• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Letak Geografis dan Kondisi Administratif

Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Cianjur berada pada 6°21’-7°25’ Lintang Selatan dan 106°42’-107°25’ Bujur Timur. Kabupaten Cianjur memiliki luas ± 361,944 ha (RTRW Kabupaten Cianjur 2012) dengan batas-batas wilayah sebagai berikut (Gambar 6):

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta Sebelah Timur : Berbatasan Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung,

Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Garut Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudera Hindia

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor

Gambar 6 Peta administrasi Kabupaten Cianjur

Kabupaten Cianjur merupakan kabupaten nomor 2 (dua) terluas di Provinsi Jawa Barat yang memiliki 26 kabupaten / kota yaitu mencapai 9,68% dari luas keseluruhan wilayah Jawa Barat. Secara administrasi Kabupaten Cianjur dibagi ke dalam 32 kecamatan, 354 desa dan 6 kelurahan yang berada di wilayah kota Cianjur (Tabel 3). Secara umum Kabupaten Cianjur terbagi ke dalam 3 (tiga) wilayah, yaitu Cianjur Utara, Tengah dan Selatan. Wilayah yang paling luas di Kabupaten Cianjur

adalah bagian Cianjur Selatan yang terdiri dari atas 6 (enam) kecamatan dengan luas 40,80% dari total luas wilayah Kabupaten Cianjur. Berikut distribusi luas Kabupaten Cianjur berdasarkan wilayah kecamatan.

Tabel 3 Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Cianjur

No Kecamatan Jumlah desa/kelurahan Luas Wilayah ha % 1 Bojongpicung 11 desa 8.813 2,43 Utara 2 Cianjur 5 desa 2.609 0,72 6 kelurahan 3 Cibeber 18 desa 12.443 3,44 4 Cikalongkulon 18 desa 14.423 3,98 5 Cilaku 10 desa 5.241 1,45 6 Cipanas 7 desa 6.713 1,85 7 Ciranjang 9 desa 3.476 0,96 8 Cugenang 16 desa 7.596 2,10 9 Gekbrong 8 desa 5.05 1,40 10 Haurwangi 8 desa 4.607 1,27 11 Karangtengah 16 desa 4.841 1,34 12 Mande 12 desa 9.853 2,72 13 Pacet 7 desa 4.16 1,15 14 Sukaluyu 10 desa 4.791 1,32 15 Sukaresmi 11 desa 9.194 2,54 16 Warungkondang 11 desa 4.51 1,25

Jumlah 177 desa 6 Kel. 108.320 29.92

17 Campaka 11 desa 14.34 3,96 Tengah 18 Campakamulya 5 desa 7.41 2,05 19 Cijati 10 desa 4.854 1,34 20 Kadupandak 14 desa 10.438 2,88 21 Pagelaran 14 desa 19.904 5,50 22 Pasirkuda 9 desa 11.483 3,17 23 Sukanagara 10 desa 17.365 4,80 24 Takokak 9 desa 14.184 3,92 25 Tanggeung 12 desa 5.967 1,65 Jumlah 94 desa 105.945 29.27 26 Agrabinta 11 desa 9.72 5,45 Selatan 27 Cibinong 14 desa 23.486 6,49 28 Cidaun 14 desa 29.857 8,25 29 Cikadu 10 desa 18.821 5,20 30 Leles 12 desa 11.403 3,15 31 Naringgul 11 desa 28.022 7,74 32 Sindangbarang 11 desa 16.37 4,52 Jumlah 83 desa 147.679 40.8

