kelompok tani yaitu sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas petani- petani dewasa (pria atau wanita) maupun petani taruna (pemuda atau pemudi) yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian kebutuhan bersama serta berada dilingkungan pengaruh pemimpin kontak tani.2

Peranan kelompok tani, dilihat dari segi pembangunan yaitu menciptakan tata cara penggunaan sumber daya yang ada, sebagai media atau alat pembangunan, membangun kesadaran anggota petani untuk menjalankan mandat yang diamanatkan oleh kelompok. Kelompok tani juga berperan sebagai pengembangan pertanian dengan mengoptimalkan tekhnologi pertanian untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian dalam upaya mewujudkan peningkatan perekonomian dan kesejateraan petani. Sunarru Samsi Hariadi, Kelompok tani mempunyai unsur pengikat yaitu adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya dan memiliki kawasan usaha tani yang menjadi suatu tanggung jawab bersama diantara para anggotanya dengan kader tani untuk menggerakkan para petani sehingga kepemimpinannya diterima oleh sesama petani lainnya serta memiliki kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sekurang-kurangnya dari

1Sunarru Samsi Hariadi, Dinamika Kelompok, Cet.1, (Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadja Mada, 2011), hal. 124.

2Fazlur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1995), hal. 76.

(12)

sebagian besar anggotanya dan tidak terlepas dari adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk menunjang suatu program yang telah ditentukan.

Sistem pemerintahan Indonesia yang menganut sistem demokrasi membuka ruang kepada masyarakat atau kelompok untuk terlibat dalam tindakan politik, keikutsertaan masyarakat/kelompok dalam berpartisipasi sangatlah penting karena teori demokrasi menyebutkan bahwa masyarakat tersebut sangatlah mengetahui apa yang mereka kehendaki. Tiada demokrasi tanpa partisipasi politik warga, sebab partisipasi merupakan esensi dari demokrasi.

Partisipasi atau keterlibatan masyarakat/kelompok dalam berpolitik merupakan ukuran demokrasi suatu negara.3

Demokrasi secara umum memiliki arti sebagai suatu bentuk politik pemerintahan ditentukan oleh rakyat. Rakyatlah yang menentukan siapa saja mereka yang memiliki kekuasaan dan berhak untuk memerintah. Indonesia merupakan Negara yang menganut sistem demokrasi. Indonesia mengadakan pemilihan umum setiap lima tahun sekali.

Kualitas demokrasi sebenarnya didasarkan pada banyak hal, khususnya menyangkut tentang transparansi anggaran, partisipasi kelembagaan lokal, dan akomodasi kepentingan-kepentingan masyarakat didalam pengambilan keputusan atau peraturan didaerah. Pelaksanaan pemilihan bisa saja bervariasi, namun intisarinya tetap sama untuk semua masyarakat demokratis yakni akses bagi semua warga negara yang memenuhi syarat untuk memenuhi hak pilih,

3 Mochtar Mas’oed, Negara, Kapital, dan Demokrasi,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal.43.

(13)

perlindungan bagi tiap individu terhadap pengaruh suara dan perhitungan yang jujur dan terbuka terhadap hasil pemungutan suara.4

Dapat kita awali dengan suatu pemahaman bahwa desa itu adalah suatu hasil perpaduan antara berbagai kelompok kegiatan manusia dengan lingkungannya. Secara lebih formal desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia.

Sebagaimana pendapat tokoh sosiologi yaitu Ferninad dan Tonnies mengemukakan desa adalah tempat tinggal suatu masyarakat yang bersifat

“gomeinschaft” yaitu saling terikat oleh perasaan dan persatuan masyarakat yang masih erat.

Berdasarkan kamus sosiologi, desa mengandung kompleksitas saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar pemeliharaan kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat dan kehidupan moral dan sebagainya

Linton dalam Soemardjan dan Soemardi mengartikan masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup bekerjasama cukup lama sehingga

4 Rachmad K Dwi Susilo, Kebijakan Elitisi Politik Indonesia ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

(14)

mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan social dengan batas-batas yang dirumuskan secara jelas.5

Mengenai Undang-undang No 19 Tentang Desapraja, yang memayungi desa dengan berbagai bentuk institusi dengan ciri khasnya yang mengakar pada masyarakat. Namun tahun 1967 pemerintah Orde Baru “ UU No 18 tahun 1965 tentang Pemerintahan Daerah dan mengganti dengan UU No. 55 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Daerah. Institusi pemerintah terkecil ( Desapraja ) yang ada di daerah harus diganti dan diseragamkan menjadi “Desa”.

Istilah desa seperti yang dikemukakan itu dengan dikeluarkannya Undang- undang No 6 Tahun 2014 mengenai desa, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingannya sendiri berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).6

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menegaskan bahwa Negara mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangn masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengakui adanya Otonomi yang dimiliki oleh Desa dan Kepala Desa dapat diberikan penguasaan ataupun pendelegasian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk

5 Rasyid Masri, Sosiologi dan Komunikasi Pembangunan Pedesaan (Makassar: Allaudin University Press, 2014) hlm. 1

6 Risma Handayani, Pembangunan Masyarakat Pedesaan (Makassar:Alauddin University Press, 2014)hlm.55

(15)

melaksanakan urusan Pemerintahan tertentu. Pemerintah Desa merupakan struktur Pemerintahan paling bawah yang secara langsung berinteraksi dengan masyarakat, sehingga kewenangan pemerintah desa untuk meningkatkan pelayanan serta pemberdayaan masyarakat.7 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, kepala desa sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan di daerah kecil yaitu desa yang dipilih masyarakat secara langsung oleh penduduk desa yang memenuhi persyaratan yang berlaku, dengan masa jabatan kepala desa 5 tahun degan ketentuan tatacara pemilihan kepala desa ( PILKADES ). Kepala desa pada dasarnya bertanggung jawab pada rakyat desa dan prosedur pertanggung jawaban yang disampaikan pada bupati melalui camat kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Wujud dari pemenuhan hak-hak politik adalah adanya kebebasan bagi setiap warga untuk menyatakan pendapat dan berkumpul. Seperti yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 28 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat dengan lisan dan tulisan. Atas dasar tersebut, masyarakat atau kelompok mempunyai kebebasan berpartisipasi dalam tindakan politik. Masyarakat dalam sebuah negara demokrasi memiliki andil besar terhadap arah visi dan misi negaranya yang tak lain mensejahterakan masyarakat. Masyarakat tidak boleh hanya tinggal diam dalam menentukan arah negara, oleh karena itu setiap insan negara berhak untuk ikut dalam partisipasi politik.

7UU Nomor 8 Tahun 2005 tentang Perubahan atas UU Nomor 32Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

(16)

Partisipasi politik merupakan salah satu aspek penting dari demokrasi.

Asumsi yang mendasari demokrasi (partisipasi) adalah orang yang paling tahu tentang apa yang baik baginya adalah orang itu sendiri. Keputusan politik yang di buat dan dilaksanakan oleh pemerintah menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga negara maka warga masyarakat berhak ikut serta menentukan isi keputusan yang mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Kegiatan masyarakat biasanya dibagi atas dua yaitu, mempengaruhi isi kebijakan umum, dan ikut menentukan pembuatan dan pelaksana keputusan politik.8

Masyarakat Indonesia dianjurkan berpartisipasi dalam suatu kebijakan demi terciptanya suatu kemaslahatan dalam suatu masyarakat. Pelaksanaan demokrasi Indonesia saat ini sedang berjalan menuju demokrasi yang dewasa, dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi tampak terlihat jelas.

