• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Teknik Pengumpulan Data

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kabupaten Magetan

1. Keadaan Alam a. Letak Geografis

Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang terletak di ujung barat Provinsi Jawa Timur. Secara Astronomis, Kabupaten Magetan terletak diantara 7° 38′ 30" lintang selatan dan 111° 20′ 30" bujur timur. Kabupaten magetan merupakan kabupaten terkecil kedua se Jawa Timur setelah Sidoharjo. Luas wilayahnya sebesar 68.884,74 Ha yang terdiri dari 18 kecamatan dengan 235 desa atau kelurahan. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten magetan sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Ngawi, Kabupaten Madiun

Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Ponorogo Sebelah Barat : Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Karanganyar Sebelah Timur : Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo

Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang berpotensi di bidang pertanian dan pariwisata. Letak Kabupaten Magetan yang diapit oleh kabupaten-kabupaten yang lain, memungkinkan hasil-hasil pertanian dapat dipasarkan keluar terutama buah-buahan dan sayur- sayuran, maka hal ini akan menguntungkan bagi petani dan pedagang dalam hal ini adalah petani dan pedagang buah mangga Arumanis untuk memasarkan hasil produksi mereka kepada konsumen luar kota atau kabupaten.

b. Topografi

Kabupaten Magetan sebagian besar wilayahnya merupakan daerah perbukitan dengan tingkat kemiringan tanahnya rata-rata 0 – 30 %. Keadaan ini berpengaruh terhadap drainase, bila curah hujan tinggi, maka tidak terjadi genangan air. Kabupaten Magetan berada pada ketinggian antara 60 sampai dengan 1.660 meter diatas permukaan air laut. Hal ini yang menjadikan Kabupaten Magetan mampu

mencanangkan penanaman buah-buahan yang tersentra. Sebagai contoh penanaman buah mangga Arumanis tersentra di Kecamatan Parang.

c. Iklim

Kabupaten Magetan sebagian wilayahnya adalah perbukitan yaitu dibawah lereng Gunung Lawu sebelah timur sehingga relatif lebih dingin, suhu udara berkisar antara 16 – 20° C di daerah pegunungan dan 22 – 26° C di dataran rendah. Curah hujan yang turun mencapai 1.481 – 2.345 mm pertahun di dataran tinggi dan 876 – 1.551 mm pertahun di dataran rendah. Curah hujan mempengaruhi produksi hasil pertanian, dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah produksi buah mangga Arumanis, dimana curah hujan rendah produksi melimpah sedangkan curah hujan yang tinggi produksi menurun. d. Pemanfaatan Lahan

Jenis tanah mempunyai pengaruh terhadap kesuburan tanah sehingga akan berpengaruh juga pada keputusan dalam penggunaan wilayah. Penggunaan lahan di Kabupaten Magetan bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan dan kesesuaian dari kemampuan wilayah tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan wilayah di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 6. Luas Lahan Menurut Pemanfaatannya di Kabupaten Magetan Tahun 2008

Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase (%)

Sawah 28.355,98 41,16 Tegal 12.884,97 18,71 Bangunan/pekarangan 15.518,77 22,53 Hutan Negara 9.196,95 13,35 Hutan Rakyat 383,01 0,56 Lain-lain 2.545,06 3,70 ∑ 68.884,74 100,00

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Lahan di Kabupaten Magetan sebagian besar dimanfaatkan untuk sektor pertanian. Lebih dari sepertiganya dimanfaatkan untuk sawah yaitu sebesar 41,16 % atau 28.355,98 ha. Urutan kedua adalah

bangunan dan pekarangan, yaitu sebesar 15.518,77 ha atau 22,53 %. Lahan tegalan berada di urutan ketiga yaitu sebesar 12.884,97 ha atau 18,71 %. Kabupaten Magetan memiliki hutan negara seluas 13,35 % atau 9.196,95 ha; yang ditanami mahoni, pinus, sono, keling dan jati. Pemanfaatan lahan tersempit adalah hutan rakyat seluas 0,56 % atau sebesar 383,01 ha yang ditanami tanaman serupa. Pemanfaatan lahan untuk keperluan lainnya seluas 2.545,06 ha atau 3,70 % dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Magetan. Dari data tersebut dapat diketahui jika lahan yang berpotensi untuk pengembangan tanaman buah mangga Arumanis adalah lahan sawah, pekarangan dan tegal seluas 56.759,72 ha atau 82,40 % dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Magetan. Jenis lahan ini sangat mendukung untuk usahatani buah mangga Arumanis. Biasanya tanaman buah mangga Arumanis ditanam di areal persawahan, pekarangan dan tegalan. 2. Keadaan Penduduk

a. Pertumbuhan Penduduk

Penduduk merupakan sasaran dan pelaku dari pembangunan. Oleh karena itu salah satu keberhasilan pembangunan dipengaruhi oleh keadaan penduduk suatu daerah. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Magetan mengalami peningkatan dari tahun 2003 – 2007. Peningkatan jumlah penduduk dari lima tahun terakhir tidak begitu signifikan. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang masuk atau menetap dan menetap lebih banyak daripada penduduk yang mati atau pindah keluar Kabupaten Magetan. Jumlah penduduk di Kabupaten Magetan dari tahun 2003 hingga tahun 2007 dapat ditunjukkan pada Tabel 7 di bawah ini :