Total desa/kel. 354 desa/ 361.944 100,00

6 kelurahan

Kondisi Fisik Wilayah

Wilayah Kabupaten Cianjur tersebar dalam rentang ketinggian yang sangat bervariatif yakni 7 – 2.962 mdpl. Cianjur utara pada umumnya adalah dataran tinggi dengan ketinggian mencapai 2.962 mdpl yang terletak di kaki Gunung Gede, di wilayah ini banyak dijumpai perkebunan dan persawahan. Cianjur tengah berupa daerah berbukit kecil dengan struktur tanah agak labil, di wilayah ini kerap terjadi bencana tanah longsor. Dekat perbatasan dengan Kabupaten Bogor terdapat Gunung Salak yang merupakan gunung api termuda, sebagian besar permukaannya ditutupi bahan vulkanik. Wilayah Cianjur tengah merupakan daerah perbukitan, namun juga terdapat dataran rendah persawahan, perkebunan yang dikelilingi oleh bukit-bukit kecil yang tersebar dengan keadaan struktur tanah yang labil. Wilayah Cianjur selatan pada umumnya adalah dataran rendah yang terdiri dari bukit-bukit kecil yang diselingi oleh pegunungan-pegunungan yang melebar hingga ke Samudera Hindia, di antara bukit-bukit dan pegunungan tersebut terdapat juga persawahan dan ladang huma. Wilayah Cianjur tengah dan selatan sering terjadi bencana alam berupa tanah longsor. Dataran terendah di Cianjur terletak pada ketinggian 7 mdpl.

Secara fisiologi wilayah Kabupaten Cianjur secara umum terbagi ke dalam 5 (lima) pengelompokan yaitu dataran, berombak, bergelombang, berbukit dan bergunung serta kombinasinya. (Bappeda Kabupaten Cianjur, 2008). Berdasarkan karakteristik topografi yang dimilikinya, Kabupaten Cianjur dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Dataran

Daerah dengan kemiringan lereng antara 0 – 8%, dataran ini berada di daerah pantai, alluvial sungai dan dataran lahar. Daerah dataran jarang terjadi erosi (tingkat erosinya rendah). Daerah dataran terdapat di wilayah Kecamatan Sukaresmi, Cikalongkulon, Cianjur, Ciranjang, Bojongpicung, sebelah utara Cibeber, Pagelaran, Tanggeung, Kadupandak dan sepanjang pantai selatan mulai dari Agrabinta sampai Cidaun.

2. Perbukitan berelief halus

Mempunyai bentuk permukaan yang bergelombang halus dengan kemiringan lereng 8 – 15%. Wilayah perbukitan berelief halus banyak dijumpai di sebelah utara Kecamatan Pacet, sebelah barat Kecamatan Takokak, sebelah timur Kecamatan Sindangbarang serta juga di wilayah Kecamatan Warungkondang dan Cidaun. 3. Perbukitan berelief sedang

Memiliki kemiringan lereng antara 15 – 25% dengan permukaan permukaan yang bergelombang sedang. Bentuk permukaan ini tersebar di daerah utara Kecamatan Mande, sebelah selatan Kecamatan Kadupandak dan Cibeber.

4. Perbukitan berelief agak kasar

Permukaan bergelombang agak kasar dengan kemiringan lereng 24 – 40%, bentuk permukaan ini terdapat di Kecamatan Takokak, bagian selatan dan utara dari Kecamatan Kadupandak, bagian utara Kecamatan Sukanagara, Agrabinta, sebelah utara Kecamatan Cidaun, sebelah selatan Kecamatan Pagelaran dan sebelah barat Tanggeung.

5. Perbukitan berelief kasar

Mempunyai permukaan yang bergelombang kasar sampai dengan sangat kasar, kemiringan lerengnya lebih dari 40%. Bentuk permukaan ini tersebar di

daerah selatan Kecamatan Sukaresmi, sebelah selatan Kecamatan Bojongpicung, Sukanagara, daerah Gunung Buleud, sebelah timur Kecamatan Takokak dan Gunung Sambul, sebelah Kecamatan Pagelaran, sebelah selatan dan utara Kecamatan Kadupandak serta Karangtengah yang membentuk gawir gerakan tanah yang tegak lurus, daerah Gunung Pangrango, Pasir Beser, Pasir Taman sampai Pasir Gambir, Pasir Negrog, Gunung Pondokcabang, Gunung Berenuk dan Pasir Gook.