Apabila kita golongkan, masyarakat di Indonesia sudah termasuk kedalam golongan aktif partisipan. Artinya bahwa masyarakat Indonesia mayoritas sudah memberikan partisipasinya, baik dalam bentuk aspirasi, kepekaan atau pengawasan terhadap suatu kebijakan, maupun memberikan suaranya dalam pemilu. Ditinjau dari pergerakan partisipasi masyarakat dalam pemilu dari tahun ke tahun, terlihat angkanya yang menunjukkan penurunan. Namun hal ini juga dibarengi dengan meningkatnya angka selektif masyarakat dan kekritisan masyarakat dalam menanggapi kebijakan-kebijakan di Indonesia dalam sistem pemerintahan.

8 A. Rahman, Sistem Politik Indonesia, Edisi Pertama, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hal. 285.

(17)

Pemilihan kepala desa tidak terlepas dari adanya partisipasi politikmasyarakat desa. Partisipasi politik pada hakekatnya sebagai ukuran untukmengetahui kualitas kemampuan warga negara dalam menginterpretasikansejumlah simbol kekuasaan (kebijaksanaan dalam mensejahterakan masyarakatsekaligus langkah-langkahnya) ke dalam simbol- simbol pribadi. Atau denganperkataan lain, partisipasi politik adalah proses memformulasikan ulang simbol-simbolkomunikasi berdasarkan tingkat rujukan yang dimiliki baik secara pribadimaupun secara kelompok (individual reference, social references) yang berwujuddalam aktivitas sikap dan prilaku.9

Secara historis desa merupakan embrio bagi terbentuknya masyarakat politik danpemerintahan di Indonesia. Jauh sebelum negara – bangsa ini terbentuk, entitas sosial sejenisdesa atau masyarakat adat dan lain sebagainya, telah menjadi institusi sosial yang mempunyaiposisi sangat penting. Mereka ini merupakan institusi yang otonom dengan tradisi, adatistiadat dan hukumnya sendiri yang mengakar kuat, serta relatif mandiri dari campur tangan entitas kekuasaan dari luar.10

Partisipasi kelompok tani menjadi satu wadah bagi para anggotanya untuk melakukan gerakan bersama dalam usaha pertanian. Gerakan ini umumnya dipacu untuk mempererat hubungan antar petani demi tercapainya tujuan bersama dengan cara para petani dapat saling bertukar gagasan dan pengetahuan demi perkembangan pertanian. Selain itu, partisipasi kelompok tani juga merupakan

9Soemarsono, 2002. Komunikasi politik, jakarta: Raja Grafindo Perkasa. Hlm 4-5.

10Purwo Santoso. 2003. Pembaharuan Desa Secara Partisipatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 36

(18)

wujud dari aktualisasi program aparatur desa juga menjadikan visi misi pemerintahan saat ini yaitu dalam hal ketahanan pangan dalam negeri. Oleh karenanya, keaktifan kelompok tani bisa menjadi satu tolak ukur partisipasi politik untuk melihat sejauh mana berkembangnya industri pertanian di suatu wilayah atau desa.Kelompok tani di Desa Sei mencirim, Kecamatan Kutalimbaru menjadi satu contoh dinamika yang menarik untuk diperbincangkan. Di desa ini, keaktifan kelompok ini dapat dilihat melalui kegiatan dan program yang dilaksanakan secara rutin. Menariknya, masyarakat desa ini merasa, bahwa kelompok tani benar-benar dapat menjadi sarana pendorong peningkatan perekonomian petani.

Di tengah kegiatan yang aktif tersebut, kelompok tani maju jaya di Desa Sei Mencirim masih menghadapi masalah yang perlu untuk disuarakan. Saat ini petani sedang menghadapi satu desakan yang nyata. Sebagaimana dinyatakan oleh sebagian besar narasumber dari Kelompok Tani Desa Sei Mencirim, mereka sepaham mengatakan bahwa kondisi alam berubah-ubah tidak menentu. Ditambah lagi, penyempitan lahan pertanian juga telah menjadi satu permasalahan serius bagi desa ini.

Kesepahaman ini menjadi titik balik bagi petani Desa Sei Mencirim untuk berhimpun demi menciptakan gerakan bersama. Sebuah gerakan adaptif terhadap kondisi lingkungan dan pengembangan industri pertanian. Gerakan tersebut akhirnya melahirkan solidaritas dalam wujud banyaknya kelompok tani di desa ini. Praktiknya, kelompok tani di Desa Sei Mencirim memang dapat menunjukkan satu hasil kreatif mengembangkan pertanian bagi masing-masing

(19)

anggotanya.Akan tetapi, beberapa hambatan dan masalah disebutkan masih melilit kondisi kelompok tani mereka. Di antaranya, belum adanya satu agenda komunikasi antar kelompok tani, minimnya pendampingan yang berkelanjutan dari pemerintah dan pihak ketiga serta kesadaran petani yang masih rendah dalam berkelompok.

Pada aspek pendampingan, para petani yang tergabung dalam berbagai kelompok tani juga senada menyebutkan jika selama ini proses pendampingan dari pihak ketiga atau pemerintah hanya “mengejar target” . Ketika program telah usai, sebagian besar mereka melepaskan diri, tanpa ada kegiatan yang berlanjut.

Proses pendampingan yang berkelanjutan begitu diharapkan, karena sistem pertanian yang baik tidak bisa dibentuk dengan waktu yang cepat.

Dalam segi partisipasi politik, selama ini memang belum ada anggaran khusus terkait pertanian. Penyebabnya adalah pola pikir masyarakat yang cenderung meminta pembangunan infrastruktur dalam segi fisik saja. Sehingga anggaran khusus terkait pertanian atau yang berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan petani belum dialokasikan.

Melihat hambatan dan tantangan tersebut, maka sebenarnya tersimpan harapan besar dari para kelompok tani maju jaya. Ini tidak lepas dari komitmen para pemangku kepentingan, kelompok tani dan pemerintah desa untuk berbenah diri. Salah satu upaya konkret yang akan dilakukan misalnya membentuk forum dan agenda kumpul kelompok tani. Dari agenda tersebut nantinya pemerintah desa mengharapkan adanya usulan yang dikeluarkan oleh kelompok tani kepada pemerintah desa. Sehingga, aturan perencanaan desa yang bersifat pendek atau

(20)

jangka menengah memiliki kerangka khusus untuk memfasilitasi kebutuhan para petani dan kelompoknya.

Masa depan kelompok tani maju jaya menjadi satu komitmen untuk digapai bersama. Satu pertegasan bahwa saat ini petani juga memiliki mimpi untuk mempertahankan eksistensinya di tengah jeratan industrialisasi. Mimpi yang akan menjadi inspirasi untuk mengembalikan dan mengembangkan sumber daya alam negeri agraris yang melimpah ruah. Bagaikan pepatah Jawa: “Memayu Hayuning Bawana,” Memperindah Keindahan Dunia. Kiranya sudah saatnya petani menentukan masa depan dan menggapai mimpinya.