Tabel 7. Jumlah Penduduk Kabupaten Magetan dari Tahun 2004 – 2008

No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%)

1. 2004 687.773 -

2. 2005 689.445 2,4

3. 2006 691.185 2,5

4. 2007 692.248 1,5

5. 2008 693.274 1,5

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 7 diatas terlihat bahwa pada tahun 2004 jumlah penduduk Kabupaten Magetan sebanyak 687.773 jiwa. Tetapi setiap tahun mengalami pertumbuhan rendah. Pada tahun 2004 sampai tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 2,4 %. Tahun 2005 sampai tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 2,5 %. Kemudian pada tahun 2006 sampai tahun 2007 naik sebesar 1,5 %. Sedangkan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 pertumbuhannya sebesar 1,5 %. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Magetan dari tahun 2004 sampai tahun 2008 rata-rata kenaikannya sebesar 1,6 %. Kenaikan jumlah penduduk ini akan berpengaruh terhadap berbagai sektor terutama sektor pertanian. Kabupaten Magetan yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani merupakan daerah yang potensial untuk usahatani dan pemasaran buah mangga Arumanis.

b. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat mempengaruhi besarnya tenaga kerja terutama disektor pertanian yang dibutuhkan dalam usahatani, karena besarnya tenaga yang dihasilkan antara laki-laki dan perempuan itu berbeda. Keadaan penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut :

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Magetan Tahun 2004-2008

Jumlah penduduk (jiwa) Tahun

Laki-laki Perempuan Total Sex ratio

2004 332.352 355.421 687.773 93,51

2005 333.172 356.273 689.445 93,52

2006 334.177 357.008 691.185 93,60

2007 334.722 357.526 692.248 93,62

2008 335.292 357.982 693.274 93,66

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang terkecil terjadi pada tahun 2004 yaitu 332.352 jiwa untuk penduduk laki-laki dan 355.421 jiwa untuk penduduk perempuan. Sedangkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang terbesar terjadi pada tahun 2008 yaitu 335.292 jiwa untuk penduduk laki-laki dan 357.982 jiwa untuk penduduk perempuan. Dari tahun 2003 sampai 2008 jumlah penduduk perempuan lebih banyak apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Dari tahun ketahun rasio jumlah penduduk laki- laki dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan terus meningkat. Dilihat dari nilai sex ratio yang hampir selalu mendekati 100%, ini berarti kesempatan kerja antara penduduk laki-laki dan perempuan relatif sama.

c. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur

Keadaan penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penduduk usia non produktif dan penduduk usia produktif. Data mengenai penduduk berdasarkan kelompok umur di Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Jumlah Penduduk Kabupaten Magetan Menurut Golongan Umur Tahun 2008

Jenis Kelamin Kelompok Umur

(Tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah (Jiwa)

0 – 14 68.735 67.097 135.832

15 – 64 236.298 246.039 482.337

65 + 30.480 45.211 75.691

∑ 335.513 358.347 693.860

ABT 42 46 44

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Pada Tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk menurut kelompok usia produktif yaitu usia 15 – 64 tahun lebih besar daripada usia non produktif yang terdiri dari usia 0 – 14 tahun dan ≥ 65 tahun. Banyaknya penduduk usia produktif ini mendukung untuk dikembangkannya usahatani mangga Arumanis karena pada umumnya usia produktif mempunyai tenaga untuk melakukan kegiatan usahatani lebih baik daripada usia non produktif. Angka Beban Tanggungan bernilai 44 yang berarti setiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung 44 penduduk non produktif.

d. Keadaaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Keberhasilan sektor pertanian suatu wilayah dapat dilihat dari tingkat tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian. Besarnya penyerapan tenaga kerja akan dapat meningkatkan pendapatan per kapita penduduk, sehingga dapat menyejahteraan hidup penduduk pada wilayah tersebut. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel 10. berikut ini:

Tabel 10. Jumlah Penduduk di Kabupaten Magetan Menurut Mata Pencaharian Utama Tahun 2004-2008 (orang)

Tahun No. Sektor Perekonomian 2004 2005 2006 2007 2008 1. Pertanian 253.244 260.218 264.071 278.251 275.060 2. Pertambangan & galian 34 40 42 44 44 3. Industri Pengolahan 34.825 34.688 35.746 35.831 35.420 4. Listrik, Gas

dan Air Minum 534 547 532 527 522

5. Konstruksi 12.467 12.571 12.516 12.618 12.472 6. Perdagangan, Hotel 60.692 61.673 6.176 61.770 61.062 7. Angkutan & Komunikasi 6.532 5.491 5.561 6.506 6.432 8. Keuangan 1.643 1.653 1.689 1.758 1.738 9. Jasa 39.453 40.091 40.930 41.326 40.852 10. Lainnya 971 980 1.089 1.015 1.000 ∑ 410.39 408.94 368.35 439.65 434.60

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 10 di atas diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kabupaten Magetan bekerja di sektor pertanian. Sektor terbesar urutan kedua yang berperan dalam penyerapan tenaga kerja adalah sektor perdagangan, kemudian disusul oleh sektor jasa pada urutan ketiga, sektor industri urutan keempat dan urutan terakhir adalah pada sektor pertambangan dan galian.