Wilayah Kabupaten Cianjur pada umumnya terdiri dari sistem dataran, sistem perbukitan, dan sistem volkan. Sistem dataran dijumpai di sekitar Kecamatan Cianjur dan Ciranjang serta di sepanjang jalur aliran sungai. Sistem perbukitan umumnya terdapat di wilayah bagian tengah dan selatan Kabupaten Cianjur, sedangkan sistem volkan terutama di wilayah utara Kabupaten Cianjur yang merupakan lereng timur Gunung Gede. Sistem dataran terdiri dari dataran volkan yang cukup luas di sebelah barat Cianjur sampai Ciranjang serta dataran alluvial berupa cekungan dan teras sungai di sepanjang jalur aliran sungai Citarum, Cikundul, Cisokan, dan Cibuni. Dataran terbentuk dari bahan endapan sungai, breksi, dan lahar Gunung Gede yang bersifat basal dan intermediet. Sistem perbukitan mempunyai penyebaran cukup luas di bagian tengah dan selatan Kabupaten Cianjur, berupa bukit lipatan dengan bentuk wilayah bergelombang, berbukit, dan bergunung. Sistem perbukitan terbentuk dari batuan sedimen tua tersier dari Formasi Bentang Atas dan Bentang Bawah, tersusun terutama atas batu pasir bertufa dan batu liat.

Formasi Bentang Atas tersusun atas batu pasir bertufa berlapis, breksi tufa batu apung dan breksi tufa andesit, sedangkan Formasi Bentang Bawah tersusun atas batu pasir tufa berlapis, tufa batu apung dengan sisipan liat bernapal dan breksi andesit. Sistem volkan terutama terdapat di sebelah barat Cianjur yang merupakan bagian timur Gunung Gede dan juga di sekitar Gunung Wayang. Sistem volkan berdasarkan ketinggian, lereng, dan pola alirannya dibedakan menjadi lereng bawah, lereng tengah, dan lereng atas (kerucut volkan dan kaldera). Lereng atas Gunung Gede terbentuk dari bahan volkan muda yang tersusun dari lava breksi dan lahar bersifat andesitik dari Gunung Gede, bentuk wilayahnya bergunung, lereng lebih dari 35% dan merupakan lungur-lungur yang runcing, terjal, dan lembah yang dalam. Lereng atas Gunung Wayang tertutup oleh bahan volkan dari Gunung Kendeng berupa lahar dan lava bersifat andesitik yang menyebar sampai ke lereng bawahnya. Lereng tengah dan lereng bawah Gunung Gede terbentuk oleh bahan volkan muda dan bahan volkan lebih tua dengan susunan bahan yang hampir sama berupa lava, breksi, dan lahar andesitik dari Gunung Gede. Lereng bawah mempunyai bentuk wilayah berombak sampai bergelombang dengan lereng 5 – 15%, sedangkan pada lereng tengah mempunyai bentuk wilayah bergelombang, berbukit sampai bergunung, lereng 15 – 35% dan merupakan lungur-lungur volkan dengan punggung membulat, lembah-lembah terjal dan dalam..

Jenis tanah di wilayah Kabupaten Cianjur cukup beragam, paling tidak ada 7 (tujuh) jenis tanah menurut sistem klasifikasi Dudal dan Soepraptohardjo (1957) yang paling dominan yaitu aluvial, regosol, andisol, mediteran, latosol, podsolik merah kuning dan grumosol dengan persebarannya seperti yang tertera pada Gambar 7. Jenis tanah yang paling dominan di Kabupaten Cianjur adalah latosol dengan luas ± 217.205 ha (62,03%) dan podsolik merah kuning. Tanah latosol menyebar hampir merata mulai dari bagian utara (Cikalongkulon) sampai dengan

bagian selatan (Agrabinta dan Sindangbarang). Sementara tanah podsolik merah kuning banyak terdapat di bagian tengah dan selatan Cianjur. Permukaan tanah di Kabupaten Cianjur sebagian besar tertutup oleh batuan sedimen, terutama di wilayah Cianjur Selatan, sedangkan di wilayah Cianjur Utara banyak mengandung vulkanik. Jenis batuan lainnya adalah batuan alluvial yang tersebar di sepanjang Pantai Selatan, mulai dari Kecamatan Sindangbarang, Cibeber bagian Timur dan Bojong Picung yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat.

Gambar 7 Jenis tanah di Kabupaten Cianjur

Sumberdaya air di Kabupaten Cianjur tersedia dalam ukuran yang sangat banyak (melimpah). Sumberdaya air merupakan salah satu faktor yang sangat penting didalam mendukung berbagai macam kegiatan pembangunan, contoh pemanfaatan air dalam sektor pertanian, industri dan lain-lain. Berdasarkan hidrogeologinya sumber air dapat dibedakan menjadi air permukaan, mata air dan air tanah.