Desa Sei Mencirim mempunyai luas wilayah ± 632 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 5766 jiwa pada tahun 2011, yang terdiri dari laki-laki 2802 jiwa, perempuan 2964 jiwa, dan memiliki 1471 Kepala Keluarga.11

Pembagian wilayah Desa Sei Mencirim dibagi menjadi 11 (sebelas) wilayah dusun, dan masing-masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara khusus. Jadi, di setiap dusun ada yang mempunyai wilayah pertanian dan perkebunan, sementara pusat desa berada di dusun II, dan setiap dusun dipimpin oleh kepala dusun.12

Oleh sebab itu, berdasarkan alasan-alasan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Perananan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Desa. Judul ini nantinya akan didasarkan kepada satu lokasi di desa sei mencirim yang dianggap memiliki hasil

11Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Kutalimbaru, Desa Sei Mencirim : Rencana Kegiatan Pembangunan Desa Sei Mencirim Tahun Anggaran 2011-2015, hal. 35.

12Ibid, Hal 45

(21)

tani yang baik namun hal akan bertolak bekakang apabila pemerintah desa tidak menggandeng kelompok tani untuk maju.

1.2. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peranan kelompok tani maju jaya dalammeningkatkan partisipasi politik masyarakat di Desa Desa Sei Mencirim Kecamatan Kutalimbaru?

2. Bagaimana strategi/cara kelompok tani mempengaruhi masyarakat atau anggotanya dalam mewujudkan tindakan politik?

1.3. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terkonsentrasi terhadap Pengaruh Kelompok Tani Maju Jaya dalam Pemilihan Kepala Desa, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan kajian analisis tentang peranan kelompok tani dalam partisipasi politik masyarakat.

2. Dalam penelitian ini, kelompok tani yang dimaksudkan ialah Kelompok Tani Maju Jaya desa Sei Mencirim Kecamatan Kutalimbaru.

(22)

1.4. Tujuan Penelitian

Beberapa tujuan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sehagai berikut:

1. Untuk mengetahui peranan kelompok tani dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Desa Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru.

2. Untuk mengetahui stretegi/cara kelompok tani mempengaruhi masyarakat atau anggotanya dalam mewujudkan tindakan politik.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Kegunaan Akademik

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi khasanah ilmu pengetahuan. Khususnya terhadap Ilmu Politik yang mengkaji masalah fenomena politik atau fenomena sosial politik.

b. Sebagai bahan bacaan dan literatur tambahan bagi mahaasiswa dan masyarakat luas pada umumnya.

2. Kegunaan Praktisi

a. Penelitian ini diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat untuk ikut aktif dalam partisipasi politik.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi para pelaku politik tentang pentingnya meningkatkan partisipasi politik khususnya di Desa Sei Mencirim Kuta Limbaru.

(23)

1.6. Kerangka Teori

Sebagaimana telah dipaparkan pada landasan pemikiran di atas yang kemudian melahirkan rumusan masalah sebagai peranan kelompok tani dalam Meningkatkan partisipasi politik masyarakat. Kemudian dibutuhkan teori analisis untuk membedah masalah dan mencari asumsi pokok yang mendasar suatu penelitian atau jawaban, dan pemecahan untuk masalah dibutuhkan sebuah teori.

1.6.1. Teori Peran (role theory)

Peran (role) eksis ketika kelompok sosial memiliki norma-norma sosial yang mapan dan yang hanya berlaku bagi individu dengan kategori tertentu.

Mereka mengartikan atau menciptakan diferiensasisosial atas individu sesuai dengan bagian tertentu yang diharapkan mereka mainkan dalam kehidupan kelompok. Para ahli teori sosial telah lama mengakui pengaruh harapan sosial, dengan menggunakan istilah seperti karakter, topeng, dan persona, untuk mengesplorasi penyatuan pola-pola kultural kedalam kepribadian individu dan cara individu bertindak dengan cara-cara yang dibenarkan secara sosial atau kelompok dalam tugas tetentu, namun tidak sampai tahun 1930-an, istilah peran menjadi mapan sebagai dasar untuk mengeksplorasinya.13

Peranan bersinonim dengan pengaruh, jika dikaitkan dengan sesuatu yang bersifat kolektif di dalam masyarakat, maka pengaruh adalah daya yang munculdari organisasi dimana membentuk watak, kepercayaan, atau

13Iman Santoso, Sosiologi The Key Concepts, Cet. 2, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 227.

(24)

perbuatanmasyarakat. Makna peranan secara implisit menunjukkan kekuatan.

Kekuatantersebut berlaku baik secara internal maupun eksternal terhadap individu ataukelompok yang menjalankan peranan tersebut.

Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan, apabilah seseorang melaksanakan hak kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal, yaitu :14

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas sosial atau politik.

Teori peran (role theory) dalam konteks lain adalah perilaku aktor politik yang mempengaruhi kegiatan atau tindakan sosial masyarakat. Pemikiran John Wahlke, tentang teori peran memiliki dua kemampuan yang berguna bagi analisis politik. Ia membedakan peran berdasarkan pada aktor yang memainkan peranan tersebut, yaitu peran yang dimainkan oleh aktor politik dan peran oleh suatu

14Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Cet. 111, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2006), hal. 212-213.

(25)

badan atau institusi. John Wahlke menunjukkan bahwa aktor politik umumnya berusaha menyesuaikan tindakannya dengan norma-norma perilaku yang berlaku dalam peran yang dijalankannya. John mendeskripsikan peranan institusi secara behavioral, dimana model teori peran menunjukkan segi-segi perilaku yang membuat suatu kegiatan sebagai institusi.

1.6.2. Teori Kelompok

Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia merupakan makhluk sosial, yang selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Hubungan ini terutama dilakukan untuk menopang kehidupan antar umat manusia, maka untuk itulah kita dapat melihat manusia cenderung untuk hidup secara berkelompok-kelompok.

Kelompok adalah sesuatu yang alami, karena manusia sebagai makhluk sosial akan berinteraksi satu dengan yang lain sehingga membentuk kelompokkelompok tertentu. Menurut Jonhson, kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka (face to face interaction), yang masing- masing menyadari keanggotaannya dalam kelompok, masing-masing menyadari keberadaan orang lain yang juga angota kelompok, dan masing-masing menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama.15 Sementara itu , Shaw menyimpulkan kelompok adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dalam hal-hal tertentu sehingga setiap orang akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain. Homans menyatakan bahwa kelompok akan tetap

15Sarlito Wirawan Sarwono, Pisikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Pisikologi Terapan, Cet.

III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 5

(26)

kompak apabila dalam pertimbangannya selalu memiliki unsur pertimbangankeuntungan dan kerugian. Jika anggota kelompok merasa mendapat keuntungan maka kelompok itu akan tetap utuh. Sebaliknya apabila tidak, maka kelompok tersebut kemungkinan akan bubar.

