• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

5.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di PPN Palabuhanratu

Nelayan merupakan bagian penting dari unit penangkapan ikan. Hal ini dikarenakan nelayan merupakan pelaku aktif dalam operasi penangkapan ikan. Perubahan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2013

No. Tahun Jumlah Nelayan (Orang)

1 2006 4.371 2 2007 5.994 3 2008 3.900 4 2009 4.453 5 2010 4.474 6 2011 4.569 7 2012 4.799 8 2013 5.081 Sumber: PPN Palabuhanratu (2014)

Tabel 3 menunjukkan setiap tahunnya jumlah nelayan yang ada di Palabuhanratu terus mengalami perubahan. Selama kurun waktu 2006-2013, jumlah nelayan terbanyak terdapat pada tahun 2007, yaitu sebesar 5.994 orang. Sementara itu, pada tahun 2008 tercatat 3.900 orang nelayan yang juga merupakan jumlah terendah dalam kurun waktu tersebut. Jumlah nelayan terus mengalami peningkatan pada tahun 2009-2013 dari 4.453 orang menjadi 5.081 orang.

5.2.2 Volume dan Nilai Produksi Perikanan di PPN Palabuhanratu dan Ikan Tuna Mata Besar

Semenjak diresmikan beroperasinya Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, perkembangan produksi dan nilai produksi ikan mengalami fluktuasi. Volume produksi ikan dinilai dari seluruh jumlah ikan, baik dalam satuan ekor ataupun kilogram yang ditangkap dari suatu kegiatan industri perikanan tangkap. Nilai produksi adalah nilai yang diberikan terhadap suatu produksi (dalam rupiah). Komoditas dalam penelitian ini adalah ikan tuna mata besar. Oleh karena itu, volume dan nilai produksi ikan tuna mata besar akan dibandingkan dengan volume dan nilai produksi ikan secara keseluruhan. Perkembangan volume dan nilai produksi ikan keseluruhan dan ikan tuna mata besar yang didaratkan di PPN Palabuhanratu dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4 Volume dan nilai produksi ikan keseluruhan dan ikan tuna mata besar yang didaratkan di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2013

Tahun Total Volume Produksi Ikan (Kg) Total Nilai Produksi Ikan (Rp) Volume Produksi Ikan Tuna Mata Besar (Kg)

Nilai Produksi Ikan Tuna Mata Besar

(Rp)

Persentase Ikan Tuna Mata Besar Volume Produksi (%) Nilai Produksi (%) 2006 5.461.561 32.550.912.620 562.035 5.472.673.900 10,29 16,81 2007 6.056.256 38.695.760.654 1.289.866 12.848.811.900 21,30 33,20 2008 4.580.683 42.562.536.675 1.403.295 21.790.506.000 30,64 51,20 2009 3.950.267 56.735.939.610 1.272.155 30.764.593.500 32,20 54,22 2010 6.744.292 144.701.150.000 2.525.957 71.569.213.000 37,45 49,46 2011 6.539.133 120.339.550.319 1.940.034 56.115.343.400 29,67 46,63 2012 8.846.526 183.439.608.741 2.317.613 72.430.878.052 26,20 39,48 2013 7.929.073 213.439.504.947 2.504.036 86.615.016.150 31,58 40,58 Sumber: PPN Palabuhanratu (2007-2014)