Kabupaten Cianjur memiliki potensi air permukaan yang sangat besar, contohnya adalah curah hujan, sungai, rawa dan daerah resapan air. Curah hujan tersedia hampir sepanjang tahun dengan bulan bulan 10 - 11 bulan (hampir tanpa bulan kering), karena curah hujan yang cukup tinggi tidak ada sungai yang mengalami kekeringan pada musim kemarau sekalipun. Sungai Citarum merupakan sungai utama yang mengalir dari wilayah Cianjur utara dan bermuara di laut Jawa. Sungai Citarum membentuk daerah aliran sungai (DAS) Citarum, yang terdiri atas

subsub DAS yang terbentuk dari Sungai Cibeet, Cikundul, Cibalagung dan Sungai Cisokan. Pada wilayah selatan Cianjur terdapat sub DAS Cibuni-Cilaki yang terdiri atas Sungai Cibuni, Sungai Cisokan, Sungai Cisadea, Sungai Ciujung dan Sungai Cilaki. Sub Das Cibuni-Cilaki bermuara di Samudera Hindia (bagian selatan Cianjur). Selain membentuk DAS, Sungai Citarum dimanfaatkan untuk waduk Jatiluhur, Cirata dan Saguling. Sementara itu daerah rawa terdapat di Kecamatan Pagelaran, Tanggeung, Cibinong dan Kadupandak dengan luas seluruhnya ± 33,5 ha sehingga dapat mengairi sawah seluas ± 1.431 ha. Daerah resapan air terdapat di bagian lereng pegunungan dan perbukitan, yang tersebar mulai dari daerah utara (puncak) sampai ke selatan. Mata air yang paling utama berada di sebelah timur lereng Gunung Gede, air dari sumber mata air ini ditampung oleh sungai Cilaku, Cisarua, Cicaringin dan Cikundul. Selain itu juga terdapat sumber mata air di daerah dataran tinggi Sukanagara – Campaka.

Bentuk ketersediaan sumberdaya air yang terakhir adalah potensi air tanah, meliputi air tanah bebas dangkal, air tanah bebas dalam, air tanah langka dan air tanah dangkal pantai. Air tanah bebas dangkal umumnya merupakan daerah pendataran lembah dan pantai serta daerah depresi (Depresi Cianjur, Depresi Pagelaran, Depresi Kadupandak, dan lain-lain). Air tanah bebas dangkal tersebut terdapat hampir di semua pendataran dan sudah banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik. Air tanah bebas dalam (TMA lebih dari 10 meter) terutama pada daerah perbukitan yang berada di antara wilayah mata air. Air tanah langka terdapat pada daerah perbukitan dengan batuan sedimen massif. Air tanah dangkal pantai meliputi pendataran sekitar pantai laut Samudera Indonesia dan Waduk Cirata. Pada zona ini bermuara sejumlah sungai yang senantiasa mengendapkan partikel-partikel hasil erosi dalam berbagai ukuran dan mengandung air. Air dangkal pantai ini tersebar di sepanjang pantai selatan Cianjur. Terdapat dua cekungan air tanah di wilayah Cianjur, yaitu Cekungan Utuh Kabupaten (CAT Cianjur) dan Cekungan Lintas Kabupaten (CAT Cibuni). Daerah imbuhan pada CAT Cianjur adalah daerah perbukitan yang diupayakan sebagai daerah konservasi air tanah, sedang daerah produksi air tanah terdapat pada pusat cekungan air tanah di Kecamatan Cianjur dan sekitarnya. Pada CAT Cibuni keterdapatan air tanah di kabupaten Cianjur lebih cenderung sebagai daerah imbuhan saja.