Proses pembuatan keputusan dalam kelompok, dimana proses pembuatan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap (disebut langkah) yang lebih khusus atau spesifik dan lebih operasional. Menurut Benty langkahlangkah dalam proses pembuatan keputusan bergantung kepada cara berfikir atau sudut pandang yang digunakan. Para ahli hanya berbeda dalam penggunaan istilah, tetapi secara prinsip bermakna senada. Proses tersebut secara umum, sebagaimana pendapat Siagian dalam Soetopo adalah sebagai berikut :16

a. Penulusuran lingkup masalah (Intelligence)

b. Perencanaan penyelesaiaan masalah (Design)

c. Pemilihan Tindakan (Choice)

d. Pelaksanaan tindakan (Implementation)

Selain yang dijelaskan diatas, adapun yang menjadi pokok pembahasan dalam teori kelompok ini, yaitu kelembagaan kelompok tani dan fungsi kelompok tani:

16Wildan Zulkarnain, Siagian, soetopo, Dinamika Kelompok, Cet. I, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hal. 117-118.

(27)

a. Kelembagaan Kelompok Tani

Kelembagaan merupakan terjemahan langsung dari istilah socialinstitutio, dimana banyak pula yang menggunakan istilah pranata sosial untuk istilah social institution tersebut, yang menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku warga masyarakat. Menurut Soekanto, kelembagaan sampai saat ini, sering digunakan tidak hanya pada sebuah kelembagaan yang memiliki arti institusi, namun juga diartikan sebagai suatu organisasi yaitu wadah dimana anggotanya dapat berinteraksi, memiliki tata aturan dalam beraktifitas untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini menyebabkan banyak kerancuan yang terjadi dalam mengartikan kelembagaan, yang berarti institusi maupun organisasi.17

Suradisastra mengemukakan bahwa fungsi organisasi dan lembaga lokal antara lain adalah:18

1) Mengorganisir dan memobilisasi sumberdaya,

2) Membimbing stakeholder pembangunan dalam membuka akses ke sumberdaya produksi,

3) Membantu meningkatkan sustainability pemanfaatan sumberdaya alam,

4) Menyiapkan infrastruktur sosial di tingkat lokal,

5) Mempengaruhi lembaga-lembaga politis,

6) Membantu menjalin hubungan antara petani, penyuluh dan peneliti lapang,

17Ibid, hal.58.

18Suradisastra, Kedi.. Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Petani. Forum Agro-Ekonomi, Vol.

26 (2), (PSE-KP: 2008), hal. 32.

(28)

7) Meningkatkan akses ke sumber informasi,

8) Meningkatkan kohesi sosial,

9) Membantu mengembangkan sikap dan tindakan kooperatif.

Menurut Syahyuti, bahwa tiap kelembagaan petani yang dibentuk dapat memainkan peran tunggal atau ganda. Peran-peran yang dapat dilakukan oleh kelembagaan kelompok tani yaitu sebagai lembaga pengelolaan sumberdaya alam, sebagai penggiat aktivitas kolektif, sebagai unit usaha, sebagai penyedia kebutuhan informasi dan sebagai wadah yang merepresentatifkan kegiatan politik.

Konsep kelembagaan dapat disimpulkan bahwa kelembagaan merupakan suatu unit yang didalamnya terdapat orang-orang atau kelompok dengan tujuan meningkatkan produksi dan mensejahterakan masyarakat yang ada, serta untuk mencari solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi.19

Dilain pihak individu memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas, namun potensi yang ada pada individu yang bersangkutan sehingga individu harus meminta bantuan kepada individu lain yang sama sama hidup satu kelompok. Dalam keadaan seperti itu, individu berusaha mengatasi kesulitan yang ada pada dirinya melalui prinsip escapism, artinya salah satu bentuk pelarian diri dengan mengorbankan pribadinya dan mempercayakan pada orang lain yang menurut pendapatnya memiliki sesuatu yang tidak ada pada dirinya. Bentuk penyerahan diri seperti ini mengakibatkan timbulnya perasaan

19Syahyuti, Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sebagai Kelembagaan Ekonomi Di Perdesaan. (Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Analisis Kebijakan Pertanian: 2007), hal.16.

(29)

perlunya kemesraan didalam kehidupan bersama. Artinya, individu-individu tidak dapat hidup tanpa kerja sama dengan individu lain.20

Kelompok dipandang dari sudut yang berbeda-beda, pengertian kelompok dapat dipandang dari segi persepsi, motivasi, tujuan, interdependensi, dan juga dari segi interaksi yaitu :21

1. Dipandang dari segi persepsi yaitu melihat kelompok berdasarkan pada asumsi bahwa anggota kelompok sadar dan memiliki persepsi kolektif tentang hubungan mereka dengan anggota yang lain dan memiliki kemampuan untuk bertindak.

2. Pengertian kelompok atas dasar motivasi bahwa kelompok adalah kumpulan individu yang keberadaannya sebagai kumpulan memberikan reward kepada individu-individu.

3. Pengertian kelompok atas dasar tujuan, kelompok adalah suatu kesatuan yang terdiri atas dua orang atau lebih yang melakukan kontak hubungan untuk suatu tujuan tertentu yang telah disepakati.

4. Dari segi interpendensi kelompok adalah sekumpulan orang yang saling bergantung satu dengan lainnya.

5. Pengertian kelompok atas dasar interaksi kelompok adalah dua orang atau lebih berinteraksi satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi.

Dari beberapa pengertian tersebut diketahui bahwa pengertian kelompok memiliki ciri-ciri seperti dua orang atau lebih, ada interaksi diantara anggotanya,

20Slamet Santosa, Dinamika Kelompok, (Jakarta:Buni Aksara, 2009), hal. 17.

21Sunarru Samsi Hariadi, Dinamika Kelompok, Cet. 1, (Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, 2011), hal.8-9.

(30)

memiliki tujuan, memiliki sturuktur dan pola hubungan diantara anggota yang berarti ada peran, norma, dan hubungan antara anggota, serta merupakan satu kesatuan.

Melalui partisipasi kerja dan bekerja sama dalam kelompok, individu dapat memperoleh manfaat ekonomi yang lebih tinggi. Menurut Gibson Orang tertarik masuk kedalam suatu kelompok, antara lain :22

1. Kelompok membantu memberikan kepuasan psikologis yang utama seperti kebutuhan sosial, memberi dan menerima perhatian, dan afaksi.

2. Kelompok membantu mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai secara individual.

3. Anggota kelompok memberikan pengetahuan dan informasi yang tidak tersedia diluar kelompok.

4. Kelompok dapat memberi kebutuhan keamanan, keselamatan, dan perlindungan dari musuh.

5. Kelompok juga mendukung dari keberadaan identitas sosial yang menjadikan

konsep diri.

Mengenai perkembangan suatu kelompok, Umstot mengemukakan bahwa terdapat empat tahapan perkembangan suatu kelompok. Tahapan perkembangan tersebut adalah :23

22Gibson,J.L.,J.M. Ivancevich dan J.H. Donnelly, Organisasi : Perilaku, Struktur dan Proses, (Jakarta: Erlangga, 1995), hal. 12.

23Ibid, hal.19-20.

(31)

1. Forming. Forming adalah tahapan yang para anggota mulai menempatkan diri berhubungan secara interpersonal, mereka saling memperhatikan, bersahabat, dan mencoba melihat manfaat serta biaya menjadi anggota kelompok.

2. Storming. Pada tahapan ini, mulai banyak kegiatan dan pembentukan norma, konflik mulai terjadi karena masalah kepemimpinan, tujuan, norma, atau perilaku interpersonal, namun konflik belum tentu terjadi manakala kelompok dapat berpartisipasi bekerja efektif dan mampu mengatasi problem.