Produksi ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu dari tahun 2006- 2013 pada Tabel 4 mengalami fluktuasi. Akan tetapi nilai produksi ikan terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut mencapai Rp 213.439.509.947 pada tahun 2013. Nilai produksi pada tahun 2013 ini merupakan nilai produksi tertinggi sejak diresmikannya PPN Palabuhanratu pada tahun 1993. Produksi ikan tuna mata besar pada Tabel 4 juga mengalami fluktuasi, sedangkan nilainya terus mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp 86.615.016.150. Berdasarkan Tabel 4, pada tahun 2010 ikan tuna mata besar menyumbang sekitar 37,45% dari total produksi ikan di PPN Palabuhanratu. Persentase ini merupakan yang terbesar dalam periode tahun 2006-2013. Sementara itu, ikan tuna mata besar menyumbang sekitar 54,22% dari total nilai produksi ikan di PPN Palabuhanratu pada tahun 2009. Hal-hal tersebut mendukung adanya data yang menyebutkan bahwa pada tahun 2007 dan 2009-2013, ikan tuna mata besar merupakan ikan dengan produksi terbanyak yang didaratkan di PPN Palabuhanratu (PPN Palabuhanratu 2007-2014). Ikan tuna mata besar yang didaratkan di lokasi ini ditangkap dengan berbagai alat tangkap. Alat tangkap tersebut adalah tuna longline, gillnet, pancing tonda, payang, dan purse seine.

Ikan tuna mata besar merupakan komoditas unggulan di PPN Palabuhanratu. Selain ikan tuna mata besar, Palabuhanratu juga memiliki beberapa komoditas ikan unggulan lainnya. Komoditas tersebut antara lain ikan tuna sirip kuning (madidihang), cakalang, tuna albakora, layur, dan tembang. Ikan tangkapan dari Palabuhanratu ini tak hanya didistribusikan di daerah

Palabuhanratu saja, namun didistribusikan ke daerah lain seperti Sukabumi, Jakarta, dan diekspor ke Jepang, Korea, Cina, dan Amerika Serikat.

5.2.3 Alat Tangkap

Alat tangkap ikan merupakan perlengkapan yang digunakan nelayan dalam kegiatan penangkapan ikan. Jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di Palabuhanratu adalah pancing, payang, rampus, gillnet, bagan, purse seine, dan rawai tuna. Perkembangan jumlah unit alat tangkap dalam kurun tahun enam tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah alat tangkap di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2013

Jenis Alat Tangkap (Unit) Jumlah No. Tahun PYG PCG JR RWI BGN TML PRS GLN TLN (Unit) 1 2006 1.812 2.807 476 61 2.333 185 6 581 204 8.465 2 2007 159 443 101 27 267 33 9 135 155 1.329 3 2008 45 294 35 7 200 30 3 50 110 774 4 2009 971 2.282 553 - 164 93 18 369 275 4.725 5 2010 533 2.117 301 2 453 235 12 118 437 4.208 6 2011 375 1.855 118 1 79 90 13 77 331 2.939 7 2012 397 2.944 338 - 148 158 12 70 741 4.808 8 2013 1.332 6.654 716 46 1.510 669 42 46 384 11.399 Sumber: PPN Palabuhanratu (2007-2014)

Ket: PYG=Payang, PCG=Pancing, JR=Jaring Rampus, RWI=Rawai, BGN=Bagan,TML=Trammel Net, PRS=Purse Seine, GLN=Gillnet, TLN=Tuna Longline

Jenis alat tangkap yang paling dominan yang ditunjukkan pada Tabel 5 adalah pancing, bagan, payang, dan tuna longline. Jumlah alat tangkap terbanyak dari tahun 2006-2013 adalah pancing. Pancing ini terdiri dari pancing tonda dan pancing ulur. Tahun 2013 terdapat 1.332 unit pancing, dimana 56% dari unit pancing ini menggunakan alat bantu penangkapan rumpon. Jumlah unit alat tangkap tertinggi adalah pada tahun 2013 sebesar 11.399 unit, sedangkan jumlah terendah pada tahun 2008, yaitu 774 unit. Peningkatan jumlah alat tangkap ini dapat disebabkan oleh peningkatan jumlah nelayan pada tahun 2013 sebesar 5.081 orang. Peningkatan jumlah alat tangkap yang tidak terkendali dapat mengakibatkan sumberdaya ikan mengalami kondisi overfishing.