Berdasarkan kondisi iklim, secara umum Kabupaten Cianjur beriklim tropis lembab dengan suhu udara minimum 18º yang biasanya terjadi pada bulan Maret – April, sedangkan suhu maksimal adalah 24º yang biasanya terjadi pada bulan Oktober – November dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80 – 90%. Pada bulan November – Maret, angin bertiup ke arah tenggara yang biasanya berkaitan dengan musim hujan dan pada bulan Mei – September bertiup dari arah barat laut yang biasanya berkaitan dengan musim kemarau. Musim kemarau terjadi pada bulan Agustus sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember – Januari.. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, Kabupaten Cianjur beriklim basah yaitu Tipe A (daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika) dan Tipe B (daerah basah dengan vegetasi hutan hujan tropika) dan sebagian kecamatan mempunyai Tipe C (daerah agak basah dengan vegetasi hutan rimba, di antaranya terdapat jenis vegetasi yang daunnya gugur pada musim kemarau) dan Tipe D (daerah sedang dengan vegetasi hutan musim). Kondisi curah hujan di Kabupaten Cianjur sangat bervariasi. Curah hujan rata-rata di wilayah pesisir berkisar antara 2000 mm/tahun sampai dengan 3500 mm/tahun Wilayah yang memiliki curah

hujan paling tinggi adalah Kecamatan Sukanagara, Pagelaran dan sedikit di wilayah Kecamatan Kadupandak yakni dengan tingkat curah hujan 4000 – 4500mm/tahun. Sementara Kecamatan yang paling rendah curah hujannya adalah Kecamatan Cibinong dan Cidaun dengan tingkat curah hujan sebesar 2000 – 2500 mm/tahun (Gambar 8).

Gambar 8 Sebaran kelas curah hujan di Kabupaten Cianjur Karakteristik Demografi

Menurut data BPS Kabupaten Cianjur tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Cianjur adalah sebesar 2,231,107 jiwa yang terdiri atas 1,153,993 jiwa laki-laki dan 1,077,144 jiwa perempuan dengan kepadatan penduduk rata-rata 617 jiwa/Km2. Konsentrasi penduduk terbesar ada di Kecamatan Cianjur yaitu 162,714

jiwa (7.29%). Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit ada di Kecamatan Campakamulya dan Leles. Jika di breakdown ke dalam kecamatan, maka Kecamatan Cianjur memiliki angka kepadatan penduduk tertinggi yaitu sebesar 6.223 jiwa/Km2, sementara kecamatan dengan angka kepadatan penduduk paling

rendah adalah Kecamatan Naringgul yakni jiwa/Km2. Berdasarkan data survei tenaga kerja nasional (Sakernas) jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja adalah sebanyak 899,502 jiwa dari keseluruhan 1,013,648 jiwa, sedangkan sisanya sebanyak 114,146 jiwa berstatus sebagai pengangguran.

Sementara itu berdasarkan lapangan kerja utama penduduk Kabupaten Cianjur dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kelompok utama (Gambar 9) yaitu kelompok pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan, kelompok industri pengolahan, kelompok perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel, kelompok jasa kemasyarakatan dan kelompok lainnya (pertambangan dan penggalian, listrik, gas & air, bangunan, angkutan, pergudangan, dan komunikasi, keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan).

Gambar 9 Distribusi jumlah tenaga kerja berdasarkan lapangan usaha utama di Kabupaten Cianjur

Mayoritas penduduk di Kabupaten Cianjur bekerja di lapangan usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan, sementara penduduk paling sedikit bekerja di lapangan industri pengolahan. Sementara itu berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas penduduk yaitu sebanyak 615,069 adalah tamatan SD, lalu diikuti dengan tamatan SMP sebesar 142,246, tidak tamat SD 110,490 orang, tamatan SMA 99,286 orang dan terakhir tamatan perguruan tinggi 46,557.

Keadaan Perekonomian

Kondisi perekonomian suatu daerah atau wilayah dapat dianalisis dari seberapa besar perubahan tingkat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Pertumbuhan ekonomi memberi petunjuk adanya perubahan ekonomi ke arah yang lebih baik di suatu wilayah dalam satu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga mengindikasikan kenaikan kapasitas produksi pada sebuah sektor perekonomian sehingga dapat dianggap sebagai sebuah keberhasilan pembangunan dari sudut pandang tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dengan cara melakukan analisis sederhana menggunakan data produk domestik regional bruto (PDRB) pada titik waktu tertentu. Produk domestik regional bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh aktivitas seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.