3. Norming. Pada tahap ini anggota kelompok belajar bekerja sama, mengembangkan norma dan kekompakan, kerja sama dan rasa tanggung jawab berkembang pada tahap ini.

4. Performing. Pada tahapan ini, ada kerja sama yang efektif dalam mengerjakan tugas. Selanjutnya beberapa kelompok dapat terus berkembang, namun ada juga yang kemudian mengalami kemunduran.

b. Fungsi Kelompok Tani

Pembinaan kelompok tani diarahkan untuk memberdayakan petani agar memiliki kekuatan mandiri, yang mampu menerapkan inovasi (teknis, sosial dan ekonomi) mampu memanfaatkan asas skala ekonomi dan mampu menghadapi resiko usaha sehingga memperoleh tingkat pendapatan dan kesejahteraan yang layak, untuk itu pembinaan diarahkan agar kelompok tani dapat berfungsi sebagai kelas belajar mengajar,

(32)

sebagai unit produksi, serta sebagai wahana kerjasama menuju kelompok tani sebagai kelompok usaha.24

1. Kelas belajar. Kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.

2. Wahana kerjasama. Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan pihak lain, melalui kerja sama ini diharapkan usaha lainnya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.

3. Unit produksi. Usaha tani yang dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok tani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai suatu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.

Kelembagaan kelompok tani perlu dilakukan penguatan kelembagaan dalam pengembangan kelompok usaha bersama, supaya dapat berperan dan berfungsi menjadi kelembagaan kooperatif dan produktif, yaitu sebagai berikut :

24Badan penyuluhan dan pengembangan SDM Pertanian, Rencana Strategis Tahun 2010-2014, (Jakarta: Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementrian Pertanian, 2010), hal. 21.

(33)

1. kelompok tani dapat membantu pengadaan sumberdaya finansial (modal) bagi anggota kelompok dalam mengembangkan usaha-usaha produktif.

2. kelompok tani sebagai lembaga usaha-usaha produktif dan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja dan usaha ditingkat kelompok,

3. kelompok tani sebagai lembaga ekonomi ditingkat kelompok, 4. kelompok tani sebagai unit usaha (enterprise) ditingkat kelompok.

1.6.3 Teori Partisipasi

Pelaksanaan suatu kegiatan tidak lepas dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang akan dicapai harus ada dukungan serta keikutsertaan dari setiap anggotanya baik secara mental, maupun secara emosional. Keterlibatan atau keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan merupakan partisipasi seseorang yang patut dihargai, serta diharapkan ada manfaat dan tujuan atas keikutsertaan tersebut. Partisipasi ditandai dengan keterlibatan seseorang dalam suatu kelompok baik moral maupun materil, serta adanya rasa tanggung jawab.

Partisipasi politik dipahami dalam dua konsep, yaitu partisipasi dan politik. Partisipasi berarti perihal turut berperan dan ikut serta atau berperan serta dalamkegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kekuasaan (power), kewenangan(authority), kehidupan public (publik life), pemerintahan (government), negara(state), konflik dan resolusi konflik (conlict and conflict resolution), kebijakan(policy), pengambilan keputusan (decision making), dan

(34)

pembagian (distribution),atau alokasi (allocation), sedangkan politik berarti teori, metode atau cara untukbisa meraih apa yang dituju. Partisipasi merupakan tarap partisipasi politik wargamasyarakat dalam kegiatan-kegiatan politik baik yang bersifat aktif maupun pasifdan bersifat langsung maupun tidak langsung guna mempengaruhi kebijakanpemerintah. Sementara dalam politik, Miriam Budiardjo menyatakan bahwapolitik adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Politik sangat eratkaitannya dengan masalah kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan publikdan alokasi atau distribusi.25

Partisipasi politik menurut Samuel Huntington dan Jhon M. Nelson merupakan kegiatan warga sipil (private citizen) yang bertujuan mempengaruhi pengambilan kebijakan oleh pemerintah. Sedangkan menurut Miriam Budiardjo, partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yakni dengan cara memilih pemimpinan negara, dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah.26

Ramlan Surbakti membagi dua bagian partisipasi politik, yaitu partisipasi aktif dan partisipasi pasif. Partisipasi aktif adalah mengajukan usul mengenai suatu kebijakan umum, mengajukan alternatif kebijakan umum yang berlainan dengan kebijakan yang dibuat pemerintah, mengajukan kritik dan perbaikan untuk meluruskan kebijakan, membayar pajak dan memilih pemimpin pemerintah.Sebaliknya, kegiatan yang termasuk dalam kategori partisipasi pasif

25Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, edisi ke Dua, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2010), hal. 179.

26Ibid, hal 179.

(35)

berupa kegiatan-kegiatan yang menaati pemerintah, menerima, dan melaksanakan setiap keputusan pemerintah.27

Milbrath dan Goel membedakan partisipasi politik menjadi beberapa kategori perilaku yakni:

a. Apatis, adalah orang-orang yang menarik diri dari proses politik.

b. Spectator, yaitu berupa orang-orang yang setidaknya pernah ikut dalam Pemilu.

c. Gladiator, yaitu orang-orang yang selalu aktif terlibat dalam proses politik.

d. Pengkritik, yaitu orang-orang yang berpartisipasi dalam bentuk konvensional.

Partisipasi politik dapat pula didasarkan pada jumlah pelaku, yaituindividual dan kolektif. Partisipasi politik individual ialah kegiatan warga negarasecara perseorangan terlibat dalam kehidupan politik. Adapun yang dimaksudpartisipasi politik kolektif adalah kegiatan warga negara serentak untuk mempengaruhi penguasa seperti kegiatan dalam pemilihan umum. Partisipasi kolektif dibedakan menjadi dua, yaitu partisipasi kolektif konvensional, seperti kegiatan dalam pemilihan umum dan partisipasi kolektif nonkonvensional (agresif), seperti pemogokan yang sah, pembangkangan warga negara (civil disobedience), pemilikan bangunan umum, dan huru-hara.28

Adanya kebebasan rakyat dalam menjalankan partisipasi politik menjadi ukuran untuk melihat eksistensi demokrasi dalam suatu negara. Ada banyak

27Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Widisarana Indonesia, 2007), hal. 142.

28A.A. Said Gatara dan Moh. Dzulkiah Said, Sosiologi Politik Konsep dan Dinamika Perkembangan Kajian, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2007), hal. 99.

(36)

bentuk partisipasi politik, diantaranya melalui pemberian suara (voting behavior), diskusi politik, kegiatan kampanye, ikut dalam kegiatan politik dan lain sebagainya.29

Adapun bentuk-bentuk partisipasi politik menurut Samuel Huntington dan Jhon M. Nelson, yaitu sebagai berikut:30

a. Bentuk kegiatan pemilihan, yang mencakup memberikan suara, sumbangansumbangan untuk kegiatan kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, mencari dukungan bagi seorang calon, atau melakukan tindakan yang bertujuan mempengaruhihasil proses pemilihan.

b. Bentuk Lobbying, yaitu upaya-upaya perorangan atau kelompok untuk menghubungi pejabat-pejabat pemerintah dan pemimpin-pemimpin politik dengan maksud untuk mempengaruhi keputusan mereka mengenai persoalan yang menyangkut sejumlah besar orang.

c. Bentuk kegiatan Organisasi, yang menyangkut partisipasi sebagai anggota atau pejabat dalam suatu organisasi dengan tujuan utamanya untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan oleh pemerintah.

d. Bentuk mencari koneksi, yaitu tindakan perorangan yang ditujukan terhadap pejabat-pejabat pemerintah dan biasanya dengan maksud memperoleh manfaat yang hanya dirasakan oleh satu orang atau beberapa orang saja.