5.2.4 Kapal

Kapal penangkap ikan adalah kapal perikanan yang secara khusus digunakan untuk menangkap ikan termasuk menampung, menyimpan, dan mengawetkan (PPN Palabuhanratu 2014). Kapal merupakan salah satu unit

penangkapan ikan yang sangat penting. Kapal yang digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan di Palabuhanratu terbagi menjadi dua bagian, yaitu Perahu Motor Tempel (PMT) dan Kapal Motor (KM). Perahu motor tempel adalah perahu yang menggunakan mesin luar atau meletakkan mesin di luar badan kapal (outboard). Kapal motor adalah kapal yang menggunakan mesin dalam atau meletakkan mesin di dalam badan kapal (inboard). Jumlah kapal penangkapan ikan yang digunakan di Palabuhanratu dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Jumlah kapal penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2013 No.

Jenis Kapal (Unit)

Tahun PMT KM Jumlah (Unit)

1 2006 511 287 798 2 2007 531 321 852 3 2008 416 230 646 4 2009 364 394 758 5 2010 346 491 837 6 2011 461 629 1.090 7 2012 478 425 903 8 2013 463 442 885 Sumber: PPN Palabuhanratu (2014)

Kapal yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan di Palabuhanratu pada umumnya adalah menggunakan perahu motor tempel. Namun, pada tahun 2009-2011, kapal motor lebih banyak dibandingkan dengan perahu motor tempel, yaitu sebanyak 394 unit pada tahun 2009, 491 unit pada tahun 2010, dan semakin meningkat pada tahun 2011 sebesar 629 unit. Namun, pada tahun 2012-2013 kapal motor mengalami penurunan dan jumlahnya lebih rendah dibandingkan dengan perahu motor tempel. Jumlah kapal terbanyak terdapat pada tahun 2011, yaitu sebesar 1.090 unit.

Terdapat perbedaan apabila jumlah kapal dibandingkan dengan jumlah alat tangkap yang terdapat pada Tabel 5. Jumlah kapal mengalami penurunan pada tahun 2013, namun alat tangkap meningkat drastis pada tahun yang sama. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa alat tangkap yang berada dalam satu kapal, sehingga menyebabkan banyaknya alat tangkap yang terdapat pada data. Selain itu, adanya beberapa kapal yang bermasalah dengan perizinan menyebabkan pengurangan jumlah kapal yang terdata.

5.2.5 Fasilitas PPN Palabuhanratu

PPN Palabuhanratu merupakan pelabuhan perikanan yang dikategorikan ke dalam klasifikasi pelabuhan perikanan tipe B. Kelancaran kegiatan dan aktivitas perikanan tangkap sangat dipengaruhi oleh ketersediaan serta kelengkapan fasilitas di pelabuhan perikanan tersebut. Fasilitas yang ada di pelabuhan perikanan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang.

Fasilitas pokok merupakan fasilitas dasar untuk menunjang segala aktivitas utama penangkapan ikan, baik kegiatan di darat maupun di laut. Fasilitas pokok ini meliputi Dermaga I dan Dermaga II. Dermaga berfungsi untuk tempat bertambat dan berlabuhnya kapal dalam melakukan bongkar muat produksi serta pengisian bahan bakar minyak kapal.

Fasilitas fungsional merupakan fasilitas yang mendukung kegiatan operasional di pelabuhan perikanan. Fasilitas fungsional terdiri atas gedung TPI, rumah pompa, balai pertemuan nelayan, kantor pelabuhan, posyandu I dan II, pos jaga, depot air bersih, dan galangan kapal. Selain fasilitas pokok dan fungsional, PPN Palabuhanratu juga memiliki fasilitas penunjang. Fasilitas penunjang merupakan fasilitas yang berfungsi untuk meningkatkan peranan pelabuhan dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas di pelabuhan perikanan. Fasilitas penunjang yang terdapat di PPN Palabuhanratu terdiri atas rumah dinas, MCK, Mushalla, tempat parkir, guest house, puskesmas nelayan, dan warung. Keadaan perikanan di lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 4.

Dokumen terkait