3. Keadaan Perekonomian dan Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan dari tahun ke tahun terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan penduduk Kabupaten Magetan. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur melalui pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan tolak ukur kinerja perekonomian. Pertumbuhan PDRB dari tahun ke tahun setelah adanya krisis ekonomi belum menampakkan hasil yang maksimal. Hal ini nampak dari besarnya pertumbuhan ekonomi masih rendah meskipun relative positif yaitu yang ditunjukkan pada PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tiap-tiap sektor, sehingga usaha pemulihan perekonomian Kabupaten Magetan perlu untuk ditingkatkan. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk

melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun. Besarnya PDRB atas harga berlaku tersaji pada Tabel 11 dibawah ini :

Tabel 11. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Magetan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2004 - 2008

PDRB (%) No. Sektor Perekonomian

2006 2007 2008

1. Pertanian 32,83 32,30 31,48

2. Pertambangan & galian 0,70 0,64 0,61

3. Industri Pengolahan 8,11 8,21 8,33

4. Listrik, Gas dan Air

Minum 1,11 1,15 1,09

5. Konstruksi 6,36 6,45 6,64

6. Perdagangan, Hotel 23,86 24,13 24,76 7. Angkutan & Komunikasi 2,57 2,50 2,40

8. Keuangan 3,76 3,76 3,73

9. Jasa 20,70 20,86 20,95

∑ 100 100 100

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa PDRB didominasi oleh sektor pertanian dan perdagangan dan perhotelan. Dapat diketahui bahwa sumbangan sektor pertanian untuk Kabupaten Magetan masih dominan, sehingga jika sektor pertanian mengalami kenaikan secara signifikan maka dimungkinkan besaran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), tahun 2008 menyumbang 31,48 % yang berarti meningkat 0,18 % jika dibandingkan tahun 2007. Untuk kontribusi PDRB, selain sektor pertanian dan perdagangan yang memberikan kontribusi PDRB selain kedua sektor

tersebut yaitu sektor jasa, industri pengolahan, kontruksi, keuangan, angkutan dan komunikasi, listrik, gas, dan air minum serta pertambangan dan galian.

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar, di mana dalam penghitungan ini digunakan harga tahun 2000. Besarnya PDRB atas harga konstan tersaji pada Tabel 12 dibawah ini :

Tabel 12. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Magetan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2006 - 2008

PDRB (%) No. Sektor Perekonomian

2006 2007 2008

1. Pertanian 35,88 35,56 35,85

2. Pertambangan & galian 0,59 0,58 0,57

3. Industri Pengolahan 8,17 8,29 8,50

4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,93 0,91 0,90

5. Konstruksi 6,02 5,90 5,87

6. Perdagangan, Hotel 23,74 24,14 24,92

7. Angkutan & Komunikasi 2,04 2,00 2,00

8. Keuangan 4,17 4,23 4,33

9. Jasa 18,46 18,40 18,56

∑ 100 100 100

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat digunakan untuk mengetahui struktur perekonomian suatu daerah. Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa kegiatan perekonomian di Kabupaten Magetan ditopang oleh sembilan sektor perekonomian, antara lain sektor pertanian; sektor pertambangan dan galian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas, dan air minum; sektor bangunan/konstruksi; sektor perdagangan, hotel; sektor angkutan dan komunikasi; sektor keuangan; serta sektor jasa-jasa. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan dari Sembilan yang ada pada PDRB, 5 (lima) sektor menghasilkan pertumbuhan yang positif. Sektor yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah sektor perdagangan, perhotelan 0,78 %. Sektor pertanian mampu memberikan sumbangan

0,29%, sektor industry pengolahan 21%, sektor jasa sebesar 16%, dan sektor keuangan 10%.

4. Keadaan Pertanian a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian di Kabupaten Magetan ditunjang oleh lima subsektor, yaitu subsektor tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan, dan subsektor perikanan. Sektor pertanian menyumbang 32,48 % dari total PDRB Kabupaten Magetan. Pada subsektor tanaman pangan komoditi yang dihasilkan yaitu; padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau. Disamping tanaman pangan dengan padi sebagai bahan pangan pokok masyarakat, Kabupaten Magetan memiliki tanaman unggulan lainnya yaitu tanaman buah Mangga Arumanis dan Buah Jeruk Pamelo, serta buah-buahan lainnya. Hasil sub sektor tanaman bahan pangan tersebar di 18 kecamatan yang berada di Kabupaten Magetan. Jenis tanaman bahan pangan di Kabupaten Magetan tersaji pada Tabel 13 berikut :

Tabel 13. Jenis-jenis Komoditi Tanaman Pangan di Kabupaten Magetan tahun 2008

No. Jenis Komoditi Produksi (Kw)

A. Padi dan Palawija

Dokumen terkait