29Sudijono, Sastroatmodjo, Perilaku Politik,(Semarang: IKIP Pres, 1995), hal. 5.

30Samuel Hungtinton dan Jhon M. Nelson, Partisipasi Politik: Tak Ada Pilihan Mudah, (Jakarta:

PT. Sangkala Pulsar, 1984), hal. 127.

(37)

e. Bentuk tindakan kekerasan, upaya untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan pemerintah dengan jalan menimbulkan kerugian fisik terhadap pejabat pemerintahan atau harta benda. Kekerasan dapat ditujukan untuk mengubah pimpinan politik (Dalam bentuk kudeta dan pembunuhan), mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah (Dalam bentuk huruhara dan pemberontakan, atau mengubah seluruh sistem politik dalam bentuk revolusi).

Kekerasan hanya dilakukan setelah tertutupnya kesempatan berpartisipasi politik secara damai.

1.6.4 Teori Masyarakat

Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan orang lain. Manusia tanpa manusia lainnya tidak akan mampu bertahan hidup.

Olehnya itu, keberadaan manusia diharuskan menyatu dengan manusia lain atau membentuk kelompok-kelompok manusia yang biasa kita kenal dengan sebutan masyarakat. Kata masyarakat sering kita dengar dan bahkan kita menggunakannya tetapi penggunaan kata masayarakat seringkali tercampuradukkan dalam kehidupan sehari-hari, di satu waktu kita menggunkanan kata “masyarakat” tetapi di lain waktu juga kita sering menggunakan kata “rakyat” padahal dua kata ini berlainan makna. Bahkan kata rakyat sering digunakan dalam menyebut kata masyarakat begitu pun sebaliknya menggunakan kata masyarakat dalam menyebut kata rakyat.

Masyarakat (society) diartikan sebagai sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar

(38)

interaksinya adalah antara individi-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “Masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, Musyarak . lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan- hubungan antara entitas-entitas. Masyarakat yaita sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai kalangan baik golongan mampu ataupun golongn tidak mampu, yang tinggal di dalam suatu wilayah dan telah memiliki hukum adat, norma- norma serta berbagai peraturan yang siap untuk ditaati. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdefenden (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu komunitas yang teratur.31

Masyarakat yang dikehendaki oleh Islam adalah masyarakat yang hidup teratur (beradap) memiliki tujuan dan mempunyai aturan main berkelompok untuk mewujudkan suatu tujuan. Masyarakat yang dibentuk atas dasar ideologi sekuler, juga memiliki norma dan nilai dikonstruksi berdasarkan ideologi dan tujuan yang juga dikehendaki berbeda dengan masyarakat yang dibentuk berdasarkan ikatan – ikatan teologis atau masyarakat religius. Tradisi dan kebiasaan merupakan manifestasi dari pemahaman dan pengamalan nilai-nilai dalam masyarakat, kebudayaan pun erinstitusionalisasi berdasarkan pemahaman umum masyarakat tersebut.32

Menurut Krech, masyarakat memiliki ciri atau unsur yaitu sebagai berikut:33

31Shadily Hasan, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal. 47.

32Syarifuddin Jurdi, Sosiologi Nusantara: Sosiologi Integralistik, Cet.1, (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2013), hal. 173.

33Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Prenada Putra Grafika, 2009), hal. 80-

(39)

a. Kumpulan orang

b. Sudah terbentuk sejak lama

c. Sudah memiliki sistem sosial atau struktur sosial tersendiri

d. Memiliki kepercayaan, sikap dan perilaku yang dimiliki bersama.

Istilah yang dikemukakan di atas, tidak ada perbedaan ungkapan yang mendasar, justru yang ada yaitu mengenai persamaannya. Paling utama itu adalah masyarakat yang merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama, kehidupan yang lama tersebut sehingga membangun dan hidup dalam tempat atau wilayah tertentu secara bersama-sama.

1.7. Metode Penelitian

Berdasarkan metode yang diterapkan, maka penulis menggunakan penelitian deskriptif. Sebab metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dimana data yang diperoleh disusun dan kemudian diinterpretasikan. Sehingga memberikan keterangan-keterangan terhadap masalah-masalah yang aktual berdasarkan data-data yang terkumpul. Langkah yang diambil dalam penelitian ini terlebih dahulu mendeskripsikan latar belakang yang mempengaruhi lahirnya kelompok tani. Kemudian rumusan latar belakang peran kelompok tani dalam

83.

(40)

partisipasi politik masyarakat desa dan mendeskripsikan bahwasanya kelompok tani yang semestinya diperkuat didesa karena sumber daya alam yang ada didesa bersandar pada bidang pertanian.

1.8. Jenis Penelitian

Menurut Hadari Nawawi, metode penelitian deskritif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagai mana adanya. Penelitian deskriptif melakukan analisis dan menyajikan data-data dan fakta-fakta secara sistematis sehingga dapat dipahami dan disimpulkan.34

Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan bagaimana peranan kelompok tani dalam partisipasi politik masyarakat didesa. Tentunya penelitian menggunakan data-data, konsep-konsep yang berguna sebagai kerangka acuan untuk menjelaskan hasil penelitian, menganalisis dan sekaligus untuk menjawab persoalan yang diteliti.

1.8.1. Teknik Pengumpulan Data

Data-data, keterangan atau fakta-fakta yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sumber data pustaka yang berasal dari buku- buku, jurnal, tabloid, serta literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

34 Hadar Nawawi. Metodelogi Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 1987. Hal 63

(41)

1.8.2. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisa kualitatif. Sebab penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan35.Dalam konteks ini tehnik komperatif digunakan untuk menganalisis Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Desa Sei Mencirim Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

Hal tersebut karena dominasi masyarakat petani yang berada didesa sangat berperan aktif dalam memberikan argumentasi dalam membangun dan menjalankan politik desa.

1.9. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL DESA SEI MENCIRIM DAN KELOMPOK TANI MAJU JAYA

35 John W. Creshwell. 2012. Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal 4

(42)

Bab Kedua ini akan menggamabarkan lokasi desa sei mencirim dan juga menjelaskan sejarah kelompok tani maju jaya secara khusus dalam sub bagiannya akan lebih membahas tentang hubungannya dengan partisipasi politik.

BAB III : ANALISIS PERANAN KELOMPOK TANI MAJU JAYA DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA

Di dalam Bab Ketiga akan memuat analisa data penelitian terhadap Peran Kelompok Tani Maju Jaya dalam partisipasi politik di Desa. Dalam sub bagiannya akan melihat tentang strategi kelompok tani dalam meningkatkan partisipasi politik anggota maupun masyarakat yang berada di Desa Sei Mencirim Kecamatan Kutalimbaru.

BAB IV : PENUTUP

Bab Keempat yaitu penutup akan meliputi kesimpulan-kesimpulan dari ulasan pembahasan sebelumnya, serta saran-saran bagi penulis yang berguna nantinya.