Sebagai sebuah wilayah yang memiliki potensi sumberdaya alam di bidang pertanian yang cukup menonjol, perekonomian Kabupaten Cianjur didominasi oleh sektor pertanian dengan tingkat distribusi sebesar 42.16% sampai dengan 44.77%. urutan kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, ketiga adalah sektor jasa-jasa masing-masing dengan share sebesar 27.72% dan 10.15% pada tahun 2012. Selain memiliki potensi pada sektor pertanian yang cukup besar, Kabupaten Cianjur juga memiliki potensi pariwisata yang cukup baik, seperti: Kebun Raya

45% 8% 20% 13% 14% Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan Industri Pengolahan Perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel Jasa kemasyarakatan Lainnya

Cibodas,Taman Nasional Gede Pangrango, Taman Bunga Nusantara Danau Cirata, Ziarah Makam Dalem Cikundul dan wisata bahari di wilayah pantai Cianjur Selatan. Distribusi produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Cianjur dari tahun 2008 - 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Distribusi persentase share PDRB Kabupaten Cianjur atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan usaha tahun 2008 - 2012

Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

Pertanian 44.77 43.79 44.47 43.51 42.16

Pertambangan dan Penggalian 0.12 0.13 0.12 0.12 0.12

Industri Pengolahan 2.74 2.83 2.78 2.82 2.93

Listrik, Gas dan air Bersih 0.77 0.79 0.79 0.82 0.85

Bangunan 3.15 3.22 3.14 3.24 3.35

Perdagangan, Hotel dan Restoran 25.91 26.42 26.30 26.96 27.72

Pengangkutan dan Komunikasi 7.31 7.53 7.50 7.38 7.57

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

5.29 5.32 5.06 5.21 5.15

Jasa-Jasa 9.92 9.98 9.84 9.93 10.15

Sumber BPS Kabupaten Cianjur Tahun 2009-2013

Sektor pertanian merupakan sektor yang paling besar dalam memberi kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Cianjur yaitu berkisar antara 42.16% sampai dengan 44.77%, lalu di ikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan share 25.91 – 27.72%., kemudian sektor jasa-jasa sebesar 9.92 sampai 10.15%. Sementara itu sektor ekonomi lainnya jauh berada di bawah share kedua sektor tersebut. Sektor yang memiliki share paling kecil adalah sektor pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 0.12% sampai dengan 0.13%. Dengan demikian sektor pertanian adalah sektor yang yang paling utama di Kabupaten Cianjur karena memiliki share paling besar dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Cianjur. Namun persentase kontribusinya terus mengalami penurunan dari Tahun 2008 sampai 2012 (Gambar 10).

Gambar 10 Share sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Cianjur tahun 2008 - 2012

Pada tahun 2008 share sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Kabupaten Cianjur mencapai angka 44. 77%, kemudian pada tahun 2009 share tersebut mengalami penurunan menjadi 43. 79 atau berkurang sekitar 0.98%. tahun

40.50 41.00 41.50 42.00 42.50 43.00 43.50 44.00 44.50 45.00 2008 2009 2010 2011 2012 P e rs e n t a s e Tahun Pertanian

2010 mengalami kenaikan sebesar 0.68% dari tahun sebelumnya menjadi 44.47%. namun secara perlahan kontribusi dari sektor pertanian kembali mengalami penurunan masing-masing menjadi 43.51% dan 42.16% pada tahun 2011 dan 2012. Jika dilihat dalam interval waktu 5 (lima) tahun share dari sektor pertanian mengalami penurunan sebesar 2.61%. Menurunnya angka kontribusi PDRB tidak mengakibatkan sektor pertanian mengalami pertumbuhan negatif, malah berdasarkan laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian menunjukkan adanya

kenaikan pertumbuhan meskipun juga sempat mengalami penurunan. Selama 5 (lima) tahun data PDRB yang diamati, sektor pertanian mengalami penurunan

laju pertumbuhan sebanyak 2 (dua) kali dan mengalami kenaikan laju pertumbuhan juga 2 (dua) kali. Pada tahun 2012 laju pertumbuhan sektor pertanian sebesar 4.56% sedikit di bawah laju pertumbuhan PDRB total Kabupaten Cianjur sebesar 5.08% (Tabel 5).