(43)

BAB II PROFIL DESA 2.1 KONDISI DESA

2.1.1 SEJARAH DESA

Desa Sei Mencirim dahulu bernama sungai mencirim merupakan daerah strategis dalam mengembangkan tanaman bakau. Karena daerahnya yang subur dan dikelilingi oleh sungai disepanjang perbatasan yaitu sungai minyak, sungai diski, dan sungai mencirim.

Pada tahun 1956 tidak ada lagi tanaman tembakau diwilayah Sei Mencirim dan sebagiam lahan tersebut menjadi areal pertanian/persawahan masyarakat dan berubah nama desa ini menjadi Desa Sei Mencirim hingga saat ini.

Luas wilayah Desa Sei Mencirim Kec Kutalimbaru Kab Deli Serdang ± 632 Ha dimana sebelah utara berbatas dengan Desa Sei Mencirm Kec sunggal dan disebalah selatan berbatas dengan Desa Sawit Rejo dan Desa Silebo-lebo sebelah timur berbatas dengan Desa Sei Mencirim Kec Sunggal dan disebelah barat berbatas dengan Desa Namorube Julu.

Jumlah penduduknya mencapai 5470 jiwa dengan jumlah 1471 kepala keluarga terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 2725 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 2745 jiwa. Pada tahun 1956 pengelola desa diserahkan kepada pemerintah daerah provinsi Sumut dan selanjutnya dilakukan pemilihan kepala desa yang pertama dan terpilih bapak Djase.36

36 Jumlah penduduk pada masa pemerintahan desa pertama

(44)

Pada masa pemerintahan kepala desa pertama ini, kegiatan desa Sei Mencirim banyak digunakan untuk menata kelembagaan kelompok masyarakat tersebut walaupun masih bersifat sederhana, mulai dari pembagian regu yang nantinya berkembang menjadi dusun pada penataan kelompok-kelompok pertanian, perkebunan, dan perdagangan. Selanjutnya setelah dua priode masa pemerintahan pak pak Djase, masyarakat desa Sei Mencirim memilih pimpinan baru pada tahun 1970 yang bernaman pak Rasyid, pemilihan kepala desa dilakukan secara langsung yang diiukuti oleh dua orang calon.

Selanjutnya pada tahun 1976 masyarakat desa Sei Mencirim untuk kedua kalinya melakukan pemilihan kepala desa dengan cara seperti pemilihan kepala desa pada saat sekrang ini, dengan beberapa calon kades dan sebelumnya melakukan adu visi dan misi dalam rencana pembangunan desa Sei Mencirim pada pemilihan kepala desa adalah Pak Kastolan rata-rata kepala desa Sei Mencirim ini menjabat selama 2 priode masa pemerintahan desa.

TABEL I

SEJARAH PERKEMBANGAN DESA

TAHUN KEJADIAN YANG BAIK KEJADIAN YANG BURUK 1956 Terbentuknya Desa Sei Mencirim

yang pertama kali yang dipimpin Kepala Desa pertama yang bernama Djase

Banyaknya warga desa yang pindah keluar desa akibat buruknya kondisi ekonomi di desa

(45)

1960 Sudah dibentuk oleh pemerintah kabupaten Deli Serdang. Sekolah dasar (3 lokal) beserta tenaga pengajar sebanyak 5 orang pada saat itu.

Kurangnya minat belajar masyarakat karena faktor ekonomi

1970 Adanya program pembangunan desa oleh Kabupaten Deli Serdang yang dikenal dengan nama BANGDES

Sangat banyak manfaat yang dirasakan oleh Masyarakat.

Juga Masih banyaknya buruh tani sehingga SDM sangat tertinggal pada waktu itu.

1980 Mulai adanya pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur dan adanya program abri masuk desa,dan kelompok klompencapir dari dinas pertanian kabupaten Deli Serdang

Meningkatkan taraf hidup

masyarakat dalam mengembangkan

perekonomian di desa. Tetapi masih kurangnya tenaga penyuluhan petani

1990 Program REPELITA (rencana pembangunan lima tahun) dibidang ekonomi , keamanan, serta banyaknya penyuluhan-penyuluhan dari dinas pertanian, dan juga dari dinas pendidikan, dan dinas-dinas lainnya.

Masih banyak yang menanam padi secara tradisional.

2000 Program peningkatan bidang Untuk kelompok ternak dalam

(46)

pertanian berupa bantuan pupuk dan induk ternak seperti kambing, sapi secara bergulir dikembalikan dangan atau setelah petani memanen hasilnya juga pengembangan pemeliharaan ternak secra bergulir setelah induk ternak tersebut beranak

- Program penerimaan Beras Raskin dan bantuan langsung tunai

- Program nasional pemberdayaan masyarakat

mandiri

menerima pinjaman bergulir banyak yang tidak mengembalikan karena kurang ketatnya peraturan yang mengikat.

Dalam penerimaan BLT dan raskin masyarakat banyak mengaku miskin, sehingga angka kemiskinan tersebut melonjak hingga 50% program tersebut PNPM dikelola oleh masyarakat yang disebut TPK desa yang diawasi secara management oleh PUK kecamatan kutalimbaru.

2011 Integrasi dalam perencanaan pembangunana desa

Sumber: Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Kutalimbaru, Desa Sei Mencirim : Rencana Kegiatan Pembangunan Desa Sei Mencirim Tahun Anggaran 2011-2015

(47)

2.1.2 DEMOGRAFI

Desa Sei Mencirim terletak di dalam wilayah kecamatan Kutalimbaru kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatra Utara yang berbatasan dengan:

¾ Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal

¾ Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sawit Rejo dan Desa Silebo-lebo Kecamatan Kutalimbaru

¾ Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal kabupaten Deli Serdang

¾ Sebelah barat berbatasan dengan Desa Namurambe Julu kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang

Luas wilayah Desa Sei Mencirim adalah 632 Ha dimana 60% daratan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian juga dimanfaatkan untuk persawahan tadah hujan. Iklim Desa Sei Mencirim sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pada lahan pertanian yang ada di desa Sei Mencirim kecamatan Kutalimbaru.

2.1.3 KEADAAN SOSIAL

Penduduk desa Sei Mencirim berasal dari berbagai daerah yang berbeda- beda, dimana mayoritas penduduknya yang paling dominan berasal dari provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat sehingga tradisi-tradisi musyawarah untuk mufakat, dan sebagian suku Batak Karo, gotong royong dan kearifan lokal yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya desa Sei Mencirim dan hal

(48)

tersebut secara efektif dapat menghindarkan adanya benturan-benturan antar kelompok masyarakat.

Desa Sei Mencirim mempunyai jumlah penduduk 5766 jiwa, yang terdiri dari laki-laki : 2802 jiwa, perempuan : 2964 orang dan 1471 kk, yang terbagi dalam 11 (sebelas) wilayah dusun, dengan rincian sebagai berikut:

TABEL II

JUMLAH PENDUDUK

DUSUN I

DUSUN I-A

DUSUN II

DUSUN III

DUSUN III-A

DUSUN IV

DUSUN V 121 KK

524 JIWA

129 KK 538 JIWA

151 KK 600 JIWA

160 KK 615 JIWA

90 KK 334 JIWA

153 KK 572 JIWA

149 KK 551 JIWA DUSUN

V-A

DUSUN V-A

DUSUN VII

DUSUN VIII 153 KK

577 JIWA

157 KK 596 JIWA

155 KK 582 JIWA

63 KK 259 JIWA

JUMLAH 1481 KK

5748 JIWA

Sumber: Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Kutalimbaru, Desa Sei Mencirim : Rencana Kegiatan Pembangunan Desa Sei Mencirim Tahun Anggaran 2011-2015

(49)

TABEL III

TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT DESA

PRA SEKOLAH

SD SLTP SLTA SARJANA PASCA

SARJANA 79 ORANG 132

ORANG

81 ORANG

52 ORANG

22 ORANG 14 ORANG

Sumber: Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Kutalimbaru, Desa Sei Mencirim : Rencana Kegiatan Pembangunan Desa Sei Mencirim Tahun Anggaran 2011-2015

Karena desa Sei Mencirim merupakan desa Wilayah (perkebunan/pertanian/perikana) maka sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani, selangkapnya sebagai berikut:

TABEL IV

PEKERJAAN

PETANI PEDAGANG PNS BURUH TANI

BURUH KEBUN

TNI POLRI

446 KK 307 KK 98 KK 340 KK 259 KK 12KK 9 KK Sumber: Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Kutalimbaru, Desa Sei Mencirim : Rencana Kegiatan Pembangunan Desa Sei Mencirim Tahun Anggaran 2011-2015

(50)

Penggunaan tanag di desa Sei Mencirim sebagai besar diperuntukkan untuk tanah pertanian dan perkebunan sedangkan sisanya untuk (tanah kering/lahan tidur) yang merupakan bangunan fasilitas-fasilitas lainnya

2.1.4 KEADAAN EKONOMI

Kondisi ekonomi masyarakat desa Sei Mencirim secara kasat mata terlihat jelas perbedaannya anatara rumah tangga yang berkategori miskin, sangat miskin, sedang, dan kaya. Hal ini disebabkan karena mata pencahariannya di sektor-sektor usaha yang berbeda-beda pula, sebagian besar di sektor non formal seperti buruh bangunan, buruh tani, petani sawah tadah hujan, perkebunan karet dan sawit dan sebagian kecil di sektor formal seperti PNS pemda, honorer, guru, tenaga medis, TNI/polri, dll

2.1.5 KONDISI PEMERINTAHAN DESA

• Pembagian wilayah desa

Pembagian wilayah desa Sei Mencirim dibagi menjadi 11 wilayah dusun, dan masing-masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara khusus, jadi di setiap dusun ada yang mempunyai wilayah pertanian dan perkebunan, sementara pusat desa berada di dusun II, satiap dusun dipimpin oleh seorang kepala dusun.

• Struktur Organisasi Pemerintahan Desa (SOPD)

(51)

Struktur organisasi desa Sei Mencirim kecamatan Kutalimbaru menganut sistem kelembagaan pemerintah desa dengan pola minimal, selengkapnya disajikan dalam gambar berikut : ( terlampir )

Sturuktur Pemerintahan Desa Sei Mencirim Kecamatan Kutalimbaru Tahun 2016

Kepala Desa : Eri Saputra

Sek. Desa : Hery Suryo Hadi

Bendahara : H.P Manurung, ST

Kaur Umum : Sution

Kaur Pemerintahan : Weni Hariani

Kaur Pembangunan :Johan Wahyu

Kadus I KP. Baru : Mastan

Kadus I-A STAL : P. Sembiring

Kadus II Pondok : A.Yahya

Kadus III S.P ADIOS: Susliadi

Kadus III-A : Kamsiar

Kadus IV : M. Sembiring

Kadus V : Aprijal

Kadus V-A : Wasrah

Kadus VI : Kamsiono

(52)

Kadus VII : M.Zein

Kadus VIII : Mariono

(53)

2.3 Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya”

2.3.1 Latar Belakang Berdirinya Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya”

Riwayat singkat berdirinya Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya” ini beriringan dengan keluhan dan perjuangan tuntutan pengembalian hak atas tanah di wilayah Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 21 kelompok yang terhimpun dalam satu wadah Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya”

terkhususnya kelompok petani yang tergabung di Desa Sei Mencirim dan Desa Namo Rube Julu, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang.

Diberinya nama Kelompok Masyarakat Petani “Maju Jaya” ini merupakan hasil dari musyawarah mufakat para anggota dimana Maju Jaya maksudnya adanya keinginan para tani Maju untuk Jaya dalam memperjuangkan tanah mereka dan selalu berjaya dalam hak kepemilikan tanah mereka.

Dimana ketua kelompok sebagai pemegang kuasa yang melaksanakan amanah masyarakat (rakyat) untuk melakukan upaya hukum dan menyampaikan permohonan tentang hubungan tuntutan pengembalian tanah di beberapa wilayah Kabupaten/Kota dimana termasuk tanah konsesi perkebunan Sei Mencirim yang dikelola oleh Perusahaan Belanda bernama Verennigde Deli Matchappij (VDM) pada saat itu. Dimana pada tanggal 14 September 1956/1957 penjajahan Belanda meninggalkan atau anjak kaki dari Bumi Persada Republik Indonesia yang dinyatakan bahwa Perkebunan Tembakau Deli Matchappij ditutup. Akan tetapi usaha perkebunan dilanjutkan oleh Bangsa kita yaitu Tembakau Deli I (TD I) dan Tembakau Deli II (TD II) dan PNP penggabungan menjadi PTP IX. Oleh karena

Gambar

TABEL II  JUMLAH PENDUDUK  DUSUN  I  DUSUN I-A  DUSUN II  DUSUN III  DUSUN  III-A  DUSUN IV  DUSUN V  121 KK  524  JIWA  129 KK 538 JIWA  151 KK 600 JIWA  160 KK 615 JIWA  90 KK 334 JIWA  153 KK 572 JIWA  149 KK 551 JIWA  DUSUN  V-A  DUSUN V-A  DUSUN VII
TABEL III

Referensi

Dokumen terkait

kelompok kecuali pada kelompok tani wanita yang tidak ada iuran wajib anggota, mengahadiri pertemuan yang diadakan oleh masing-masing kelompok, ikut serta dalam lomba-lomba,

Ada hubungan yang nyata antara tingkat partisipasi anggota kelompok tani dengan tingkat pendapatan usahatani di dalam kawasan hutan

Ada hubungan yang nyata antara tingkat partisipasi anggota kelompok tani dengan tingkat pendapatan usahatani di dalam kawasan hutan

Anggota Kelompok Tani mengikuti kunjungan Disperindang dalam melakukan evaluasi memperoleh pupuk bersubsidi. Anggota Kelompok Tani

Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan

1 Kelompok Tani Lestari memiliki 4 peran dalam meningkatkan pendapatan usahatani cabai rawit petani anggota, yakni sebagai penyalur sarana produksi dari pemerintah,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, partisipasi anggota kelompok tani dalam tahap perencanaan yang dilihat dari kehadiran dalam pertemuan, menyampaikan

Partisipasi Politik Masyarakat Bentuk Partisipasi Jumlah % Ikut kampanye Pemilu 2014 2 1,98 Ikut mengajak orang lain untuk ikut 3 2,98 kampanye dalam Pemilu 2014 Ikut menyumbang