Tabel 5 Laju pertumbuhan (%) PDRB Kabupaten Cianjur atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan usaha tahun 2008 - 2012

Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

Pertanian 1.76 5.55 2.27 1.50 4.56

Pertambangan dan Penggalian 5.52 2.73 (2.18) 8.08 (2.40)

Industri Pengolahan 7.22 2.21 6.07 8.87 6.15

Listrik, Gas dan air Bersih 6.47 4.45 9.06 7.61 4.23

Bangunan 6.40 1.23 8.00 8.26 8.52

Perdagangan, Hotel dan Restoran 6.05 3.49 7.15 7.68 5.85

Pengangkutan dan Komunikasi 7.12 3.50 2.89 7.46 5.54

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4.65 (1.27) 7.66 3.53 5.20

Jasa-Jasa 4.66 2.47 5.57 7.02 3.41

Total laju pertumbuhan PDRB 4.04 3.93 4.53 4.74 5.08

Sumber : BPS Kabupaten Cianjur Tahun 2009 – 201

Secara umum kondisi perekonomian Kabupaten Cianjur relatif stabil, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan total PDRB kabupaten yang hampir selalu mengalami kenaikan. Secara umum sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Cianjur memberikan kinerja yang baik, ini ditandai dengan nilai laju pertumbuhan yang positif. Laju pertumbuhan PDRB dapat mengukur tingkat kemajuan ekonomi suatu wilayah, sehingga dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur tingkat kemakmuran masyarakatnya.

Jika dibandingkan laju pertumbuhan sektor pertanian dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Cianjur (Gambar 11) terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cianjur lebih stabil dari pada sektor pertanian. Pada tahun 2008 laju pertumbuhan sektor pertanian sebesar 1.76% , pada tahun 2009 naik menjadi 5.55%. Namun pada tahun 2010 turun menjadi 2.27%, lalu pada tahun 2011 kembali turun menjadi 1.50%. Tahun 2012 laju pertumbuhan sektor pertanian mengalami kenaikan menjadi 4.56%. Sementara itu laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Cianjur tahun 2008 sebesar 4.04%, lalu turun menjadi 3.93% pada tahun 2010. Tahun 2011 naik menjadi 4.74%, kemudian tahun 2012 naik lagi menjadi 5.08%. Dengan demikian laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Cianjur lebih stabil karena hanya mengalami penurunan satu kali dan tidak terlalu signifikan, sedangkan laju pertumbuhan sektor pertanian mengalami penurunan sebanyak dua kali dalam jumlah yang signifikan.

Gambar 11 Perbandingan laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian dan PDRB Kabupaten Cianjur tahun 2008-2012

Perbandingan antara laju pertumbuhan dengan share sektor pertanian menunjukkan kondisi yang berbeda (Gambar 12). Share sektor pertanian menunjukkan grafik yang semakin menurun sedangkan laju pertumbuhannya menunjukkan grafik yang lebih fluktuatif dengan kecenderungan yang semakin meningkat.

Gambar 12 Perbandingan laju pertumbuhan dan share PDRB sektor pertanian di Kabupaten Cianjur tahun 2008 - 2012

Melalui Gambar 12 dapat dilihat bahwa, pada tahun 2008 laju pertumbuhan sektor pertanian sebesar 1.76%, sedangkan share sektor pertanian sebesar 44.77%. Tahun 2009 laju pertumbuhan naik menjadi 5.55%, namun share sektor pertanian turun menjadi 43.79% . Tahun 2010 laju pertumbuhan turun menjadi 2.27, namun share sektor pertanian justru naik menjadi 44.47%. Tahun 2011, baik laju pertumbuhan maupun share mengalami penurunan masing-masing menjadi 1.50% dan 43.51%. Tahun 2012 laju pertumbuhan meningkat menjadi 4.56%, sebaliknya share sektor pertanian turun menjadi 42.16%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, semenjak tahun 2010 sampai 2012 laju pertumbuhan sektor pertanian mengalami kenaikan, sedangkan share sektor pertanian dalam kurun waktu yang sama mengalami penurunan. Kondisi ini memberi indikasi bahwa, pertumbuhan sektor-sektor lain di Kabupaten Cianjur relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pertanian. Oleh karena itu pertumbuhan yang tercipta pada sektor pertanian, tidak mampu meningkatkan share sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Cianjur.

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 2008 2009 2010 2011 2012 P e rs e n t a s e Pertanian Laju pertumbuhan Pertanian Share 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 2008 2009 2010 2011 2012 Laju P e r tu m b u h an (% ) Pertanian Total PDRB

Dokumen terkait